Andai Rachel tahu

0 comments

Temukan kami di Facebook
Rachel Maryam sedang beristirahat di kamarnya. Gadis cantik itu baru saja menyelesaikan syuting film terbarunya "Andai Ia Tahu. Kini ia menjadi public figure yang semakin terkenal. Popularitasnya meningkat melebihi ketika ia ambil peran dalam sinetron "Strawberry". Rachel hampir terlelap dalam tidur ketika tiba-tiba pintu kamarnya diketuk.

"Mbak Rachel, ada tamu" kata bibi pembantu.
"Siapa?" tanya Rachel.
"Katanya sih dari Photo Studio, membawa foto-foto."
"Oohh. Suruh masuk saja Bi" serunya.

Ia lalu merapikan pakaiannya serta makeup tipis yang menghiasi kecantikan wajahnya. Ketika Rachel keluar dari kamarnya, seorang pria telah menunggu di ruang tamu. Pria itu kira-kira berusia 40 tahun, bertubuh tinggi, tegap dan memakai jaket kulit berwarna hitam dan jeans. Ia memegang amplop coklat dan menyandang sebuah kamera foto. Rachel tersenyum dan mengulurkan tangannya:

"Hai, saya Rachel. Anda ingin bertemu saya?"
"Hallo, saya Robert dan saya membawa beberapa foto Rachel dari lokasi shooting yang lalu" kata pria itu seraya mengulurkan amplop coklat itu kepada Rachel.
"Boleh saya buka?" tanya Rachel sembari merobek sisi amplop itu dan mengeluarkan foto yang ada di dalamnya.

Rachel merasa seakan jantungnya berhenti berdetak. Wajah cantik gadis muda itu tampak pucat pasi. Betapa tidak! Rachel masih mengenali wajahnya di foto–foto yang dibawa Robert yang ternyata adalah foto-foto yang mempertontonkan wajah lugu Rachel 6 tahun lalu, ketika berganti baju di kamar mandi Studio Budi Han. Tampak jelas tubuh mulus Rachel dalam keadaan tanpa busana. Payudaranya yang bulat tampak indah dan menggairahkan dengan puting susu yang dibalut plester.

"Saya berencana untuk menjual foto-foto ini ke beberapa majalah pria dan juga situs-situs internet. Saya yakin mereka akan untung besar dengan mempublikasikan foto-foto ini" kata Robert dengan kalem.
"Saya.. saya tidak mengerti..! Apa yang anda mau? Uang? Berapa?" tanya Rachel terbata-bata. Dalam hati ia menyesali mengapa tidak berhati-hati ketika menanggalkan pakaian. Ia tidak menyadari ada kamera tersembunyi.
"Uang? Saya sudah punya banyak uang!" kata Robert. Sambil menatap Rachel dalam-dalam, ia melanjutkan: "Rachel yang cantik, kamu punya sesuatu yang tidak bisa dibeli oleh uang berapapun" katanya sambil tersenyum licik.

Rachel langsung menyadari apa yang diinginkan Robert. "Tidak! Saya tidak mau melakukan itu. Itu namanya pemerasan! Lagipula itu bertentangan dengan keyakinan saya!" tegas Rachel sambil memandang Robert dengan jijik.

"Rachel manis, kamu sudah cukup terkenal sekarang" kata Robert.
"Tapi ada saatnya kamu harus membayar semua yang menjadi kewajibanmu. Apakah semua etika dan moral itu cukup untuk melindungi dirimu? Bayangkan berapa banyak laki-laki yang akan bermasturbasi sambil melihat gambar telanjang Rachel Maryam Sayadina yang terkenal itu? Tapi jika kau tidak berminat, baiklah. Aku akan pergi saja" kata Robert sembari mengambil semua foto-foto tersebut dan memasukkannya ke dalam amplop. Lalu ia melangkah keluar pintu.

"Tunggu!" teriak Rachel berusaha mencegah Robert. "Mungkin kita bisa kompromi. Bagaimana kalau saya..?" Rachel tidak dapt meneruskan kata-katanya.
"Kamu mau menawarkan apa Rachel?" tanya Robert dengan seringai di wajahnya.
"Bbb.. Blowjob" kata Rachel terbata.
"OK deh.. mungkin bagus juga untuk permulaan" kata Robert. Pria itu kemudian membatalkan niatnya untuk pergi dan berkata kepada Rachel, "Ayo.. tunjukkan kamarmu"

Rachel membawa Robert masuk ke kamarnya. Ia lalu duduk di tepi ranjang. Robert kemudian mengunci pintu kamar dan membuka celananya. Mata Rachel melotot melihat tonjolan besar di dalam celana dalam Robert.

"Ayo! Keluarkan, dan masukkan ke mulutmu. Cepat!" seru Robert tak sabar.

Dengan tangan gemetar Rachel menurunkan celana dalam Robert. Ia terpekik kecil ketika kemaluan Robert yang sudah mengeras itu tiba-tiba menyentak keluar. Belum pernah dalam hidupnya Rachel melihat penis seorang laki-laki begitu dekat dengan wajahnya, apalagi memegangnya. Walaupun begitu ia menyadari bahwa kemaluan Robert ini berukuran besar dan panjang. Rachel melingkari tangannya di kemaluan Robert dan kemudian mengocoknya dengan tangan yang masih gemetaran. Dengan perlahan ia mendekatkan mulutnya ke kepala penis Robert. Sambil menutup mata, Rachel membuka mulutnya dan perlahan-lahan memasukan kemaluan Robert ke dalam mulutnya.

Robert mendesah kecil merasakan nikmatnya mulut Rachel yang hangat. Lidah gadis itu menyentuh batang kemaluannya menimbulkan kegelian yang menyenangkan. Walaupun demikian, melihat Rachel hanya diam saja saat mengulum penisnya, Robert kemudian menarik kepala Rachel dan mulai memaju mundurkan pinggangnya "Memperkosa" mulut perawan gadis itu.

Rachel menengadah memandangi Robert. Rasa jijik yang tadi ia bayangkan tidaklah begitu hebat, bahkan ia tampaknya mulai menyukai aktivitas oral sex ini. Penis Robert yang panjang keluar masuk mulut Rachel yang hangat. Rachel menyadari betapa kotor dirinya melakukan itu, tetapi tanpa sadar iapun mulai terangsang. Tangan kanannya masih melingkari batang kemaluan Robert yang panjang itu, sementara tangan kirinya turun ke sela pahanya sendiri, dan mulai mengusap-usap kemaluannya dari balik celana dalamnya.

Robert kemudian mempercepat gerakannya di mulut Rachel. Ia kemudian merasakan penisnya mulai berdenyut-denyut nikmat. Dicabutnya pnisnya keluar dari mulut Rachel dan dengan tiba tiba, ia menyemprotkan air maninya di muka Rachel.

Rachel terpekik ketika wajahnya menerima semprotan sperma Robert yang jatuh dibawah mata kirinya dan mengalir di pipinya yang halus. Semprotan kedua malah masuk ke dalam mulutnya yang terbuka. Melihat hal itu, Robert kembali memasukkan penisnya ke dalam mulut Rachel dan menghabiskan ejakulasinya disana. Rachel dengan terpaksa menelan semua air mani yang dikeluarkan Robert. Gadis itu tidak mengira begitu banyak yang mengalir ke tenggorokannya, menyebabkan ia merasa mual dan ingin muntah.

"Nah.. sekarang bersihkan dirimu" perintah Robert kepada Rachel.
Rachel mengambil tissue dan mulai membersihkan wajahnya dari sperma Robert. Tapi ia heran melihat Robert belum mengenakan celananya.

"Sudah selesai kan? Kita sudah sepakat?" tanya Rachel
"Tenang saja Rachel, saya selalu memegang perkataan saya" kata Robert seraya menyerahkan foto-foto itu kepada Rachel.
"Tapi kamu pasti mau memberi saya bonus untuk ini" lanjut Robert seraya menunjukkan negatif foto-foto itu kepada Rachel.
"Curang!" jerit Rachel seraya berusaha merebut negatif-negatif itu dari tangan Robert.
Tapi Robert cukup sigap untuk mempertahankan miliknya itu.
"Tidak! Sudah cukup! aku tidak mau memberi lebih!" ujar Rachel.
"Aku masih perawan dan aku akan tetap perawan sampai aku kawin. Ada atau tidak ada foto-foto itu" kata Rachel.
"Baik, aku mengerti. Bagaimana dengan cara lain? Aku jamin kamu akan tetap perawan." Balas Robert.
"Aa.. aku tidak mengerti" kata Rachel terbata.
"Lewat pantat, manis. Anal Sex! Dengan begitu kamu akan tetap punya selaput daramu itu" ujar Robert.

Rachel tertegun sejenak. Ia mulai mempertimbangkan kata-kata Robert bahwa ia akan tetap perawan, dan ia akan mendapatkan negatif foto telanjang dirinya.
"Baiklah", kata Rachel, "Tapi tolong pelan-pelan, aku belum pernah melakukannya"
"OK, tapi aku tidak akan bohong dengan mengatakan ini tidak sakit" balas Robert

Robert tersenyum penuh kemenangan. Ia menarik Rachel berdiri dan memutar tubuh gadis itu. Dengan sigap ia melucuti celana yang dikenakan gadis itu. Pantat Rachel yang mulus kini terpampang di hadapannya. Ia mengelus bongkahan pantat itu dengan lembut hingga membuat Rachel merinding.

"Ayo naik ke tempat tidur", perintah Robert, "Nungging!"
Rachel menuruti perintah Robert. Pantat gadis itu menungging dengan indahnya membuat Robert terbakar nafsunya. Dari posisi ini, ia juga dapat melihat vagina perawan Rachel yang berbulu halus. Robert menyibakkan pantat gadis itu dan memposisikan penisnya yang besar itu di depan liang anus Rachel Maryam.

Rachel terhenyak merasakan sodokan di lubang pantatnya yang sempit itu. Secara refleks ia mengerutkan anusnya menolak kepala penis Robert yang mencoba masuk.
"Rileks, nanti malah sakit" ujar Robert. Mata pria itu memandang berkeliling. Ketika ia melihat Baby Oil, ia mengambilnya dan melumuri penisnya. Lalu ia mencoba memasukkan satu jari tangannya ke dalam anus Rachel.

Rachel mengerang merasakan perih ketika jari Robert menerobos masuk. Robert lalu mengeluar-masukkan jarinya untuk melumuri liang anus Rachel dengan Baby Oil. Setelah dirasanya liang itu sudah cukup licin, Robert menarik keluar jari tanganna. Rachel menarik nafas lega, akan tetapi tak berapa lama kemudian terdengar jerit kesakitan gadis itu.

"Aahh!"

Penis Robert yang besar itu telah mengoyak liang anus Rachel yang masih perawan itu. Robert menarik keluar penisnya, kemudian menghujamkan kembali dalam dalam. Rachel terus menjerit-jerit. Gadis itu menangis merasakan sakit di lubang anusnya.

"Sakit.. oohh.. sakit sekali" rintih Rachel menghiba-hiba. Tapi Robert masih terus keasikan. Ia merasakan nikmatnya liang anus Rachel yang menjepit batang kemaluannya. Ia terus menghujam keras-keras sehingga darah mulai keluar dari anus Rachel, membasahai pahanya yang mulus dan juga batang kemaluan Robert.

Robert kemudian menarik keluar penisnya dari anus Rachel. Ia kemudian membalikkan badan gadis itu hingga telentang. Ia kemudian melucuti blouse dan bra Rachel. Dikangkangkannya paha Rachel lebar-lebar. Vagina gadis itu tampak merah menggairahkan, dan Robert berusaha menahan diri untuk tidak menghujamkan kemaluannya ke dalam vagina perawan yang menantang itu. Sambil meremas-remas payudara Rachel, ia kembali memasukkan penisnya ke dalam anus gadis itu yang masih berdarah-darah.

Rachel kembali merasakan sakit yang tadi. Namun kini Robert mengelus-elus vagina gadis itu mencoba memberikannya kenikmatan. Tangan Robert yang terampil memainkan klitoris Rachel sembari penisnya keluar masuk anus gadis itu. Rachel tampaknya sudah tidak kesakitan seperti tadi, bahkan ia menikmati permainan tangan Robert. Gadis cantik itu memejamkan matanya. Vagina perawannya sudah basah.

Tak lama kemudian, tubuh mulus Rachel mengejang. Gadis itu orgasme. Melihat itu, Robert mempercepat kocokannya dan memuntahkan air mani dalam liang anus Rachel. Liang anus yang sempit itu tidak dapat menampung air mani yang begitu banyak sehingga sebagian mengalir keluar bercampur darah.

Dengan penuh kepuasan Robert mencabut penisnya. Kemudian ia berpakaian dan menyerahkan negatif foto-foto itu kepada Rachel.

"Senang berbisnis denganmu Rachel" katanya.
"Sampai jumpa manis" dan iapun pergi meninggalkan Rachel yang tergolek lemas.

Beberapa hari kemudian, Rachel menjerit dan menangis melihat foto-foto dirinya dan beberapa selebritis lain di koran-koran. Bahkan ia pun dikirimi copy VCD yang memperlihatkan adegan di kamar mandi Budi Han itu.

Tamat




Komentar

0 Komentar untuk "Andai Rachel tahu"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald