Awal kisah ini dimulai saat aku baru saja terima rapor cawu I kelas 2 SMA. Rumah yang tepat berhadapan dengan tempat tinggalku baru saja ditempati penghuni baru, pindahan dari Gorontalo. Suami istri dengan dua anak, seorang lelaki dan seorang perempuan. Suaminya bekerja di salah satu instansi pemerintah. Sebagai seorang pejabat, Oom U sangat sibuk dan sering dinas ke Jakarta.
Sang suami ternyata kenalan baik kakakku yang nomor dua, jadi keluargaku dan keluarga baru tersebut cepat menjadi akrab. Aku biasa memanggil mereka dengan Oom dan tante "U". Tante U seoarang wanita berdarah Menado, cantik, putih dan sangat menarik hati. Penampilannya selalu nampak OK dan sangat serasi. Kedua anak Tante U, sangat akrab denganku, yang sulung perempuan usianya baru 3,5 tahun, sedangkan adiknya 2 tahun. Sering aku mengajak mereka bermain, maklum aku anak laki-laki bungsu dari enam bersaudara. Aku disukai anak-anak kecil, dan cepat sekali akrab dengan mereka.
Hingga akhir cawu II, kehidupan rumah tangga mereka harmonis saja. Tante U memang sering pergi sesaat setelah Oom U berangkat ke kantor, biasanya pukul 13.00 sampai sekitar 14.00 WIB tante U sudah kembali. Hal itu sering Tante U lakukan setelah mereka bertempat tinggal kira-kira enam bulan di rumah tersebut.
Jika Oom U ke luar kota, Tante U pulang agak lebih sore, kadang malah sehabis maghrib baru Tante U pulang mengendarai mobil sedan HONDA PRESTIGE warna merahnya. Beberapa kali aku yang membukakan pintu garasinya, karena saat itu aku sedang di rumahnya bermain dengan kedua anaknya. Biasanya jika Tante U pergi, anak-anak biasa dijaga oleh pembantunya dan adik perempuan Oom U. Adik perempuan Oom U sebaya denganku, tapi walaupun aku sering bermain dengannya, aku tidak tertarik padanya. Aku hanya merasa kasihan kepadanya, karena seringkali dia mengeluh karena perlakuan Tante U kepadanya tidak baik. Pernah aku melihat dia dimarahi Tante U dan disiram air bekas cucian pakaian yang banyak sabunnya.
Cawu I kelas tiga berakhir, saat libur dua minggu kugunakan waktuku untuk jalan-jalan sama teman-teman ke suatu tempat rekreasi di dekat kotaku. Jaraknya lebih kurang 45 km dari kotaku, tempat itu terletak di lereng gunung dan berhawa sejuk, berbeda dengan kotaku yang panas. Aku masih ingat saat itu hari Senin, kira-kira jam 10.00 WIB. Saat aku berlibur di tempat rekreasi itu, kulihat mobil Tante U diparkir di halaman sebuah restaurant. Aku tidak berpikiran apa-apa waktu itu, bahkan ketika aku berpapasan dengan Tante U yang digandeng mesra oleh seorang lelaki dan di belakang mereka bergandengan pula sepasang teman Tante U, aku tetap belum paham dan mengerti apa sebenarnya yang terjadi, dan Tante U lakukan bersama teman-temannya.
Mungkin karena memang saat itu secara kejiwaan aku masih polos dan lugu serta belum mengenal arti cinta atau hubungan laki-laki dan perempuan, aku menganggap hal tersebut biasa saja, bahkan aku menyapa Tante U dengan sopan. Mendengar dan melihatku, spontan Tante U nampak terperanjat dan kaget, dan segera melepaskan pelukan lelaki temannya tadi. Kemudian dia menghampiriku dan basa-basi menanyakan acaraku di tempat itu.
Sebelum kami berpisah, Tante U menggamitku seraya memasukkan sesuatu ke dalam kantong bajuku, kemudian dia berpesan agar aku merahasiakan pertemuan tadi dengan siapapun. Aku mengangguk dan berjanji tidak akan bercerita pada siapapun tentang pertemuanku dengannya di tempat rekreasi tersebut. Sesaat setelah kami berpisah, kurogoh saku bajuku, ternyata Tante U memberiku uang sejumlah Rp. 50.000,-, aku heran bercampur senang. Kugunakan uang itu untuk mentraktir teman-teman.
Seusai liburan, seperti biasanya kujalani masa-masa studiku seperti biasa. Di kelas aku boleh dikatakan sebagai murid dengan prestasi belajar yang baik, kelasku termasuk kelas unggulan yang murid-muridnya dipilih dari 10 terbaik di masing-masing kelas 2. Dari kelas satu hingga kelas tiga, aku biasa menduduki rangking tiga besar. Aku setiap hari berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki bersama teman-temanku.
Pada hari Sabtu kelasku pulang agak cepat dari biasanya, karena dua orang guru yang seharusnya mengajar di kelasku tidak masuk, dan waktu kosong diisi dengan mencatat pelajaran dari guru mata pelajaran lain yang berikutnya. Seperti biasa, aku pulang jalan kaki. Kira-kira 1 kilometer dari sekolahanku, tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti di sampingku, dan segera kukenali siapa pengemudinya, dialah Tante U.
Aku sempat terkesima melihat penampilannya, dia nampak cantik sekali, apalagi dengan kacamata hitamnya, wah sungguh bukan main. Dia buka jendela pintu mobilnya dan memintaku segera naik ke mobilnya, mengajakku pulang bersama. Kuterima ajakannya, dan aku segera masuk dan duduk di dalam mobilnya yang ber AC dan empuk jok kursinya. Dia tidak mengajakku langsung pulang, tetapi jalan muter-muter dengan mobilnya. Kulirik dia, sungguh sangat cantik, dan secara tidak sengaja kulihat paha putih dan mulus miliknya yang terbuka di antara belahan rok spannya, benar-benar membuatku terkesima.
Setelah beberapa menit kami berjalan, Tante U berdehem, membuatku terperanjat dan segera memalingkan wajahku ke luar jendela. Diajaknya aku ngobrol tentang pertemuanku di tempat rekreasi dahulu, dan menanyakan padaku apakah aku bercerita pada orang lain. Aku jawab bahwa aku tidak bercerita pada siapapun, dan aku katakan sekali lagi bahwa aku tidak akan bercerita kepada siapapun tentang hal itu. Mendengar hal itu Tante U nampak lega dan menghela nafas panjang.
Sesampainya di rumah, seperti biasanya aku membantu membukakan pintu pagar dan garasi rumahnya. Diparkirnya mobilnya. Dan saat aku menutup pintu pagar rumah serta berpamitan pulang, dipanggilnya aku. Aku mendekatinya dan mengikutinya masuk ke ruang keluarga. Dia segera duduk di sofa di depan TV ruang keluarga, dan memintaku duduk di dekatnya. Serta merta dipeluknya aku dan diciumnya pipiku kanan dan kiri sambil dia mengucapkan terima kasih. Aku diam saja. Kemudian dipegangnya wajahku dengan kedua belah tangannya, dan secepat kilat diciumnya bibirku dan mulutku dilumatnya, aku hanya terperangah kaget dan tak bereaksi apapun. Sesaat kemudian dilepas pelukannya, dan dia tersenyum padaku. Segera dia bangkit dan memintaku pulang.
Entah kenapa sejak kejadian itu aku jadi semakin membayangkan dia, aku ingin semakin sering ketemu dengannya, di dalam mimpiku pun sering terbayang Tante U. Setiap kali bertemu, dia selalu melempar senyum padaku. Aku jadi semakin sering melamun dan membayangkan dia.
Sebulan sejak kejadian itu, kudengar kabar bahwa Tante U ketahuan selingkuh. Kulihat Tante dan Oom U sering bertengkar. Oh.. ya, adik perempuan Oom U sekarang tidak tinggal di rumah itu lagi. Anak Tante U yang sulung sudah masuk playgroup. Sejak terdengar berita itu, Tante U jarang keluar lagi seperti biasanya, paling-paling dia keluar hanya sebentar untuk keperluan antar jemput anaknya yang playgroup. Aku tetap seperti biasa, tetap main ke rumah Tante U dan ngobrol dengan Tante dan Oom U, bagiku mereka seperti kakakku sendiri.
Pada suatu hari menjelang terima rapor dan libur Cawu II, di sekolahku seperti biasa diadakan lomba-lomba kesenian dan olah raga, dan kami pulang lebih awal. Aku masih ingat hari itu hari Kamis, aku pulang sekitar jam 09.00 WIB.
Sesaat setelah aku masuk ke rumah dan berganti pakaian, kudengar telepon berdering. Segera kuangkat dan dari seberang sana terdengar suara Tante U.
Mengetahui aku yang menerima, Tante U bilang, "Wah.., kebetulan nih.." katanya, "Tante mau minta tolong sebentar.."
Tante U memintaku segera ke rumahnya. Aku segera mengunci pintu-pintu rumah dan meletakkan anak kunci di tempat biasanya, maklum di rumah tidak ada siapa-siapa. Bapak, Ibu dan kakak-kakakku tidak ada di rumah.
Segera aku pergi ke rumah Tante U. Suasana rumah tante U nampak sepi, segera kupencet bel rumah dan Tante U nampak membukakan pintu dan mempersilakan aku segera masuk. Aku terpesona melihatnya, dia sungguh cantik dan seksi sekali, dengan gaun tipis warna pink yang kadang menampakkan lekuk indah tubuhnya, dengan belahan lebar di dadanya, sehingga sedikit nampak tersembul buah dadanya yang putih dan halus kulitnya. Jantungku berdetak keras ketika pandangan mata kami beradu, Tante U tersenyum dan kubalas senyum manisnya dengan senyum pula.
Kami mengobrol di ruang keluarga sambil menonton TV. Aku menanyakan tentang kedua anaknya, Tante U bilang mereka berdua ke Jakarta, ke rumah uwaknya di antar Oom U. Jadi rumah saat itu sepi, hanya tinggal kami berdua saja. Tante U mengobrol sambil menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kirinya, sehingga gaun tipisnya terbuka dan terlihat jelas pahanya yang putih dan halus. Aku tidak henti-henti melirik dan memperhatikannya. Tante U pura-pura tidak tahu, bahkan secara sengaja gaunnya ditarik ke samping, sehingga paha mulusnya nampak tersembul keluar, sungguh suatu pemandangan yang sangat merangsang, dan tanpa terasa batang kemaluanku langsung berdiri tegak dan keras.
Sesaat setelah ngobrol, Tante U berjalan ke arah TV dan mengambil sesuatu di rak VCD. Segera dipasang dan dinyalakan VCD tadi, aku kaget dan malu, karena ternyata VCD tersebut VCD porno dan baru sekali itu seumur hidupku melihat adegan-adegan panas di dalam VCD tersebut. Tante U duduk di dekatku dan merapatkan badannya ke tubuhku. Diletakkan tangan kanannya di paha kiriku dan dielus-elusnya, kemudian diraihnya tangan kiriku dan diletakkannya di atas paha kanannya, dimintanya aku mengelus pahanya. Secara naluri tanganku tidak hanya berhenti mengelus pahanya, bahkan lebih dari itu, langsung menuju ke celah pahanya yang tertutup celana dalam pink tipis. Kugosok dan kutekan tanganku ke vagina yang masih tertutup celana, nampak Tante U senang dan kadang dikepitnya pahanya untuk menjepit tanganku yang nakal menyelusup masuk ke dalam Cd-nya dan menusukkan jariku ke dalam kemaluannya.
Sesaat kami melakukan hal itu, yakni saling mengelus sambil melihat adegan TV yang sangat merangsang. Tiba-tiba diraih dan dipeluknya kepalaku, dan segera dibenamkannya wajahku ke dadanya. Ternyata Tante U tidak mengenakan BH, sehingga wajahku langsung menyentuh buah dadanya yang hangat dan lunak. Aku menurut saja dan segera tanganku bereaksi, menjalar kian kemari, membuka ikatan gaun tipis yang dikenakan Tante U, dan segera mencampakkannya jauh-jauh ke lantai. Dan nampak seluruh tubuh Tante U tidak tertutup apapun kecuali CD pink yang masih melekat ketat di kemaluannya.
Buah dada Tante U sekarang sudah tidak tertutup apa-apa lagi, dan segera tante menempelkannya di wajahku. Aku bereaksi mencium dan mengulum puting susunya, kemudian bibirku menjalar ke lehernya, akhirnya mulut kami saling mengulum.
Tangan Tante U bergerak melepas kaos dan membuka resleiting celana pendek jean yang kukenakan, kemudian secara sigap diraihnya batang kemaluanku dan digosoknya dengan tangan kanannya. Pelan-pelan direbahkannya badannya di sofa dan ditariknya badanku sehingga menindihnya.
Kami saling mencium kembali, dan secara naluri aku meniru adegan yang ada di VCD porno tadi, pelan-pelan bibirku bergerak ke bawah, menyusuri lehernya yang putih. Terus turun dan turun ke bawah, hingga mencapai buah dadanya, dan segera kuhisap dan kuremas buah dadanya yang putih dan sudah mengeras. Terdengar Tante U mengerang dan merintih. Diremas-remas batang kemaluanku yang sudah mengeras, dan dikocoknya pelan. Sungguh luar biasa rasanya, sebab baru pertama kali aku merasakan hal tersebut.
Tiba-tiba didorongnya tubuhku, lalu dia duduk di sofa menghadapku, disuruhnya aku berdiri dan segera dilepas CD-ku. Dengan terlepasnya CD tadi, nampak tugu monasku tegak berdiri dengan keras, segera dihisap dan dikulum dengan mulutnya, aku mengerang dan mendesis keenakkan.
Sesaat kemudian dia lepas pula celana dalamnya, dan segera dibaringkan tubuhnya di sofa sambil dibuka kedua belah pahanya. Aku terkesima takjub melihat pemandangan di depanku, nampak jelas celah vagina yang berwarna kemerahan di antara kedua belah pahanya yang putih. Segera wajahku menyerbu ke vaginanya, dan kujilati vaginanya seperti apa yang kulihat di adegan VCD. Tante U mengerang dan melenguh, pantatnya sesekali didorongnya ke atas, sehingga mulut dan lidahku semakin keras menempel di vaginanya.
Adegan tersebut berlangsung sekitar lima menit, setelah itu diraihnya bahuku dan ditariknya badanku sehinga menindih tubuhnya lagi. Mulutnya meraih dan mencium mulutku serta dimainkan lidahnya, tangannya memegang penisku dan menempel serta menggosoknya di liang kemaluannya. Sesaat kemudian dibimbingnya penisku memasuki vaginanya, dan kemudian kami berpacu mengumbar nafsu sepuas hati kami. Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, belum pernah sekalipun aku merasakan sebelumnya, dengan cepat dan keras kuhentakkan penisku ke dalam liang vaginanya.
Bersambung . . . .
Komentar
0 Komentar untuk "Tetanggaku dan kekasihku - 1"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.