Joe Edan - Petaka laut selatan

0 comments

Temukan kami di Facebook
Suara ombak berkejaran melebur pantai Karang Bolong yang sepi dan jarang dikunjungi manusia di kawasan angker Pelabuhan ratu. Suara burung camar bersahutan membelah suara deburan ombak yang menepi. Di tepi pantai tergolek sesosok tubuh mungil yang sepertinya habis mengalami suatu malapetaka yang telah membuatnya terdampar di kawasan yang asing dan sepi tersebut.

Tiba-tiba sekelebat bayangan merah menghampiri anak itu.

"Hmm.. Masih hidup," gumam sosok bayangan merah tersebut setelah memeriksa nadi anak itu. Sekali sambar tubuh anak tak berdaya tersebut dipanggul dan hilang dalam sekejapan mata.
"Ciaak.. Ciaak..." suara kelelawar dan burung hantu memecah keheningan malam dari luar sebuah gua batu yang sudah berusia ribuan tahun.
"Where am I?," desah sebuah mulut mungil yang ternyata adalah sosok anak lelaki bermata biru dan berkulit bule dengan wajah bingung dan penuh keheranan.

Sepasang bola matanya berputar mengelilingi ruang batu yang temaram karena hanya diterangi oleh sebatang obor kayu yang menempel di dinding gua. Bola matanya terkesiap saat memandang satu sudut goa yang berbentuk cekungan celah yang sempit namun tinggi dan melebar (nah lo..). Sesosok makhluk berjubah merah dengan mata terpejam dan tangan bersidekap di dada. Yang membuatnya heran dan takjub juga sedikit takut adalah posisi makhluk tersebut yang tak lazim karena kaki tegak lurus ke atas dan kepalanya di bawah, yang luar biasanya lagi kepala makhluk tersebut mengambang di udara sekitar 1 meteran dari lantai goa.

"Sudah siuman rupanya kau," tiba-tiba makhluk itu berkata.
"Who are.. You" kata anak asing itu dengan terbata-bata.
"Hi.. Hi.. Hi.." tawa makhluk itu menggelegar mengguncang seluruh goa. Anak itu terjatuh dengan menekap kedua telinganya dan tak lama kemudian ia pingsan lagi.

Laut selatan pulau Jawa bergelombang tenang, dalam radius beberapa puluh mil dari pantai Pelabuhan Ratu berlayar sebuah kapal besar yang pada dinding kapal bertuliskan "COmmoDORE" yang sedang melintas menuju sebuah pulau yang pada suatu saat kita kenal dengan Negara Australia. Kapal tersebut memuat sebuah keluarga bangsawan dan sekitar 11 awak kapal dari negara Amerika yang sedang berimigrasi mencari daerah baru yang kaya akan mineral dan sumber daya alamnya untuk dijadikan hunian baru.

Keluarga bangsawan tersebut terdiri dari sepasang suami istri dan sepasang anak laki-laki dan perempuan. Nama pasangan Bangsawan tersebut adalah George Michael Jordan yang berumur 38 tahun dan Demi Moore Jordan yang berumur 34 tahun dengan anak mereka yang berusia 10 dan 7 tahun. Yang laki-laki bernama Joe Jordan dan adiknya Chintya Jordan.

Ketenangan laut selatan tiba-tiba terusik oleh kemunculan Kapal berbendera gambar tengkorak yang dibawahnya bertuliskan "OJO DUMEH" yang merupakan gerombolan bajak laut yang sangat ditakuti di kawasan laut selatan dan sekitarnya karena kesadisan dan kebengisannya. Bejo Prakoso yang lebih dikenal dengan julukan Siluman Bajak Laut Selatan sebagai pimpinan bajak laut itu dengan panglimanya Gogon Batara dengan julukan Siluman Homo Laut Selatan karena ia memang hanya suka dengan sejenisnya.

Kapal bajak laut itu dengan cepat merapat lalu melempar tali ke kapal Commodore dan dengan waktu singkat kapal itu sudah dikuasai oleh gerombolan bajak laut itu.

"Hua.. Ha.. Ha rezeki besar kita hari ini" seru Bejo kepada panglima dan anak buahnya yang berjumlah sekitar 30 orang.
"Damn.. You," umpat George seraya meludah ke wajah Bejo.
"Sialan kau!" hardik Bejo sambil melayangkan tangannya ke wajah George.
"Plaak," keras sekali tamparan sampai George terbanting dan terlempar 5 langkah.
"Don't touch my husband," teriak Demi sambil memeluk suaminya.

Pandangan Bejo langsung terkesiap melihat kecantikan Demi. Wajahnya yang cantik, kulitnya yang putih mulus kebulean, matanya yang biru, tubuh yang tinggi sekal dengan buah dada yang sedikit mencuat lipatannya karena memakai gaun bangsawan yang mewah. Dihampirinya Demi dan sekali sentak diangkat dan dipeluknya tubuh Demi,

"Hmm.. Cantik dan wangi sekali kau"
"Breet, breet, breet..." tiga sabetan golok besar membelah udara merobek gaun bagian atas Demi hingga tersembullah dua payudaranya.
"Oh, noo..." jerit Demi ketakutan sambil berusaha menutupi buah dadanya.

Bejo yang sudah bernafsu dengan buas menciumi wajah Demi dan berusaha menepis kedua tangan Demi dari buah dadanya yang besar dan sekal itu. Demi terus berontak hingga Bejo kewalahan dan marah besar.

"Bunuh anak itu!" Perintah Bejo kepada anak buahnya.
"Noo... i'll give up," seru Demi seraya mengangkat tangannya tanda menyerah ketika melihat anak buah Bejo menghunus golok dan mendekati salah satu anaknya tanpa memperdulikan sepasang payudaranya yang menggantung indah terbuka.
"Berhenti! Jangan dibunuh, ibunya sudah menyerah dan biarkan anak itu dan suaminya menyaksikan ibu dan istrinya kita ganyang," kata Bejo.

Bejo dengan nafsu yang tadi sempat terpendam langsung memeluk Demi dan menciuminya penuh nafsu tanpa malu. Demi dengan airmata menetes hanya diam dan pasrah menerima perlakuan Bejo yang semakin liar. Dengan buas Bejo mencium pipi dan bibir Demi. Merasa tidak puas, Bejo menunjuk mulut Demi agar membalas ciumannya itu. Demi membalas ciuman Bejo dengan terpaksa hingga bibir dan lidah mereka saling memilin.

Puas mnikmati bibir, Bejo beralih ke payudara Demi. Diciumi dan dijilatinya payudara Demi dari pangkal, belahan hingga akhir sampai pada puncaknya yang berwarna merah muda.

"Gila, baru kali ini gua melihat pentil warna begini," batin Bejo kagum dan kegirangan.

Diisap-isapnya pentil Demi dengan sesekali dibarengi gigitan kecil yang mau tak mau membuat Demi mendesah geli terkena kumis dan brewok kasar Bejo yang memang memberangas di wajah Bejo.

"Akkh.. Sst.. Sst," desah Demi pelan tanpa ia sadari karena rangsangan Bejo.

Dengan tidak sabar dilucutinya gaun Demi hingga tidak bersisa sehelai benang lagi di tubuh Demi. Air liur Panglima Gogon dan anak buahnya menetes menyaksikan adegan itu. Panglima Gogon yang dasar homo menghampiri George yang memang sangat tampan itu dengan nafsu yang menggelegak. Dengan cepat ia membuka celana komprang hitamnya dan menciumi George yang sudah pasrah karena takut terjadi apa-apa dengan kedua anaknya dengan penuh nafsu. Gogon mengangsurkan penisnya ke wajah George yang terduduk sambil menunjuk mulutnya agar George mengerti kemauannya untuk mengoral Gogon.

"Sst.. Akh.. Uff, terus... terus..." erang Gogon keenakan.

Kembali pada Bejo. Dengan santai bejo membuka kancing baju dan celananya yang depannya sudah timbul menahan nafsu.

"What the hell..." gumam Demi terbelalak melihat penis Bejo yang sudah sangat menegang itu.

Keterkejutan Demi bukan olah-olah saat melihat penis Bejo yang memang sangat aneh dan antik. Penis Bejo memiliki cabang atas bawah yang berarti ia memiliki 2 kepala dan 2 batang penis namun 1 pangkal. Penis atas berukuran diluar normal dengan panjang 30 cm dan diameter 8 cm, sedangkan yang bawah panjang 20 cm dan diameter 5 cm. Bejo menjambak rambut Demi untuk menunduk. Demi mengerti maksud Bejo, dengan perasaan ngeri dan takut kedua tangan Demi memegang kedua penis atas dan bawah Bejo lalu mengocoknya dengan perlahan-lahan. Dengan rasa heran dan ketakutan Demi mulai menciumi dan menjilat penis atas Bejo dan terus mengocok penis bawah dengan tangannya.

Sedikit demi sedikit Demi mulai mengulum kedua penis itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Penis atas yang sangat besar tidak muat dan hanya bisa masuk seperempatnya saja dan penis bawah bisa masuk setengahnya.

"Yah.. Terus.. Terus, heran kau ya' ngeliat punyaku, nanti rasakan kenikmatannya punyaku ini!" kata Bejo dengan bangga.

Lima belas menit lebih Demi menghisap kedua penis Bejo, hingga akhirnya Demi ditelentangkan bejo di lantai kapal.

"Hegk.. Aa.. Hurt..." teriak Demi ketika kedua penis itu mulai mencoba masuk ke vagina dan anus Demi sekaligus!

Dengan kasar Bejo menghentakkan penisnya ke dalam vagina Demi hingga hampir masuk seluruhnya. Hentakan-hentakan dan teriakan kesakitan Demi bersahutan dengan suara ombak dan teriakan-teriakan anak buah Bejo yang menyemangati "pertandingan" tersebut.

Seep.. Bless.. Seep.. Bless, dengan semangat Bejo memompa Kedua lubang Demi. Teriakan-teriakan Demi perlahan-lahan berubah menjadi desah dan erang kenikmatan setelah kedua lubangnya sudah lancar menerima kedua penis Bejo. Tetes-tetes keringat yang membasahi Demi membuat tubuhnya berkilat-kilat terkena cahaya matahari sore yang tidak begitu terik.

"Aachk.. Sst.. Shht.. Yeah..." desah Demi berkepanjangan saat mencapai orgasmenya.
"Hua.. Ha.. Ha... keluar juga loe, ku bilang juga apa! punyaku kagak ada yang samain," seru Bejo dengan penuh kemenangan.

Bejo semakin mempercepat dorongannya, lalu tiba-tiba ia melepas penisnya dan menyorongkan ke wajah dan mulut Demi,

"Aakkh..".
Croot.. Creett.. Creet lebih dari 8 kali sperma Bejo memancar dari kedua penis Bejo membasahi wajah dan mulut Demi. Dipaksanya Demi untuk menjilati dan menelan sisa-sisa sperma yang ada di kemaluan Bejo.

Panglima gogon yang menyodomi George telah terlebih dulu mencapai kepuasan sebelum Bejo usai menuntaskan hajatnya pada Demi.

"Bagaimana ketua, apa kita bunuh saja sekarang semua orang asing ini," kata Gogon.
"Bunuh saja penumpang lain kecuali 4 orang sekeluarga ini, aku masih ingin bermain yang lebih seru dengan mereka "
"Siap, ketua laksanakan!"
"Bunuh dan buang ke laut orang asing itu kecuali mereka," perintah Gogon pada anak buahnya.

Banjir darah dan pekik kematian membahana dari 11 penumpang yang digorok dan dilempar ke laut oleh anak buah bajak laut "OJO DUMEH" tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun.

"Gogon, bawa keluarga itu ke sini," perintah Bejo.
"Seret keluarga orang asing itu kesini," Gogon memerintahkan 4 orang anak buahnya.
"What do you want from us," Demi berkata lirih kepada Bejo dengan keadaan masih tanpa sehelai benangpun dan basah akibat diguyur air oleh anak buah Bejo sehingga terlihat sangat menggairahkan dalam keadaan basah tersebut.
"Aku kaga' ngerti apa katamu, yang penting sekarang kau turutin perintahku," kata bajak laut sambil tangannya menunjukkan bahasa isyarat agar Demi mengerti untuk mematuhi segala perintahnya.
"Anak-anak, sekarang lihat apa yang akan ketua kalian buat, setelah itu kalian boleh berpesta dengan perempuan asing ini," seru Bejo.
"Horee!!" pekik kegirangan anak buah Bejo.
"Buka celana anak laki-laki loe," perintah Bejo pada Demi dengan garang.
"Whaat..?," Demi tersentak kaget.
"Lakukan! bentak Bejo sambil menempelkan golok ke leher Joe. Dengan terpaksa Demi membuka celana Joe.
"Hisap dan puaskan penis anakmu, cepat!".

Dengan ragu-ragu Demi mulai mengocok penis Joe yang pelan-pelan mulai bereksi. Sambil menahan tangis Demi mencium dan menjilati kemaluan Joe. Zzrett, bagai terkena aliran listrik dirasakan Joe ketika penisnya dikulum dan dihisap oleh mamanya.

"What happened with me, ookh it's so good," desah Joe. Mendengar desahan anaknya Demi semakin sedih dan teriris hatinya namun tiada daya, dipercerpatnya gerakan kepalanya agar adegan itu cepat terselesaikan.

"Aakh..." Joe semakin bernafsu hingga tangannya menjambak rambut Demi menggerakan kepala Demi maju mundur dengan cepat hingga suatu ketika dihentakkannya kepala Demi dalam-dalam ke selangkangannya. Seerr.. Seerr.. Seerr, air kencing Joe memancar dari lubang penisnya karena Joe memang belum dewasa. Air kencing itu tertelan semua oleh mulut Demi. Joe terjatuh karena kakinya merasa goyah dan lemas. Demi terbatuk dan merasa mual berusaha memuntahkannya.

"I am sorry Ma..." Joe berkata lirih. Demi hanya memandang Joey dengan kasih sayang yang tulus dan wajah penuh iba.
"Ha.. Ha.. Ha... gimana enakkan penismu diisap ibumu, Gogon, sekarang bawa ayah dan anak perempuannya itu kesini".
"Siap Ketua".

Diseretnya tubuh George dan Chintya ke hadapan Bejo.

"Angkat ayahnya sampai ia berdiri dan suruh anak perempuannya menghisap punya ayahnya sendiri".
"Siap ketua".

Diberdirikannya George yang juga masih telanjang dihadapan wajah putrinya yang masih duduk.

"Hai! kamu mamanya, coba tolong bantu ajari anak perempuanmu memuaskan ayahnya sampai keluar," perintah Bejo kepada Demi.

Dituntunnya tangan Chintya untuk mengelus-elus penis ayahnya dan perlahan-lahan dimasukkannya penis itu kedalam mulut Chintya. Dengan sedikit memaksa, dengan waktu tak berapa lama akhirnya sampai juga George mencapai orgasmenya di dalam mulut Chintya.

Croot.. Croot.. Croot... Spema George meluncur ke dalam mulut Chintya hingga menetes ke sela-sela bibirnya.

"Sreet..." tiba-tiba golok Bejo berkelebat cepat. Kepala George menggelinding di lantai kapal dengan wajah yang masih menampakkan kenikmatan orgasme.
"Daaddy..." teriak Demi dan kedua anaknya yang langsung pingsan melihat ayahnya terbunuh dengan mengerikan.

Melihat adegan tersebut hingga selesai membuat nafsu anak buah Bejo menggelegak hebat.

"Anak-anak sekarang waktu buat kalian berpesta dan bila ia pingsan sebelum melayani kalian semua, bunuh anaknya!" seru Bejo kepada anak buahnya.
"Hai, kalian harus antri menerima giliran ha.. ha.. ha.." Tambah Gogon.

Lima orang anak buah Bejo maju bersamaan dengan liar dan ganas. Mereka meremas, mencubit, menjilat, menghisap dan menciumi setiap jengkal tubuh Demi dengan nafsu. Demi kewalahan melayani mereka dan berbuat sebisa mungkin agar mereka cepat orgasme dan berharap supaya ia tidak terlalu terkuras staminanya. Semua lubang dan tangan dipergunakan oleh Demi untuk memuaskan anak buah Bejo. Peluh bercampur sperma membasahi seluruh tubuh dan wajah Demi hingga dan terhitung sudah 5 kali ia mencapai orgasme sampai akhirnya anak buah Bejo yang terakhir selesai, Demi langsung tak sadarkan diri.

"Ayo anak-anak kita pergi dan ledakkan kapal ini," Bejo kepada anak buahnya.

Sesaat sebelum Kapal COMMODORE diledakkan ternyata Demi sadar terlebih dahulu. Dengan cepat dibangunkannya kedua anaknya dan disuruh cepat melompat dari kapal dan hanya berpesan satu kata "REVENGE!!".

"Blaarr," kapal COMMODORE perlahan-lahan hilang ditelan laut selatan yang membisu dan menyimpan banyak misteri.


Tamat




Komentar

0 Komentar untuk "Joe Edan - Petaka laut selatan"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald