Air mani Iwan terasa gurih dan asin di lidah Iwan. Kesegaran air mani itu makin membuat Tomi bernafsu untuk terus menyedot batang kontol Iwan yang sedang dikulumnya. Sedotannya baru berhenti ketika dari ujung kontol itu tidak lagi menyemburkan air mani. Tetapi Tomi masih tetap mengulum penis gagah itu beberapa saat sampai nafas Iwan kembali tenang dan tubuh Iwan mengendur tidak lagi tegang. Sementara penis Iwan yang semula berdiri tegak dan mengaceng sekeras baja, perlahan mulai melunak dan menyusut dalam sekapan mulut Tomi. Sesaat kemudian Iwan membuka matanya dan tersenyum penuh kepuasan pada Tomi.
Tomi kemudian merasakan kontraksi pada anus Iwan juga sudah mulai mengendur dan bibir anus itu tidak lagi menggigit jarinya. Karena itu dia perlahan mulai menarik keluar jarinya dari liang anus Iwan. Saat jarinya bergerak perlahan, Iwan kembali mendesah-desah keenakan.
"Akh.. ah Tomi jarimu masih di dalam pantatku ya?" tanyanya dengan polos sambil tersenyum manis ke arah Tomi yang masih berada di selangkangannya.
"Iya Wan.. abis tadi pantatmu kuat sekali menjepit jariku sampai aku tidak bisa menariknya keluar" ujar Tomi.
"Kalau begitu keluarnya pelan-pelan ya.. akh.. ah.. enak juga Tomi." desah Iwan, saat Tomi melanjutkan menarik jarinya keluar dari liang pantat Iwan.
"Aahh.. uuhh akhh" Iwan mendesah panjang, saat akhirnya jari itu tercabut seluruhnya dari anusnya.
"Bagaimana Wan? Puas gak?" tanya Tomi.
"Oh.. Tomi.. Terima kasih sayangku, kamu sudah memberikan pengalaman baru yang sungguh nikmat dan indah. Belum pernah aku merasakan kenikmatan sex semacam ini. Sangat enak, dan jauh lebih enak daripada onani. Aku benar-benar menikmatinya, kamu sungguh pintar memberikan kenikmatan padaku" puji Iwan sembari menarik tubuh Tomi ke atas.
Tomi pun tengkurap dan menindih tubuh Iwan yang basah oleh keringat. Sehingga kontolnya yang masih ngaceng dan sudah basah kuyup oleh pre cum menekan perut Iwan.
"Akh.. Tomi kontolmu masih ngaceng. Sekarang giliranku memberikan kamu kenikmatan" ujar Tomi sambil berusaha berguling.
Tapi Tomi menolaknya dengan halus.
"Sebentar Wan, kamu kan masih lemas, kalau dipaksakan jadi gak seru mainnya" kata Tomi sembari mencium bibir Iwan dengan lembut dan mendalam.
Saat itu di mulut Tomi masih ada sebagian air mani Iwan yang belum ditelannya. Ia sengaja menyisakan sebagian sperma segar itu untuk dibagikan kepada Iwan. Melalui ciuman panas itu, Tomi mengalirkan kesegaran sperma Iwan. Dan Iwan dengan lahap menyambut aliran spermanya sendiri dan mereguk kesegarannya hingga tidak tersisa. Kemudian mereka kembali terlibat dalam ciuman yang sungguh panas dan seksi. Lidah mereka saling beradu dan bergulat, memberikan rangsangan-rangsangan sex yang tak kurang indahnya. Sekitar lima menit mereka berciuman sampai nafas dua remaja itu kembali terengah-engah.
"Terima kasih ya Tomi, kamu telah memberikan pengalaman pertama sex yang sungguh nikmat. Aku tidak akan pernah melupakan kenikmatan ini, terutama saat kontolku tadi ngecrot. Aku seperti terbang ke angkasa" bisik Iwan sambil memeluk erat Tomi yang masih menindihnya.
"Sama-sama Tomi, aku juga gembira dapat merasakan kehangatan badanmu, kemesraan cintamu. Aku belum pernah merasakan kebahagiaan sebesar ini" balas Tomi sambil mengecup kening Tomi.
"Tomi, hisapan mulutmu pada kontolku tadi sungguh nikmat. Aku ingin merasakan kenikmatan itu bersamamu setiap hari" ujar Iwan.
"Tentu saja kamu bisa merasakannya setiap hari Wan, karena aku pun senang sekali bermain dengan kontolmu yang panjang itu. Apalagi, pejumu sungguh gurih dan segar. Aku suka sekali menghirup pejumu" sahut Tomi.
"Benarkah Tomi? Kamu suka kontol dan pejuku?" ujar Iwan setengah tidak percaya dengan pendengarannya.
"Aku janji padamu Wan. Aku sayang kamu" sahut Tomi sambil sekali lagi mengecup mesra kening dan pipi mulus Iwan, yang disambut dengan senyuman manis bibir Iwan dan tatapan mata Iwan yang berbinar-binar.
Kemudian mereka kembali saling berciuman dengan penuh kemesraan dan kehangatan cinta yang tumbuh di hati mereka. Iwan dan Tomi berbaring sambil berpelukan beberapa saat untuk meredakan nafas yang sempat ngos-ngosan.
"Tom, sekarang giliranku mengisap kontolmu. Sekarang ya, aku udah gak sabar nih pingin mencicipi pejumu" ujar Iwan dengan nada manja.
"Mau sekarang? Ok aja, sapa takut" ujar Tomi sembari mengangkangkan selangkangannya lebar-lebar sehingga kontolnya yang lemas tampak tergolek anggun.
"Wah kamu sudah gak sabar juga ya Tom" ujar Iwan sembari memberikan kecupan mesra pada bibir Tomi.
Kecuman mesra itu segera berubah menjadi ciuman panjang yang sungguh panas dan liar. Kembali dua mulut itu saling bertemu dan bibir mereka saling memagut, menghisap, dan mengulum. Kali ini, Iwan jauh lebih agresif. Ia benar-benar ingin memberikan yang terbaik dan ternikmat untuk kekasihnya. Dan Tomi pun berusaha mengimbangi agresifitas Iwan yang kadang menjadi sangat liar itu. Iwan benar-benar liar dan lepas kendali siang itu, sampai-sampai Tomi sempat kewalahan mengimbangi permainan sex yang dilakukan Iwan. Semangat birahinya serta rasa cintanya pada Tomi membuat Iwan benar-benar lupa daratan. Kecupan dan hisapan mulutnya pada leher, pundak, dada, serta dua puting susu Tomi meninggalkan banyak bercak merah di sekujur tubuh tomi. Tapi Tomi tak kuasa menolaknya, karena dia memang benar-benar menikmati keliaran mulut Iwan itu.
Dan akhirnya Tomi hanya bisa terbaring pasrah menerima setiap bentuk rangsangan yang diberikan Iwan pada dirinya. Setiap detik dilaluinya dengan penuh kenikmatan birahi yang tak kunjung henti mengaliri seluruh syaraf tubuhnya. Mulutnya juga tak berhenti mendesah, merintih, mengerang, dan sekali sekali memekik lirih penuh nada erotis yang mengiringi seluruh kenikmatan sex yang sedang dirasakannya. Tak kurang dari 45 menit, Tomi merasakan semua itu, sampai akhirnya ia tiba pada puncak kenikmatannya, dengan semburan-semburan dahsyat sperma dari penisnya yang sedang dihisap dengan kuat oleh mulut Iwan. Dan tak setetes pun airmaninya yang terbuang sia-sia, karena seluruhnya telah ditelan dengan lahap oleh Iwan. Sementara mengisap dan menelan sperma segar itu, jari telunjuk kanan Iwan yang berada dalam sekapan kehangatan anus Tomi juga tetap memberikan rangsangan pada prostat Tomi, yang makin membuat puncak kenikmatan itu lebih sempurna.
Rupanya, kenikmatan-kenikmatan yang dirasakan Tomi membuat Iwan kembali terangsang gairah birahinya. Kontolnya yang tadi sempat lemas setelah menyemburkan peju, kembali mengalami ereksi. Untungnya kontol itu tidak ngaceng percuma, karena tangan kanan Tomi yang menganggur, telah memberikan rangsangan berupa kocokan-kocokan penuh nikmat. Rupanya Tomi tidak mau egois. Kendati dia sedang sibuk dengan seluruh kenikmatan sex yang mengaliri tubuhnya, namun dia sempat memberikan perhatian pada penis kekasihnya. Akibatnya, tak lama setelah ia mencapai orgasme, giliran Iwan yang menyusul mengalami orgasmenya yang kedua. Kontol Iwan tak kalah deras menyemburkan air maninya, yang langsung tersemprot bebas dan jatuh membasahi kain sprei tempat mereka berdua sibuk bergulat menimba kenikmatan demi kenikmatan sex yang sangat mengasyikkan.
Setelah sama-sama puas, mereka pun kembali tergolek lemas sambil berpelukan, dan tak lama kemudian mereka tertidur pulas penuh nikmat. Mereka tak mempedulikan tempat tidur yang kini sudah berantakan, dengan sprei yang basah oleh bercak-bercak peju Iwan, serta basah pula oleh keringat birahi mereka.
Sementara Tomi dan Iwan sedang asik dengan kesibukan mereka memacu asmara dan birahi, pada saat yang sama, Johan juga tak kalah sibuknya dengan kenikmatan onani seorang diri. Johan siang itu tampak tidur terlentang di taman belakang rumahnya yang luas dan asri. Siang itu matahari bersinar terik. Kolam renang dengan air yang jernih seolah tak mampu mengurangi teriknya matahari. Apalagi, siang itu Johan memang sedang benar-benar sangat horny. Sudah beberapa hari terakhir, kontolnya tidak memuncratkan peju segar dan hangat. Dan sejak pagi hingga siang itu kontolnya terus menerus ngaceng meminta penyaluran hasrat birahi.
Sebenarnya pagi harinya, di sekolah Johan nyaris saja melakukan onani di kamar mandi sekolah, usai pelajaran olah raga. Saat usai olah raga, seperti biasa, para murid kelas 2A1-2 segera berebut memasuki kamar mandi untuk berganti pakaian sekaligus membersihkan badan dari keringat usai olah raga. Karena jumlah kamar mandi hanya terbatas, dan ruang ganti tidak terlalu luas, maka sekitar 23 cowok ABG berusia 16-an tahun ramai-ramai menelannjangi dirinya masing-masing. Tanpa rasa risih dan malu, masing-masing bergegas membersihkan badan dan berganti pakaian. Alhasil dalam satu kamar mandi bisa diisi 3 - 4 cowok sekaligus. Yang kalah cepat, otomatis harus bersabar menunggu giliran menggunakan kamar mandi.
Beruntung, pagi itu Johan tidak kalah cepat. Dan yang lebih membuatnya bahagia adalah, dia berada dalam satu kamar mandi bersama dua sobat kentalnya, Tomi dan Iwan. Sudah sejak lama, Johan ingin melihat dua tubuh sobatnya itu dalam keadaan telanjang bulat. Dan pagi itu, keinginnannya menjadi kenyataan, dia bisa memandangi sepuasnya tubuh mulus dan seksi milik Tomi dan Iwan. Sambil sembunyi-sembunyi, mata Johan berkali-kali melirik ke arah selangkangan Tomi dan Iwan, menyoroti kontol dua sahabatnya yang tampak indah dan anggun menggelantung lemas di antara dua paha mulus masing-masing.
Dan akibatnya, jelas membuat kontol Johan menjadi ngaceng. Johan baru menyadari kontolnya yang ngaceng, ketika ia menyabuni selangkangannya. Saat itu kontolnya sudah benar-benar keras. Buru-buru ia membalikkan badannya menghadap tembok kamar mandi. Untunglah, dua sahabatnya tidak menyadari perubahan kondisi kontol Johan, karena mereka pun sedang sibuk membersihkan badannya masing-masing karena beberapa teman yang sedang menunggu giliran mandi terus berteriak-teriak dan menggedor pintu kamar mandi, mendesak agar mereka segera keluar dari kamar mandi.
Saat pelajaran kimia, kepala Johan benar-benar pusing. Bukan karena sakit, tapi karena kontolnya terus menerus ngaceng. Benak Johan memang sedang dipenuhi oleh bayangan kontol Tomi dan Iwan yang tadi dilihatnya di kamar mandi. Akibatnya, Johan tidak dapat konsentrasi mengikuti pelajaran kimia. Padahal kimia merupakan pelajaran favoritnya. Sementara Tomi dan Iwan yang duduk di bangku samping kanannya, tampak tenang-tenang saja, tekun menyimak pelajaran kimia. Karena tak tahan lagi, begitu pelajaran kimia usai, Johan segera menghambur keluar dan berlari menuju kamar mandi lagi.
Bersambung . . . .
Komentar
0 Komentar untuk "Persahabatan tiga ABG gay - 5"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.