Pangeran tidur - 1

0 comments

Temukan kami di Facebook
Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.
Penduduk negeri sangat mencintai raja dan permaisuri. Sebaliknya raja dan permaisuri sangat memperhatikan rakyatnya. Setiap pekan, raja dan permaisuri akan berkeliling kerajaan untuk melihat-lihat secara langsung keadaan masyarakatnya. Saat berkeliling, raja dan permaisuri akan memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang belum terpenuhi dengan baik.
Namun masih ada yang kurang di kerajaan itu. Lewat lima tahun setelah sang raja dan permaisuri menikah, keduanya belum juga dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa seorang putra mahkota yang akan melanjutkan tampuk pemerintahan. Sang raja memang sudah memperoleh dua orang anak dari permaisuri. Namun keduanya perempuan. Tabib-tabib kerajaan sudah berupaya sekuat tenaga membuat segala macam ramuan agar sang permaisuri dapat segera dikaruniai seorang putra. Meski demikian sampai saat ini belum juga membuahkan hasil.
Suatu kali kerajaan tersebut dihebohkan oleh kedatangan seorang laki-laki tua yang aneh. Penampilannya kumuh dan menjijikkan. Dengan keledai tunggangannya laki-laki tua itu berkeliling kerajaan sambil berteriak-teriak. Ia menyerukan bahwa dirinya sanggup mengusahakan kelahiran seorang putra bagi raja dan permaisuri.
Penduduk kerajaan tak ada yang mempercayai. Mereka mengganggap laki-laki tua itu adalah orang gila yang kesasar tiba di kerajaan mereka. Para penduduk memperkirakan bahwa laki-laki tua itu akan segera pergi meninggalkan kerajaan meraka. Namun perkiraan mereka meleset. Sudah hampir dua minggu laki-laki itu terus berteriak-teriak mengelilingi kerajaan.
Penduduk mulai terganggu dengan kehadirannya. Apalagi laki-laki tua itu dengan seenaknya tidur di emper rumah penduduk apabila malam tiba. Akhirnya pada suatu hari ramai-ramai penduduk menggelandang laki-laki tua itu menuju istana.
"Mau apa kalian beramai-ramai ke istana?" tanya pengawal penjaga pintu gerbang istana pada kerumunan penduduk.
"Kami membawa orang gila ini penjaga. Ia berteriak-teriak keliling kerajaan menyerukan bahwa dirinya dapat membuat permaisuri melahirkan anak laki-laki," kata seorang penduduk.
"Kalian sendiri mengatakan ia orang gila, lalu kenapa kalian bawa juga ia kesini. Mengapa kalian tidak mengusirnya saja," kata penjaga lagi.
"Kami sudah berusaha mengusirnya penjaga, tapi ia tak jua kunjung pergi. Oleh sebab itu kami membawanya kemari agar raja dan permaisuri dapat menitahkannya meninggalkan negeri kita,"
"Baiklah kalau begitu, akau akan melaporkan hal ini pada raja Kalian tunggulah disini," sahut sang penjaga.
Tergopoh-gopoh penjaga itu memasuki istana. Tak lama kemudian ia kembali.
"Raja menitahkan padaku untuk membawanya ke hadapan raja," kata sang penjaga, kemudian ia membawa laki-laki tua itu memasuki istana. Masyarakat tetap berkerumun di halaman depan istana, menunggu apa yang akan terjadi dengan laki-laki tua itu. Didalam istana sudah menanti sang raja dan permaisuri yang duduk di singgasana mereka. Para menteri juga sudah berkumpul mendampingi sang raja.
"Siapa kamu?" tanya sang raja pada laki-laki tua itu.
"Hamba hanya orang biasa tuanku. Kabar sedih tentang sang permaisuri yang belum juga melahirkan putra membawa hamba kemari,"
"Dari mana kamu mendapatkan kabar itu wahai laki-laki tua?" tanya sang raja lagi.
"Hamba mendapatkan kabar itu melalui mimpi hamba tuanku,"
"Mimpi? Hmm. Aneh. Lalu apa yang bisa kamu lakukan,"
"Hamba membuat sang permaisuri melahirkan seorang putra mahkota untuk tuanku,"
"Bagaimana mungkin kamu bisa melakukannya. Para tabib kerajaanku yang handal sudah berusaha semampu mereka. Namun tidak juga berhasil,"
"Hamba berjanji dapat melakukannya tuanku. Apabila kata-kata hamba tidak terbukti, hamba siap untuk menerima hukuman dari tuanku," kata laki-laki tua itu memberi garansi pada sang raja.
Sang raja mengangguk-angguk. Ia memandangi sang permaisuri istrinya meminta pertimbangan. Sang permaisuri yang sangat ingin memperoleh putra meminta sang raja untuk membiarkan laki-laki tua itu membuktikan kata-katanya. Sang permaisuri memang merasa sangat berkepentingan untuk melahirkan putra mahkota. Ia kuatir apabila ia tak bisa memberikan putra maka sang raja akan mencari permaisuri yang lain menggantikannya.
Sang raja lalu memberikan ijin pada laki-laki tua itu untuk membuktikan kata-katanya.
"Baiklah, buktikanlah kata-katamu itu wahai laki-laki tua. Bagaimana kamu melakukannya?"
"Berikan hamba waktu untuk membuat ramuan yang akan tuanku raja dan tuanku permaisuri minum,"
"Berapa lama kamu akan membuatnya,"
"Tiga hari tuanku,"
"Baiklah. Aku menunggu hasil pekerjaanmu,"
Begitulah. Dalam tiga hari laki-laki tua itu tinggal di istana. Pada hari pertama ia sibuk mengumpulkan berbagai macam dedaunan dan buah-buahan di sekitar kerajaan. Selain buah-buahan ia juga mengumpulkan berbagai macam binatang melata seperti ular, kadal, dan lain sebagainya. Pada hari kedua bahan-bahan yang dikumpulkannya itu direbusnya dalam sebuah tempayan besar. Laki-laki tua itu merebus ramuannya sangat lama hingga hari ketiga. Pada hari ketiga selesailah ia merebus. Hasil rebusannya di tempayan besar itu berupa dua gelas cairan kental berwarna hijau tua.
Laki-laki tua itu menyerahkan dua gelas ramuan itu pada raja dan permaisuri.
"Tuanku berdua hamba persilakan meminum ramuan ini nanti malam pada saat purnama berbentuk bulat penuh. Tuanku berdua harus meminum ramuan ini di halaman terbuka sambil memandang purnama itu," petunjuk sang laki-laki tua.
Malamnya raja dan permaisuri mengikuti petunjuk laki-laki tua tersebut. Di halaman belakang istana dibawah sinar rembulan yang bersinar terang keduanya meminum ramuan tersebut. Para tabib, menteri, dan pengawal berjaga-jaga di sekitar mereka. Sang laki-laki tua ikut hadir menyaksikan. Para penjaga sudah bersiap-siap apabila setelah meminum ramuan itu terjadi hal-hal yang buruk pada sang raja atau sang permaisuri maka laki-laki tua itu akan segera dibunuh.
Usai meminum ramuan itu, raja dan permaisuri terlihat tetap segar seperti biasa. Seluruh yang menyaksikan menanti-nanti apa yang akan terjadi kemudian. Lima menit kemudian belum juga ada keganjilan. Seluruh yang hadir terus menanti. Pada saat lima belas menit kemudian, mulailah terjadi keanehan. Tubuh raja dan permaisuri mulai berkeringat. Butiran-butiran keringat sebesar jangung mulai muncul di dahi keduanya.
"Suamiku, ohh.. Tubuhku rasanya bergetar," kata sang permaisuri.
"Aku juga istriku," sahut sang raja.
"Aku merasa sangat bergairah suamiku," kata sang permaisuri pelan. Wajahnya bersemu merah.
"Ya.. Aku juga sayang. Kontolku rasanya mulai mengeras seperti batu istriku," sahut sang raja. Matanya memandang penuh nafsu pada istri tercintanya itu.
"Suamiku ohh.. Suamiku. Rasakanlah.. Buah dadaku juga mengeras suamiku. Ohh.. Suamiku aku sangat bergairah sayang, puaskan aku sayang. Puaskan diriku sekarang sayang," kata sang permaisuri.
Tangannya menarik jemari sang raja untuk menyentuh buah dadanya yang kencang dan montok. Ia tak mengindahkan orang banya yang menyaksikan mereka.
"Iya sayang.. Ohh.. Buah dadamu sungguh menggairahkan diriku. Sayang rasakanlah kontolku sayang.. Sangat keras sayang.. Rasakanlah ini.. Ohh..," sang raja langsung meremas buah dada sang permaisuri.
Ia juga menarik jemari istrinya untuk merogoh selangkangannya. Bibirnya dengan buas melumat bibir sang permaisuri. Semua yang menyaksikan segera membuang muka. Malu, tak menyangka akan menyaksikan raja dan permaisuri mereka akan melakukan hal itu di hadapan mereka.
"Ohh.. Sayang. Kerasshh sekali sayang.. Ohh.. Rasanya ukurannya juga semakin besar sayang.. Lebih besar dan keras dari biasanya.. Mmhhmm..," sang ratu sibuk meremas-remas kontol sang raja. Sementara bibirnya terus sibuk membalas lumatan buas suaminya.
Keduanya benar-benar sudah terbuai birahi. Tak peduli dengan lingkungan sekitar keduanya asyik saling meremas dan berlumatan bibir. Sang raja mulai mencabik-cabik pakaian permaisuri. Tubuh putih mulus indah milik sang permaisuri terpampang jelas. Sang permaisuri juga tak mau kalah. Sekuat tenaga di koyaknya celana sang raja. Di depan mata sang permaisuri terpampang kontol sang raja. Besar panjang dan tegak. Bulu-bulu jembut yang lebat memenuhi pangkal kontol kehitaman itu.
"Ohh.. Besar sekali sayangg.. Ohh.. Aku ingin melumatnya sayang.. Ohh..," sang permaisuri langsung menerkam kontol besar itu. Mulutnya yang mungil kerepotan juga memasukkan kontol besar segede timun itu. Namun ia terus memaksakannya. Birahinya begitu menggelora.
"Mari kita tinggalkan mereka," kata laki-laki tua itu kemudian.
Mendengar ajakan laki-laki tua itu semua yang hadir terhenyak. Saat itu semuanya sedang melotot menyaksikan tontonan mesum itu. Setelah tersadar segera mereka meninggalkan halaman belakang istana. Tentu saja masih ada saja yang mencuri-curi pandang melihat kelakuan sang raja dan permaisuri di tengah-tengah halaman istana itu. Hanya penjaga saja yang tetap tinggal. Dengan membalikkan tubuh menghadap ke arah lain, mereka berdiri tegak menjaga sang raja dan permaisuri yang semakin menggila.
Keduanya semakin asyik. Mulut sang permaisuri sibuk mengulumi kontol sang raja yang berurat itu. Lidahnya menyapu batang besar milik suaminya itu. Sementara sang raja yang keenakan asyik mengerang-erang dan mendesis-desis seperti orang kepedasan. Keduanya sudah telanjang bulat. Jemari sang raja membelai-belai rambut hitam panjang istrinya.
Permainan cinta sang raja dan permaisurinya semakin hebat. Para penjaga hanya bisa diam dengan kontol yang membesar di selangkangan mereka. Erangan dan desahan keduanya memang sangat membangkitkan birahi yang mendengar. Sang raja kini asyik menunggangi sang permaisuri. Tubuh sintal sang permaisuri yang menungging disenggamai oleh sang raja dari belakang. Kontol besar milik sang raja keluar masuk vagina sang permisuri dengan cepat dan keras. Suara tepukan daging buah pantat sang permaisuri dengan selangkangan dan paha sang raja terdengar keras
"Ahh.. Ahh.. Enak sekali sayangg.. Ahh.. Yahh.. Lebih kerasshh.. Lebih kerasshh.. Yahh ahh.. Ahh..," racau sang permaisuri.
Tubuhnya bergoncang-goncang oleh entotan sang raja. Sembari mengentot mulut sang raja sibuk melumat punggung istrinya yang putih mulus itu. Tangannya mencengkeram kuat di pinggang dan buah pantat sang permaisuri. Keduanya terus bergerak dengan cepat dan keras. Memuaskan birahi mereka yang menggelora.
Bersambung . . . . .





Komentar

0 Komentar untuk "Pangeran tidur - 1"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald