Bu Ani yang binal

2 comments

Temukan kami di Facebook
Siang hari itu, Azis pulang sekolah lebih awal dari biasanya. Dengan bernyanyi-nyanyi kecil dia melangkah menuju rumahnya.

Begitu membuka pintu rumahnya Azis terkejut, pintu rumahnya tidak terkunci. Azis merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dengan mengendap-endap Azis masuk kedalam rumahnya. Samar-samar Azis mendengar suara orang mendesah-desah diselingi rintihan-rintihan. Azis penasaran dibuatnya. Azis berusaha mencari sumber suara-suara itu. Ketika dia mendekati kamar ibunya, suara-suara itu, semakin keras terdengar. Azis menghentikan langkahnya didepan kamar ibunya.

Suara itu semakin keras terdengar. Ibu lagi ngapain ya, pikirnya. Rasa ingin tahunya semakin kuat, Azispun mengintip dari lubang pintu. Alangkah terkejutnya Azis, melihat pemandangan di dalam kamar ibunya. Didalam kamar, Bu Ani,ibunya sedang berdiri sambil memeluk tubuh Pak Kades. Tangan Bu Ani melingkar dipinggang Pak Kades. Sedangkan tangan Pak Kades sedang meremas-remas pantat Bu Ani, yang padat berisi. Tanpa melepaskan tangannya dari pantat Bu Ani, Pak Kades mencium pipi Bu Ani, kemudian menjulurkan lidahnya mengecup bibir Bu Ani.

Bu Ani membuka mulutnya, menyambut kecupan Pak Kades dengan lumatan-lumatan yang tak kalah hebatnya. Saking asiknya mereka bercumbu, tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengintip dengan hati yang panas. Bahkan percumbuan mereka makin panas saja. Beberapa saat berlalu, Pak Kades melepaskan lumatannya pada bibir Bu Ani. Tangannya kemudian bergerak melepaskan seluruh pakaian Bu Ani. Setelah semuanya terlepas, Pak Kades memandangi sebentar tubuh Bu Ani yang telanjang bulat sambil berdecak kagum.

“Oh, luar biasa An, tubuhmu masih sexy,” puji Pak Kades. Bu Ani tersenyum mendengar pujian Pak Kades, sambil menggerakkan tangannya, melepaskan seluruh pakaian Pak Kades. Kini kedua insan berlainan jenis itu sama-sama telanjang bulat. Tanpa membuang waktu, Pak Kades menyuruh Bu Ani tidur terlentang diatas ranjang. Kemudian Pak Kades merangkak diatas tubuh Bu Ani dengan posisi sungsang. Selangkangan Pak Kades berada diatas wajah Bu Ani, begitu juga sebaliknya. Wajah Pak Kades berada diatas selangkangan Bu Ani.

Pak Kades membuka paha Bu Ani lebar-lebar, tangannya meraba-raba bibir vagina Bu Ani yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Pak Kades mencucuk-cucuk lubang vagina Bu Ani dengan jari-jarinya. “Ohh…., Mas…, enakk…, truss…, truss,” rintih Bu Ani saat Pak Kades mulai menjilati vaginanya. Pak Kades menyedot-nyedot kelentit Bu Ani yang memerah dan basah. Pantat Bu Ani terangkat-angkat menyambut jilatan-jilatan Pak Kades pada lubang vaginanya.

“Jilatin punyaku An,” pinta Pak Kades. Bu Ani menuruti saja permintan Pak Kades.

Tangannya meraih penis Pak Kades, yang sudah setengah tegang. Dikocok-kocoknya sebentar, kemudian diarahkannya kemulutnya. Pak Kades menurunkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh mulut Bu Ani. Bu Ani membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Bu Ani mulai menjilati kepala penis Pak Kades. Lidahnya berputar-putar di kepala penis Pak Kades kemudian turun kepangkal. Seluruh Batang penis Pak Kades dijilatinya tanpa sejengkalpun terlewatkan.

“Ohh…, An…, nikmatt…, truss…, kulum…, truss,” desis Pak kades saat Bu Ani memasukkan penis Pak Kades kemulutnya.

Pak Kades menaik turunkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut Bu Ani.

Sesekali Bu Ani menggigit penis Pak Kades. Pak Kades meringis dibuatnya. Sekitar dua puluh menit berlalu, Pak Kades merubah posisinya. Kini dia tidur terlentang diatas ranjang. Bu Ani disuruhnya naik keatas tubuhnya. Bu Ani mengikuti saja perintah Pak Kades. Bu Ani berjongkok diatas selangkangan Pak Kades. Diraihnya penis Pak Kades, dituntunnya kelubang vaginanya. Setelah dirasa pas, Bu Ani mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit penis Pak Kades masuk kelubang vagina Bu Ani.

BU Ani terus menurunkan pantatnya sampai seluruh batang penis Pak Kades amblas tertelan lubang vaginanya. Kemudian Bu Ani menggerakkan pantatnya naik turun. dimulai dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Sesekali Bu Ani memutar-mutar pantatnya. Membuat penis Pak Kades serasa dipelintir. Pak Kades tak mau ketinggalan. Dia menyodok-nyodokkan pantatnya mengimbangi gerakkan pantat Bu Ani.

Azis yang dari tadi mengintip ibunya sedang bersetubuh dengan Pak Kades, sedikit kagum melihat goyangan pantat ibunya diatas tubuh Pak Kades. Nafsu birahinya bangkit. Dilepaskannya seluruh pakaian seragam sekolahnya. Setelah telanjang bulat, Azis meraih penisnya. Dikocok-kocoknya penisnya sendiri sambil mengintip.

Tak terasa sudah tiga puluh menit Bu Ani menggoyang-goyangkan pantatnya. Bu Ani semakin cepat menggenjot tubuh Pak Kades, saat dirasakannya orgasmenya sudah dekat. Demikian juga Pak Kades, sodokkan-sodokkan pantatnya semakin cepat. “Ohh…, Mas…, akuu…, mauu…, keluarr,” jerit Bu Ani. “Akuu…, jugaa…, An…, ” sahut Pak Kades. Beberapa saat kemudian kedua insan yang sedang bersetubuh itu, merasakan otot-ototnya menegang. Diiringi teriakkan yang hampir bersamaan, tubuh mereka menggelepar.

Pak Kades menyemprotkan spermanya didalam lubang vagina Bu Ani. Setelah menuntaskan birahinya, Bu Ani turun dari atas tubuh Pak kades, kemudian merebahkan tubuh dan tertidur disamping Pak Kades. Pak Kades kemudian bangkit dan mengenakan pakaian.

Dipandanginya tubuh Bu Ani yang sedang tertidur pulas. Dengan melompati jendela kamar, Pak Kades keluar dari kamar Bu Ani.

Begitu Pak Kades keluar dari kamar ibunya, Azis yang sudah dirasuki nafsu birahi, segera membuka kamar ibunya. Sambil mengocok-ngocok penisnya yang sudah tegang, Azis memandangi wajah ibunya yang sedang tertidur pulas. Nafsu setan sudah merasuki diri Azis. Tanpa berpikir panjang Azis segera menindih tubuh ibunya. Kedua kaki ibunya, dibukanya lebar-lebar. Kemudian Azis menggenggam penisnya dan diarahkan kelubang vagina ibunya.

Dan Azis mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit, sampai seluruh penisnya amblas tertelan lubang vagina ibunya. Saat Azis mulai menggerakkan pantatnya naik turun, Bu Ani terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya dia, saat tahu Azis, anak kandungnya sedang menyetubuhinya. “Zis, jangan Zis, aku ibumu,” teriaknya berusaha berontak. Tapi sia-sia. Azis terlalu kuat baginya. Dengan mudah azis meringkus ibunya. Azis memegang erat-erat kedua tangan ibunya dan menyumpal mulut ibunya dengan mulutnya.

Dengan buasnya Azis melumat mulut ibunya. Bu Ani yang sudah kehabisan separuh tenaganya, sehabis bersetubuh dengan Pak Kades tadi tak kuasa melawan keberingasan anaknya. Perlawanannya mulai melemah.

Sodokan-sodokan penis Azis pada lubang vaginanya, pelan-pelan membangkitkan nafsu birahinya. Tanpa sadar Bu Ani mengimbangi gerakan pantat Azis, dengan menyodok-nyodokkan pantatnya. Sambil meracau dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang sangat jorok, yang seharusnya tidak keluar dari mulut seorang ibu. Azis semakin bersemangat menggopyang-goyangkan pantatnya. “Ohh, Zis truss Zis, entot ibu Zis,” rintih Bu Ani merasakan nikmat.

Azis semakin cepat memompa vagina ibunya, ketika dirasakannya vagina ibunya berkedut-kedut. Otot-otot vagina ibunya menegang. Bu Ani mencakar-cakar punggung Azis disertai teriakkan panjang. “Zis…, ibu…, keluarr,” jeritnya.

Vaginanya menjepit penis Azis dan tangannya menarik pantat Azis, membuat penis Azis semakin terbenam di lubang vaginanya.

Dan akhirnya Bu Ani mencapai orgasmenya. Cairan hangat membasahi dinding vaginanya. Azis yang belum mencapai orgasmenya, membalikkan tubuh ibunya lalu menarik kaki ibunya hingga menjuntai ke lantai. Kemudian dia mendekatkan wajahnya kelubang anus ibunya. Azis menjulurkan lidahnya menjilati lubang anus ibunya. Jilatan-jilatan azis membangkitkan lagi nafsu birahi ibunya. Bu Ani pasrah saja atas perlakuan anaknya. Bu Ani menggelinjang , saat Azis mencucuk-cucuk lubang anusnya.

Tangannya bergerak kebelakang meraih kepala Azis, membenamkannya dipantatnya. Puas menjilati anus ibunya, azis meraih penisnya. Dituntunnya kelubang anus ibunya. BU Ani berteriak kesakitan, saat Azis memaksakan penisnya menembus lubang anusnya. Rasa panas dan perih pada dinding dan bibir anusnya tak tertahankan lagi. Bu Ani berusaha berontak menghindar, tetapi tangan Azis yang menekan punggungnya, membuatnya tak berdaya. Azis mulai mendorong dan menarik pantatnya memompa lubang anus ibunya.

Tubuh Bu Ani terguncang-guncang oleh sodokkan-sodokkan anaknya. Dia melolong menahan rasa sakit yang luar biasa. Dengan terus menyodomi ibunya, Azis memeluk tubuh ibunya dari belakang dan meremas-remas buah dada ibunya. Nafasnya terengah-engah. Nafsu birahinya benar-benar tak terkendali. Saat mendekati puncak birahinya, Azis mempercepat pompaanya. Diiringi lolongan panjang, Azis menyemprotkan spermanya dilubang anus ibunya. Membasahi bibir dan dinding anus ibunya.

Sesaat kemudian Azis bangkit dan menyuruh ibunya duduk ditepi ranjang. Azis menyodorkan penisnya kemulut ibunya. Meminta ibunya menjilati sisa-sisa spermanya. Bu Ani menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, menolak permintaan anaknya. Tapi Azis tak kehabisan akal. Ditariknya kepala ibunya dan dibenamkan keselangkangannya lalu dipencetnya hidung ibunya. Membuat ibunya kesulitan bernafas dan terpaksa membuka mulutnya. Saat itulah Azis langsung menyodokkan penisnya dan menjejalkan kemulut ibunya.

“Ayo Bu, isep sampai bersih,” pinta Azis.

Dengan sangat terpaksa,dan menahan rasa jijik, Bu Ani mengulum penis anaknya dan menjilati sisa-sisa sperma anaknya. Malam itu, azis memaksa ibunya melayani nafsu birahinya sampai pagi. Sampai dia benar-benar puas. Bu Ani tak kuasa menolak keinginan anaknya. Hari-hari berikutnya, Bu Ani menjadi budak nafsu anaknya. Dia harus selalu siap melayani nafsu birahi anaknya. Mula-mula Bu Ani melakukannya dengan terpaksa, tetapi lama-lama dia ketagihan juga disetubuhi anaknya.

Tamat




Kenangan SMP

0 comments

Temukan kami di Facebook
Perkenalkan nama saya Lia (nama samaran). Saya ingin menceritakan kisah saya lima tahun yang lalu . Waktu itu saya seorang siswi di suatu sekolah kelas lima SD.Saya tinggal di kota M, dan kakak saya sudah pada kuliah di kota lain.Oleh karena itu kami dirumah cuman bertiga yaitu ayah, ibu dan aku tentunya.

Dua tahun kemudian, dimana saya akan melanjutkan sekolah ke SMP, kami kedatangan tamu dari luar kota yaitu Bibi saya.Katanya sih anaknya mau sekolah di kota saya dan tinggal dirumah kami.Namanya Budi(nama samaran), hidungnya mancung, kulitnya putih.Trus, akhirnya kami jadian satu sekolah, dia kelas enam SD dan aku kelas satu SMP.

Waktu itu, orang tua ku lagi pergi keluar kota untuk mengikuti acara dan akan pulang esok lusa hingga kami tinggal berdua dirumah.Nah waktu itu siBudi lagi mandi sore dan tentunya seperti biassa dia nyanyi di dalam.Kebetulan aku mau pipis lalu ngetuk pintu trus bilang,

“Siapa nih didalam?”, dia menjawab seraya membuka pintunya sedikit,

“kenapa?”, aku akhirnya masuk menerobos pintu lalu membuka celanaku dan berkata, “aku mau kencing nih!”.

Rupanya dia ngeliatin memekku terus,

“eh, kamu jangan ngeliatin aja dong, sana lanjutin tuh mandimu” kataku seraya menutup anuku, dan tak sengaja akupun melihat anunya dan berkata,

“punyamu kok lucu yah”, diapun berkata,

“eh, yang ini hebat lho, ini bisa tambah besar asalkan kakak mau membantu”.

Lalu aku berkata,

“ah, aku tak tertarik kok, jijik, lagian mana mungkin itu bisa membesar”. Padahal aku sebenarnya tahu kok cuman belum pernah ngaliatin langsung.Lalu diapun berkata,

“bisa deh kak, kakak pegangin aja pasti deh tambah”.

Lalu akupun memegangnya dan tak terasa memang anunya membesar,

“wah bisa yah”, dan tak terasa dia pun mengeluarkan suara ,

“ahhh…lalu makin lama anunyapun makin membesar dan sementara itu aku pun sudah basah. Lalu dia bilang,

“eh, kak aku pegang itumu ya”, seraya tangannya megang.

Lalu akupun menghindar dan mengatakan,

“ah jangan deh, kamu ngak jijik yah”.

Lalu dia berkata, “buat apa jijik, orang ini enak kok, pegangin ya kak”.

Lalu akupun sebenarnya pengen juga dipegang tapi agak jaga gengsi, tapi karena aku tak tahan aku biarkan aja dia megang memekku, soalnya aku belum pernah merasakannya,

“tapi pelan-pelan yah”, kataku.

Lalu dia pun mengelus-elus memekku tapi aku tetap mencoba bertahan untuk tidak tergoda melakukannya lebih jauh.aku lalu berkata lagi,

“eh sudah belum?” tapi sementara aku sebenarnya tidak pengen dia berhenti melakukannya.

“bentar lagi deh kak,” katanya sambil terus mengelus, memasukkan tanggannya sehingga akupun tak tahan lagi dengan perbuatannya itu,

“ahhhhhh…” akhirnya aku pun mengeluarkan suara itu.

“enak khan kak”, katanya.

“mmhhh…” aku pun menjawabnya asal.

“eh, kak aku boleh ngak mendekatkan anuku ke memek kakak?”katanya lalu aku menjawabnya,

“iya deh, tapi jangan dimasukin yah”.

Lalu dia pun mendekatkan anunya ke memekku sehingga aku hampir saja menjerit.

“kak, aku masukin yah sedikit” katanya.

Aku yang sebenarnya sudah sangat birahi tak kuasa lagi menolak,

“iyah tapi pelan-pelan yah”.

Lalu akhirnya diapun memasukkan kontolnya ke memekku sehingga aku menjerit kecil. Lalu lama kelamaan dia memasukkan kontolnya lebih dalam lagi dan sambil menggoyang pantatnya kuat kuat.

“ahhh…kak…enakk banget kaakkkk” katanya.

“iyah…aku pun merasa begitu…”

Dan entah mengapa dia kemudian berhenti, kak aku sudah pipis,

“sementara itu akupun merasakan yang belum pernah kurasakan yaitu sangat nikmat sekali.“yah akupun merasa begitu Bud…”. Akhirnya kami pun sama-sama mandi dan melakukannya lagi.

Walaupun aku sudah mempunyai pacar sampai sekarang kami masih melakukannya tanpa sepengetahuaan orang tuanya dan juga orang tuaku. Karena biar bagaimanapun kami sadar takkan bisa bersatu karena kami masih satu darah.

Tamat




Teman Istriku

0 comments

Temukan kami di Facebook
Kisah ini terjadi beberapa bulan berselang saat kami sedang berada dikota B, kota kelahiran istriku, kebetulan kami mempunyai rumah disana dan saat itu liburan anak sekolah.

Sudah 2 hari kami berada di kota, hampir seluruh sudut kota kami jelajahi dan anak anak juga sangat senang menikmati liburannya dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata di kota berhawa sejuk itu.

Saat itu kami sedang berada disebuah factory outlet ketika sebuah suara terdengar “Hey……, apa kabar ..? seorang wanita berusia sedikit diatas istriku tiba tiba setengah berteriak menegur Anita,

“Eh.., Mira….apa kabar..” jawab istriku yang langsung menghampiri wanita itu dan mereka berpelukan.

“Pa…ingat kan..ini Mira….” kata istriku

“Tentu saja aku ingat…apa kabar..? “tanyaku menyalaminya

Mira adalah sahabat istriku saat masih kuliah…, wajahnya khas sunda, tidak terlalu cantik, namun putih dan bersih, terakhir kami bertemu empat tahun lalu disuatu pesta di Jakarta, ketika itu ia datang dengan suaminya.., lupa..aku namanya…namun suaminya adalah seorang arsitek.

Kedua wanita lalu ngobrol entah apa yang dibicarakan namun tampak mereka bicara tak putus – putusnya, bahkan istriku nampaknya lupa kalau ia sedang belanja, dan akupun melangakah meninggalkan mereka dan menggandeng anak anaku meneruskan belanja kami, kubiarkan istriku melepas kerinduan dengan sahabatnya.

Sesaat kemudian kedua wanita itu menghampiriku dan Mira pamit mau pulang.

“Kasihan…ia sudah bercerai” kata istriku dimobil

“Lho..kok…? tanyaku

”suaminya kawin lagi dengan wanita lain, dan ia tidak mau dimadu, ya akhirnya mereka cerai…sudah 3 tahun ia menjanda” panjang lebar istriku menjelaskan

“Lalu…?” tanyaku lagi

“Ya sudah…Mira sekarang membuka butik” jelas Anita

Percakapan berhenti sampai disitu karena anak anak mulai cerewet minta makan dan kamipun berhenti di sebuah restoran yang sejak dulu menjadi langganan kami.

“Pa.. Mira kusuruh kesini ya…, sebelum kita pulang, biar dia nginep disini…” istriku membuka percakapan sore itu ketika kami sedang santai di teras rumah kami yang terletak agak dibagian atas kota

“Boleh” jawabku..dan sungguh …saat itu tidak ada satupun pemikiran yang aneh aneh melintas di benakku, aku sedang melepas semua pikirang tentang pekerjaan dan benar benar bersantai, lagi pula anak anak juga tidak mau tinggal diam…selalu ribut tidak karuan

Anita mengambil HP nya, setengah jam ia ngobrol dengan sahabatnya itu, dan menjelang pukul 8, ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam kami, suara mobil memasuki halaman.

“Hai…..” sapa Mira ketika kami menyambutnya, malam itu ia nampak segar dengan celana panjang yang mencetak bentuk pantatnya dan atasan model sekarang yang agak gombrong itu, namun sampai saat itu kembali aku belum ‘memikirkan hal itu’ sama sekali..

Istriku segera menarik tangan wanita itu dan mengajaknya kedalam sementara pembantu kami membawakan barang bawaannya masuk rumah.

Kebetulan rumah kami agak besar dan masih memiliki sebuah kamar yang tidak terpakai, dan kesitulah barang bawaan Mira diletakan.

Malam itu aku masuk kamar duluan, setelah anak anak tertidur, sementara istriku masih asyik ngobrol dengan kawannya, dan tak lama kemudian aku terlelap.

Rasa hangat dan geli yang nikmat menyadarkanku, dan aku tahu kalau mulut istriku sudah mengulum batang kemaluanku yang segera berdiri walau aku sendiri masih setengah sadar, entah kapan celanaku sudah turun sampai kelutut aku benar benar tak tahu.

Sesaat kemudian tanpa melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, celanaku sudah terlepas seluruhnya, dan menyusul baju lainnya.

Setelah saling mencumbu, menjilat dan bergumul, akhirnya dengan posisi diatas Anita memasukan batang kemaluanku kedalam vaginanya yang hangat itu dan mulai bergoyang, mula mula perlahan semakin lama semakin cepat, sementara mulutnya berdesis seperti orang kepedasan.

“Srrrt…” aku tak tahan lagi dan melepaskan air maniku duluan dalam vagina istriku yang masih terus bergoyang mengejar puncak kenikmatannya, dan akhirnya beberapa puluh detik kemudian istriku melenguh dan mendesis desis ketika ia menggapai klimaxnya, untung …pikirku…telat sedikit saja kemaluanku sudah melemas dan bisa pusing dia kalau tidak berhasil mencapai klimaxnya.

Tubuh istriku ambruk diatas tubuhku, dan…plop…..kemaluanku terlepas dengan sendirinya, kami berciuman dan saling memeluk, yah…walaupun banyak petualangan kami namun setiap kali berhubungan sex ……..kami sangat puas dan nilai keintiman yang ada diantara kami kalau sedang berdua sangat berbeda dibanding kalau sedang ‘bertualang’.

Kami tidak banyak bercakap malam itu, capek setelah seharian berputar putar dan belanja serta nikmatnya sex yang baru saja kami rasakan membuat kami segera terlelap dalam selimut….berpelukan telanjang bulat.

Pagi pagi aku sudah terjaga…, melihat istriku masih tidur.. aku lalu mengenakan celana pendek dan kaos oblong, masuk kamar mandi yang ada diadalam kamr, cuci muka…lalu keluar keruang makan…mencari kopi.

Saat melintas dapur kulihat Mira sedang asyik mengaduk kopi digelas…dan ketika melihatku nia tersenyum…

Mira hanya mengenakan baju tidur yang agak tipis… dan buah dadanya yang saat itu tidak menggunakan bra…membayang jelas…, masih pagi.., baru bangun……. melihat pemandangan seperti itu…langsung saja ‘adik kecil’ diselangkangan berontak keras….

“Mas…kopinya suka manis ?” tanya Mira
“Lho..kok…mana pembantu..masa kamu yang bikin ..?” tanyaku
“Kusuruh kepasar….Mira ingin masak kalau boleh…tanya Anita deh….hobby Mira kan masak..” jawabnya.

Ingin kutanya ‘hobby’ nya yang lain..tapi mengingat ia teman istriku dan aku belum diberi tanda oleh istriku aku menjaga lidahku supaya jangan nakal….

“Jangan terlalu manis..ah….nanti bisa diabetes…” jawabku, hampir…saja kulanjutkan…’kalau diabet bisa impoten…rugi …’ tapi kembali kujaga lidah ku..

Siang itu aku bersantai dikamar sementara istriku dan Mira asyik memasak…, anak anaku juga asyik dengan urusan mereka masing – masing dikamarnya

“Hey….makanan sudah siap.”teriak istriku dan hawa dingin kota Bandung serta suasana yang nyaman sungguh membuat kami lapar……

Mataku sempat menelusuri tubuh Mira yang tampak sibuk mengambilkan nasi, menyipakan lauk pauk dan dengan tank top ketat, celana jeans yang dikenakannya mencetak bentuk tubuhnya, sesungguhnya wanita ini bukan wanita yang akan kita pikirkan, berusia menjelang pertengahan, wajahnya biasa saja tidak terlalu cantik, tubuhnya juga sudah tidak sekencang gadis muda.. namun kulitnya sangat putih dan bersih, dari wajah serta penampilannya serta cara bicaranya terlihat jelas kalau ia bukan ‘petualang’, dan yang agak ‘mengganggu’ pemikiranku adalah sdh 3 tahun bercerai…’jangan jangan sudah rapat kembali’

Pepes ikan mas, sayur asam, sambal dan ayam goreng yang nikmat dalam waktu singkat bersih tandas dan beberapa saat kemudian aku sudah terbuai dalam mimpi, entah apa yang diperbuat istriku, sahabatnya dan anak anak sudah tidak kupedulikan lagi.

Setelah mandi sore kami menyempatkan diri pergi ke mall, beli jagung bakar, makan malam dan menjelang Pk. 9.00 malam kami sudah kembali kerumah…anak – anak langsung masuk kamar dan sesaat kemudian suasana sudah sepi…

Aku sedang membaca dikamar ketika istriku masuk dan duduk disampingku, dengan wajah yang berbinar-binar ia berkata “Pa..menurut papa Mira bagaimana..?” tanyannya tiba tiba.
“Bagaimana apa…”tanyaku
“Ah…mama kan melihat papa memperhatikan Mira, waktu makan siang tadi, …minat….?” lanjut istriku
“Mmmmm bukan gitu” lalu kusampaikan isi pemikiranku siang tadi dan istriku mencubitku “buktikan mau ? lubangnya masih ada atau nggak..? jawab Anita. “Mm……….tapi kan dia teman mama dan belum tentu memahami gaya hidup kita” jawabku, langsung saja ada yang terasa bergerak diantara pahaku…’kalau iya lumayan kan…’pikirku

Sudah terlalu lama istriku mengenal diriku…kali ini dia yang menjadi ‘pengatur laku’ “sudah..pokoknya papa..nurut saja. ya…nggak rugi deh…” lalu sambil mencium pipiku ia beranjak keluar kamar…

Aku mencoba kembali ke bacaanku, namun konsentrasi ku sudah buyar..

Sekitar lima belas menit kemudian pintu kamar terbuka dan masuklah istriku serta Mira yang sudah berganti pakaian dengan daster, wajahnya tampak segar dengan rambut diikat kebelakang sementara dadanya tampak menggantung lepas..sayang daster batik yang dikenakannya agak tebal..sehingga tidak ada bayangan yang timbul…

“Ngobrol disini saja ya Mir…, pa boleh kan Mira ngobrol dulu disini ..?,” pembantu belum tidur lagi nonton TV, dikamar Mira nggak enak, nggak ada Exhaust Van nya”…, memang terkadang istriku merokok, terbayang kan kalau asap rokok tidak dikamar tidak bisa keluar..?

“Walau awalnya agak canggung namun sebentar saja pembicaraan kami sudah relax, Anita duduk disisiku dan kami duduk diranjang bersandar santai, sementara Mira duduk diujung ranjang…., kami ngobrol segala hal sampai suatu saat istriku bertanya..(aku yakin dia sudah bertanya sebelumnya…tapi diulangi lagi untuk ku),
“Mir…kalau boleh tahu….kamu kan sudah pisah 3 tahun sama mantan mu…, nah kalau ‘kepingin…itu..’ bagaimana kamu mengatasinya…? tanpa tedeng aling aling Anita bertanya yang membuat wajah Mira merah bagi kepiting rebus.
“Ya…gitu deh……….., udah ah….kok nanya in yang begituan sih…….” jawab Mira tersipu.

Tiba tiba Anita bangkit, lalu mengambil lap top yang biasa kugunakan, meletakannya dipangkuannya dan…menyalakannya serta memanggil Mira mendekat…

Aku hanya memperhatikan apa yang dilakukan istriku…walau aku tahu apa yang ada dipikrannya, sekejab kemudian terdengar suara Mira berteriak kecil…”Ih…gila ya kamu……..” sambil melirik kearahku.

Berkali kali terdengar jerit tertahan Mira saat melihat apa yang tersaji di laptop ku, ya..kumpulan gambar photo ‘petualangan’ kami…bermacam occasion yang sudah ku compile dalam suatu album, ada yang istriku sedang ‘dikeroyok’, ada yang sedang swinging dengan pasangan lain dan macam macam lainnya.

“Sebentar ya…” kata Anita yang lalu beranjak ke kamar mandi Mira tidak menjawab namun matanya terus menatap layar lap top dengan wajah yang berubah ubah..antara percaya dan tidak..antara ingin tahu dan tertarik….ia masih asyik menscroll gambar gambar itu dan Anita yang sudah kembali duduk didekatku…tangannya langsung menyusup kedalam celana pendek yang kukenakan.

Istriku alau merangkul leherku, mencium bibirku..lidah kami saling bertautan dan tangannya dengan nakal memainkan kemaluanku yang masih tersimpan didalam celana pendek yang kukenakan…beberapa saat kemudian celana yang kukenakan sudah terlepas…

Ketika Anita menengok…ia terpana….karena saat itu istriku sedang asyik menjilat dan menghisap batang kemaluanku…dan ketika istriku melihat bahwa sahabatnya memperhatikan nya…ia menghentikan gerakannya dan memberi tanda agar mendekat…. dan entah sadar atau tidak Mira mendekati kami duduk disamping tempat tidur.

Tiba –tiba istriku menarik tangan Mira dan meletakannya di batang kemaluan ku yang sudah mengeras.

Tangan yang terasa dingin bertemu dengan batang kemaluan yang sangat panas…memberikan sensasi padaku..dan benar seperti kata istriku……. Mira sudah terlalu lama tidak menyentuh laki laki…, sesaat kemudian dua mulut mungil menjadikan batang kemaluanku sebagai ‘mainan’, saat Mira menghisap kepala kemaluanku istriku menjilati bijiku dan begitu bolak balik…kujulurkan tanganku…kutarik Mira agar merayap keatas dan sesaat kemudian bibirnya sudah berpagutan dengan bibirku…

Ketika dasternya kulepas..buah dadanya terpampang jelas…puting susunya lebih besar dari istriku merah agak kehitaman, kontras dengan kulit putihnya…, dan walau sdh tidak terlalu padat dan agak turun sedikit namun asyik juga.

Mulutku melumat puting susu yang sudah mengeras itu dan tanganku menyusup ke bawah pusarnya…terasa selangkangan yang lembab agak basah…dengan bulu bulu yang cukup lebat.

Istriku yang mengerti apa yang kuinginkan, menghentikan gerakannya menjilati kemaluanku..lalu memberi kesempatan padaku untuk mengubah posisi.

Kubaringkan Mira telentang..dan kucium bibirnya…lalu perlahan jilatanku merambat turun…lehernya, pundaknya dan buah dadanya ganti berganti kujilati dan kuhisap putingnya sementara ia hanya memejamkan mata mengerang lirih….

Lidahku turun terus kebawah…dan ketika sampai di perutnya ia mulai menggelinjang…kuambil bantal..kuminta ia mengganjal pinggulnya dan kini aku mulai konsentrasi pada vagina yang merekah membasah itu.

Dengan kedua tanganku kusibak bulu bulu di area itu….kubuka vaginanya…dan lidahku mulai menari nari di klitorisnya…, sesekali menerobos masuk dan kembali menjilat, menghisap dan menjilat..
Anita yang rupanya tidak tahan dari belakang juga ‘menyerang’ku.

“Ssshh…..aduh….sdh nggak tahan……” sesekali kepalaku dijepitnya dengan pahanya..dan aku mengerti..sudah terlalu lama ia ‘haus’..maka ketika aku menyudahi permainan lidahku dan merayap naik ketas tubuhnya dengan serta merat tangannya menyambut dan memelukku, dan setelah batang kemaluanku terarah tepat dengan perlahan mulai kubenamkan…Mira mengerang…. membuka pahanya semakin lebar,…setelah kepala kemaluanku masuk…dengan satu hentakan yang diiringi desahan keras dari wanita ini kubenamkan batang kemaluanku hingga habis.

Kubiarkan sesaat kemaluanku terendam dalam vagina yang sangat hangat namun ‘legit’ itu, memang sih kelebihan wanita jawa barat umumnya bisa membuat vaginanya enak..tidak kering agak basah sedikit, tapi legit..atau mungkin pengaruh suka makan lalaban?..dan baru kemudian kutarik sedikit…lalu kubenamkan lagi..demikian berulang – ulang… sementara Mira memeluk dan kakinya bahkan melingkari pinggangku…

Tiba kurasakan sensasi lain…wah…….ternyata istriku mengusap dan memegangi bijiku saat batang kemaluanku bergerak memompa naik turun di vagina Mira, bahkan sesat kemudia bukan lagi usapan yang kurasakan namun …..jilatan….gila…………….rasa nikmat yang luar biasa menyerangku …………, batang kemlauanku terbenam dijepit kemaluan Mira dan lidah Anita menjilati bijiku..sesekali batangku terjilat saat tertarik keluar…..

Aku tahu kalau begini terus tidak lama lagi pasti tumbang…….. maka, ku rubah posisi, tanpa melepaskan batang kemaluanku dari vaginanya , kubalik posisi hingga Mira kini diatasku, kini aku punya ‘mainan’ tambahan’, buah dada yang bergoyang dan menggayut diatasku dengan leluasa kuremas…, sesekali putingnya kuhisap…, disisi lain istriku juga jadi lebih leluasa ‘menggarap’ kemaluan ku yang sedang menyatu dalam vagina sahabatnya itu.

Mira mulai bergerak teratur….mungkin terlalu lama tidak merasakan kemaluan laki laki membuatnya tidak tahan terlalu lama…..ia naik turun diatasku dengan teratur…semakin lama semakin cepat..kemaluannya mulai menghangat…dan aku ‘membantunya’ dengan menghisap puting susunya…..dan akhirnya dengan satu teriakan tertahan ia melemparkan kepalanya kebelakang..mencengkeram pundaku dan mendesah lirih…”Ah…ssss…………….hhh…………. …..ah……..aduh…..keluar………..” lalu ia ambruk diatas dadaku.

Kucium bibirnya dan dengan perlahan ia kurebahkan kesamping…, sesungguhnya aku yakin akalu kuteruskan sedikit lagi ia masih bisa menggapai satu klimax lagi walau tidak sedahsyat yang barusan..namun aku juga tahu kalau istriku sudah menanti..

Kusuruh Anita menungging dan dari belakang batang kemaluanku yang masih basah kuyup dangn lendir Mira menerobos memasuki lubang vagina istriku..yang juga sudah basah….

Kami sudah mengenal satu dengan lain sangat baik….maka irama yang berkembang sudah dalam kontrol kami dan karena desakan di bijiku sudah sedemikian mendesak…kuberi tanda pada Anita untuk meningkatkan ‘speed’ dan akhirnya…srrrrt…..creeet……….air maniku menyembur deras mengisi vagina istriku sementara istriku juga mencapai klimax pada saat yang sama dan mendesah desah keras.

Cukup lama kami terdiam dan berpelukan bertiga dalam keadaan telanjang, ganti berganti kedua wanita itu mencium bibirku dan tangan mereka mengelus serta mengusap ngusap kemaluanku yang masih basah itu…, namun juga masih susut.

Belum terlalu rasanya beristirahat Mira sudah mulai memainkan kembali mulutnya di selangkanganku sementara Anita berjongkok diatas wajahku dan lidahku langsung saja menerobos masuk ke lubang vaginanya……, vagina istriku walau sudah banyak yang ‘menikmati’ namun tetap terawat dan terasa nikmat… juga klitorisnya masih tetap mungil kemerahan….sekitar lima menit kami dalam posisi itu sebelum berbalik… kini kembali aku diatas Mira yang dengan melebarkan kakinya menerima kemaluanku dan Anita memelukku dari belakang menjilati leher dan belakang telingaku..kadang lidahnya turun ke bawah hingga ke belahan pantatku….

Aku menggenjot Mira yang terlentang dibawah tubuhku dengan teratur dan pada irama yang tetap, bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang panas…istriku mengelus dan mengusap usap bijiku yang memberikan sensasi nikmat dan seperti tadi…………Mira yang masih haus itu kembali mencapai klimax duluan…..”Mas……….ah…….cepet….cepet.. .aduh…………enaaaak..hhh………” dan setelah seluruh tubuhnya menegang ia tergolek lemas, aku berhenti sebentar tanpa mencabut kemaluanku yang masih terbenam dalam vagina yang berdenyut denyut itu…….dan semenit kemudian mulai lagi kugerakan maju mundur secara teratur….”waw……….geli….ah……..aduhh.. …………” Mira merintih dan mendesah….namun aku meneruskan gerakanku dengan cepat mengejar ejakulasi kedua yang ingin kugapai…dan “Aduh…….keluar…lagi……ah……” dan istriku juga semakin giat mengusap dan meremas bijiku dan ketika aku merasa tak tahan lagi……kucabut kemaluanku dari vagina Mira dan istriku segera membuka mulutnya menerima kemaluanku yang basah penuh lendir itu.

Tidak sampai dua menit, aku setengah menjambak rambutnya menembakan air maniku dalam mulut Anita yang tanpa ragu langsung menelannya.,

Setelah melemas, kemaluanku dilepas dari mulutnya namun bukan berarti berhenti karena lidahnya masih terus menjilati hingga batang kemaluanku bersih dari cairan.

Sekali ini aku perlu waktu setengah jam untuk dapat ‘bangkit’ kembali…. dan setengah jam lebih dikocok dalam vagina Anita untuk kemudian melepaskan isinya yang sudah semakin sedikit dalam vagina yang sejak awal ‘belum sempat diisi’ air maniku

Entah jam berapa Mira kembali ke kamarnya karena saat aku berada dalam pelukannya dengan wajahku terbenam diantara buah dadanya…aku terlelap.

Saat terjaga paginya aku diberi ciuman yang amat manis dari istriku…sambil berbisik ”Mira bilang terima kasih, punya papa jauh lebih enak dari mantannya dulu katanya..” aku hanya tersenyum karena benar benar merasa ‘habis…..’, terkuras energi dan air maniku….,

Hampir tengah hari baru aku beranjak dari tempat tidur setelah anak anak ribut tidak karuan mengajak pergi……………………

Tamat




Si Cantik Rida

0 comments

Temukan kami di Facebook
Rida adalah seorang gadis 20 tahunan yang bekerja di sebuah bank negeri di kota Bkl. Ia tinggal di rumah kos bersama seorang rekan wanitanya, Ita, yang juga bekerja di bank yang sama walaupun pada cabang yang berbeda. Ia memiliki tubuh yang kencang. Wajahnya cukup manis dengan bibir yang penuh, yang selalu dipoles dengan lipstik warna terang. Tentu saja sebagai seorang teller di bank penampilannya harus selalu dijaga. Ia selalu tampil manis dan harum.

Suatu hari di sore hari Rida terkejut melihat kantornya telah gelap. Berarti pintu telah dikunci oleh Pak Warto dan Diman, satpam mereka. Dia tadi pergi ke WC terlebih dulu sebelum akan pulang. Mungkin mereka mengira ia sudah pulang. Baru saja ia akan menggedor pintu, biasanya para satpam duduk di pintu luar. Ada kabar para satpam di kantor bank tersebut akan diberhentikan karena pengurangan karyawan, Rida merasa kasihan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK kali ini.

“Mau kemana Rida?”, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller.
Rida terkejut, ada Warto dan Diman. Mereka menyeringai.
“Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau pulang dulu..”, Rida menyapa mereka berdua yang mendekatinya.
“Rida, kami bakal diberhentikan besok..”, Warto berkata.
“Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa..”, Rida menjawab.
Di luar hujan mulai turun.

“Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak”, tiba-tiba Diman yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam.

“I.., iya.., besok aku belikan kenang-kenangan..”, Rida menjawab.

Tiba-tiba ia merasa gugup dan cemas. Warto mencekal lengan Rida. Sebelum Rida tersadar, kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka.

“Aah! Jangan Pak!”.

Diman menarik blus warna ungu milik Rida. Gadis itu terkejut dan tersentak ketika kancing blusnya berhamburan. “Sekarang aja Rida. Kenang-kenangan untuk seumur hidup!”.

Warto menyeringai melihat Diman merobek kaos dalam katun Rida yang berwarna putih berenda. Rida berusaha meronta. Namun tak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar.

“Jangann! Lepaskann!”, Rida berusaha meronta.

Hujan turun dengan derasnya. Diman sekarang berusaha menurunkan celana panjang ungu Rida. Kedua lelaki itu sudah sejak lama memperhatikan Rida. Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam mereka sering mengintipnya ketika ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah tak tahan lagi. Rida menyepak Diman dengan keras.

“Eit, melawan juga si Mbak ini..”, Diman hanya menyeringai.
Rida di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih.
“Aahh! Jangan Pak! Jangann!”, Rida mulai menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja itu.

Sementara kedua tangannya terus dicekal Warto, Diman sekarang lebih leluasa menurunkan celana panjang ungu Rida. Sepatunya terlepas.

Diperlakukan seperti itu, Rida juga mulai merasa terangsang. Ia dapat merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Menunjukkan celananya telah terlepas jatuh. Rida lemas. Hal ini menguntungkan kedua penyiksanya. Dengan mudah mereka menanggalkan blus dan celana panjang ungu Rida. Rida mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Rida yang kencang mulai ditepuk oleh Warto bertubi-tubi, “Plak! Plak!”.

Tubuh Rida memang kencang menggairahkan. Payudaranya besar dan kencang. Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja seperti ini ia tampak sangat menggairahkan. Diman menjambak rambut Rida sehingga dapat melihat wajahnya. Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala membentuk huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya.

“Sret!”, Rida tersentak ketika celana dalamnya telah ditarik robek.

Menyusul branya ditarik dengan kasar. Rida benar-benar merasa terhina. Ia dibiarkan hanya dengan mengenakan stocking sewarna dengan kulitnya. Sementara penis Warto yang besar dan keras mulai melesak di vaginanya.

“Ouuhh! Adduhh..!”, Rida merintih.

Seperti anjing, Warto mulai menyodok nyodok Rida dari belakang. Sementara tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Rida hanya mampu menangis tak berdaya.

Tiba-tiba Diman mengangkat wajahnya, kemudian menyodorkan penisnya yang keras panjang. Memaksa Rida membuka mulutnya. Rida memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Warto mendesak dari belakang, Diman menyodok dari depan. Bibir Rida yang penuh itu terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Diman yang terus keluar masuk di mulutnya. Tiba-tiba Warto mencabut kemaluannya dan menarik Rida.

“Ampuunn.., hentikan Pak..”, Rida menangis tersengal-sengal.

Warto duduk di atas sofa tamu. Kemudian dengan dibantu Diman, Rida dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka.

“Slebb!”, kemaluan Warto kembali masuk ke vagina Rida yang sudah basah.
Rida menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Warto kembali memeluk Rida sambil memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai mengaduk aduk vagina gadis itu. Rida masih tersengal-sengal melayani serangan mulut Warto ketika dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Diman mulai memaksa menyodominya.
“Nghhmm..! Nghh! Jahannaamm..!”, Rida berusaha meronta, tapi tak berdaya.

Warto terus melumat mulutnya. Sementara Diman memperkosa anusnya. Rida lemas tak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian. Payudaranya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin membuat dirinya tampak erotis dan merangsang. Juga rintihannya. Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin cepat dan dalam mendadak berhenti. Rida ditelentangkan dengan tergesa kemudian Warto menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Rida gelagapan ketika Warto mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala Rida dipegang erat dan..

“Crrt! Crrt!”, cairan sperma Warto muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi.

Rida merasa akan muntah. Tapi Warto terus menekan hidung Rida hingga ia terpaksa menelan cairan kental itu. Warto terus memainkan batang kemaluannya di mulut Rida hingga bersih. Rida tersengal sengal berusaha menelan semua cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit mulutnya.

Mendadak Diman ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Rida. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Rida terlalu lemah untuk berontak. Ia pasrah hingga kembali cairan sperma mengisi mulutnya. Masuk ke tenggorokannya. Rida menangis sesenggukan. Diman memakai celana dalam Rida untuk membersihkan sisa spermanya.

“Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk..”, ujar Warto sambil membuka pintu belakang.
Tak lama kemudian 3 orang satpam lain masuk.
“Ayo, sekarang giliran kalian!”, Rida terkejut melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu.

Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan teman sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang malam ini karena harus ke rumah saudaranya hingga tentu tak akan ada yang mencarinya.

Rida ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah membuka pakaiannya masing-masing hingga Rida dapat melihat batang kemaluan mereka yang telah mengeras.

“Ayo Rida, kulum punyaku!”, Rida yang hanya mengenakan stocking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran.
Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya.
“Akhh.., mmhh.., mhh..”, Rida menangis tak berdaya.

Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram.

“Akkghh! Isep teruss..!, Ayoo”.

Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang ketika cairan spermanya muncrat mengisi mulut Rida. Gadis itu gelagapan menelannya hingga habis. Kepalanya dipegangi dengan sangat erat. Dan lelaki lain langsung menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya. Rida dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka juga bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Rida bergiliran.

Tubuh Rida yang sintal itu basah berbanjir peluh dan sperma. Stockingnya telah penuh noda-noda sperma kering. Akhirnya Rida ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Rida dan mengocoknya disana, hingga secara bergiliran sperma mereka muncrat di seluruh wajah Rida.

Ketika telah selesai Rida telentang dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Rida pingsan. Tapi para satpam itu ternyata belum puas.

“Belum pagi nih”, ujar salah seorang dari satpam itu.
“Iya, aku masih belum puas..”.
Akhirnya muncul ide mereka yang lain.

Tubuh telanjang Rida diikat erat. Kemudian mereka membawanya ke belakang kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih sepi dan banyak semak belukar. Rida yang masih dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di sebuah pondok tua tempat para pemuda berkumpul saat malam. Hujan telah berhenti tetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Rida disumpal dengan celana dalamnya. Ketika malam semakin larut baru Rida tersadar. Ia tersentak menyadari tubuhnya masih dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya. Ia benar-benar merasa dilecehkan karena stockingnya masih terpasang.

Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki. Dan mereka terkejut ketika masuk.

“Wah! Ada hadiah nih!”, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka.

Rida berusaha meronta ketika mereka mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tapi ia tak berdaya. Ada 8 orang yang datang. Mereka segera menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Rida mulai dijadikan bulan-bulanan. Rida hanya bisa menangis pasrah dan merintih tertahan.

Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya secara bergiliran dan bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar. Kembali Rida bermandi sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan wajahnya. Setiap kali akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya hingga ia kembali tersadar.

“Ini kan teller di bank depan?”

Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa Rida dengan berbagai posisi. Rida yang masih terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir dari lubang pantat dan vaginanya yang telah memerah akibat dipaksa menerima begitu banyak batang penis. Ketika seseorang sedang sibuk menyodominya, Rida tak tahan lagi dan akhirnya pingsan. Entah sudah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke seluruh tubuh Rida sebelum akhirnya meninggalkannya begitu saja setelah mereka puas.

Tamat




Ngentot sepupuku

0 comments

Temukan kami di Facebook
Sejak aku diterima di sebuah PTN di Surabaya, aku di suruh tinggal di rumah pak de, di rumah pak de ada empat orang, pak de dan istrinya mbak via trus ama silvi keponakan bu de, pak de anaknya cuman satu yaitu mbak via,kalo umurnya sih lebih tua dari aku sekitar 3 tahunan, udah lama juga sih aku ngga ketemu dia seingat ku mbak via itu orang nya cantik,.

Singkat cerita setelah beberapa bulan tinggal di rumah pak de aku mulai betah dan kerasan, semua pekerjaan rumah kita bagi ber tiga mbak via, silvi dan aku soalnya ngga ada pembantu padahal pa de orangnya cukup mampu, alasanya mendidik kita supaya bertanggung jawab dan mandiri aku sih ngga masalah. pak de maupun bude baik sama aku, ditambah pula mbak via akrab banget sama aku dan keliatan kalo dia sayang dan perhatian sama aku, maklum sih dia mungkin udah nganggep aku seperti adiknya sendiri bahkan sering juga sih manja sama aku.

kemana-mana selalu minta diantar sama aku kalo kebetulan dia ngga pergi sama pacarnya, kalo silvi sendiri masih smu kelas satu, anaknya manis imut lagi dia anaknya penurut, dan manja banget sama aku, aku sering bantuin dia kalo lagi kesulitan ngerjain tugas atau pr dari sekolahnya tapi sering aku godain dia, kalo ada temennya cowok main ke rumah, begitu temennya pulang aku godain pacaran mulu, silvi langsung malu dan langsung jawab ngga kok cuman temen kak, lagian siapa yang mau pacaran.

silvi mau konsentrasi belajar dulu kok, sambil mukanya keliatan ngambek gitu, kalo udah gitu langsung aku acak-acak rambutnya sambil ngomong masa sih sambil ketawa ngakak aku., silvi langsung nyubitin lenganku aku berusaha menghindar tapi silvi terus aja nyubit sambil ngomong biar kapok kakak ngga godain silvi lagi, kalo udah gini aku peluk dia sampai ngga bisa bergerak, bandel yah silvi udah berani ama kakak, dianya jawab abis kakak godain mulu, kadang saking gemesnya sering juga silvi aku ciumin pipinya sampe merah mukanya karena malu.

Kalo udah gitu dia pasti teriak-teriak minta tolong sama mbak via, Mbak via kak Bram nih nakal ganguin silvi terus, tapi aku cuek aja malah aku terusin nyium pipinya kiri kanan abis enak sih meluk cewek imut, kalo mbak via dateng aku baru berhenti nyium pipinya silvi dan ngelepasin pelukan ku, mbak via dateng langsung ngomong anak dua ini bercanda mulu dari tadi, silvi langsung lari ke mbak via trus ngadu, mbak kak bram loh godain silvi terus, tapi anehnya silvi ngga pernah cerita ke mbak via kalo aku sering nyiumin dia, aku jadi penasaran.

Hari minggu pagi aku habis selesai bersih-bersih rumah dan lagi istirahat, pak de ngomong ke aku mau keluar kota ngajak istrinya mau jengguk saudara yang sakit, beliau titip rumah sama aku katanya kalau aku mau keluar rumah jangan lama-lama dan cepat pulang, karena pak de pulangnya nanti mungkin agak malam.aku meng iyakan lagi pula aku ngga ada acara mungkin aku ngga keluar rumah kok pak de begitu aku bilang ke pak de. Ngga berapa lama pun pak de berangkat.

Waktu mau mandi aku ber papasan dengan mbak via dia keliatannya mau pergi, waktu lewat di samping ku tercium harum parfumnya, iseng aku godain dia, hmm…wangi banget nih….pasti mau nge date yah…, pagi-pagi udah pacaran….kataku sambil lalu, mbak via pun langsung nyubitin pinggangku, sambil ngomong dasar kamu bram makanya cari pacar sana jangan di rumah mulu…, aku cuek aja sambil bales jawab aku mau cari pacar kalo cantik dan seksi nya kaya mbak via, enak aja..

mbak kan udah punya cowok bram, aku jawab lagi kalo gitu selingkuh aja sama aku mbak…, aku mau kok …sambil cengar-cengir.

Huss kamu itu..udah sana mandi bau tahu mbak mau berangkat nih, ternyata pacarnya udah nunguin di ruang tamu, trus dia ngesun pipi ku, emang udah kebiasaan sih mbak via nge sun pipiku kalo aku godain gitu aku sih seneng-seneng aja, cuman aku gak berani bales ngesun dia. Dari belakang aku perhatiin mbak via emang cewek sempurna badan nya tinggi langsing mungkin karena dia sering senam dan berenang kali yah perfect pokoknya deh susah gambarinnya, kalo tingginya sih 168 cm cukup tinggi loh buat ukuran cewe’ kulit nya putih mulus.

ditambah wajahnya yang cantik, kapan aku bisa punya cewe kaya dia yah..,pikirku,aku pun masuk kamar mandi tapi pikiranku mulai mikir yang jorok-jorok dan yang aku bayangin ngga lain dan ngga salah siapa lagi kalo bukan mbak via, aku pun mulai ngebayangin lekuk tubuh mbak via, otak ku pun berfantasi lagi enak-enaknya tiba-tiba pintu kamar mandi di gedor,ternyata silvi sambil teriak-teriak dia, kak gantian dong kamar mandi nya silvi mau pup nih…,sialan batin ku, aku tanya ke silvi kenapa ngga pakai kamar mandi di atas aja sih….

kebetulan kamar mandi ada dua di rumah ini, ngga ah males kebelet banget nih soalnya silvi males naik ke atas jawabnya sambil gedor-gedor pintu kamar mandi, cepet dong…, iya iya… jawab ku, ngga jadi enak deh…padahal udah separuh jalan, aku pun akhirnya cuman cuci muka aja trus keluar dari kamar mandi, langsung aja silvi nylonong masuk ke dalam sambil meringis dia nahan pup nya, kasihan juga aku.

Begitu pintu kamar mandi di tutup aku ganti teriak awas kamu silvi ntar kakak bales, biarin ngga takut weeek…jawab silvi dari dalam. Aku akhirnya jadi males mandi trus ke meja makan buat sarapan yang udah disiapin silvi, silvi emang jago masak dia puji ku dalam hati. Selesai sarapan aku cuci piringku di dapur, kemudian ke ruang tengah mau nonton tv , ternyata silvi sudah ada di sana duduk di sofa , langsung aja iseng ku muncul aku acak-acak rambutnya, dasar anak manja kamu…,ah kakak silvi minta maaf yah…..katanya melas….

aku pun kemudian duduk di sampingnya aku perhatiin dia ternyata imut banget adik sepupuku yang satu ini, cantik juga kulitnya ngga seputih mbak via, tiba-tiba pikiranku yang tadi sempet ilang muncul lagi, aku pun senyum-senyum sendiri ternyata silvi tahu kalo aku perhatiin, trus dia nanya dengan curiga.

Ngapain kak bram senyum-senyum sendiri sih sambil ngeliatin silvi…., kak bram mau bales silvi yah…, silvi ngaku salah deh kak….,

Mukanya itu kalo lagi memelas gemesin banget deh. Langsung aku peluk dari belakang dia mulai deh aku ciumin pipinya,silvi diam aja tumben ngga berontak. Lalu aku nanya ke dia, kamu udah pernah di cium cowok…? blom pernah kak, cuman kak bram yang pernah cium silvi…..jawab silvi sambil tertunduk wajahnya, dan pipinya bersemu merah.

Kok silvi ngga marah di cium sama kakak….? tanya ku lagi.

Ngga tahu…, jawab silvi sambil nunduk.

Kok ngga tahu sih…?kata ku sambil terus nyiumin pipi silvi.dan aku mulai menikmati permainan ini, mumpung ngga ada orang.

Kakak sayang sama silvi, bisikku di telinga silvi, kemudian aku mulai ciumin belakang telinganya dengan lembut trus aku lanjutin ke arah tengkuknya aku gigitin pelan lehernya. Nafas silvi mulai ngga beraturan dan dia diam saja, aku tahu dia menikmatinya juga kadang agak tersenggal dia dan semakin terdunduk kepala sementara matanya terpejam, badannya mulai di sandarin ke dadaku. Aku makin asik nyiumin lehernya, kadang aku jilatin, aku hisap pelan, aku gigit kecil.

sengaja aku lama-lamain sampai di terangsang, ciuman ku mulai pindah ke leher depannya, nafas silvi mulai semakin ngga beraturan, dan matanya semakin rapat terpejam, aku udah merasa silvi sudah pasrah aku apain aja, sementara posisiku masih duduk dibelakangnya silvi,aku berhenti sebentar buat ambil nafas,kemudian aku ngelepasin pelukanku sambil menarik silvi kepangkuanku, silvi nurut aja, aku elus rambutnya aku ciumin dahinya semua aku lakuin dengan lembut.

Aku tanya lagi ke silvi, silvi kok diam aja sih…?

silvi marah ya sama kakak…? kataku lagi. Silvi membuka matanya, dia mengelengkan kepalanya.

Kakak sayang sama silvi…, kataku sambil nyium dahi dan matanya yang terlihat sayu itu.

Silvi juga sayang sama kakak…..,bisiknya pelan. Aku pegang tanganya. Aku mulai lagi cium leher depannya sengaja aku ngga cium bibirnya dulu padahal sebenernya aku tuh udah pingin banget ngelumat bibir mungilnya, tapi aku nunggu sampai silvi pasrah pasti lebih enak pikirku. Kepala silvi bersandar di bahu kiriku, wajahnya semakin bersemu merah, tangannya mulai meremas tanganku,ciuman ku mulai turun agak ke bawah lehernya aku jilatin,hisap dan gigit-gigit kecil,tangan silvi semakin kuat meremas-remas tanganku.

ini dia pikirku langsung aja aku kecup pelan bibirnya, aku mulai ciumin bibir mungil itu tanpa ada perlawanan bibir silvi masih terkatup rapat,aku kulum perlahan-lahan bibir nya silvi. Karena posisiku yang kurang nyaman aku berhenti ciumin silvi, aku angkat kepala silvi dari bahuku, lalu aku angkat badannya dari sofa trus aku rebahin di karpet,sementara tv aku matiin,dan silvi sama sekali ngga mau membuka matanya sama sekali mungkin malu aktau gimana aku ngga tahu dan ngga mau tahu kayanya yang penting aku bisa nikmatin silvi.

Aku ambil bantal di sofa kemudiaan aku bantail ke kepala silvi, aku ambil posisi di samping kiri silvi sambil setengah rebahan aku elus wajah silvi sambil berbisik ke telinganya,
kamu cantik sekali silvi,….kakak sayang sama kamu, rayuku.

Lalu aku kecup keningnya,matanya,hidungnya,ak u terusin kecup bibirnya yang mungil itu, aku mulai gigit pelan bibir bawah silvi,aku hisap bibir bawahnya aku jilatin pelan,aku lakuin itu semua dengan penuh perasaan, ternyata silvi mulai menikmati permainku dia mulai membuka bibirnya meskipun belum membalas ciumanku, mungkin belum bisa karena dia kan blom pernah di cium cowok katanya, aku ngga perduli aku semakin menjadi-jadi langsung aku aku lumat bibir silvi aku masukin lidahku,aku sedot bibirnya pokoknya aku puasin diriku.

nafas silvi semakin ngga karuan, sementara itu tanganku mulai merabai tubuh silvi,tangan kananku mulai masuk ke dalam kaosnya perut silvi aku elus jariku memainkan pusarnya, kemudian sengaja aku senggolin pelan ke payudara silvi yang masih tertutup bra nya, tangan ku sudah leleluasa merabai perut silvi kemudian dadanya, terasa sekali di telapak tangan kananku degub jantung silvi yang semakin kencang di dadanya yang terasa mulus dan lembut itu.silvi hanya diam dan pasrah dan aku tahu dia menikmati banget sensasi yang baru pertama dia alami ini.

aku semakin bernafsu, tangan ku mulai meraba payudara kiri silvi, silvi tersentak kaget tapi tetap memejamkan matanya, tangan kirinya memegang tanganku yang sudah berada di balik kaosnya tetapi tidak berusaha menghentikan atau menghalangi ku cuman memegangi tanganku, aku mulai menekan payudara silvi dengan tidak terlalu keras,kemudian meremasnya perlahan-lahan,lalu aku susupkan tanganku kedalam branya aku gunakan jariku untuk memainkan payudara silvi yang terasa kenyal dan lembut di tanganku itu, badan silvi mulai mengeliat-liat.

aku tambah bernafsu,aku tekan perlahan aku main putingnya yang kecil tapi terasa mengeras di jariku, sementara tangan silvi masih memegangi tanganku bahkan mulai meremas-remas tanganku. Aku sudah ngga tahan pingin ngelihat bentuk payudaranya, aku lepasin ciuamku dari bibir silvi, silvi ngelenguh pelan dan hampir seperti berisik, agh….. kepalanya tergolek lemah kadang digoyangkan kearah kiri dan kanan,sementara matanya masih tertutup rapat, bibirnya sedikit terbuka kadang mengeluarkan suara setengah tertahan agh……setiap aku remas dengan lembut payudaranya atau saat aku mainin putingnya.

Aku angkat ke dua tangan silvi, aku sejajarin dengan kepalanya,silvi nurut aja,dan dia ngga mau membuka matanya sedikit pun semetara dadanya naik turun mengikuti nafasnya yang semakin cepat. Kemudian kedua tanganku mulai meremas payudaranya kiri dan kanan, aku singkap kaosnya sebatas lehernya terlihat kulit silvi yang putih mulus, kemudian aku singkap juga bra nya keatas tersembulah payudara silvi yang mungil ,maklum masih smu kelas satu pula, putih pucat warnanya dan putingnya kecoklatan, langsung aku remas perlahan, aku mainin jari ku di sekitar putingnya kecil tapi terlihat menonjol

kadang aku tekan-tekan lalu aku raba dengan gerakan berputar, silvi semakin mendesah-desah, aghhh……aku semakin ngga tahan aku rebahin tubuhku langsung aku emutin payudara sebelah kanan, aku gigitin pelan.

aku jilatin aku hisap putingnya kayanya ngga ada puas-puasnya sementara tangan kananku tetap meremas payudara kirinya kadang aku mainin putingnya.

Tangan silvi memeluk kepalaku setiap aku hisap putingnya dan mendesah panjang aghhh………..,kadang rambutku ditarik-tarik,aku semakin menikmati payudara silvi gantian kiri-kanan aku hisap dan sedot putingnya, aku gigitin,ke dua tangan silvi mulai memeluk leherku, dan kadang berbisik
kakak aduh agh….kak…..akh….h….sss …agh…tangannya meremas-remas pungungku.

Aku kemudian berhenti aku liat wajah silvi yang menahan kenikmatan.

Kakak sayang kamu silvi……,kataku, ngga lama kemudian silvi membuka matanya tapi tertunduk

Silvi juga sayang sama kak bram,…..,tapi silvi malu kak….jawab silvi.Silvi belom pernah kaya gini…,kata silvi, sambil masih tetap memelukku.

Silvi jangan marah ya sama kakak, kakak udah berbuat ini ke silvi, kataku sambil cium keningnya.

Silvi diam saja ngga jawab tapi ngga ngelepaisin pelukanku atau pelukannya.
Kakak cium silvi lagi boleh….., tanyaku.silvi cuman menganggukan kepala.

Kemudian aku angkat badan silvi keatas badanku,sekarang posisiku berubah aku di bawah sedang silvi di atasku, aku cium bibirnya silvi,

kok ngga di balas sih ciuman kakak….., tanyaku.
Ngga bisa kak…silvi blom pernah…….jawab silvi.
Ya udah ikutin aja kakak yah ………..,kataku
akhirnya silvi ngikutin aku di balas ciumanku, agak canggung sih tapi lumayan juga….

tanganku melingkar di leher silvi, sementara silvi kayanya asik sendiri dengan permainan baru nya dia udah mulai nyiumin aku kadang di gigit-gigitnya bibirku, tanganku mengelus punggung silvi, aku buka kaitan bra silvi,dan kayanya silvi udah ngga perduli dia semakin asik aja.

setelah terlepas aku coba buka kaos silvi sekalian,agak malu juga sih sih awalnya silvi dia berusaha nutupin payudaranya dengan kedua tangannya tapi aku melakukannya dengan pelan-pelan akhirnya aku angkat tangan silvi aku tarik wajahnya supaya nyium bibirku lagi dia mau akhirnya lepas juga kaos dan bra silvi aku taruh di sampingku, tangan silvi kemudian memeluk leherku, aku kulum bibir silvi dengan lembut, silvi merapatkan pelukanya.

Terasa hangat dadaku dihimpit payudara silvi yang mulus hangat, lembut dan kenyal,sudah mulai terangsang lagi dia rupanya. Aku ambil posisi duduk tanpa melepas ciumanku dari bibir silvi, aku bersandar di tepi sofa sementara silvi aku pangku, tanganku mulai merabai payudara silvi lagi yang sekarang sudah tidak ada lagi kain pembatas, buah dada silvi keliatan bergelantung indah.

aku lepasin ciumanku dari bibir silvi,sambil ngomong ke silvi, silvi kakak hisap susumu yah….kaya tadi boleh ya….,kataku sambil senyum.

Silvi nganggukin kepalanya. Langsung aku sedot payudara silvi kiri dan kanan, sementara silvi mendesah-desah keenakan di telingaku,….

oohh….kaakk…..agh……,se mentara pelukan silvi terasa semakin kencang.
Kakak……aghh….silvi… geli…ka…agh…….
kadang dia menggigit leherku karena menahan geli.

Tangannya menarik-narik rambutku, aku ngga peduli aku terus menghisap payudara silvi, mainin putingnya pakai lidahku, aku jilatin dari atas kebawah kadang berputar-putar, kadang aku hisap semua dari putingnya sampai separuh payudaranya kalo bosan yang kiri aku pindah yang kanan,begitu juga kalo udah bosan yang kanan balik lagi ke payudara yang kiri, silvi terus aja mendesah-desah keenakan.

payudara silvi basah karena air ludahku sehingga tampak mengkilat,ada tanda merah bekas gigitan kecil atau bekas kuhisap di payudara silvi,semakin membuatku bernafsu untuk mengeksplorasi tubuh silvi. Sementara tanganku mulai meremas buah pantat silvi, sambil berusaha membuka kaitan roknya,sekalian aku buka resletingnya juga dan kemudiaan aku masukin tanganku kedalam, terasa sekal sekali pantat silvi, sedangkan silvi sendiri kayanya udah ngga sadar. Desahannya membuatku semakin bernafsu dan bernafsu.

Aghhhhhh….kakak…..uhh…ss ss…agh….

tangaku akhirnya sampai juga di belahan pantat silvi aku terusin sekalian mengelus vagina silvi dari belakang pertama silvi ngga sadar begitu aku tekan kearah selangkangannya tersentak dia sambil mendesah panjang,

oouughhhhhhh…..ahh…..kakaa aaak….agh…..

aku elus-elus daerah kewanitaan silvi, dengan lembut pelan tapi pasti. Silvi pun menggelinjang-gelinjang ngga karuan diatas pangkuanku….tampak dia berusaha menahan rasa itu, sehingga dari mulutnya hanya terdengar, mm…mmmm…..ssss….., aeeegh….sss., uuuhh,kakak….dia berbisik ditelingaku, akhir nya ngga tahan juga dia kayanya. Kemudian aku cium bibirnya, silvi membalas dengan cepat dia mengigit bibirku aku kaget karena silvi menggigitnya terlalu keras. Aku pun akhirnya membaringkan tubuh silvi diatas karpet, silvi terlihat memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.

Lalu aku mulai lagi menciumi wajah silvi sambil ke dua tanggannya aku angkat sejajar dengan kepalanya sehingga payudaranya nampak membusung sungguh pemandangan yang sangat menggairahkan,tanganku mulai mengelus-elus payudara silvi lagi,meremas-remasnya, lalu aku jilati lagi hisap dan hisap lagi. Silvi pun semakin menjadi-jadi, kepalaku di tekan-tekan kearah dadanya sambil sekali-kali mengelus rambutku kadang seperti menjambak-jambak rambutku dan erangannya kembali terdengar.

Ohh…kakak…sss……ogh….

sementara tanganku mulai merabai paha silvi sambil aku tarik rok silvi kebawah pelan-pelan sampai sebatas lutut, kemudian dengan kakiku aku turunin roknya sampai lepas dan sepertinya silvi tidak sadar akan hal itu, mungkin karena aku sibukan dia dengan cumbuanku di payudaranya sehingga dia sudah ngga sadar lagi dengan apa yang aku lakuin,badan silvi sudah basah dengan keringat membuatku semakin bernafsu.

kedua paha silvi aku lebarkan sehingga posisinya terlentang dan aku mulai membelai-belai vagina silvi yang masih tetutup cdnya, terasa basah sekali di sana sampai tembus ke cdnya,jariku mulai mencari belahan vaginanya, aku gesek-gesekan jariku naik turun searah belahan vegina silvi,kadang aku tekan-tekan dilibang vaginanya,silvi semakin mengerang-erang dan mendesah-desah .tangan nya mencengkeram erat tanganku.

Mmmpp…. oogh… ssshhh……..aaahh…..dan perut dan pantatnya naik turun mengikuti gerakan tanganku yang mengelus-elus vaginanya, aku merasakan desakan di celanaku yang terasa keras sekali, aku ganti posisi merangkak di atas tubuh silvi sambil terus menciumi payudaranya kiri dan kanan bergantian sementara tanganku tetap memainkan vagina silvi yang terasa semakin basah akhirnya aku masukin sekalian jariku ke dalam cdnya silvi mencengkram tangan ku tapi terlambat jariku sudah menyentuh bibir vaginanya yang basah sekali itu dan silvi pun hanya bisa pasrah.

kemudian aku cium bibirnya silvi membalas ciumanku tangannya mendekap badanku yang sekarang berada tepat di atas badannyanya yang masih berguncang-guncang mengikuti belain jari ku di bibir vaginanya yang terasa basah dan lengket. Nafasnya memburu dan desahannya yang semakin merangsang nafsuku, lalu aku jongkok di sampingnya dan mulai membuka cdnya.

tangan silvi mencoba menahanku tapi sepertinya dia sudah kehabisan tenaga akhirnya berhasil aku lepas cd silvi dari ke dua kakinya tanpa susah payah, silvi hanya bisa menutupi mukanya dengan ke dua tangannya.

Tubuh silvi yang putih mulus terpampang dihadapanku kedua payudaranya nampak membusung sedang perutnya yang rata mulus dan vaginanya basah terlihat jelas didepanku, aku pun ambil posisi berjongkok di antara kedua paha silvi yang ku renggangkan setelah itu aku lepas kaos dan celanaku tinggal mengenakan cd aja yang aku pakai,sementara silvi cuman diam dan ke dua tanggannya masih tetap menutupi mukanya mungkin dia sudah pasrah dengan apa yang aku lakukan.

tanganku mulai meremas-remas kedua payudaranya sementara bibirku menciumi perut silvi dan terus turun akhirnya sampai ke vagina silvi aku ciumi lubang vaginanya aku jilatin belahan vaginanya, silvi kembali mendesah-desah dan tangannya mencengkeram tanganku kuat sekali, sambil pantatnya naik turun mengikuti permainanku.

Ssshhh……..sssshh…..mmmmp phh…….oooghh….

anuku semakin mengeras, aku makin bernafsu kau lepasin tangan silvi kemudian kedua tanganku mengangkat pantat silvi agak keatas sedikit sehingga ciumanku ke vagina silvi jadi lebih mudah,lidah ku bermain-main di sana, kuhisap semua cairan silvi yang mengalir deras aku gigit-gigit kecil bibir kemaluan silvi, aku mainin kelentit dan klitorisnya dengan bibir dan lidahku,lubang kenikmatan silvi aku masuki dengan lidahku aku jilatin dari atas ke bawah.

kadang berputar-putar,silvi semakin menggelinjang-gelinjang, badannya bergetar hebat semantara pantatnya naik turun tangannya memegangi kepalaku , dan kepalanya mengeleng-geleng kekiri dan kanan.

Ssssshhh…..ssshhhh….eeemmm mphhh…….oooughh…….
nampaknya silvi hampir mencapai klimaksnya, aku masih ragu untuk meneruskan permainan ini sampai dengan menyetubuhinya, tapi anuku sudah ngga tahan lagi,akhirnya aku lepasin cumbuanku divagina silvi aku tindih dia dengan tubuhku dan silvi langsung memeluk tubuh ku erat sambil membuka matanya yang nampak sayu dan menahan rasa kenikmatan yang luar biasa berbisik dia kepadaku.
Ohh…kakak….

payudaranya terasa hangat didadaku, silvi semakin erat memeluk tubuh ku, kemudian aku lebarkan kedua pahanya dan aku tekan anuku tepat diatas vaginanya, silvi mengangkangkan ke dua kakinya sehingga pahanya terbuka lebar,kemudian aku berbisik di telinganya.

Silvi kakak pingin,….kamu ikutin kakak ya……

Silvi mengangguk pelan, kemudian aku mulai menggesek-gesekkan punya ku ke vagina silvi,meskipun cuma di gesek-gesek aku berusah untuk menikmati, soalnya aku masih ngga tega kalo harus menyetubuhi silvi juga sih,pantatku mulai turun naik,silvi mengikutinya meskipun kadang iramanya tidak sama,pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakanku, silvi kayanya menikmati juga dia mulai lagi mendesah-desah.

Emmmphhh…..mmmmmphhh…aagh. ….

kadang aku tekan-tekan anuku ke vagina silvi, dan pantat silvi naik mengikuti gesekan-gesekan anuku di vaginanya. Sambil mendesah. Mmm…..mmmphh…tangannya mengelus-elus punggungku. Karena terasa kurang maksimal aku lepasin pelukan silvi dan aku bertopang di ke dua tanganku dan tubuhku aku tarik agak turun kebawah dan terus mengesekkan anuku ke vagina silvi,lumayan enak juga sih aku lakuin semua seperti orang yang sedang bersetubuh cuman bedanya ini cuma sekedar di gesek-gesekin aja tapi cukup lah sementara ini.

Silvi semakin melebarkan pahanya vaginanya di gesekin ke anuku kadang dia mengangkat pantatnya tinggi menyambut gerakanku, payudaranya berguncang-guncang badannya semakin basah oleh keringat.

Kakak…..mmmmpphh oough… sil..vi…mmmph…sssshhh… udah ngga tahan……. tiba-tiba silvi berkata., sambil mendesah.

Lalu aku balikin badan silvi ke atas badan ku supaya dia lebih leluasa menggesek-gesekkan vaginanya,memang sih tujuanku supaya silvi senang dulu.

Benar aja begitu silvi di atasku langsungsung ajah dia memelukku sambil tiduran dia menggesek-gesekan vaginanya tepat diats tonjolan cdku yang mulai basah karena cairan vagina silvi, pantatnya bergerak naik turun kadang di goyangin kekiri-kanan, waktu aku berusaha mengangkat tubuhnya supaya aku aku bisa main payudaranya silvi ngga bergeming dia tetap memelukku kuat sambil menggerak-gerakkan pantatya.

aku sendiri juga hampir nyampai, kadang ku angkat pantatku ke atas supaya lebih terasa gesekan vagina silvi,

sssshhh…….sssshhhh…….m mmmmphhhhh……,desah silvi.

Ngga tahan juga aku, akhirnya aku balikan lagi tubuh silvi, sekarang giliranku kaki silvi aku angkat satu keatas kemudian aku tekan-tekan anuku ke vagina silvi lebih cepat lagi, semakin terasa nikmat, dan silvi semakin mengelinjang-gelinjang, nafasnya semakin tidak beraturan,dadanya naik turun payudaranya bergubcang-guncang,silvi semakin meracau ngga karuan.

Ooooghh……ka..kak… mmmmphh…sssssshhh…..sssshh …..

tambah kencang juga aku menekan-nekan anuku ke vagina silvi.tubuh silvi masih mendesah-desah,tiba-tiba bergetar dan pantatnya terangkat tinggi, dia menjerit tertahan.

Ssshhh…..ssshhh…mmpphhh… .oooougghh……ouuhh…

lalu tubuh silvi terkulai lemas,silvi sudah klimaks,aku lepas cd ku .Aku rebahin tubuhku diatas tubuh silvi aku peluk erat dia kepalanya agak aku angkat kemudian aku mulai gesekin batang ku ke vagina silvi yang sudah basah kuyup itu tepat diantara belahan vaginanya, kemudian mulai lagi aku gesek-gesekin dan rasanya lebih nikmat silvi sudah terkulai lemas tangannya memelukku aku percepat gesekanku ,dan rasanya sudah mau keluar.

aku angkat badanku dan aku arahin ke perutnya dan keluarlah lah seluruh nafsuku disana, aku rebahin tubuhku lagi di tubuh silvi aku peluk silvi erat aku ciumin bibirnya silvi membalas ciumanku, terasa berdenyut denyut di anuku dan terasa hangat di perutku yang menempel di perut silvi yang aku tumpahain cairan ku di sana banyak sekali, silvi mengelus rambut dan punggungku.

Kemudian aku bisikikan ke telinga silvi.

Silvi kakak sayang sama kamu….,lalu kembali menciuminya.

Tiba-tiba terdengar suara bel rumah terdengar nyaring sekali.

Silvi seperti tersentak dan kaget dia mendorong tubuhku keras dengan kedua tangannya, langsung dia punguti semua pakaiannya dan lari ke dalam masuk ke dalam kamarnya.

Aku sendiri juga kaget setengah mati, aku langsung masuk kamar mandi, sementara bel rumah masih terus berbunyi...…………….

Tamat




Malu tapi mau 01

0 comments

Temukan kami di Facebook
Pertama kali aku pacaran yaitu pada waktu semester pertama di kuliahku di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Y. Memang aku agak telat untuk pacaran, semasa SMA dulu dimana sekolahku adalah sekolah homogen yang muridnya cowok semua temen-temenku kebanyakan sudah pada punya pacar sementara aku masih betah sendirian. Bukannya aku tidak laku atau bagaimana, tetapi memang aku-nya yang belum mau untuk membina suatu hubungan di samping nasihat dari orangtua yang menganjurkan aku untuk sekolah dulu sampai selesai baru pacaran.

Namun ketika aku masuk ke bangku perkuliahan nasihat dari orangtuaku jadi tidak mempan ketika aku naksir seorang cewek sekelas yang cantik, seksi, pintar dan merupakan “bunga” kampus di angkatanku, Adriana namanya dan biasa dipanggil Ana. Dia cewek yang mempunyai darah keturunan dari Jawa Timur – Kalimantan – Belanda, jadi masih bau-bau indo gitu. Langsung aku putar otak untuk mencari cara mendekatinya, maklum baru kali itu aku mencoba untuk melamar cewek untuk jadi pacar.

Singkat kata akhirnya aku dapatkan Ana menjadi pacarku. Awal-awal kami pacaran berjalan biasa-biasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya remaja lain yang berpacaran. Namun ketika suatu waktu aku ajak Ana keluar untuk merayakan Valentines Day dia menagih janji yang aku ucapkan waktu di jalan. Memang waktu itu aku beri dia kejutan seikat mawar merah tanda cintaku padanya, kelihatan dia surprise sekali dan bertanya “Wah, kamu ini senengnya kok bikin kejutan sih sayang. Masih ada kejutan lagi tidak nanti?” Aku jawab saja sekenaku, “Oh, pasti ada doong…” sambil otakku berputar karena memang aku tidak ada kejutan lagi untuknya.

Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yang tempatnya memang agak gelap setelah kami selesai makan dan akan pulang, Ana kembali menagih janjiku itu “Mana doong, katanya ada kejutan lagi buat aku?” rajuknya manja. Aku terhenyak bingung, belum sempat aku berpikir tanpa kusadari aku menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya.

Tapi ternyata cewekku itu malah menyambutnya dengan bibir sensualnya hingga bibir kami saling beradu. Aku sempat kaget juga, maklum baru kali itu aku mencium bibir cewek.

Tapi karena ketika SMA aku sering baca buku porno dan liat film BF maka aku pun segera mencoba untuk mengimbangi cewekku dengan memainkan bibirku di bibirnya. Tidak lama kami berciuman, mungkin dia merasakan aku yang begitu canggung dalam berciuman, alamak… malu sekali aku. Memang bagi Ana, aku ini adalah pacarnya yang ketiga setelah putus dengan pacar-pacarnya yang terdahulu jadi dia sudah berpengalaman dalam urusan cium-mencium dan seks dibandingkan dengan aku yang hanya tahu teorinya saja. Tapi inilah awal dari semua cerita indah kami saat berpacaran.

Sejak saat itu kemudian aku jadi ketagihan untuk mencium bibir sensual gadisku itu, bahkan malah dia yang membimbing tanganku untuk membelai-belai bagian tubuhnya. Pada suatu ketika saat kami berciuman di suatu lembah yang sepi di pinggir sawah aku kembali dibuat malu oleh Ana karena waktu itu memang aku hanya mencium bibirnya saja sedangkan tanganku anteng hanya memeluk pinggul atau punggungnya. Dibimbingnya tanganku menuju buah dadanya yang berukuran 36B itu, dan kembali aku terhenyak karena kekenyalan bukit indah kembar tersebut.

Tanganku menelungkupi buah dada itu walau masih tertutup baju, tapi ada rasa nikmat dan senjataku jadi tegang. Lalu aku lepaskan ciumanku sambil menatapnya tapi tanganku masih memegangi buah dadanya “Ada apa sayang?” tanya Ana. Aku tersipu malu, kemudian Ana bertanya, “Mau pegang ini hhh…?” sambil matanya melirik ke buah dadanya yang indah itu. “Boleh..?” tanyaku, tanpa menjawab Ana langsung menarik tanganku masuk ke kaos ketatnya sampai ke BH-nya dan kemudian dipelorotkan satu tali BH-nya sehingga buah dadanya menyembul keluar.

Tanganku pun kembali menelungkupi buah dadanya yang montok dan kenyal itu hanya bedanya sekarang tidak ada penghalang sehingga putingnya yang bulat dan keras itu terasa di telapak tanganku. Ana mendesah dan kembali kami berciuman, senjataku pun menjadi semakin tegang dan mengembang dalam celana jeansku.

Karena nafsuku sudah sampai ubun-ubun kugesekkan kemaluanku ke perutnya, Ana semakin mendesah merasakan besarnya senjataku. Semua itu kami lakukan sambil berdiri bersandar pada sebuah pohon. Karena tempat itu agak terbuka akhirnya kami akhiri cumbuan kami karena takut ketahuan warga sekitar. Namun setelah itu aku jadi semakin berani dan pintar dalam bercumbu, sering kami melakukan di rumahku di saat mengerjakan tugas kampus berdua, didukung suasana rumah yang sepi karena kedua orangtuaku bekerja dan adikku waktu itu masih sekolah hanya ada pembantu yang menyambi buka warung kelontong di garasi rumahku.

Kadang juga kami bercumbu saat di bioskop, di mobil, sampai di toilet kampus bahkan saat kami berdua berboncengan naik motor Ana sering meremas-remas dan memainkan batang kemaluanku dari belakang. Di atas sofa saat di rumahku kami bercumbu dengan hot-nya, aku buka kaos ketat Ana yang memakai resleting di depan sebagai kancing (sengaja aku belikan kaos itu untuknya supaya mudah dibuka saat ingin bercumbu). Aku buka BH-nya sehingga tampaklah buah dadanya yang menyembul indah di hadapanku. Kemudian aku remas-remas dengan gerakan memutar dari luar menuju ke dalam.

Sementara itu aku melumat bibir sensualnya, kemudian turun ke lehernya. Aku jilati lehernya sampai ke telinganya, Ana mendesah pelan pertanda dia mulai terangsang. Jilatanku turun terus sampai kemudian ke buah dadanya. Aku jilati dan caplok buah dada itu, kusedot-sedot, lalu kujilati putingnya. Ana meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke dadanya. Terus kulakukan itu terhadap buah dada yang satu lagi. Jilatanku turun ke perut, kujilati perutnya Ana menggelinjang kegelian. Tapi jilatanku tidak bisa turun lagi karena terhalang celana panjang katunnya.

Nafsuku semakin memuncak, kemaluanku tegang sekali ingin mencari lubang kenikmatannya untuk kumasuki.

Kurebahkan dia di sofa itu kemudian kugulung ke atas sampai ke paha celana katunnya. Terlihat betis indahnya menantang serta paha mulusnya yang putih itu seakan memanggilku untuk mengelusnya. Langsung saja kucium, jilati, dan elus mulai betis indahnya sampai ke pahanya. Memang aku selalu tertarik dengan cewek yang cantik seksi dan mempunyai sepasang kaki yang indah dan panjang seperti Ana cewekku itu. Batang kemaluanku sudah tambah tegang di dalam celana pendekku yang kukenakan dan aku tidak tahan lagi, kemudian aku tindih tubuh Ana sambil mengepaskan kemaluanku yang tegang itu di liang kemaluannya yang masih tertutup celana katun itu.

Ana memelukku dan kemudian kugesek-gesekkan batang kemaluanku di situ sambil tanganku tak henti mengelus betis mulus dan meremas pahanya.

“Ssh… ah.. ah.. ah.. ehm… sayang, I want it real baby… ehm.. ehmm.. ssh…” desah Ana di kupingku. Aku tidak peduli dengan kata-katanya, gesekanku kupercepat payudara Ana bergerak-gerak karena desakanku di tubuhnya. Ana semakin tidak karuan gerakannya, sambil menggigit bibir bawahnya dia terus mendesah dan aku semakin terangsang oleh desahannya itu. Tak lama kemudian Ana memperketat pelukannya sambil membenamkan wajahnya ke dadaku yang berbulu dan berteriak tertahan (takut ketahuan pembantuku soalnya), “Aaahh… sayaaanggg… ooohhh… aku keluar baby… eeehhh… hhhmm…”,

Kuhentikan gesekanku di kemaluannya, dan Ana melepaskan pelukannya sambil mengecup bibirku dan berkata “Kamu huebat sayang…” dengan matanya yang indah mengerjap-ngerjap seakan masih menikmati orgasmenya itu. Sekarang tinggal aku yang belum tuntas, Ana seakan mengerti keinginanku kemudian bangkit dan membuka celanaku kemudian meraih batang kemaluanku yang berdiri tegak itu, dielusnya perlahan kemudian dikocoknya lalu dikulumnya batang kemaluanku. Geli sekali rasanya, tapi enak sekali! Lain sekali rasanya apabila aku onani sendiri menggunakan guling yang selama ini sering aku lakukan.

Disedot-sedot oleh mulutnya kemaluanku, tapi kemudian aku tarik kepalanya dan kusuruh Ana untuk tengkurap di sofa. Setelah tengkurap kupandangi pantatnya yang padat bulat itu lalu kuremas-remas. Aku lalu mengangkanginya dan menggesekkan batang kemaluanku mula-mula di betis indahnya lalu di paha putih mulusnya kemudian berakhir di pantat bulatnya yang masih tertutup celana katun itu. Kugesekkan, oooh… nikmat sekali pantatnya sambil tanganku meremas-remas payudaranya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di pantatnya semakin kupercepat, sampai Ana terdorong ke depan karena gerakanku.

Akhirnya penantianku hampir sampai, “Oh… Ana…pantatmu enak sekali… uuuh… aku mau keluar sayang… aaah…” dan, “Creet.. croot… croot…” air maniku memancar keluar di dalam celana dalamku. Aku terkulai lemas menindih Ana yang masih tengkurap sementara batang kemaluanku masih di pantatnya yang bulat itu.

Setelah itu kami merapikan baju dan kembali mengerjakan tugas kuliah kami. Nah, maka ketika kami dapat tugas dalam kuliah, kami senang soalnya dapat kesempatan untuk bercumbu ria, untuk memperlancar itu aku dan Ana selalu berdua membentuk kelompok sendiri (maklum, kami berdua memang sama-sama punya nafsu yang besar).

Namun itu belum seberapa, puncaknya saat mahasiswa angkatanku akan mengadakan study tour ke Jakarta, tentu saja aku serta Ana jadi panitia inti dan karena aku menjabat sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan. Maka otomatis rumahku jadi base camp anak-anak panitia untuk membuat surat-surat kunjungan ke instansi-instansi di Jakarta dan perijinan serta membuat buletin study tour. Nah, sebelum teman-teman datang Ana pagi-pagi sekali sudah datang di rumahku, tidak lain tujuannya untuk bercumbu mesra itu tadi. Namun bukan itu yang akan kuceritakan, karena ada pengalaman lain yang tak terlupakan buatku untuk kuceritakan di sini.

Bersambung . . .




Malu tapi mau 02

0 comments

Temukan kami di Facebook
Singkat cerita study tour kami berjalan sempurna, aku dan Ana sudah punya rencana untuk memisahkan diri dari rombongan setelah kunjungan terakhir di sebuah kantor organisasi dunia di Jakarta. Kami berdua sepakat untuk tidak mengikuti rombongan yang sebelum pulang ke Y akan mampir rekreasi di Dunia Fantasi, karena nantinya ternyata kami berdua membuat dunia fantasi kami sendiri. Untuk mengelabui dosen dan teman-teman lainnya, kami pamit memisahkan diri dari rombongan dengan tujuan masing-masing.

Ana akan ke rumah kakak perempuannya di Bekasi sedangkan aku akan ke rumah Pakde di Jakarta Selatan. Namun setelah aku telepon ke Pak De ternyata beliau sekeluarga sedang ada di Puncak selama 3 hari dan di rumah hanya ada pembantu saja. Mendengar itu Ana langsung mengajakku ke rumah kakaknya saja, aku menurut saja karena aku tidak begitu tahu kota Jakarta.

Setelah sampai di rumah kakak perempuannya, aku dikenalkan dengan suaminya. Tak berapa lama aku semakin akrab dengan keluarga muda tersebut. Mereka belum mempunyai momongan dan tinggal di perumahan dengan satu pembantu. Karena kakak ipar Ana adalah pekerja yang sibuk, beliau seorang manager di suatu perusahaan konstruksi alat berat, maka sampai di rumah sudah capai dan langsung tertidur di kamar. Sedangkan kakak Ana seorang ibu rumah tangga biasa. Aku diberi kamar tidur yang terpisah dari kamar Ana, namun pada suatu malam Ana menyelinap ke kamar yang kutempati.

Mula-mula kami hanya ngobrol-ngobrol saja membicarakan rencana kepulangan kami berdua, tapi lama-kelamaan kami semakin merapat dan langsung berciuman. Memang selama study tour kami “puasa” tidak bercumbu, maka kesempatan itu tidak kami sia-siakan apalagi kakak Ana dan suaminya sudah tertidur di kamar atas dan pembantu sudah molor sejak jam sembilan malam. “Sayang! tolong buka bajuku doong… biar enak,” kata Ana. Lalu kami bergulingan di kasur saling menindih menuntaskan hasrat yang tertahan.

Di sela-sela bercumbu terdengar suara benda jatuh di teras depan. Aku melepaskan ciumanku dan keluar memeriksa, ternyata hanya seekor kucing yang menyenggol pot tanaman. “Sial…!” gerutuku, “gangguin orang lagi seneng aja tuh kucing.” Tapi untungnya seisi rumah tidak ada yang terbangun gara-gara kucing buluk itu. Lalu kembali aku masuk ke kamar melanjutkan permainanku dengan Ana. Mulai kulumat bibirnya, kumainkan lidahku di mulutnya, kucium lehernya dan kujilati telinganya.

“Aaah… sayang, kamu… hhh… kangen tidak sam… sama aku?” tanya Ana sambil terengah-engah menahan rangsanganku. Aku tidak menjawab karena mulutku sibuk menciumi lehernya. Tanganku melepas BH-nya, tapi Ana merajuk dan memakai kembali BH itu. “Enngg… sayang jangan pakai tangan dooong… ngelepasnya pake mulut kamu dong yaaang… please…” edan tenan, baru kali ini Ana minta yang aneh-aneh sama aku. Tapi aku turuti kemauannya. Kugigit tali BH-nya lalu kupelorotkan sampai ke lengan.

sementara itu untuk membuka cup BH-nya kugigit pinggirannya dan kupelorotkan ke bawah hingga hidungku menyenggol putingnya yang sudah tegak mengeras itu. “Aaauuw… geli sayang, teruss.. sayang yang satunya lagi…” pinta Ana manja.

Kembali aku melakukan hal yang sama terhadap payudara yang satunya hingga menyembul, keluarlah dua bukit kembar yang montok, besar dan indah itu di depan mataku. Dengan buas langsung kucaplok payudara kirinya, kusedot-sedot dan kujilati putingnya sementara tangan kiriku meremas-remas payudara kanannya. Kemudian bergantian kucaplok payudara kanan sementara payudara kiri kuremas-remas sambil kumainkan putingnya (karena payudara kiri Ana yang paling sensitif terkena rangsangan).

Payudaranya sekarang basah oleh air liurku sehingga tampak mengkilat diterpa cahaya lampu kamar 5 Watt. Jilatanku turun ke arah perutnya, tanganku sibuk mengelus-elus betis indah dan paha putih mulus Ana. Lalu kupelorotkan celana pendek yang dikenakan Ana sehingga sekarang dia hanya memakai celana dalam saja. Aku turun ke bawah untuk menciumi betis Ana lalu naik ke atas menciumi pahanya sampai ke paha bagian dalam hingga ciumanku sampai di selangkangannya tepat di liang kemaluan dan klitorisnya yang masih tertutup celana dalam. Nampak sudah basah celana dalam Ana waktu itu.

“Auuw sayang enak… ehmm… teeruzz sayang… lepas aja celanaku… oooh…” ceracau Ana.

Mendengar itu tanpa disuruh untuk yang kedua kalinya langsung kutarik celana dalam Ana sampai lepas. Aku tertegun melihat kemaluan Ana yang sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu lembut itu, sumpah baru kali ini aku melihat yang aslinya. Ternyata lebih indah daripada yang ada di gambar porno di internet karena bisa langsung disentuh dan dijilati. Aku masih terpana dan bingung melihatnya, lalu aku teringat sebuah adegan di film BF yang pernah kutonton. Maka aku pun segera meniru adegan itu, pertama-tama kusentuh bibir kemaluan Ana.

“Eeeh… hhhmm…” desah Ana. Lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati bibir kemaluannya, terasa asin dan berbau khas kewanitaan Ana namun semakin membuatku bernafsu. Kemudian lidahku menjilati klitorisnya yang mulai membengkak itu, “Aaauw…. sayang, kamu apain anuku?” tanya Ana. Namun belum sempat kujawab, Ana berkata, “Lagiii doonggg…” memintaku untuk menjilati klitorisnya lagi. “Oouw… enak sekali… ehmm… aduh… sayyy… aaannggg… ehhh…” ceracau Ana sementara kujilati klitorisnya. Cairan kenikmatan semakin deras keluar dari liang kemaluan Ana dan tanpa ragu kujilati, terasa asin dan baunya yang khas sungguh merangsangku.

Lalu kemudian aku bangkit dan mengangkangi tubuh Ana lalu kuletakkan batang kemaluanku di lembah antara kedua bukit kembarnya (setelah kulepas baju dan celanaku tentunya). Kutekan dengan tangan kedua payudaranya untuk menjepit batang kemaluanku itu, sambil merem melek kugesekkan batang kemaluanku sampai menyentuh dagu Ana. Kemudian aku minta Ana untuk mengulum batang kemaluanku, belum sempat dia siap aku sudah menyorongkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya hingga masuk setengahnya.

Ana hanya diam, tapi aku segera menarik dan menyorongkan kemaluanku bolak-balik. Mungkin karena Ana tidak siap dia hanya pasif saja sehingga kutarik batang kemaluanku. Setelah bosan dengan gaya itu kemudian aku merangkak turun sambil tanganku mengelus-elus kemaluan Ana yang semakin basah.

Karena aku sudah tidak tahan menahan nafsu untuk menyetubuhi Ana apalagi melihat pandangan Ana yang sayu yang juga sudah sama-sama nafsu, kuarahkan batang kemaluanku yang mengacung tegak itu ke arah liang kemaluannya. Namun apa yang terjadi, ketika nyaris ujung kemaluanku mengenai bibir kemaluannya, Ana menahan perutku dengan tangannya, “Sayang kamu mau ngapain? Mau dimasukin yah… jangan dooong… aku kan masih perawan!” Busyet! edan tenaannn, aku seakan-akan disambar geledek mendengar pengakuan Ana dengan setengah tidak percaya.

Bagaimana mungkin Ana yang menjadi pembimbingku dan begitu pintar dalam hal seks yang notabene sudah berpacaran sebanyak tiga kali itu masih perawan? “Please… sayang… tolong dong ngertiin aku… kita nikmatin itu nanti kalo kita sudah nikah aja ya sayaangg…” lanjut Ana. Mendengar itu aku luluh juga, karena aku sendiri berprinsip tidak akan merusak gadis cantikku ini sebelum menikah. Tapi bagaimana dong, kemaluanku yang masih tegang itu masa cuma dianggurin saja. Lalu kubelai rambut Ana yang masih kukangkangi itu sambil berkata, “Oke sayangku, aku tidak akan maksa kamu… tapi kita lanjutin dong acara kita.

Masa sudah di puncak kok tertahan, kita main seperti biasa aja, gesek-gesekan okey?” sambil kukecup kening dan bibirnya. Setelah itu tangan Ana yang menahan perutku dilepasnya sehingga dengan cepat kuarahkan batang kemaluanku untuk kugesekkan di bibir kemaluannya.

“Cepak… cepok… cepak… cepok…” bunyi gesekan kemaluanku dengan bibir kemaluan Ana yang sudah sangat basah itu. Untungnya kasur itu hanya digelar di atas tikar di lantai sehingga tidak ada bunyi derit ranjang gara-gara gerakan kami yang liar. Ana hanya merem melek sambil sesekali mengerang nikmat menerima perlakuanku. Semakin lama kelihatan Ana semakin menikmati permainan kami itu dengan menggoyang-goyangkan pinggulnya, sehingga membuat aku nekad mengarahkan kepala kemaluanku ke lubang kemaluannya.

Kutekan sedikit sehingga agak masuk ke dalam, yah… kira-kira hanya kepala kemaluanku saja, terasa hangat. Kutarik dan kutekan berkali-kali secara hati-hati agar tidak merusak keperawanan Ana. Kuhentikan gerakanku kemudian kucium bibir Ana. Terasa kemaluanku dijepit ketat, rasanya ngilu tapi enak sekali. “Sayang, kamu masukin ya?” tanya Ana sambil dadanya naik turun karena napasnya tersengal-sengal menahan nafsu. “Enggak kok, cuma digesekin di luar aja,” aku berkelit (padahal sih iya walau cuma sedikit).

Setelah itu kuganti gaya, seperti biasanya Ana kusuruh tengkurap langsung kemaluanku kugesekkan di pantatnya yang empuk-empuk padat itu. Ehhm… nikmat sekali rasanya. Hampir saja aku mau keluar di pantat Ana tapi dengan segala daya upaya kutahan. Kubalikkan tubuh Ana dengan lembut kukecup bibirnya, payudaranya, perutnya lalu kugesekkan kemaluanku di betis indah Ana. Woouuww… semakin tegang dan nikmaat. Apalagi aku paling nafsu dengan betis mulus dan indah milik wanita.

Gesekanku bergantian di kedua betis indahnya, begitu juga dengan paha mulus putihnya, hingga terasa sudah di ujung air maniku ingin keluar dari “tempatnya”. Kembali batang kemaluanku kugesekkan di bibir kemaluan Ana, belum lima kali gesekan aku pun keluar dengan suksesnya, “Aaah… Ana sayang… uuuh… aku keluar ahhh… enaakkk…”

“Croot… creet… craaat… criit…”

Air maniku pun muncrat di perut Ana dan sebagian di pangkal pahanya. Ana terperanjat kaget, lalu segera bangkit dan meraih celana dalamku yang kebetulan berserakan di dekat tubuhnya dan segera melap kemaluannya dari air maniku. Aku maklum melihatnya dan membantu membersihkan, lalu aku gandeng dia ke kamar mandi untuk mencuci kemaluannya dengan sabun antiseptik supaya air maniku tidak masuk ke rahimnya. Terus terang kami belum siap kalau Ana hamil duluan. Setelah dikeringkan dengan handuk, aku peluk tubuh bugil seksinya dan kukecup kening dan bibirnya sembari kubelai rambut wanginya.

Dia mencubit dada berbuluku, sambil berkata, “Iiih… kamu bandel banget siih sayang, nanti kalo aku hamil gimana hayooo!” Mata bulat indahnya mendelik ke arahku, namun bukannya aku menyesal tapi malah gemas melihat wajahnya ketika sedang marah gitu jadi tambah kelihatan cantik sekali. Alhasil aku rengkuh tubuhnya ke dalam pelukanku dan kemaluanku kembali tegang.

Setelah keluar dari kamar mandi kami merapikan diri dan Ana kembali ke kamarnya lagi setelah mencium bibirku dengan lembut lalu aku tertidur kecapaian. Hingga keesokan harinya aku terbangun sinar matahari sudah terang menembus kamar dan mataku tertumbuk pada noda merah agak tidak jelas dan masih sedikit basah di seprei kasurku. Ya ampuun, kalau benar itu noda darah berarti memang Ana masih perawan dan akulah yang mengambil keperawanannya walaupun aku tidak bermaksud demikian. Barulah aku percaya memang Ana adalah gadis baik-baik, sehingga membuatku tambah cinta.

Maafkan aku sayang, aku sudah berprasangka buruk sama kamu, ohh gadis cantikku ternyata masih ada cewek seperti kamu yang masih menjaga kesuciannya.

Tapi kejadian itu malah tidak membuat kami berdua kapok, bahkan malam berikutnya kami melakukan lagi di kamarku setelah sebelumnya Ana bilang padaku kalau liang kemaluannya linu kusodok dengan batang kemaluanku. “Tapi kamu jangan kapok lho sayaang… nanti malam lagi yaah…” bisiknya manja saat kami jalan-jalan di Mall. Sampai kemudian kami pulang ke Y di atas kereta dengan sembunyi-sembunyi kami saling cium bibir dan remas bagian tubuh kami yang peka rangsangan.

Nah, itulah pengalaman pribadiku yang tidak bisa kulupakan sampai sekarang walaupun saat ini aku dan Ana sudah berpisah karena banyak halangan seperti hal yang sangat prinsip buat kami berdua yang menghadang hubungan kami. Dengan sadar dan berat hati walaupun terasa pedih dan sakit di dada, kami akhiri hubungan kami, dan sudah semenjak putus dengan Ana empat tahun lalu di akhir tahun 96, aku belum menemukan pengganti Ana sebagai belahan jiwaku. Ana, aku selalu dan tetap mencintaimu walaupun kita tidak bisa bersatu, kamu tetap ada di hatiku sebagai bagian dari memori indah hidupku selama ini.

Maafkan atas semua perbuatanku kepadamu selama kita memadu kasih dan kudoakan semoga kamu bahagia bersanding dengan orang yang benar-benar bisa membimbing dan mencintaimu untuk selamanya. Aku akan turut bahagia bila kamu juga merasakan bahagia permaisuriku. Terimakasih atas segala perhatianmu dan kasih sayangmu kepadaku yang telah kau berikan dan jangan kau lupakan aku sayang.

Y City, 20 October, 2000

TAMAT




Kisah malam jumat

0 comments

Temukan kami di Facebook
Hello semuanya, nama saya Indra Nurhadi. Saya kaget sekali karena ternyata ada situs yang memuat cerita pengalaman yang mengasyikkan dan secara jujur saya sering bermasturbasi sambil membaca cerita-cerita tersebut.

Saya adalah seorang pria yang cukup hiperseks dan tentunya saya senang sekali jika ada wanita yang ingin merasakan kenikmatan bercinta dengan saya tetapi apapun yang terjadi dengan anda, saya tidak akan menanggungnya.

Saya memiliki banyak sekali cerita pengalaman asli saya dan saya akan ceritakan satu persatu dan salah satunya adalah pengalaman asli yang saya akan ceritakan berikut ini. Jika anda melihat dari judul, pasti anda akan mengira bahwa cerita ini berbau horror atau mistik. Saya akan tegaskan bahwa cerita ini tidak berbau horror ataupun mistik sehingga anda bisa membacanya di malam hari.

Kamis Malam minggu lalu pukul 20:00, saya sedang asyik mengutak atik komputer karena saya baru saja menemukan program yang bisa digunakan untuk bermain Play Station di komputer. Mendadak keseriusan saya dikagetkan oleh suara telepon dan karena di rumah itu tidak ada siapa-siapa makanya saya memutuskan untuk mengangkat telepon itu.

Disaat saya menjawab telepon tersebut, ternyata dia adalah seorang petugas asuransi yang menawarkan produk-produk asuransi. Secara jujur, saya tidak tahu apa-apa mengenai asuransi sehingga saya mengiyakan saja ketika gadis di telepon itu menawarkan diri untuk berkunjung ke rumah karena saat itu dia berada tidak jauh dari rumah saya dan dia mengetahui rumah saya berdasarkan referensi dari teman ayah saya yang saat ini sedang bertugas ke Negara Malaysia selama 2 minggu.

Tidak lama setelah telepon tersebut ditutup, mama saya menelpon saya dan menyuruh saya untuk berhati-hati di rumah karena malam ini dia tidak akan pulang karena sedang menemani adik saya yang saat itu sedang berada di Rumah Sakit Persahabatan karena dia mengalami kecelakaan patah tulang sewaktu bermain-main di belakang halaman rumah. Saya menutup gagang telpon setelah mama saya menyuruh saya untuk menjaga rumah dan lima menit kemudian, bel rumah saya berbunyi. Saya langsung berlari ke dapur untuk mengambil kunci pintu depan. Sambil membawa kunci gerbang, saya berlari untuk mengetahui siapakah yang berada di depan pintu, ternyata dia adalah gadis petugas asuransi yang baru saja menelepon saya dan saya mengetahuinya ketika dia mengenalkan diri dan memberikan saya sebuah kartu nama yang bertuliskan namanya.

Namanya adalah Cynthia K**** (edited) dan dia memiliki figur tubuh yang cukup menggairahkan dan saya sungguh kaget karena dia ternyata masih berumur 23 tahun dan itu berarti tidak begitu jauh dari umur saya. Saya mempersilakan Chynthia untuk masuk ke dalam rumah saya yang cukup besar. Setelah saya menyuruhnya duduk dan menyiapkan sedikit penganan dan minuman juice untuknya, saya menanyakan keperluan kedatangannya sambil sekali-sekali melihat ke arah balik baju kantornya yang cukup seksi karena saat itu dia mengenakan baju terusan yang biasa dipakai oleh wanita wanita karir kebanyakan.

Dia menjelaskan bahwa produk di perusahaannya sangat cocok untuk pemuda seumur saya mengingat premi yang saya mesti tangguhkan cukup murah. Saya sebenarnya tidak begitu tertarik dengan produk asuransi dan mengenai uang, saya sebenarnya tidak ada masalah dengan itu berhubung tabungan saya cukup banyak di Bank BCA dan di Citybank karena biarpun saya masih muda, saya sering sekali mengikuti program program share dan investasi berjangka.

Cynthia masih serius sekali menjelaskan produk finansial tersebut kepada saya dan saya tidak memperhatikan satu kalimat pun yang dia ucapkan karena pandangan saya sekarang sedang memperhatikan gundukan yang mengembung berada di balik selangkangannya dan membuat saya menelan ludah berkali-kali.

Akhirnya Cynthia menyadari hal tersebut sehingga presentasinya yang tadi lancar mendadak menjadi tersendat-sendat. Untuk membuatnya tidak curiga dengan ‘kegiatan mata‘ saya, saya kemudian mendekatinya dan berpura-pura menanyakan jumlah premi yang mesti ditangguhkan. Dia kembali menjelaskannya dan saya langsung mengelus-elus pahanya yang masih tertutup oleh kain tetapi saya kaget sekali karena tindakan nakal saya ini hanya didiamkan saja sehingga saya semakin berani untuk mengarahkan tangan saya ke arah ‘bagian sensitif‘nya. Rupanya agen asuransi ini cukup responsif dengan kenakalan tangan saya dan saya mengetahuinya karena dia mendadak menghentikan presentasinya dan mendesah-desah bahkan dia mulai memegang payudaranya sendiri yang masih terbungkus oleh pakaiannya.

Saya tentunya tidak tahan lagi untuk bersetubuh dengannya sehingga saya langsung memeluk dan menciumnya. Pertama kali memang dia agak sedikit meronta dan melarang saya untuk berbuat zina tetapi lama-lama pertahanannya menjadi goyah karena saya terus membujuknya dengan sentuhan-sentuhan di payudara dan selangkangannya dan akhirnya dia bertekuk lutut di hadapanku.

Cynthia masih duduk di kursi tamu tersebut sementara saya sudah berada di depan selangkangannya. Dengan ganasnya, saya langsung menjilati selangkangan cynthia yang masih dibalut oleh kain celananya. Permainan lidah saya di sekitar selangkangannya dan permainan tangan saya di payudaranya membuat dia menjadi mendesah dan menyuruh saya untuk berhenti sebentar. Saya menerima permintaan untuk berhenti sebentar dan Cynthia langsung membuka seluruh busananya di meja tamu sehingga sekarang saya bisa melihat sebuah pemandangan yang merangsang. Sesosok gadis muda dengan payudara yang mancung, berkulit putih mulus, befigur seperti gitar spanyol dan yang paling menyenangkan adalah masih adanya rambut-rambut halus di sekitar daerah terlarangnya.

Setelah saya juga membuka seluruh busana saya, saya langsung mendekati Cynthia dan mencium bibirnya yang kecil itu sambil tangan saya menggerayangi bibir kemaluannya yang semakin basah itu. “Ohhh, Indraaa….” desahnya ketika jari-jari saya mulai memasuki liang kenikmatannya. Desah-desah gairahnya membuat “senjata” saya semakin menegang sehingga tanpa persetujuannya, saya langsung memasukkan senjata saya ke dalam sarung“nya. “Blesss…”, masuklah batang kejantanan saya yang berukuran 17 cm ke dalam liang senggamanya yang masih sempit dan diselingi oleh teriakan histeris dan darah yang mengucur dari dalam liang kewanitaannya. Ternyata, petugas asuransi ini masih perawan dan saya semakin bersemangat karena sempitnya liang kewanitaannya yang memijat-mijat batang kemaluan saya membuat desahannya semakin mengeras dan dia mulai meracau tidak karuan dan bahkan dia mulai menganggap saya sebagai kekasihnya sendiri. Hal ini saya ketahui ketika dia memanggil saya dengan sebutan “sayang”, “hubby” dan bahkan ada kata-kata kotor yang membuat saya semakin terangsang.

Liang kewanitaannya semakin basah dan dentuman-dentuman batang kemaluan saya di dalam liang senggamanya membuat seluruh tubuh kami menjadi berkeringat. Tiba-tiba, Cynthia memegang pinggul saya dan menyuruh saya untuk mempercepat gerakan saya sambil berkata, “Indra sayanggg… cepetannn… Cynthia udah mau keluarrr…” dan tak lama setelah dia berkata demikian, dia berkata dengan terbata-bata, “enakk… shhh… enakkk.. Indraaa… saya klimakss….” sambil memeluk saya dengan erat-erat dan bahkan disaat dia mencapai puncak kenikmatannya, dia menggigit punggung saya sehingga saya merasakan perih di punggung tetapi hal ini semakin menambah gairah seksual saya.

Disaat itu, saya masih tegar dan belum memperlihatkan gejala-gejala ingin klimaks tetapi tentunya birahi saya masih tinggi sekali. Saya bosan dengan gerakan saya sehingga saya langsung menyuruh Cynthia untuk berbalik badan. Cynthia menuruti saya dan dia berbalik badan dengan tangannya yang bertumpu pada kursi sofa di ruang tamu, batang kemaluan saya yang masih menegang langsung saya masukkan ke dalam lubang pantatnya. Pertama kali batang kemaluan saya menembus liang duburnya, dia berteriak histeris tetapi setelah saya mendiamkan batang kemaluan saya yang cukup besar di dalamnya, dia justru mulai menyenangi permainan ini dan menyuruh saya untuk mengeluar masukkan batang kemaluan saya di dalam liang analnya.

Sekarang gantian saya yang mendesah-desah karena liang analnya mulai memijit-mijit batang kemaluan saya secara nikmat sekali. Saya terus melakukan doggy style ini dalam waktu 10 menit kedepan dan saya masih dalam keadaan yang masih kuat dalam permainan. Saya kemudian menyelesaikan permainan itu. Saya mengambil kertas koran yang tidak jauh dari kursi tamu tersebut dan menaruhnya di atas lantai, kemudian saya tidur di atas kertas koran tersebut dan saya mengajak Cynthia untuk berada di atas diri saya. Cynthia menyetujui ajakan saya dan dia langsung mulai memasukkan batang kemaluan saya yang masih tegang ke dalam liang senggamannya.

“Blesss…” dengan penuh sensasi, Cynthia secara refleks langsung menggerakkan naik turun sehingga batang kemaluan saya seperti dipijit pijit dan saya yakin Cynthia semakin lama menyukai permainan ini karena liang senggamanya yang semula mengering kembali basah dan hangat dan ini membuktikan bahwa dia mulai terangsang kembali. Sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya, dia mulai mengelus-elus dada saya sementara disaat yang bersamaan saya mulai memijit payudara dan pentil dadanya sehingga dia menjadi mendesah secara nikmat. Kami bergumul cukup lama.

Setelah 10 menit kemudian, saya merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam batang kemaluan saya. Saya tidak peduli apakah dia akan hamil nantinya atau tidak, yang pasti saya sangat puas jika saya bisa memasukkan semua sperma saya ke dalam liang kewanitaan perempuan.

Saya semakin mempercepat dan Cynthia memberikan respon yang cukup baik karena dia juga mempercepat gerakan naik turunnya sehingga gerakan kami semakin cepat dan semakin gila sehingga saya akhirnya melepaskan semua sperma saya di dalam liang kewanitaannya sementara disaat yang bersamaan, Cynthia juga telah mencapai puncak kenikmatan tersebut karena dia memeluk saya erat-erat dan saya merasakan cairan yang menetes dari dalam liang senggamanya yang membanjiri batang kemaluan dan menyatu dengan sperma saya yang sudah keluar duluan. Setelah kami sama sama melepas kenikmatan ini, kami berdua sama sama roboh dan tertidur.

Setelah kami sama sama telah bangun, saya meminta aplikasi asuransi dari Cynthia dan saya memberikan segala informasi mengenai saya kepada Cynthia dan tak lama kemudian, dia mohon pamit untuk pulang dan juga berterima kasih karena memberikan dia sesuatu yang sangat nikmat dan takkan pernah terlupakan selama hidupnya.

TAMAT




 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald