Hari-hari selanjutnya merupakan neraka bagi Vita dan itu terus berulang. Setiap pagi ia ditarik keluar dari sel jam lima pagi kemudian bersama tahanan yang lain mereka naik ke sebuah truk yang membawa mereka ke sebuah tanah lapang yang tandus. Di situ mereka harus mencangkul tanah lapang itu untuk diolah menjadi lahan perkebunan. Ditengah hari mereka diijinkan beristirahat selama setengah jam. Dan ketika matahari mulai tenggelam mereka baru kembali ke penjara.
Dan pada malam hari, di hari-hari tertentu sekelompok penjaga akan menyeretnya keluar dan memperkosanya bergantian hingga hari menjelang pagi. Dan jika Vita terlihat kelelahan pada siang harinya maka komandan penjara akan mengikat Vita di tengah lapangan dan memecuti tubuhnya disaksikan oleh para tahanan yang lain.
Setelah sebulan berlalu, dan ketika Vita sedang bekerja dengan giat demi menghindarkan dirinya dari hukuman komandan, sekelompok tahanan wanita yang berkuasa di situ menyeret tubuhnya ke dalam kamar mandi. Di situ mereka memukuli Vita karena dianggap mencari muka dengan bekerja sangat rajin. Mereka juga menyiksa Vita dengan memasukkan batang besi dan sebuah tongkat ke dalam anus dan lubang kemaluan Vita.
Satu bulan kemudian Vita kembali diseret keluar dari selnya dan dibawa mendekati sel tahanan pria. Dua orang penjaga memegangi tangannya dan menyeretnya agar masuk ke dalam sel tahanan yang penuh dengan tahanan pria.
"Malam ini kamu musti menghibur mereka!"
"Jangan! Jangaann! Jangan masukkan saya ke sana!" Vita memohon dan menjerit minta tolong.
Tahanan pria sudah mulai berkerumun sambil meraba bagian bawah tubuhnya. Jeritan Vita tak didengar sama sekali oleh penjaga itu yang terus membuka kunci pintu sel itu dan mendorong tubuh Vita masuk ke dalam sel yang lebih luas. Vita berusaha menjauh dari tahanan pria itu sambil akhirnya terdesak hingga jeruji sel itu. Sebuah tangan meraih bahu Vita dan menariknya hingga terjatuh ke lantai. Tangan-tangan lain meraih kaki Vita dan membukanya. Dan ketika Vita membuka mulutnya untuk menjerit sebuah batang kemaluan langsung masuk ke dalam mulutnya sementara sebuah batang kemaluan lain masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Vita harus dirawat selama tiga hari di rumah sakit penjara setelah semalam bersama tahanan pria itu. Tubuh Vita harus diseret keluar dari sel di pagi harinya dan Vita hanya merintih,
"Lagi.. lagi.. lagi.. lagi.. lagi.."
Sebelum Vita pingsan malam harinya, Vita masih bisa mengingat tiga orang laki-laki yang sekaligus menikmati tubuhnya dan ia menjerit dengan sisa-sisa tenaganya dengan batang kemaluan masuk di dalam mulutnya. Dan ketika ia sedang terbaring di rumah sakit, Vita mengingat kembali pengalamannya di dalam sel pria itu. Dan ia ingat betapa ia sendiri mencapai orgasme setelah beberapa orang memperkosanya. Setelah beberapa orang lagi ia kembali mengalami orgasme berkali-kali hingga ia pingsan kelelahan. Dan ia sendiri tidak mengerti mengapa itu semua terjadi pada dirinya.
Suatu hari Vita dan seorang tahanan lainnya Lia. Lia juga mahasiswi yang diciduk dari Bandung karena demonstrasi. Lia baru masuk sekitar satu bulan yang lalu, dan juga sudah habis-habisan dikerjai oleh para penjaga penjara. Vita dan Lia bekerja di bidang tanah yang lain. Hari itu amat sangat panas. Vita dengan segera telah terengah-engah kehausan. Menjelang tengah hari Vita mendengar Lia berbisik kepadanya.
"Vita, Vita.." ia memanggil dengan suara lirih. Vita mengangkat kepalanya dan melihat mata Lia membesar.
"Apa?" tanya Vita.
"Lihat! Para penjaganya nggak ada!"
Vita memperhatikan sekelilingnya dan ia terkejut ternyata Lia benar. Tidak ada seorang pun penjaga yang terlihat. Ia memandang kembali pada Lia dan langsung dapat menebak pikirannya. Mereka akan berusaha melarikan diri.
Lia langsung melemparkan cangkulnya dan berlari masuk ke dalam hutan. Vita juga langsung menyusul di belakangnya. Akar-akar yang bergantungan menghalangi pandangan Vita, tapi ia masih bisa melihat Lia yang berlari di depannya, entah menuju ke mana yang penting menjauhi neraka di belakang mereka.
Setelah beberapa saat nafas Vita makin berat dan terputus-putus. Semakin masuk ke dalam hutan, semakin sulit berlari dengan cepat. Sebuah dahan mengayun dan memukul pipi Vita hingga berdarah. Makin lama, pakaian yang dikenakan mereka berdua semakin terkoyak-koyak karena tersangkut dahan dan akar. Sekarang mereka hanya mengenakan serpihan kain yang sama sekali tidak menutupi tubuh mereka, Vita dapat melihat bahu Lia yang tersayat dahan dan memerah sementara ia terus berlari.
Akhirnya, karena letih dan kehabisan nafas mereka berdua jatuh tersungkur di bawah pohon yang besar. Selama beberapa menit mereka hanya bisa terengah-engah menarik nafas sementara keringat membanjir keluar dari sekujur tubuh mereka.
Lia berbaring telentang, dan buah dadanya yang mengacung bergerak naik turun seirama dengan nafasnya yang tersengal-sengal.
"Kita berhasil!" kata Lia dengan senyum penuh kemenangan.
Wajahnya lebih berseri, walaupun ada darah yang menetes dari dahi dan pipinya.
"Semoga kamu benar", kata Vita tenang.
"Kita masih harus keluar dari hutan ini dan mencari jalan kembali ke kota. Aku sendiri nggak tau kita ada di mana. Kamu tau?"
Saat itulah terdengar gonggongan anjing. Mereka langsung berdiri dan berlari lagi, mereka berlari tanpa mengetahui arah mereka. Anjing-anjing itu terdengar semakin dekat dan gonggongan mereka terdengar makin keras. Vita dapat mendengar suara teriakan penjaga-penjaga di sela gonggongan ajing itu, dan itu membuat ia makin ketakutan dan berlari makin cepat. Hutan itu makin gelap dan mereka sekarang sama sekali tidak tahu sedang menuju ke arah mana. Yang mereka inginkan hanya melepaskan diri dari regu pencari di belakang mereka.
Ketika mereka sampai di sebuah daerah kecil yang terbuka tiba-tiba saja mereka sudah dihadang oleh sekelompok penjaga, dan setiap kelompok memegang rantai yang mengikat seekor anjing doberman yang besar dan hitam. Doberman itu menggonggong dan melonjak-lonjak berusaha mendekati Vita dan Lia tak terkendali. Salah seorang dari penjaga berteriak dan doberman tadi langsung diam dan duduk di depan masing-masing kelompok. Lia dan Vita langsung jatuh berlutut ketakutan. Usaha mereka untuk melarikan diri gagal total.
"Betul juga kata komandan!" kata salah seorang penjaga.
"Yang dua ini pasti berusaha lari!"
"Ya benar, kita semua pasti dapet hadiah malem nanti!" kata yang lain.
"Iket mereka lalu seret balik ke penjara."
"Tunggu!" kata penjaga yang tadi menenangkan doberman.
"Masa anjing-anjing ini nggak dapet bagian. Mustinya mereka dapet hadiah, kan mereka yang nemuin cewek-cewek ini!"
Rasa mual langsung menyerang perut Vita, karena ia bisa menebak maksud penjaga itu. Sambil ditertawai oleh penjaga-penjaga itu, Vita dan Lia didorong hingga jatuh tersungkur di atas siku dan lutut, dan kaki-kaki mereka ditarik membuka lebar-lebar. Sementara dua penjaga memegangi tubuh Vita, penjaga yang ketiga menggiring seekor doberman mendekati tubuh Vita dari belakang. Vita dapat merasakan hembusan nafas ajing itu di pantatnya dan ia mendengar anjing itu mendengus-dengus. Tubuh Vita mengejang ketika lidah anjing itu menjilati lubang kemaluannya yang mengirimkan sensasi ke seluruh tubuhnya. Dan tiba-tiba kaki depan doberman itu menghujam ke pinggulnya dan batang kemaluan binatang itu masuk ke dalam lubang kemaluan Vita. Dengan perut mual Vita hanya bisa diam tak bergerak ketika doberman itu mulai bergerak memperkosanya dari belakang. Sementara penjaga-penjaga itu mulai tertawa lagi melihat adegan di depan mereka.
Perlahan tubuh Vita mulai bereaksi atas gerakan doberman itu dan tubuhnya mulai bergerak seirama dengan gerakan doberman. Lubang kemaluan Vita perlahan mulai terangsang ketika gerakan Vita makin seirama dengan gerakan doberman di belakangnya. Tubuh Vita mulai berkeringat lagi dan nafasnya makin tersengal-sengal. Vita mulai mengerang sembari menelan ludah dan pandangannya mulai kabur. Tubuh Vita mulai menuju orgasme yang makin lama makin memuncak di sekujur tubuhnya. Dan ketika doberman itu melolong, Vita merasakan sperma anjing memenuhi lubang kemaluannya dan ia menjerit dan mengerang nikmat. Doberman itu lalu mundur dan seekor anjing lain menggantikan posisinya. Kembali Vita merasakan sebuah daging panas masuk ke dalam lubang kemaluannya dan doberman itu mulai menyetubuhinya. Dengan tubuh makin bergejolak mendekati orgasme Vita masih sempat melihat Lia yang ada di seberangnya, ia melihat Lia yang meronta-ronta karena seekor doberman lain sedang menyetubuhinya juga.
Vita seperti sedang bermimpi melihat itu semua, yang nyata baginya hanyalah orgasme dalam tubuhnya yang makin mendekati puncak. Dan ketika doberman kedua menyemburkan spermanya, Vita menjerit dihantam gelombang orgasme yang kedua. Vita tidak tahu lagi berapa doberman lagi yang menyetubuhinya, tapi ketika anjing terakhir selesai, tubuh Vita langsung tersungkur kelelahan. Dari lubang kemaluan Vita mengalir sperma anjing dan di pinggulnya juga dilumuri oleh sperma mereka. Vita terus berbaring tak bergerak selama beberapa menit, terengah-engah dan gemetar ketika gelombang orgasme yang tersisa masih mengalir ke seluruh tubuhnya. Dengan mata terkejap-kejap ia melihat ke arah Lia, dengan seekor doberman di depannya dan batang kemaluan anjing itu di mulutnya, berusaha mengulum dan menjilati hingga akhirnya anjing itu menggeram dan sperma menyembur ke wajah Lia.
Setelah itu seorang penjaga mendekat dan menarik kepala Vita sambil mendekatkan batang kemaluannya ke mulut Vita. Tanpa bisa berpikir jernih lagi Vita membuka mulutnya dan mulai mengulum dan menjilat batang kemaluan laki-laki itu. Vita terus mengulum sementara batang kemaluan lain juga masuk ke lubang kemaluannya dan mulai bergerak. Vita sudah tidak menyadari keadaan sekelilingnya lagi. Semuanya tampak kabur sampai akhirnya gelap gulita. Vita mengulum batang kemaluan yang besar itu dengan penuh nafsu, lidahnya menjilati batang kemaluan hingga pangkalnya. Nafas Vita tersentak ketika sebuah batang kejantanan lain menghunjam ke anusnya. Vita sedang dalam posisi merangkak. Buah dada Vita mengayun-ayun ketika tubuhnya mulai bergerak didorong oleh gerakan batang kemaluan di anusnya. Tubuh Vita segera berkeringat ketika Vita dengan sekuat tenaga membuat dua orang itu mencapai klimaks. Vita sendiri telah mengalami dua kali orgasme sepanjang hari itu, dan ia sadar dirinya masih akan mengalami orgasme demi orgasme sebelum akhirnya ia kembali ke penjara lagi.
Sekarang Vita sudah menjadi pelacur bagi penjara itu. Ia harus melayani setiap orang yang sanggup dan mau membayar tubuhnya. Penjara itu ternyata memiliki kegiatan pelacuran kelas tinggi. Bisnisman dari manca negara yang pernah mendengar tentang penjara itu kebanyakan mengetahui tentang kegiatan terselubung itu, tak terkecuali juga pejabat-pejabat negara kelas tinggi yang kadang juga menggunakan tubuh Vita dan tubuh gadis lainnya yang sudah dipilih sendiri oleh komandan penjara.
Malam itu Vita harus melayani dua orang dari Inggris yang sudah membayar US$ 1.000 kepada komandan untuk dapat menggunakan tubuhnya selama delapan jam. Tiga minggu yang lalu Vita melayani seorang pejabat dari Brunei. Ia membayar US$ 2.000 agar ia dapat memecuti tubuh Vita yang menjerit dan mohon ampun, selama enam jam berturut-turut. Vita tidak dapat bergerak selama enam hari setelah peristiwa itu.
TAMAT
Komentar
1 Komentar untuk "Budak nafsu - 2"
2 Agustus 2013 pukul 14.44
kjam banget tu orang.
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.