Kemudian aku ambil kursi rias yang ada dikamarku secara perlahan dan kutaruh dekat pintu. Dengan harapan aku bisa melihat aktifitas istriku melalui ventilasi diatas pintu kamarku. Betapa terkejutnya aku, ternyata istriku sedang berpagutan mesra diatas kasur lipat dengan Usman. Badanku secara mendadak menggigil dan mengeluarkan keringat dingin. Aku bingung dan serba salah, apa yang harus aku lakukan, aku tak tahu. Sejenak aku ingin membuka pintu dan menghentikan tindakan pengkianatan yang dilakukan istriku dan Usman, tapi keberanian itu menjadi padam begitu aku teringat bahwa istriku sering mengeluh atas ketidak mampuanku untuk bertahan lama dalam senggama. Aku bingung dan kulihat lagi mereka yang ternyata tangan kanan Usman telah menyelinap didalam celana pendek istriku.. Och.. semakin aku tak mampu berbuat apa-apa. Sekilas sempat aku berpikir mungkin perbuatan mereka kali ini bukan yang pertama kali dan semakin aku yakin bahwa selama ini istriku telah sengaja memasukan obat tidur pada kopiku sehingga mereka leluasa untuk bermain catur birahi dan dengan demikian maka tetangga yang lain tak akan pernah curiga.
Usman dengan semangatnya melahap bergantian kedua puting susu dihadapannya dan tangannya telah berhasil memelorotkan celana pendek istriku. Aku hanya termangu menyaksikan aksi mereka berdua yang nampak saling semangat dan saling menyerang. Jantungku semakin berdebar. Sesaat kemudian mereka berdiri sambil melepaskan pakaian masing-masing, sesaat kemudian baik istriku dan Usman telah telanjang bulat. Kontol Usman telah berdiri kencang dan tegak, diameternya tidak beda jauh dengan punyaku tapi panjangnya mungkin sedikit lebih panjang punya Usman.
Istriku dipepetkan ditembok, mereka saling berciuman dengan ganas sekali, tangan kanan istriku meremas-remas kontol Usman dan tangan kanan Usman menggesek-nggesek memek istriku. Terlihat istriku tidak sabaran, kontolnya Usman diarahkan ke memeknya dengan sedikit kaki kiri istriku diangkat Usman maka masuklah senjata Usman pada memeknya, terlihat istriku memejamkan mata.
"Oooch.. kocok Dik Usman.. kocok.."
Dengan gerakan naik turun, Usman mengocok berulang-ulang dan badan mereka berdua semakin mengkilap karena keringat.
"Cek.. cek.. pleek.. plek.. ceck.."
Sesaat kemudian kocokan Usman berhenti
"Mbak Erna.. enak sekali memeknya.. terasa kenyuut-kenyuut.."
"Kontolmu juga Dik Usman.. gagah perkasa.."
Kemudian gantian kaki kanan istriku diangkat dengan tangan kiri Usman dan kocokan dilanjutkan lagi.
"Och.. ooch.. enak Dik.. teeruuss.. kocok teruuss.."
"Mbak.. aku mau keluar Mbak.."
"Jangan dulu Dik Usman.. jangaann.. akuu masih pingiinn lama-lama Dik"
"Nggak tahaann Mbaak.. aku nggaak tahan.. uenaakk Mbakk.."
Terlihat Usman menghentikan kocokannya dan semakin menekan dalam-dalam kontolnya dalam memek istriku..
"Ma'af Mbak.. aku nggak tahaann.. ma'aaf.. oocchh.. oocchh.."
Istriku memeluk erat-erat tubuh Usman seolah nggak mau dilepas seterusnya..
"Kenapa buru-buru dikeluarin Dik.., aku belum dapet lho.."
"Sabar Mbak.. betul-betul aku nggak tahaann.. wuennaakk buuanget.. memek Mbak hangett sekali dan waouw.. suereett Mbaak.."
Sesaat kemudian terlihat kontol Usman terlepas dari memek istriku dan dibarengi tetesan sperma dari dalam vagina istriku dan istriku mengambil handuk kecil untuk mengeringkan keringat serta membersihkan memeknya.
Oochh hanya segitu kemampuan si Usman (pikirku), aku agak lega ternyata kemampuannya tidak beda jauh dengan kemampuanku. Aku menghela nafas panjang, dan berharap mudah-mudahan istriku menjadi kapok karena tidak terpuaskan oleh Usman dengan begitu pasti tidak akan mengulanginya lagi. Tapi.. kenyataannya lain dari dugaanku..
Usman betul-betul dapat layanan spesial dari istriku, diambilkannya segelas air minum dingin dan diminum bergantian dengan istriku. Sambil bersandar di dinding, kaki Usman diselonjorkan dan istriku mendekati Usman dengan duduk berhadapan diatas pangkuannya
"Mbak.. susunya masih kenceng dan bulu-bulu memek Mbak yang lebat ini (sambil tangan kanan Usman mengelus mesra memek istriku), membuatku ingin tiap malam bertandang kerumah Mbak ini.."
"Sama Dik Usman.. aku sendiri tiap hari rindu sama kontolmu yang ini..", (sambil tangan kanan istriku mengelus kontol Usman yang masih lunglai)..
Mereka saling kecup dan saling pagut kembali, tangan kiri Usman memeluk punggung istriku dan tangan kanannya mengelus-elus secara bergantian gumpalan bokong istriku yang mulus dan menggairahkan, sesekali jari tengah Usman mengusap memek dan permukaan anus istriku sehingga istriku melakukan gerakan-gerakan berkedut akibat geli-geli nikmat
"Ouuw.. ouucwww.. woouuwww.. geli Dik Usman.."
Tak kalah lihainya, tangan kanan istriku meremas-remas Kontol Usman yang sudah agak mulai mempunyai semangat baru.
Badan Usman bergeser kearah kasur lipat yang sedari tadi belum dimanfaatkan sambil istriku tetap dipangkuannya. Dan sekarang istriku dalam posisi diatas dan masih menunduk karena pagutan yang terlihat mulai panas kembali.
Kedua tangan Usman meremas-remas bongkahan bokong istriku yang semakin lama bergerak berputar-putar tak karuan. Istriku terlihat mulai bangkit lagi semangatnya yang terpendam akibat belum terpuaskan. Kecupan demi kecupan istriku menjalar dari bibir Usman, ke leher, ke dada dan puting Usman dan terakhir berhenti sejenak mengulum membasahi helm kontol Usman yang sudah berdiri tegak siap perang kembali. Istriku terlihat sudah nggak tahan begitu melihat kontol Usman tegak menantang, dan segera dituntun untuk dimasukkan kedalam memeknya. Diputar-putar kepala kontolnya di bibir memeknya yang sedikit berlendir dengan tangan kanannya dan sesaat kemudian, blless.., istriku sedikit menjerit histeris.
"Woouuwww.. heehhii.. heehhii.."
Badan istriku sedikit bergetar dan diam sejenak sambil kedua tangannya bertumpu pada dada Usman, sebaliknya kedua tangan Usman meremas-remas buah dada istriku.
Mulanya dengan gerakan sedikit memutar dan kemuadian istriku menaik turunkan pantatnya.
"Teruuss Mbak.. terruuss Mbak.. teerruuss.."
"Kocok Mbak Erna sayang.. kocokk.. putaarr.. dan.. teerruuss.."
"Woouwww.. woouwww.. enakk Dik.. woouwww.."
Sambil sedikit membungkuk, istriku melakukan gerakan tarik tekan berulang-ulang, semakin lama semakin cepat dan beberapa saat kemudian..
"Woouuwww.. woouuwww.. akuu mau keluar Dik Usman.. woouwww.."
Gerakan tarik tekan istriku semakin kenceng dan mendadak terdiam sambil pantatnya berdenyut-denyut menekan-nekan..
"Woouuwww.. woouwww.. aakkuu keluar Dik Usman saayyaanngg.."
Mereka saling berpelukann erat dan pantat istriku masih berdenyuutt kenyuutt menekan-nekan seolah-olah Kontol Usman akan dilahap dimasukkan kedalam memeknya sedalam-dalamnya tanpa sisa..
"Wwoouuwww.."
Napas istriku terlihat tersengal-sengal dan berangsur-angsur menjadi diam tanpa gerakan sedikitpun karena lunglai kenikmatan yang habis diraupnya. Bibir Usman dikecupnya berulang-ulang..
"Terimakasih Dik Usman.. terimaksih.. wuennaakk sekali.."
Usman mulai sedikit melakukan gerakan menaik turunkan kontolnya dimemek istriku perlahan-lahan dan gerakan itu rupanya disambut oleh istriku yang masih ingin mencari kenikmatan-kenikmatan yang sudah lama tidak didapatkan dari aku suaminya.
Dengan posisi sedikit dirubah, istriku bertumpuh dengan kedua lututnya disamping pinggul kiri kanan Usman, istriku mulai memompa dan menggosok-gosokan memeknya pada tiang kemerdekaan Usman. Perlahan tapi pasti dan semakin lama semakin cepat kocokan-kocokan yang dilakukan mereka berdua. Istriku dengan gerakan angkat tekan dan Usman gerakan tarik dorong keatas sekencang-kencangnya dan itu semua menimbulkan bunyi.
Istriku mulai terpancing lagi dan..
"Zzhh.. woouwww.. zzhh.. woouwww.. zzhh.. woouwww.."
"Terruuss.. yyaa.. teerruuss.. hmemmhh.. yaa.."
Gerakan mereka berdua semakin berpacu.. kencang.. dan keraass seolah mereka mau mengakhiri semuanya dan..
"Aku mau keluar lagi Dik Usman sayaangg.. teerruuss.. teerruuss.."
Mendadak istriku memeluk erat dada Usman, gerakan sama sekali berhenti dan kembali lagi bongkahan pantat istriku berdenyut-denyut menekan-nekan tanda kenikmatan yang tiada tara.
"Mbak Erna.. memeknya semakin licin dan kenyuutt-kennyuutt Mbak"
"Wuenakk Mbak.. kontolku terasa dipijit-pijit.. Mbak Erna sayaang.."
Setelah berhenti melakukan gerakan beberapa saat, istri langsung dibalik oleh Usman sehingga posisinya dibawah. Ternyata Usman belum sampai final. Dengan rakusnya Usman menghisap puting susu istriku yang semakin memerah dan kenceng.
Istriku menggelinjang-nggelinjang ke-enakan dan pantat Usman mulai memompa naik turun.
Gerakan Usman memompa naik turun lama sekali. Kemudian Usman menghentikan kocokannya dan akhirnya kaki kiri istriku diangkat tegak lurus dan ditekan-tekannya kontolnya sekencang-kencangnya.
"Teruuss.. teruuss.. Dik Usman.. teruuss.. dinding rahimku terasa tersundul-sundul.. wuennaakk Dik.. teruuss dikk.."
Usman mengganti kaki kanan istriku yang sekarang diangkat dan tekanan demi tekanan semakin membuat keringat mereka berdua bercucuran.
Dalam hatiku, edan tenan tetanggaku ini. Di satu sisi dia sebagai lawan seru caturku. dan disisi lain ternyata dia menjadi lawan tanding birahi sex istriku. Aku mangaku kalah dalam mengontrol daya tahan tetapi aku tak boleh menyerah.. aku harus bisa.. tapi.. apa mungkin aku bisa. Aku sedari tadi diam tertegun melihat keganasan mereka berdua dan aku hanya bisa meremas-remas kontolku yang basah karena lendir akibat terangsang hebat. Badanku terasa kelu dan kaku karena depresi, tegang dan amarah yang menjadi satu.
Kulihat lagi permainan mereka, dan ternyata kini kedua kaki istriku diangkat dengan cara tangan kiri Usman memegang pergelangan kaki kanan istriku dan sebaliknya tangan kanan Usman memegang pergelangan kaki kiri istriku. Yang menjadi iri dan aku tertegun, selain Usman masih mengocok kontolnya, kedua kaki istriku dimainkan dengan cara dirapatkan tegak lurus dan kemudian dikangkangkan, begitu terus berulang dan terlihat dari mimik wajah istriku, dia menikmati semua gerakan yang dilakukan oleh Usman.
"Ech.. ouw.. ouw.. yaou.. teruuss.. terruss.. oeii.."
Beberapa menit kemudian gerakan maju mundur Usman semakin kencang dan..
"Mbak.. aku nggak kuat lagi Mbak.. aku keluarin didalam yaa.."
"Nggak papa Dik.. semprotkan semuanya di dalam.. ayoo.."
Dan gerakan Usman mendadak berhenti sambil memeluk kedua kaki istriku, pantatnya semakin ditekankan kedepan dan berkedut-kedut.
"Oochh.. ouch.. creett.. creutt.. cruutt.."
Usman rebah dipelukan istriku..
*****
Pembaca.., Hingga kini aku belum bisa mengambil sikap, harus bagaimana? Disatu sisi, aku memang tidak bisa sejantan Usman, di sisi lain aku nggak mau kehilangan dan menyakiti istriku. Sampai saat ini juga, sikap istriku padaku sama seperti sebelumnya, seolah tidak ada kejadian yang luar biasa dan akupun berusaha seolah tidak mengetahui pengkianatannya.
Tamat
Komentar
0 Komentar untuk "Percaturan birahi istriku - 2"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.