Cowok maniak - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Sembari mengarahkan batang kemaluannya ke mukaku. Gilaa. Jujur.. saat itu aku masih virgin. Belum pernah disentuh laki-laki. Dan kini.. dihadapanku tampak batang kemaluan Mas Eko yang besar itu dan. adegan tadi. membuat pikiranku kacau. Tiba-tiba Mas Eko memegang kepalaku dan menekan kepalaku ke arah batang kemaluannya sehingga tubuhku rada membungkuk kedepan. Haa. Gilaa. Tapi. Segera saja tercium aroma batang kemaluan Mas Eko itu bercampur dengan aroma vagina Wenny. Aku hanya diam saja ketika kepala penis Mas Eko menyentuh pipiku. Lalu Mas Eko menggosok-gosokan kepala penisnya itu ke bibirku. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi disisi lain akupun ingin. Oohh. Tanpa sadar aku menjulurkan lidahku hingga menyentuh ujung batang kemaluan Mas Eko.. Aahh.. Terasa asin.

"Yaa.. Betul Nia.. Jilatin. Yaa.. Begitu." seru Mas Eko.

Ketika aku mulai menjilati kepala batang kemaluannya. Lalu.

"Buka mulut kamu Nia. Hisap.. Hisapin Nia.." seru Mas Eko lagi.

Entah kenapa aku menurut saja. Akupun membuka mulutku dan membiarkan batang kemaluan Mas Eko masuk. Tetapi aku tidak tahu harus berbuat apa setelah itu.

"Dikulum.. Nia.. Dikulum.." seru Mas Eko lagi.

Akupun menurut. Kukulum batang kemaluan Mas Eko itu. Dan itu membuat Mas Eko kekenakan.

"Aahh.. Yaa.. Begitu.." erangnya.

Dan perlahan-lahan dia mengerakkan pinggulnya maju mundur. Sehingga batang kemaluannya pun keluar-masuk mulutku. Lama kelamaan. Akupun mulai menikmati itu. Dan membiarkan tangan Mas Eko menarik t-shirtku hingga terlepas. Lalu ia melepas bra ku dan melemparnya. Sehingga tampak payudaraku yang segera diremas-remas oleh kedua tangan Mas Eko. Kini aku menjadi pasrah.. Dan seperti robot saja aku menurut ketika disuruh berdiri dan Mas Eko melepas celana jeansku. Lalu melorotkan celana dalamku. Hingga akhirnya aku berdiri sama-sama bugil di hadapan Mas Eko. Lalu Mas Eko segera melumat bibirku. Aku pun membiarkan lidah Mas Eko menari-nari di dalam mulutku..

"Ooh.. Aahh.." aku mendesah nikmat. Membiarkan Mas Eko menciumi dan menjilati leherku dan terus turun ke dada dan aku mengigil hebat ketika kedua puting payudaraku dihisap-hisap oleh Mas Eko bergantian.

"Ooh.. Aakk." desisku, aku mengelinjang ketika terasa telapak tangan Mas Eko menyentuh vaginaku. Dan dengan lembutnya mengosok-gosok clitorisku.
"Ooh.. Mas.. Oohh.. Aahh" desisku, terasa benar kemaluanku sudah banjir. Tapi.
"Aaakk.." aku menjerit sakit ketika Mas Eko menusukan jarinya ke dalam liang vaginaku..
"Kamu masih perawan yaa" seru Mas Eko.
"Ngkk.. Iya.. Nggkk.. Iya Mas.." sahutku pelan, tampak Mas Eko tersenyum lalu.
"Nggkk.. Oohh.."

Bergetar tubuhku ketika jari-jari Mas Eko mempermainkan clitorisku lagi. Akupun memejamkan mataku merasakan nikmat, lalu Mas Eko membimbingku ke arah ranjang. Tampak di atas ranjang tubuh Wenny yang telanjang. telungkup diatas ranjang. Aku tidak tahu apakah Wenny tertidur atau tidak.

Aku menurut saja ketika Mas Eko menyuruhku menungging. Sementara dia duduk berlutut dibelakang bokongku. Aku menanti dengan tegang. Ketika..

"Aak.. Ohh.." terasa lidah Mas Eko menyapu vaginaku, akupun hanya bisa menggelinjang keenakan.

Baru kali ini aku merasakan vaginaku di oral oleh seorang laki-laki, cukup lama lidah Mas Eko mempermainkan klitorisku. Ohh. Nikmat sekali. Tubuhku tersentak. ketika terasa lidah Mas Eko menari-nari diatas anusku.

"Oohh." geli tapi nikmat. Apalagi ketika ujung lidahnya ditusuk-tusukkan ke dalam anusku. Aku hanya bisa meremas-remas sprei saja menahan nikmat, aku menoleh ke arah Wenny.. Tampak dia diam saja. Rupanya Wenny sedang tertidur. tiba-tiba aku merasakan kepala batang kemaluan Mas Eko digosok-gosok ke vaginaku. Akupun sadar..

"Jangan.. Mas.. Jangan dimasukin." seruku.
"Hehehe. O iya.. Kamu kan masih perawan.." seru Mas Eko.

Tiba-tiba Mas Eko turun dari ranjang dan menuju ke lemari pakaian Wenny, aku tetap dalam posisi menungging. Tampak olehku Mas Eko mengambil sebuah botol.. Dan menuangkan cairan dari dalam botol dan dilumurinya ke seluruh batang kemaluannya itu. Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Mas Eko. Lalu dia kembali mengambil posisi di belakang pantatku. Terasa ada cairan dingin. Melumuri anusku. Lalu terasa jari Mas Eko mengolesi cairan itu disekitar anusku.. Dan.

"Aakk.. Oohh"

Aku tersentak kaget ketika Mas Eko mencobloskan jarinya ke dalam duburku. Terasa risih.. Geli. Tapi nikmat. Kini aku sadar kalau Mas Eko mau menyodomi aku. Aku tidak tahu bagaimana rasanya. Tetapi kalau melihat dalam film bokep. Kayaknya nikmat juga. Akupun menanti dengan tegang. Terasa Mas Eko memasukkan satu jarinya. Terus dua jari.
Aku merasa geli. Tapi sedikit mules juga.. Ketika jari-jari Mas Eko mencolok-colok anusku. Lalu Mas Eko mulai menempelkan ujung batang kemaluannya ke anusku.. Dan menekan secara perlahan-lahan.

"Oooh. Nggkk. Aaakk." aku merintih karena terasa nyeri di sekitar anusku itu.
"Stopp.. Stopp. Mass.. Sakit." erangku.

Mas Eko segera menghentikan gerakannya. Lalu ia menyuruh kedua tanganku ke belakang untuk membuka belahan pantatku. Aku menurutinya. Dan terasa batang kemaluan Mas Eko mendesak perlahan ke dalam anusku. Aku hanya meringis menahan nyeri dan panas di sekitar anusku.

"Tenang Nia.. Tenang. Jangan tegang." seru Mas Eko, akupun melemaskan otot-otot anusku.

Lalu. Bless. Aku merasakan batang kemaluan Mas Eko menerobos masuk ke dalam. Ooohh. Terasa ada sesuatu yang masuk hingga ke dalam perutku. Dan seketika aku merasa mules. Ketika Mas Eko mulai menarik perlahan-lahan batang kemaluannya dan menekan lagi.

"Ooh. sudah.. Mas.. sudah muless.. Nihh.." rintihku.

Tetapi Mas Eko tidak menghiraukan rintihanku itu. Semakin lama dia semakin cepat mengerak-gerakkan batang kemaluannya keluar masuk lobang pantatku. Aku hanya meringis saja tidak merasakan nikmat. Tapi mules. Tiba-tiba Wenny terbangun.. Rupanya ia terganggu. Karena goyangan ranjangnya. Ia menoleh padaku dan tersenyum.

"Mbak Nia. Enak kan Mbak." serunya, aku tidak menjawab tapi hanya bisa meringis saja. Lalu Wenny duduk berlutut disampingku.
"Ayoo.. Mas.. Keluarin.. Mas." seru Wenny.

Gilaa. Wenny malah mensupport cowoknya untuk menyodomi aku di hadapannya. Mendapat support dari Wenny, Mas Eko semakin mempercepat gerakkannya. Lalu..

"Aku mau Mass." seru Wenny manja.
"Aahh.. Ngkk.. Nungging sana." seru Mas Eko.

Lalu Wenny menungging di sampingku. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Mas Eko terhadap Wenny. Sebab tampak wajah Wenny meringis-ringis keenakan sementara Mas Eko masih terus memompa batang kemaluannya di dalam anusku. Pegal juga tanganku ke belakang. Lalu aku meluruskan kedua tanganku ke depan menahan tubuhku. Sehingga posisiku merangkak. Kini aku mulai merasakan nikmat. Dan rasa mules itu sudah mulai berkurang, dalam hatiku. Luar biasa Mas Eko ini. Belum keluar-keluar juga. Lalu ia menghentikan gerakannya dan mencabut batang kemaluannya dari anusku. Ooohh. Lalu Mas Eko bergeser dan.

"Aaakk.. Oohh.. Uuuhh." Wenny mengerang, rupanya gantian Mas Eko memasukan batang kemaluannya ke dalam vagina Wenny. Tampak tubuh Wenny bergunjang-gunjang mengikuti irama gerakan Mas Eko. Sementara aku masih tetap dalam posisiku. Karena terasa nikmat tangan Mas Eko yang terus mengosok-gosok clitorisku. Tanpa kusadari tubuhku sudah bermandi peluh. Demikian juga dengan Wenny. Terdengar nafas Wenny yang semakin memburu.. Dan akhirnya.

"Aaarrgghh. Aaahh." Mas Eko mengerang panjang. Rupanya dia sudah mencapai klimaks dan menyemburkan air maninya di dalam vagina Wenny setelah itu Wenny segera rubuh telungkup disampingku. Aku.. Aku belum mencapai klimaks. Apalagi permainan tangan Mas Eko di clitorisku mendadak berhenti. Dan diapun rubuh menindih tubuh Wenny dari belakang. Kini aku yang kelabakan.

Akupun telentang di samping mereka berdua. Masih terasa nyeri di anusku. Tapi aku tidak peduli karena sudah kepalang. Akupun bermasturbasi dengan tanganku. Ooh.. Ahh. Aku merintih-rintih sendiri. Semakin cepat jari-jariku mengosok-gosok clitorisku. Sementara tangan kiriku meremas-remas payudaraku sendiri. Ohh. Aahh.. Nnggkk. Mas Eko. Menoleh padaku.. Dan dia tersenyum melihat aku yang sedang bermasturbasi itu.

Aku tidak peduli. Bahkan aku tambah bergairah dilihat oleh Mas Eko. Dengan mata setengah terpejam aku menoleh pada Mas Eko. Dalam hati aku mengharapkan bantuan Mas Eko. Rupanya Mas Eko mengerti. Lalu dia mencium payudaraku sebelah kanan dan lidahnya mempermainkan puting payudaraku itu. Oohh. Uuuhh.. Aaahh. Tubuhku mengelinjang dan bergetar hebat. Ketika aku mancapai klimaks. Oohh. Rintihku dan kedua pahaku kurapatkan erat. Dan telapak tanganku seketika basah oleh cairan vaginaku, seketika tubuhku menjadi lemas.

"Ooh.. Terima kasih.. Mas" seruku pelan dengan nafas memburu, Mas Eko tersenyum saja dan akhirnya aku tertidur.

Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur. Ketika terbangun.. Tampak hari sudah gelap, aku menoleh ke samping, tampak Mas Eko sudah tidak ada. Rupanya dia sudah pergi, dan aku hanya melihat Wenny yang masih tertidur disampingku. Masih dalam keadaan telanjang sama sepertiku.

Aku berusaha turun dari ranjang. Aaakk.. Terasa nyeri di sekitar anusku. Lalu aku mengambil handuk dan mengelap tubuhku yang bermandikan keringat itu. Ketika aku menyalakan lampu. Wenny pun terbangun.

"Baru bangun Mbak.." serunya.
"Iya.. Mas Eko kemana?" tanyaku.
"Pasti sudah pulang tuh" sahut Wenny.
"Wen.."
"Mhmm"
"Apa yang terjadi tadi. Kamu enggak marah?" tanyaku.
"Enggak kok Mbak. Mbak Nia enggak marah kan?" tanyanya balik.

Aku hanya diam saja. Tampak Wenny tersenyum. Akupun ikut tersenyum. Sejak kejadian itu, aku sering main ketempat kost Wenny. Dan beberapa kali kami main bertiga, karena Mas Eko. Aku jadi benar-benar bisa menikmati anal sex. Aku salut pada Mas Eko yang tidak mau memperawaniku.

Hingga akhirnya di semester 2.. Wenny harus berhenti kuliah dan kembali ke daerah asalnya. Dan Mas Eko akhirnya menjadi pacarku. Ternyata Mas Eko seorang maniac sex. Dan apa saja yang kami lakukan berdua. Nanti akan aku ceritakan dalam ceritaku selanjutnya.

TAMAT




Komentar

0 Komentar untuk "Cowok maniak - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald