Mengkhayal.., meremas-remas, mengocok-ngocok, mengisap-isap, menjilati batang kontol yang besar dan panjang dengan biji totong yang besar menggantung sambil memeganginya meremas-remasnya dan sementara itu aku terus membasahi batang kontol yang besar dan panjang tersebut dengan air ludahku dari kepala kontol yang besar merah sampai pangkal batang kontol tersebut.
Mengelus-elus jembut-jembut yang lebat, hitam dan ikal, menjilatinya hingga basah hingga lidahku terus naik ke dada laki-laki yang aku khayalkan dan berakhir dengan croott.. crott. croott, muntahan air maniku di sprei, di saat aku menghayalkan perbuatanku saat itu pula tanganku meremas-remas totongku yang besar dan panjang hingga baru kusadari saat aku mendengar suara tawa begitu jelas walaupun pelan, akhh.. Ya ampun Pakde Sarwo, jelas aku terkejut melihat laki-laki tersebut sudah berada di depan pintuku. Akh, bodohnya aku kenapa bisa lupa menguncinya.
Pakde Sarwo berjalan mendekatiku, duduk di sampingku sambil tersenyum.
"Nikmat yah", ucapnya membuatku tersipu malu.
"Kapan datang Pakde?", tanyaku mengalihkan perhatiannya.
"Siang tadi"
"Lho, terus kemana? Kok tadi tidak ada siapa-siapa di rumah?"
"Pergi sama Bapak mu jumpai teman" jawab Pakde sambil tersenyum lagi.
"Wah jahat tidak ngajak-ngajak", protesku.
"Mau Pakde ajak?"
"Ke mana?"
"Menghayal" ucap Pakde tersenyum dan tangannya yang penuh dengan bulu tersebut meraih kontolku yang telah kututupi dengan kain.
"Ah, Pakde, genit ah", ucapku memukul tangannya namun laki-laki tersebut tetap memegang batang kontolku erat.
Pakde membuatku tersipu malu namun laki-laki tersebut malah tersenyum dan aku membiarkan tangannya yang sekarang langsung memegang kontolku dan meremas-remasnya.
Remasan tangannya membuat kontolku menjadi besar dan memanjang kembali berdiri tegak menantang, aku menatap Pakde yang tersenyum, kujamah kontolnya, kurasakan, kuremas-remas, Pakde hanya tersenyum saja dan membiarkan tanganku yang terus meremas-remas totongnya hingga akhirnya retsleting celana Pakde ku buka, dan kini tanganku merasakan kontol Pakde yang sesungguhnya, gila.. Begitu besar dan panjang.
Kontol Pakde sudah aku keluarkan dari lobang retsleting dan betul-betul menakjubkan kontol Pakde ucapku, melihat batang kontolnya yang besar dan sebagian batangnya dipenuhi jembut-jembut hitam dan ikal. Aku menatap Pakde lagi, laki-laki tersebut begitu serius mengocok-ngocok kontol ku, merenggangkan batang kontolku dengan kedua tangannya. Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kontolku, tangan kirinya meremas kedua biji totongku sambil menariknya. Akhh.. Desahku keenakan sambil berkali-kali menarik nafas panjang agar aku tidak dengan cepat memuntahkan maniku.
Rangsangan Pakde yang membuatku kegelian sekaligus merasakan kontolnya yang besar dan panjang tersebut membuat ku semakin bersemangat dan mendekatkan kepalaku kearah kontolnya yang luar biasa besar dan panjang tersebut. Aku langsung menelan batang kontol Pakde, laki-laki tersebut ternyata membiarkan kontolnya kuisap-isap, kujilati kepala totongnya, batang kontolnya dan kulumat lagi, kutarik dengan bibirku, kutahan beberapa saat batang kontolnya dalam mulutku dan kujepit.
"Akhh.. Akhh.." Desah Pakde, keenakan.
"Terus.. Wan.. Lagi.. Lagi..", aku menjadi semangat dengan kata-kata Pakde. Dan desahannya terus keluar sambil sesekali menjilati bibirnya sendiri.
Permainan Kami terus berlanjut dan Pakde membuka seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, Akhh, badannya atletis, tegap dengan otot-otot bisepsnya di dada dan pangkal lengan. Pakde memelukku, menciumiku, mencumbuiku, Akhh.. Ternyata laki-laki ini begitu mahir dengan cumbuannya, melumat bibirku hingga memasukan lidahnya ke dalam mulutku dan ku sambut dengan lidahku, Kami melakukannya berkali-kali, tanganku terus meremas batang kontol Pakde, dan ini bukan hayalan tapi kenyataan.
Tangan Pakde meremas-remas pantatku, menarik-nariknya dan sesekali memukul pantatku dengan kuat, sensasi yang kudapatkan dari sekedar hayalan yang baru saja aku buat.
Aku kembali menelan batang kontol Pakde, akh.. Rasanya belum puas dan sekarang aku bebas untuk melakukannya, aku bisa melihat besar dan panjangnya batang kontol pakde dengan jelas dan jembut-jembut yang lebat, hitam dan ikal. Batang kontol Pakde ku lumat habis hingga ke pangkalnya, untuk beberapa saat aku membetot batang kontol Pakde di dalam mulutku, sambil tanganku yang lain meremas biji totongnya yang sebesar telor ayam kampung tersebut.
Aku tarik-tarik, Pakde mendesah keenakan dan memintaku untuk meneruskannya. Lidahku mulai menjulur dari kepala kontolnya yang besar dan merah tersebut hingga pangkalnya kujilati hingga batang kontol Pakde basah dengan air ludahku, sesekali kukocok batang kontol Pakde dengan tanganku dan kulumat lagi, ku isap kembali, ku telan batang kontolnya.
"Akhh.. Akhh.. Akh", desah Pakde
Aku menatapnya, menikmati permainanku, sambil kepalanya beberapa saat bergerak ke kiri dan ke kanan, matanya terpejam. Betotan mulutku membuatnya semakin kegelian dan keenakan hingga..
"Akhh.. Akhh.. Ohh.." desahnya kuat membuat tubuhnya mengejang dan kurasakan mani Pakde telah keluar menyembur di dalam mulutku.
Laki-laki tersebut tersenyum, melihatku, beberapa saat Kami saling berpandangan. Kontol Pakde aku jilati kembali sampai mani terakhirnya yang keluar kujilat.
"Akhh.. Enaknyaa", desahnya lagi.
Jembut-jembut Pakde aku jilati hingga basah, batang kontolnya mendapat sasaran kemudian, biji kontolnya, pahanya yang berbulu lebat kujilati, dan belum rasa puasku untuk menikmati seluruh tubuh laki-laki tersebut yang besar dan berotot tersebut, tiba-tiba pintu kamarku diketuk dan suara Ibu memanggil kami untuk mengajak makan malam.
Pakde yang menahan permainanku, laki-laki tersebut mengangkat tubuh atasnya dan duduk, menarik tanganku dan langsung memeluk tubuhku, dengan manja aku mengelus dadanya yang bidang
"Ayo makan dulu", ajaknya.
Yah, mau tak mau aku mengikuti juga Pakde keluar untuk makan malam padahal belum puas nafsuku dan habis itu Aku dan Pakde akan melanjutkan permainan Kami, laki-laki tersebut akan menyodomi lobang pantatku katanya, dia mau melepaskan air maninya berkali-kali ke dalam mulutku. Akhh.. Enaknya, permainan kami selanjutnya dan aku berhayal lagi untuk beberapa jam yang akan kami lakukan.
Dan beberapa jam kemudian hayalanku menjadi nyata, Pakde menjadi segar setelah mandi, membuka handuk yang melilit di pinggangnya, menaiki ranjang mendekatiku yang sudah telanjang bulat.
Pakde mendekatkan batang kontolnya yang lagi lemas dan pendek tersebut ke arah mulutku. Mulutku langsung menyambutnya, menelan batang kontol Pakde, kutarik-tarik beberapa lama hingga kontolnya menjadi besar dan panjang tegak menantang mulutku. Kutelan lagi dan kini kukocok-kocok dengan mulutku, Pakde pun menggerak-gerakkan pantatnya, menyodok-nyodok mulutku dengan batang kontolya. Aku menjepit batang kontol Pakde, biar dia merasakan mulutku yang tidak kalah dengan lobang perawan perempuan.
Desahan-desahan Pakde terdengar saat dia mengentot mulutku, gerakan pantatnya semakin cepat maju mundur, batang kontolnya yang panjang dan batang bagian pangkalnya lebih besar dari yang lain dapat ku telan semuanya.
"Akhh.. Akhh.. Ohh.." desah Pakde lagi keenakan dan memperlambat gerakannya sambil menarik nafas panjang. Pakde mengeluarkan batang kontolnya dari mulutku dan memintaku untuk menjilati biji totongnya.
"Jilat.. Jilat.. Telan", ucapnya. Akupun menelan biji totongnya sambil kutarik-tarik dengan mulutku ke bawah, tanganku menggenggam batang kontolnya.
"Akh, sekarang Pakde mau mengentot lobang pantatmu"
Pakde berbaring di sampingku, memelukku dan memasukan batang kontolnya ke dalam lobang pantatku, aku menggigit bibirku, Pakde menekan pantatnya hingga batang kontolnya masuk lebih dalam sambil memelukku erat dan kembali menekan pantatnya hingga tubuh Pakde lebih rapat ke tubuhku. Aku merasakan hangatnya tubuh Pakde. Sambil mencumbui leherku Pakde menggoyang-goyangkan pantatnya dengan pelan, lobang pantatku diobok-obok dengan batang kontolnya ke kiri dan kanan, hingga kemudian tubuhku bergoyang-goyang ke depan dan belakang saat Pakde mulai permainannya dengan menyodok-nyodok lobang pantatku dengan cepat.
"Akhh.. Ohh", desah Pakde menghentikan permainannya sesaat sambil menarik nafas mencegah maninya keluar. Pakde kembali melanjutkan dengan sodokan yang pelan, tangannya sesekali mengelus-elus dadaku, menarik-narik kedua puting tetekku bergantian.
Akhirnya Pakde tidak mampu menahan klimaxnya lagi setelah kontolnya menyodok-nyodok lobang pantatku dengan cepat dan sangat cepat, hingga derit ranjang terdengar dan plok.. plok.. plok.. Bunyi pahanya beradu di pahaku. Suara desahanku dan kata-kata ku yang membuat Pakde bersemangat untuk terus menyodok-nyodok lobang pantatku dengan cepat.
"Akkhh.. Akhh.. Ohhkk", desah Pakde sambil menggigit leherku saking nikmatnya..
Permainan ronde pertama atau ronde yang keberapalah, akhirnya kontol Pakde basah, aku menjilatinya lagi, akhh daging kenyal dan legit tersebut tidak habis-habisnya kujilati, kuciumi dan kuisap-isap. Akhh.. Pokoknya enak bah.
"Kemari Wan", ajak Pakde dan menyambutku dalam pelukannya.
Kami berbaring sambil berpelukan, sesaat bertatapan, Pakde tersenyum, dan menciumku, aku membalas ciumannya juga. Dan tanganku tidak mau lepas dari batang kontolnya.
"Kontol Pakde melebihi besar dan panjangnya dari kontol yang aku bayangkan sebelumnya", ucapku. Laki-laki itu tersenyum.
Kontol Pakde yang panjangnya melewati pusatnya, hingga saat kupegang dengan kedua tanganku masih tersisa 5 senti dengan besar batang kontol dibagian pangkalnya sampai tanganku tidak penuh menggenggamnya.
"Pakde suka juga mengentot laki-laki yah?" tanyaku.
"Tidak, tapi Pakde pernah mengentot dengan laki-laki waktu dipenjara, dan coba-coba mana tahu Iwan mau Pakde entot", jawab Pakde sambil tersenyum.
"Hasil coba-coba ternyata memuaskan yah Pakde". Laki-laki itu tersenyum.
"Pakde pengen bernostalgia dengan pengalaman yang lalu", ucapnya.
"Yah, Iwan pernah melakukannya beberapa kali", jawabku saat Pakde menanyakan.
Untuk beberapa saat kami mengobrol, sambil merokok dan selanjutnya aku memberikan pemanasan kepada Pakde dengan mencumbui dadanya yang bidang, mengisap-isap kedua puting teteknya yang berwarna coklat, sambil menarik-nariknya dan menjilatinya. Kembali batang kontolnya ku lumat di dalam mulutku, kujilati kembali dari kepala totongnya sampai pangkalnya. Kontolku yang sudah tegang kutempelkan ke kontol Pakde dan kukocok-kocok bersamaan, hingga beberapa saat lamanya, mewujudkan imajinasi sex-ku.
Kedua kaki Pakde aku lebarkan, lobang pantat Pakde yang berbulu tersebut aku elus yang kemudian kujilati membuat Pakde tersenyum dan kegelian. Tanpa menolak, Pakde setuju aku menyodomi lobang pantatnya. Permainanku untuk memuaskan nafsuku dimulai, aku meletakkan kedua kaki Pakde di bahuku dan lobang pantatnya ku jejali dengan kontolku yang mulai mencari sasaran, ku tekan pantatku hingga batang kontolku ambalas semua ke dalam lobang pantatnya. Aku mulai menyodok-nyodok lobang pantat Pakde dengan pelan, sambil meremas-remas batang kontol Pakde. Pakde tersenyum sesekali menghisap rokoknya dan menghembuskan asap tebal dari lobang hidungnya.
"Ayo teruskan", ucapnya.
Aku mempercepat gerakan untuk menyodok lobang pantatnya, lobang pantat Pakde ternyata tidak hanya sekali ini di sodomi, ditandai dengan mudahnya kontolku untuk memasuki lobang pantatnya.
"Akhh.. Oohh", desahku menikmati kegelian, kenikmatan, akhh.. Enaknya.
Pakde terus menikmati rokok keretk nya dan sesekali mendesah kegelian saat tanganku mengocok-ngocok batang totongnya yang besar, tegak berdiri seperti tugu monas.
Untuk beberapa saat aku terus menyodok-nyodok lobang pantat Pakde dengan pelan dan menarik nafas panjang agar maniku tidak keluar lebih cepat, aku ingin permainanku lebih lama agar bisa menikmati lobang pantat Pakde, namun aku tidak mampu juga menahannya, sodokan kontolku semakin ku percepat saat aku merasakan kenikmatan dan kegelian yang aku rasakan semakin hebat.
"Aakkhh.." Desahku panjang..
"Ohh", batang kontol Pakde kuremas kuat saat aku mencapai klimaks dan menyemburkan air maniku ke dalam lobang pantat Pakde.
"Akh.." Desahku sambil mendekati pakde dan berbaring di sampingnya.
"Enak.. Enak kali Pakde", ucapku.
Laki-laki itu tersenyum. Aku mengelus-elus dada Pakde, menatap mukanya yang terus menikmati rokok kereteknya, sesekali tersenyum memandangku. Jembut-jembut Pakde yang lebat, hitam, ikal dan kasar menjadi sasaran tanganku berikutnya, aku elus dengan lembut, aku menjadi geram dengan jembut-jembut Pakde, aakhh.. Teriak Pakde menahan sakit saat Jembutnya aku genggam dan jambak, aku tersenyum dan melompat ke atas tubuh Pakde. Laki-laki tersebut tertawa kecil, memukul pantatku.
"Ayo, lakukan", ucapnya.
"Aku mau memuaskan Pakde.. Pokoknya malam ini aku puaskan Pakde", ucapku sambil menggenggam batang kontolnya dan memasukannya ke dalam lobang pantatku,.
Perlahan kuturunkan badanku.. Aakhh.. Desahku pelan, batang kontol Pakde telah masuk ke dalam lobang pantatku sampai pangkalnya. Dengan menggerakkan pantatku maju mundur, dan kiri kanan, agar Pakde merasakan enak.. Kugerakan pantatku dengan cepat.. Ho.. Hoo.. Hoo
"Bagaimana Pakde, enak.. enak..?", ucapku.
Pakde menarik nafas panjang, menggerakan tubuhnya ke belakang, tangannya dengan cepat meraih tubuhku, laki-laki tersebut dalam posisi duduk memeluk tubuhku yang berada dalam pangkuannya.
Pakde merangkul tubuhku, merapatkan tubuhnya ke badanku, dan menggerakan kedua tangannya yang memelukku erat hingga badanku terayun-ayun keatas dan kebawah, dengan cepat. Beberapa kali Pakde mendesah merasakan kenikmatan dan menghentikan permainannya sambil menarik nafas panjang. Rupanya Pakde menahan agar maninya tidak cepat keluar. Laki-laki tersebut dengan rakus melumat bibirku, menciuminya, memasukan lidahnya ke dalam mulutku, aku pun membalas cumbuan Pakde. Lidah kami saling menjilati, Pakde memegang kepalaku dan menjiltai mukaku, hidungku, pipiku, daguku, leherku terus bergantian mendapat giliran.
Pakde meletakkan tubuhku ke bawah, mengangkat kedua kaki ku ke atas pundaknya dan menekan pantatnya dengan kuat, melakukannya dengan cepat dan menggerakan pantatnya maju mundur hingga batang kontolnya terus masuk keluar ke dalam lobang pantatku.
"Akh.. Akhh.. Akkhh.. Lagi.. Lagi Pakde" ucapku.
"Teruskann.. Teruskann..", kataku lagi sambil mengelus-elus dadanya, menarik-narik kedua puting teteknya bergantian.
Gerakan pantat Pakde semakin cepat, hingga laki-laki tersebut mendesah panjang, menggelinjang menahan puncak kenikmatan yang dia rasakan, yah.. Dia orgasme dengan mengeluarkan maninya di dalam lobang pantatku. Laki-laki tersebut menjatuhkan tubuhnya ke atas badanku, dan kembali kami bercumbu, menikmati malam-malam yang semakin menyenangkan.
Pakde dan aku beristirahat kembali, memulihkan stamina sambil mengobrol, tanganku yang tak mau diam terus meremas-remas, mengocok-ngocok batang kontol Pakde. Tubuhnya yang kekar padat berisi juga mendapat giliran juga.
Dan entah berapa kali Pakde menyodomiku dengan posisi-posisi yang sama-sama kami ketahui untuk meraih kenikmatan dan kegelian yang membuat nafsu kami terpuaskan. Dan entah berapa kali pula aku meremas-remas, mengocok-ngocok, mengisap-isap batang totongnya yang besar tersebut.
Malam terakhir Pakde di rumahku, dan aku memberikan kepuasan, kenikmatan yang tidak habis-habisnya malam itu, aku tetap mereguk, menjilati maninya yang keluar sedikit demi sedikit dari lobang kencingnya.
Akkhh.. Kenikmatan yang tidak terbayangkan dengan hayalanku sebelumnya..
Aakkhh.. Kenikmatan yang entah kapan lagi terulang..
Aakhh.. Kenikmatan yang sungguh-sungguh merupakan pengalaman yang tak terlupakan..
Aakkhh.. Akhh.. Ohh.. Ohh
Menghayal..
Menghayall..
Menghayall..
Itu yang kulakukan kembali..
MENGKHAYALLAH BERSAMAKU..
"Aakhh.. Akhh.. Ohh!!"
Tamat
Komentar
0 Komentar untuk "Khayalanku"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.