Budhe dan keponakannya - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Hayo cepat bangun, udah kesiangan... bangun...bangunnn... Bude membangunkan Jojo. Matrahari syudah menyelusup dari kisi-kisi jendela. Dan Jojo terbangun. Saat dibukanya matanya, yang pertama dia lihat Bude masih telanjang bulat. Saat dia lihat tubuhnya, dia juga telanjang bulat.

Bude pun memakai dasternya, tanpa CD dan Bra lalu dia keluar kamar dan terus ke kamar mandi. Saat keluar kamar dia setengah berteriak, cepat bangun ayo kita mandi, nanti keburu pelanggan kita pada pulang. Johjo pun bangkit dan dengan telanjang dia langsung menghambur ke kamar mandi.

Saat dia masuk ke kamar mandi yang pintunya tidak ditutup, sudah beberap kali siraman air sejuk ke tubuh Buda dan iar itu terpercion ke tubuh Jojo. Dingin.

"Sini dekat, Biar ibu mandikan kamu. Dasar malas mandi kamu..." kata Bude seperti berkata kepada anak berusia 4 tahun dengan manja. Jojo senang diperlakukan seperti itu. Jojo pun jongkok lalu disirami air sejuk mulai dari ubun-ubunnya. Diasbuni pakai sabun mandi yang wangi, lalu Bude menyirami dan menyabuni tubuhnya sendiri. Berdua mereka mandi di kamar mandi dengan telanjang, lalu mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Berdua pula mereka masuk kamar dan berpakaian.

"Kita beli saja sarapan di pasar. Ayo cepat, kata Bude. Jojo berpakaian cepat dan bersisir, lalu menyalakan sepeda motor China memanaskan mesinnya, sedang Bude mengenakan kebaya dan kain batiknya. Tergesa-gesa tentunya.

Benar saja, Kios belum dibuka, pelangan sudah ramai menungu, karena Bude adalah kios terbesar di kecamatan itu menjual jamu secara lengkap. Sebuah mobil y ang membawa jamu dari ibukota provinsi juga sudah menunggu. Jojo membukia jios sembari menyusuni yang penting disusun, Bude mulai melayani pembeli sedang mobil pembawa jamu orderan, harus sabar menunggu.

Kenapa lama sekali hari ini? Salah seoprang pelanggan yang merasa lama menunggu memberikan teguran halus, walau teguran itu disampaikan dengan senyum manis.

"Kayak pengantin baru aja," yang lain nyeletuk.

"Iya tuh.. wajahnya hari ini cerah sekali, seperti remaja tinting yang baru dapat pacar," seorang pelanggan lain me4nimpali. Walau wajah Bude bersemu merah, dia tersenyum saja.

"Sabar... sabar..." hanya itu yang jkeluar dari muluitnya. Apakah jawabannya itu ada relevansinya dengan celoteh pelangannya dia sendiri enggak tau.

Usai menyusun yang penting, Jojo membeli sarapan ke kedai tak jauh dari tempat mereka dan sarapan sendiri, lalu sebungkus dai bawa untuk Bude, ibunya.

"Ini siapa?" tanya salah seorang pelanggan y ang sedikit kagum juga pada kecekatan Jojo dan kegantengannya.
"Pembantu dapat dari mana?" tanya yang lain.

"Kalau ngomong jangan sembarangan. Itu anakku...." bentak Bude dengan wajahnya yang tajam pada tatapan. Pelanggan sempat terkesiap mendengar bentakannya. Tapi ada satu pelanggan yang usil dan mengatakan:" Setahuku, ibu tak pernah menikah, kok tiba-tiba punya anak?"

Bude semakin galak. Soal menikah atau tidak, itu urusanku. Tapi yang jelas mulai tiga hari lalu, dia adalah anakku. Mengerti?" bentaknya. Semua diam. Merek sadar, soal masalah anak, tak pantas mereka mengungkitnya. Setelah semuanya kembali cari, Bude mengatakan kepada salah seorang pelangan yang tertua dan selama ini dekat dengannya, siapa Jojo. Jojo anak adik kandungnya dan sudah diserahkan kepadanya sebagai anaknya sendiri.

Ibu tua itu menyalami Bude sembari mengucapkan selamat, semoga menjadi anak yang soleh. Jojo juga disalami dan dicium oleh ibu tua itu. Palanggan yang lain yang mulanya mau isen saja, ikut menyalami dengan mengucapkan selamat. Ibu tua itu menyarankan agar dibuatkan kenduri kecil-kecilan agar semua orang tau, Bude sudah memiliki seorang anak yang ganteng. Semua menyetujui dan BUde pun langsyung ngomong kalau hari minggu depan hal itu dilaksanakan. Saat itu juga Bude mengundang mereka semua.

Ibu tua itu pun menngumbar kata:": Tuh... rupanya suadh direncanakan mingu depan buat kenduri kecil-kecilan dan dia akan mengundang kita semua. Makanya, kita tak seharusnya asal ngomong," katanya. Pelanggan yang lain pun memohon maaf atas kelancxangan mereka. Dan minggu depannya, acara kenduri itu pun dilaksanakan, tetangga semua diundang dan pelanggan juga.

Usai acara kenduri Jojo dan Bude kelelahan. Cepat mereka tidur. Hanya satu malam saja Jojo tidur di kamarnya yang sudah disediakan. Setalah itu, mereka pernah tidur di karvet sampai bangun kesiangan, kemudian dan seterusnya mereka tidur di kamar Bude. Jojo hanya tidur di kamarnya, jika ada tamu yang datang dan bermalam di urmah mereka.

Sebuah daster terap tersangkut tak jauh dari ranjang, demikian juga sebuah celana pendek dan kaos oblong. Pernah hampir bahaya, pukul 22.00 Wib ada tamu yang datang, merek ahampir ketahuan tidur sekamar. Dengan dekatnya daster dan celana pendek serta kaon oblong di ranjang, jika ada apa-apa mereka bisa cepat memakainya.

Begitu pintu tertutup, Bude melepas pakaiannya sampai bugil dan meletakkan dasternya pada sebuah paku di sisi ranjang. Jojo juga demikian dan mereka masuk ke dalam selimut. Di antara mereka tak ada pernah keluar kata-kata malam ini kita ngentot yuk atau kata-kata apa saja. Bahasa tubuh keduanya mereka sudah bisa saling mengerti.

Jojo membuka sedikit selimut dan mulutnya langsung mengisap tetek Bude dan sebelah tanganya mengelus-elus memek Bude dengan bulunya yang selalu terawat rapi. Saat itu juga walau terasa agak letih Bude tatap memberinya respons, mereka saling mengelus, merangkul dan melepaskan nikmat mereka dengan gairah yang luar biasa.

Jarang sekali mereka mandi sendiri-sendiri setiap pagi. Demikian juga setiap sore, kecuali ada tamu. Mandi, tidur, makan, mereka tetap bersama. Bude semakin gairah dalam hidupnya dan tetap menemani Jojo belajar sampai dia tertidur menopangkan tangannya di atas meja makan, tempat Jojo belajar.

Semua orang kagum pada Bude y ang memiliki anak ganteng dan semakin ganteng saja dengan pakaian rapi seperti Bude, dan rajin membantu. Tak percuma Bude mendapatkan anak seperti Jojo y ang r ajin dan penuh sopan santun. Bude juga bangga sekali jika orang-orang memujinya. Terutama orang sedesanya yang mengetahui siapa Jojo dan mengenal siapa orangtua Jojo, mereka menghargai keberadaan Jojo.

Setahun sudah Jojo bersama Bude. Dia semakin ganteng, tidak terjemur matahari lagi, makan teratur dan pakaiannya bagus-bagus, serasi dengan tubuhnya. Kini kelihatan dia semakin tinggi dan berotot.

Jojo mengusulkan agar mereka seskali berlibur entah kemana. Mesin juga ada istirahatnya, kenapa mereka tak pernah istirahat? Bude setuju. Kamis kini mereka akan ke villa yang bisa disewa dan jauh dari keramaian, karena dia pernah liburan ke sana. Rencana itu mereka matangkan, dan mereka siap berangkat naik sepeda motor, dengan membawa sebuah ransel besar untuk pakaian mereka selama tiga hari.

Jojo gembira sekali dan dia mencium pipi Bude ibunya itu.

"Terima kasih, bu. Ibu baik sekali. Aku belum pernah menginap di villa. Terima kasih, ya... " kata Jojo. Ucapan Jojo itu membuat Bude haru dan dia memeluk Jojo.

"Apa pun akan aku berikan untukmu, Nak. Aku sangat menyayangimu dan mencintaimu, melebihi segalanya, asal kamu juga menyayangiku dan emncintaiku," bisiknya ke telinga Jojo.

"Aku pasti menyangimu Bu. Aku t idak akan pernah menikah dengan siapapun, kecuali kalau Ibu sudah tiada," kata Jojo pasti. Bude tersenyum bahagia.

Bersambung . . .




Komentar

0 Komentar untuk "Budhe dan keponakannya - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald