Pangeran tidur - 5

0 comments

Temukan kami di Facebook
"Jangan disitu..," bisik sang gadis menahan usaha penetrasi sang pangeran. Jemarinya menggenggam kontol besar dan keras itu.
"Kenapa? Aku sudah tak tahan sayang,"
"Maukah engkau hamba berikan kenikmatan lain yang berbeda bahkan lebih nikmat dari yang selama ini engkau rasakan?" tanya sang gadis tersenyum nakal.
"Maksudmu?" tanya sang pangeran bingung. Sang gadis melebarkan pahanya. Tangannya mengarahkan ujung kepala kontol sang pangeran ke arah lobang pantatnya.
"Masukkan ke lobang pantat hamba wahai pangeran," katanya berbisik.
"Mengapa harus disitu? Aku tak pernah melakukannya. Lagipula itu lobang yang kotor tempat keluarnya kotoran manusia," kata sang pangeran.
"Engkau belum mencobanya. Cobalah dulu. Apa bedanya dengan vagina? Dari vagina juga keluar kencing kan?" tanya sang gadis.
"Tapi..,"
"Cobalah dulu. Percayalah padaku," sang gadis meyakinkan sang pangeran.
Dengan berat hati sang pangeran mengikuti keinginan gadis itu. Kepala kontolnya ditempelkannya ke mulut lobang pantat gadis itu. Perlahan-lahan didorongnya batang kontolnya menyusup memasuki lorong lobang pantat gadis itu. Sedikit susah namun kontol itu terus masuk ke dalam. Sang pangeran terhenyak. Kontolnya terasa dicengkeram dengan sangat kuat.
"Ooohh," erangnya keenakan.
Ia terus mendorong, hingga seluruh batang itu ditelan oleh lobang pantat sang gadis.
"Bagaimana pangeran?" tanya gadis cantik itu.
"Enak banget. Mencengeram kuat," kata sang pangeran. Di dahinya mulai muncul titik-titik keringat.
"Sekarang entotlah sesukamu," kata gadis itu lagi.
Mendengar kata-kata gadis itu sang pangeran mulai melaju. Kontolnya digoyangnya keluar masuk lobang pantat itu. Susah. Seret. Tapi terasa nikmat sekali buat Pangeran Andrew.
"Gilahh.. Ahh.. Enak sekali.. Kalau dari dulu tahu betapa enaknya tentu aku mengentot lobang pantat dari dulu," kata sang pangeran diantara genjotannya.
Sang gadis hanya tersenyum manis. Gerakan sang pangeran mulai cepat. Kontolnya mulai terbiasa dengan sempitnya lobang pantat itu. Keduanya bergumul dengan penuh nafsu. Sang gadis mengimbangi gerakan sang pangeran dengan gerakan pantat membalas. Sang pangeran semakin keenakan. Matanya merem melek menahan nikmatnya persenggamaan itu. Sembari menggenjot mulutnya menciumi dan melumat mulut sang gadis dengan buas. Mata sang pangeran terpejam. Tanpa disadari sang pangeran tiba-tiba terjadi perubahan pada sang gadis. Mulai dari wajah tubuh sang gadis berubah menjadi seorang pria.
Sang pangeran belum menyadari hal itu. Matanya masih terpejam sembari terus menggoyangkan pantat dengan cepat. Ia tak menyadari bahwa wajah yang diciuminya dengan buas itu kini adalah wajah seorang pemuda tampan berkulit merah! Lobang pantat yang sedang digenjotnya adalah lobang pantat milik seoang laki-laki kekar seperti dirinya. Gadis itu rupanya jelmaan peri jahat dari istana kegelapan. Mulut sang pangeran turun menjelajahi leher peri jahat.
Kemudian tiba di dada bidang sang peri. Saat itulah sang pangeran mulai tersadar. Ia tak merasakan sebuah gunung yang empuk seperti tadi. Namun sebuah dada yang bidang dan lebar dengan pentil payudara yang mungil. Saat mulutnya mengulum payudara itu sang pangeran membuka matanya.
"Astaga!! Siapa kau?!!" seru sang pangeran.
Ia kaget luar biasa menyadari kalau saat itu ia sedang menindih seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dan berkulit merah. Kontolnya sedang tertanam di dalam lobang pantat laki-laki itu. Sementara kontol besar laki-laki itu terjepit di perut sang pangeran. Sang pangeran mencoba bangkit. Namun kepitan paha laki-laki itu pada pinggangnya sangat kuat. Sang pangeran meronta-ronta.
"Lepaskan aku!" katanya.
"Kenapa wahai pangeran tampan? Bukankah kau menikmatinya. Rasakanlah kontolmu masih keras di dalam lobang pantatku. Tak usah malu-malu tuntaskan saja birahimu dulu. Aku juga masih nanggung soalnya," kata sang peri jahat dengan senyum menyeringai nakal.
"Aku tak mau. Kau benar-benar gila! Kita sama-sama laki-laki!"
"Apa bedanya. Toh tetap nikmat kan. Lanjutkan goyangan pantamu," kata sang peri lagi.
"Aku tak mau. Lepaskan aku!"
"Kalau engkau tidak mau terserah. Biar aku yang melanjutkan sendiri," kata peri itu.
Tangannya mencengkeram kuat buah pantat sang pangeran. Pantatnya digerak-gerakkannya dengan cepat. Lalu tangannya menggerakan pantat sang pangeran sehingga kontol sang pangeran keluar masuk lobang pantat peri jahat.
"Ahh.. Ahh.. Ahh.. Enaknya..," kata sang peri.
"Lepaskannhh ohh.. Lepaskanhh oohh ohh..," kata sang pangeran meronta-ronta namun tetap saja ia keenakan dengan lobang pantat peri jahat.
Kejadian selanjutnya menjadi lucu dilihat. Sementara tubuh bagian atas sang pangeran meronta-ronta minta dilepaskan, pantatnya malah bergoyang semakin cepat dan keras ingin segera menuntaskan orgasmenya.
"Aku akan membunuhmu setelahh inihh yahh.. Ohh..," racau sang pangeran. Sang peri hanya menyeringai.
"Ohh aku keluarhh ohh.. Ohh..," kata sang peri.
Kontolnya berdenyut keras. Kemudian dari lobang kencingnya menyembur sperma kental melumuri perut dan dada kedua laki-laki perkasa itu. Sang pangeran megap-megap. Lobang pantat sang peri dirasakannya seprti menyedot-nyedot dengan kuat. Ia tak sanggup menahan lagi. Spermanyapun menyembur deras membasahi lorong lobang pantat sang peri.
"Ohh.. Ohh.. Ohh..," sang pangeran mendengus-dengus.
Pantatnya menekan kuat menancapkan kontolnya dalam-dalam ke lobang sang peri. Selanjutnya tubuh kekar sang pangeran ambruk lunglai menimpa tubuh sang peri yang tak kalah berotot. Keduanya terdiam dengan nafas tersengal-sengal. Kaki sang peri tak lagi menjepit pinggang sang pangeran. Kini kedua kakinya mengangkang lebar menekuk diantara paha gempal Pangeran Andrew.
"Masih ingin membunuhku?" tanya peri jahat.
"Ya. Tapi tunggu dulu. Tubuhku masih lemas," sahut sang pangeran.
"Okelah, aku tunggu," sahut sang peri.
Beberapa saat kemudian Pangeran Andrew bangkit dari atas tubuh peri jahat. Kemudian dengan wajah marah ia meninggalkan peri jahat. Ia mencari-cari sesuatu di kamarnya.
"Apa yang kau cari wahai pangeran?" tanya peri jahat.
"Senjata untuk membunuhku?" sambungnya dengan senyum menyeringai. Sang pangeran memang sibuk mencari senjata tajam untuk membunuh peri itu.
"Gunakan ini," kata sang peri.
Tiba-tiba dalam genggaman sang peri muncul sebuah senjata yang tak pernah dilihatnya selama ini. Itu adalah pedang. Sang peri melemparkan pedang itu pada sang pangeran yang kemudian ditangkap olehnya. Dari tangan sang peri muncul lagi satu pedang yang lain.
Selanjutnya dengan tubuh telanjang bulat bersimbah keringat dan perut belepotan sperma mereka mulai beradu pedang tajam mengkilat. Mereka bertarung dengan seru hingga pintu kamar sang pangeran jebol. Kini keduanya bertarung sambil berjalan menuju ruang pesta. Semua yang hadir menjerit-jerit. Para gadis melotot melihat dua laki-laki tampan dengan tubuh kekar bertarung dengan seru. Raja dan permaisuri serta merta lemas melihat putranya dan peri jahat sama-sama menggenggam sebilah pedang yang tajam.
"Wahai raja sebentar lagi kutukanku akan mengenai putramu, hahahahaha..," kata sang peri jahat sambil tertawa terbahak-bahak.
Waktu semakin mendekat tengah malam. Pertarungan semakin hebat. Sang pangeran yang tak pernah menggunakan pedang seumur hidupnya mulai terpojok. Raja dan permaisuri semakin lemas.
"Peri baik hati, tolonglah kami," kata sang raja lirih. Tiba-tiba muncullah peri baik hati.
"Engkau memanggilku wahai raja?" katanya tersenyum bijak.
"Oh, terimakasih engkau hadir peri baik hati. Tolonglah kami. Lihatlah putraku sedang bertarung dengan peri jahat menggunakan pedang tajam," kata sang raja bermohon.
Sang peri terkesiap melihat pertarungan itu. Di sudut ruangan dilihatnya tubuh sang pangeran dan peri jahat saling merapat ke dinding. Dada mereka berhimpitan. Selangkangan mereka berhimpitan. Paha mereka berhimpitan. Sang pangeran terdesak. Kedua pedang mereka sama-sama saling beradu di depan wajah mereka. Pedang itu dilihatnya semakin dekat dengan wajah sang pangeran.
"Rasakan pangeran kau akan merasakan kutukanmu. Kau akan mati sebentar lagi," kata sang peri dengan wajah berang.
Tiba-tiba dengan cepat pipi sang pangeran tergores pedang itu. Goresan yang tipis. Sang peri jahat langsung melepaskan himpitannya. Ia tertawa terbahk-bahak. Sementara tubuh sang pangeran serta merta limbung.
"Tidakk!!" seru permaisuri.
Selanjutnya tubuh sang pangeran ambruk ke lantai. Sementara sang peri dengan berkacak pinggang tertawa terbahak-bahak. Sang permaisuri dang sang raja memburu tubuh putranya yang terkapar diam. Peri baik hati mendekati peri jahat.
"Kau benar-benar kejam!" katanya marah.
"Hahaha. Dia akan mati.. Rasakanlah," sang peri tertawa penuh kemenangan.
"Kau jangan merasa menang dulu. Aku telah memberinya cairan kehidupan saat dia bayi dulu. Dia tidak akan mati oleh pedangmu. Dia hanya akan tertidur,"
"Apa?!! Kau kurang ajar peri baik," kata sang peri jahat menggeram.
"Ya. Aku hanya memerlukan putri cantik yang masih perawan dari kerajaan lain untuk membangunkannya,"
"Kau sungguh-sungguh kurang ajar!! Tapi bagaimanapun aku senantiasa akan menang darimu. Dia tidak akan dapat terbangun dengan caramu itu!"
"Apa maksudmu?"
"Kau fikir dia bisa dibangunkan dengan cara biasa? Dimana putri cantik yang masih perawan itu cukup mengentoti kontolnya saja maka matanya akan terbuka dan ia akan terbangun?! Kau salah kawan!"
"Apa maksudmu??!!"
"Sebelum pedangku menggores pipinya, dia telah melakukan suatu kesalahan besar padaku tadi,"
"Aku tak mengerti maksudmu,"
"Dia telah mengikatkan dirinya secara utuh padaku. Pangeran binalmu itu telah menumpahkan spermanya di dalam lobang pantatku. Karena itu ia hanya bisa terbangun dengan seijinku saja. Hahahahahahahaha. Aku akan mengijinkan Pangeran Andrew terbangun apabila ada seorang pangeran perjaka yang bersedia melepaskan keperjakaannya pada Pangeran William, hahahahaha..,"
"Bagaimana caranya?!!"
"Pangeran itu harus merelakan lobang pantatnya disodok oleh kontol besar Pangeran Andrew dan kemudian ia juha harus bersedia mengentot lobang pantat Pangeran Andrew hingga menyemburkan spermanya di dalam lobang pantat pangeran binalmu itu. Hahahaha,"
"Apa?!!"
"Ya. Kau tidak akan pernah menemukannya. Kalaupun kau bisa menemukannya aku yakin akan sangat sulit sekali. Dimana lagi kau bisa menemukan pangeran yang masih perjaka? Semua pangeran sangat hobi ngentot. Dan lagi kalaupun dia perjaka apakah kau mengira dia akan mau mengentot laki-laki seperti dirinya? Hahahahaha. Kau pasti tahu, tak banyak manusia laki-laki yang seperti kita bangsa peri, dimana bisa menikmati ngentot dengan laki-laki dan wanita sekaligus. Hahahahaha," peri jahat tertawa terbahak-bahak sebelum kemudian menghilang.
"Kau benar-benar kejam," kata peri baik hati pelan.
Tak menyangka bahwa peri jahat sudah mengantisipasi kemungkinan itu. Pesta akhirnya bubar. Sang pangeran dibaringkan diatas tempat tidurnya. Tubuhnya yang telanjang tertidur lelap tak bisa dibangunkan. Sang raja menyelimuti putra mahkotanya itu dengan sedih.
"Tak bisakah kau membangunkannya wahai peri baik?"
"Aku akan berusaha. Namun saat ini aku tidak bisa. Kau pasti sudah mendengar bagaimana cara untuk membangunkan putramu. Peri jahah benar-benar licik. Pasti tadi dia menyamar menjadi seorang gadis yang bisa menggoda putramu,"
"Lalu bagaimana wahai peri?"
"Aku akan mencari pangeran penolong putramu. Engkau bersabarlah. Untuk saat ini aku akan menidurkan seluruh kerajaanmu. Agar saat putramu terbangun nanti kalian semuanya tetap seperti keadaan sekarang. Karena aku kuatir akan sangat lama menemukan pangeran yang masih perjaka itu," kata sang peri.
"Terserah padamu wahai peri. Aku sangat berharap engkau dapat menolong kami," pinta sang raja.
Sang peri menyebarkan mantranya diseluruh kerajaan. Membuat seluruh makhluk hidup kecuali tumbuh-tumbuhan tertidur lelap bersama-sama dengan sang pangeran. Bertahun-tahun berlalu. Peri baik hati tak jua menemukan pangeran yang bisa menyembuhkan Pangeran Andrew.
Bersambung . . . .





Komentar

0 Komentar untuk "Pangeran tidur - 5"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald