Kedua tanganku merogoh dan meremas pahanya sampai ke atas, perut dan dada. Kuangkat roknya tinggi-tinggi. Badannya benar-benar putih dan mulus. Aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini! Aku berlutut mencium paha dan perutnya. Dia benar-benar tidak berdaya. Kulepas zipper di punggungnya, dengan sekali angkat, lepas rok kerjanya dari tubuhnya. Kulepas BH-nya, kujilati payudaranya yang montok putih. Kuhisap puting susunya yang masih perawan, warnanya coklat muda. Tanganku meremas susu satunya dan menggerayangi tubuhnya yang halus. Kutarik CD-nya sampai ke bawah kaki. Kujilati liang kenikmatannya dan kugelitik klitorisnya. Rambut kemaluannya halus, liang kewanitaannya merah muda dan harum baunya. Kujejal-jejalkan dan kukorek-korek lidahku di dalam liang kewanitaannya. Cairannya banyak, aku lahap semua. Sementara itu tanganku meremas-remas pantatnya yang putih padat.
Dengan sekali angkat dia sudah berada di atas ranjangku dan tiduran di sebelah Lily dan Jacelyn yang sedang tiduran karena kelelahan. Kedua pahanya mengangkang, sementara tubuhku berdiri di antaranya. Cepat-cepat kubuka baju, celana, dan CD-ku. Kita sekarang sama-sama telanjang. Kakinya terus kuatur melingkar di pinggangku. Batang kemaluanku kuarahkan ke liang kewanitaannya. Dia tak mampu menolak lagi. Dengan mata was-was, dia memandang batang kemaluanku yang mendekati liang kewanitaannya. Kumasukkan kepalanya dulu dan kuayun pelan-pelan. Dia merinding dan tambah ngos-ngosan. Kusodokkan lebih dalam lagi, dan kurasakan selaput daranya robek. Dia menjerit sambil mengeratkan pegangan tangan dan kakinya. Aku berhenti dulu memberi kesempatan padanya untuk bernafas.
Kemudian kuayun pelan-pelan sambil terus kumasukkan batang kemaluanku sampai mentok. Dia melihat selangkangannya dengan takjub, baru menyadari kalau batang kemaluanku sudah terbenam di liang kenikmatannya. Selangkanganku menempel erat dengan liang kewanitaannya yang putih. Kuayunkan batang kemaluanku pelan-pelan. Matanya yang sipit semakin bertambah sipit karena merem keenakan. Kuayunkan batang kemaluanku lebih cepat, mulutku menghisap payudara dan bibirnya bergantian, tanganku meremas erat pinggul dan pantatnya.
Kini di hadapanku terdapat tubuh putih mulus menggeliat-geliat menahan desakan tubuhku. Aku merasakan akan keluar. Kutahan dengan cara rileks, kutunggu dia sampai puncak. Beberapa saat kemudian aku melihat wajahnya berubah menahan ngilu yang amat besar. "Aduh.. aduh.." katanya. Kupercepat ayunan batang kemaluanku sampai ranjangku berderit. Kemudian aku merasakan lahar panas menyemprot di dalam liang kewanitaannya, tepat di mulut rahimnya. Dia menjerit sambil mencakar pundakku. Badanku kejang, "Aduh Eunice.." kataku dalam bahasa Inggris tentunya, aku pun keluar. Kurasakan juga cairan hangat dari dalam liang kewanitaannya membasahi batang kemaluanku dan selangkangan kami berdua. Nikmat sekali, jauh lebih nikmat dari kekasihku di Jakarta.
Aku kemudian tidur-tiduran karena baru saja memuaskan 3 wanita sekaligus, namun istirahatku mendapat gangguan karena aku merasakan bahwa Jacelyn mulai menciumi dadaku dan perutku yang lumayan besar. Disedotnya puting susuku yang kanan sambil diremasnya dadaku yang kiri. "Eehh.. nikmatnya", lenguhku. Lalu gantian hal yang sama dilakukannya pada dada kiriku. Kuangkat Jacelyn dan kami pun berdiri berpelukan. Jacelyn masih asyik mengulum dan menciumi sekujur dada, punggung serta leherku sambil mengeluarkan suara yang tak beraturan dari mulutnya, "Hhhmm.. aahh.. mm.. aahhmm.. aahh.. aku suka wangi parfummu Joe", katanya, "Aku sudah lama menginginkan dirimu", katanya sambil terus menjelajahi dada, leher dan kadang turun ke perut. Saat itu aku menciumi rambutnya sambil mengelus dadanya, sambil mulai memainkan lidahku di puting susunya. Kuangkat dagu Jacelyn yang sedang asyik menjelajahi dadaku.
Kami pun bertatapan, kulihat nafas Jacelyn mulai menderu dengan dadanya naik turun dan kedua payudaranya terlihat mekar dengan indahnya. Sambil kutatap wajahnya, kuelus-elus lembut kedua payudaranya dengan gerakan memutar tanpa menyentuh kedua putingnya. Mulutku mulai menciumi mulutnya dan perlahan-lahan turun ke bawah ke dagu, terus kujilati lehernya, terus ke samping leher dan kukulum pangkal lehernya bagai menggigit hamburger sambil lidahku aktif menari-nari, lalu aku bergeser ke bawah telinganya, daun telinganya kujilati sambil kutekan lubang telinganya, kukulum daun telinganya dan kugigit halus sambil kutarik-tarik. Jacelyn hanya bisa mendesah-desah sambil tangannya meremas punggung dan kemaluanku dari balik celanaku.
"Aaah gelii.. eenaak.." katanya. Kedua tanganku masih asyik mengelus kedua payudaranya dengan gerakan memutar dan kadang meremas kedua payudaranya tetapi putingnya tetap tidak kusentuh. "Ayo dong mainin putingnya.." rengeknya manja dengan berusaha menarik kedua tanganku. "Belum waktunya sayang.." kataku sambil mengelus dadanya berputar, tetap menghindari kedua putingnya, sambil kembali kupagut bibirnya. Jacelyn pun memeluk leherku dan berkonsentrasi menikmati French Kisses kami untuk kesekian kalinya.
Wajahku turun sambil terus menciumi pipi, dagu, turun ke leher. Jacelyn menarik kepalanya ke belakang sehingga dapat kunikmati leher jenjangnya dengan lebih leluasa, lanjut turun ke bahu, dada sambil menghindari puting susunya, ke perut, lidahku menjilati sekitar perut dengan melingkar dan akhirnya kujilati pusarnya. "Aaah.. geelii.." erang Jacelyn yang menikmati bibir dan lidahku. Kedua tanganku mengelus lutut hingga pangkal pahanya dan terus naik turun memberikan rangsangan yang semakin meninggikan sensasi yang dirasakan Jacelyn.
Aku berlutut sambil menengadah ke atas, kutatap mata Jacelyn yang nampak mulai liar bernafsu. Aku mundur beberapa langkah dan menatap sekujur tubuh indah yang ada di hadapanku. Tak terasa beberapa detik berlalu.
"Kita ke ke ranjang yuk.." kata Jacelyn sambil melangkah ke arahku.
"Ntar deh di sini dulu", bisikku.
Dia pun berhenti dan kembali berdiri tegak.
"Ngadep ke sini dong sayang.." kataku, dia pun berputar sambil tersenyum menggoda.
Kubilang, "Kita mulai lagi yachh.."
Jacelyn pun berputar-putar perlahan, tangannya bergerak meremas kedua payudaranya lantas naik dan kedua tangannya memanjang tinggi di atas kepalanya dengan kedua punggung tangan disatukan. "Kamu suka Joe?" tanyanya sambil tersenyum menggoda. Jacelyn memandangi batang kemaluanku yang telah berdiri perkasa di dalam CD-ku. "Hmm punyamu sudah tegang tuh Joe", kata Jacelyn dalam bahasa Inggris sambil mendelikkan matanya yang sudah besar karena melihat batang kemaluanku yang sudah berdiri dengan tegak menantang.
Kudatangi Jacelyn sambil terus menatap matanya, kutarik dan kududukkan dia di ranjang sambil kubuka pahanya. Kemudian aku berlutut di hadapannya, kutatap mesra kedua matanya, lalu kutatap kedua payudaranya dan kutanyakan, "Gimana udah siap sayang..?" "Yah, dari tadi juga udah siap.." jawab Jacelyn tersenyum senang sambil menggelinjang. Kuciumi bibirnya, lidah kami saling menari-nari. Kadang kusedot lidahnya, kadang kugigit halus lidah bawahnya sambil kepala kami bergerak ke kiri ke kanan bergantian, kadang keluar suara aneh yang erotis, "Preet.. preet.. mmgghh.. mm", dari bibir kami yang saling menyedot keras.
Kembali kedua tanganku meremas dan mengitari payudaranya dengan tetap menghindari kedua puting susunya. Kuarahkan mulutku ke dadanya, kukitari dada kanannya, kujilati keliling dada kanannya sambil kucium halus dan kuseret bibirku di atas dadanya. Hal yang sama kuulang di dada kirinya. Kutatap mata Jacelyn, lalu perlahan kuarahkan bibirku ke puting kanannya, kubuka bibirku, lidahku pun terjulur keluar dan menyapu halus puting kanan Jacelyn. Jacelyn yang telah lama menantikan kenikmatan ini melenguh panjang, "Oooaahh.. oohh.. enaak.. geelii.. ooh Joee.."
Kemudian kujilati perlahan puting kanannya, "Eeehh.. mm.. ehmm..", puting kanannya berdiri tegak. Kupindahkan bibirku ke puting kirinya, kembali kujilat halus, Jacelyn pun melenguh panjang, "Eeehh.." Kucium dada kirinya sambil kusedot puting kirinya dan kuputar lidahku, kadang naik turun merangsang puting kirinya dan tak lama kemudian saat aku asyik mengulum puting kirinya, punggung Jacelyn terangkat melengkung dan bergetar mengejang sambil berteriak dengan nada yang tinggi "Eeeaaiih.." lalu tertahan sebentar dan turun lemas. Rupanya Jacelyn mampu mengalami orgasme hanya dengan rangsangan di payudaranya.
Tanpa henti terus kukulum puting kirinya, yang sangat tegang, lalu kukulum puting kanannya sambil meremas dada kirinya. Lenguhan Jacelyn sudah tidak karuan. Rupanya puting adalah salah satu daerah paling sensitifnya, dan aku pun senang menikmati dada yang montok, indah, kenyal dan kencang berwarna pink kecoklatan di sekitar putingnya. Terus kunikmati kedua buah dada Jacelyn, kadang satu persatu, kadang bergantian kiri kanan sambil kugelengkan kepalaku, tak lupa kuciumi belahan dadanya dan kujilat. Nikmat sekali melihat Jacelyn puas, dan nampaknya ia mulai menuju klimaks lagi. Tangan kananku turun, kususuri perut, kuusap, turun ke rambut kemaluannya, lalu kukitari kemaluannya dengan mengelus sekitar pangkal pahanya. Terus kuelus dengan telapak tangan naik turun di atas kemaluannya, lalu ujung jari tengah memutar di pinggir kemaluannya.
Setelah puluhan putaran, sementara Jacelyn mulai bergetar dan menggoyang pinggulnya, ujung jari tanganku bergerak naik turun di atas kemaluannya dari rambut kemaluan hingga anusnya, naik turun berkali-kali. Tak lama kemudian tubuh Jacelyn bergetar dan makin mengejang. Tidak ada gerakan yang kuhentikan, malah jari tanganku mencari-cari klitorisnya yang kutahu akan semakin meningkatkan sensasi orgasmenya. Akhirnya kutemukan klitorisnya, kutekan dan kuelus lembut dengan ujung jari tengahku.
'Aaahh.. aahh.. ampuun Joee.." teriak Jacelyn. Ciuman di puting maupun elusan di klitorisnya tidak kuhentikan, agak lama juga Jacelyn berteriak, kadang mendesah, melenguh hingga akhirnya tubuhnya kembali lemas dengan nafas yang tersengal-sengal. "Gila kamu Joe, sudah dua kali aku klimaks, padahal burungmu belum bertamu ke sarangku", katanya dalam bahasa Inggris dengan logat Singapore. Kuhentikan ciumanku, kutatap wajahnya, "Sabar aja sayang.. itu baru permulaan kok.." lalu kuciumi belahan dadanya, turun ke perut, ke rambut kemaluannya, terus ke kewanitaannya, pangkal pahanya, kembali ke kewanitaannya. Jacelyn membuka pahanya lebih lebar sehingga aku dapat lebih leluasa menikmati liang senggamanya. Kemaluannya yang putih dengan bibir yang pink kecoklatan kembali tertutup rapat. Kuciumi, lalu dengan lidah kubelah (bagai membelah bibir mulut yang tertutup), terbukalah bibir kenikmatannya. Kuciumi sambil kujilati, kadang naik turun, kadang menyamping kadang melingkar, lalu aku konsentrasi menjilati klitorisnya yang kecil tapi tampak tegang mengeras.
"Uuuhh.. aahh.." Jacelyn melenguh, lalu giliran kedua bibirnya yang kujilati sambil kadang kukulum dan kusedot sampai keduanya memerah, lalu kujilati lubang kemaluannya yang sudah sangat basah, memutar kanan kiri dan kadang kutusuk-tusuk dengan ujung lidahku yang sengaja kubulatkan, kutusuk, tekan dan kuputar di lubang kenikmatannya dan tak kuperhatikan lagi lenguhan Jacelyn karena terus terang aku pun terangsang memberikan pleasure yang luar biasa pada Jacelyn. Tangan Jacelyn mulai mendorong kepalaku ke arah lubang kenikmatannya sambil pinggulnya bergoyang dengan desah yang tak beraturan lagi, "Uuuhh.. aahh.. eenaak.. aahh.."
Akhirnya Jacelyn pun mencapai klimaks sambil menarik kepalaku dan dibenamkannya ke liang kemaluannya sambil didekapnya pahanya dengan cukup kencang. Terpaksa aku menggapai-gapai udara yang sangat tipis, lalu tubuh Jacelyn kembali mengejang, tertahan lalu terjatuh. Aku terus menjilati cairan bening yang mengucur dari liang senggamanya sambil kadang kutelan nikmat. Telunjukku kujilat dan kubasahi dengan air liurku, lalu kumasukkan ke dalam lubang kewanitaannya, kugerakkan maju mundur, memutar, lalu kubengkokkan dengan maksud merangsang G-spot Jacelyn. Rangsangan maju mundur terus kuberikan sambil tangan kiriku meremas dan mengelus buah dada kanan dan lidahku mengulum dan menjilati klitorisnya.
"Joee.. cepaat.." lenguh Jacelyn yang kujawab dengan memasukkan jari tengahku. Sekarang ada dua jari yang keluar masuk ke dalam liang kenikmatan Jacelyn. Gerakannya terus berirama, tidak cepat. Beberapa menit kemudian kulihat perutnya menegang dan kupercepat gerakan jari tanganku, "Te.. te.. tee.. ruus.. cepaat", desah Jacelyn, makin kupercepat gerakan jari tanganku hingga akhirnya Jacelyn klimaks yang sangat tinggi sensasinya karena kedua jariku terasa diurut-urut dan diremas dinding kemaluannya dengan kerasnya. Aku tidak menghentikan kegiatanku, maka sensasi itu bertahan cukup lama. Setelah itu terus kujilati dan kutelan cairan yang keluar dari liang kenikmatan Jacelyn hingga bersih. Setelah orgasme Jacelyn berlalu, kurebahkan kepalaku di dadanya.
Setelah itu, Lily dan Eunice terbangun dan memberikan senyum kepadaku dan mereka bertiga berebutan menciumku dan memintaku untuk menyimpan rahasia ini supaya orang-orang di kantor tidak mengetahuinya termasuk suami dan kekasih mereka. Aku menyetujui untuk menyimpan rahasia mereka dan tentunya aku tidak akan melupakan saat-saat lucky sebelum aku kembali ke Jakarta untuk urusan bisnis. Mudah-mudahan hal ini bisa berulang lagi dan bagi para wanita yang ingin mengenal diriku, anda bisa mengirim E-mail kepadaku.
TAMAT
Komentar
0 Komentar untuk "Lucky - 2"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.