Ibuku turun dari kursi, sementara ayahku mengangkangakn kedua kakinya, lalu Ibuku mulai menjilati penis ayahku yang masih menjulang. Lidah ibuku kulihat menjilati buah peler ayahku dan menghisap-hisapnya, tangan kanannya meraba-raba puting ayahku yang mengerang erang dengan mata terpejam. Pelan ibuku terus menjilati kepala penis ayahku, lalu memasukkannya ke mulut pelan, dihisap lalu dikocok-kocok dengan mulutnya. Ayahku meracau tak karuan dan mendesis-desis.
Cumbuan Ibuku kini pindah ke perut, menjilati disana dan naik ke puting ayahku. Lidah Ibuku memainkan puting ayahku pelan, dijilat-jilat dan sesekali digigit. Lalu ibuku mencumbu leher ayahku yang mendongakkan kepalanya di kursi. Meninggalkan cupangan dan jilatan disana, naik ke kuping. Lidah ibuku menari-nari disana. Ayahku tak tahan, dai meraih mulut ibuku dan mereka saling berkuluman lagi. Tubuh ibuku kini kembali berada diatas tubuh ayahku tapi tanpa ada penetrasi, mereka hanya berciuman dan saling mengulum bibir.
Lalu ayahku mengendong tubuh ibuku dan membawanya ke kamar mandi sambil terus berciuman. Telanjang. Setelah mereka masuk, aku mencoba mengintip dari lubang kunci, tapi nggak kelihatan dan aku Cuma mendengar suara air diguyur, lalu desahan-desahan.
***
Beberapa hari kemudian, Ayah dan Ibuku pergi ke luar kota, ada saudara yang menikah. Aku tinggal berdua dengan adikku. Ibuku menyuruh seorang tetangga untuk memasak. Anaknya kira-kira berumur 19 tahun, baru lulus SMU tapi nggak bisa melanjutkan kuliah karena keluarga nggak mampu. Namanya Ririn.
Hari pertama, pagi-pagi dia sudah datang untuk membersihkan rumah dan memasak sarapan. Aku tidak terlalu perduli, aku melakukan aktifitas seperti biasa. Adikku masih liburan.
Karena aku bangun kepagian untuk buka pintu untuk Ririn, setelah mandi dan sarapan aku tidur lagi di kamarku. Sekitar jam 10 pagi aku terbangun lagi dan berencana untuk mandi lagi. Tapi waktu melewati kamar Dedi, adikku, aku mendengar suara desahan, seperti orang sedang ngentot. Aku merapatkan kupingku ke lubang kunci dan dapat mendengar dengan jelas desahan dan eranagn itu benar dari dalam. Aku cepat beranjak ke samping rumah tempat jendela kamar Dedi berharap bisa melihat kejadian di dalam. Aku kaget?mati waktu melihat Dedi sedang ngentotin Ririn. Aku melihatnya dari jendela yang ternyata memang tidak dikunci oleh Dedi. Ternyata adikku nggak kalah sama Ibunya.
Kulihat Dedi tengah mengenjot kontolnya di memek Ririn yang mengangangkang di atas tempat tidur sementara Dedi diatasanya mengocok dengan ganas. Desahan mereka sampai terdengar diluar. Untuk kawasan rumaku halamannya luas dan ada tembok tinggi mengelilingi jadi nggak kedengaran.
Aku betul-betul nggak nyangka kalau Ririn ternyata mau melakukan itu, karena dia terlihat malu-malu dan sopan sama aku. Dan Dedi juga ternyata sudah fasih dengan kegiatan itu. Sebelum mereka selesai aku bernajak pergi dari sana. Onani ke kamar mandi.
***
Malamnya Dedi pergi sama teman-temannya karena malam minggu. Aku yang nungguin rumah. Ririn masih belum pulang dan sedang mencuci piring di dapur. Aku sesekali mencuri pandang dan mengintip dia. Jujur aja, aku juga jadi kepingin ngerasain gimana rasanya ngentot dan Ririn bisa kujadikan objek. Langsung aku mengunci pintu rumah, lalu beranjak ke dapur. Masih kulihat Ririn mencuci piring membelakangiku. Aku masih ragu-ragu untuk memulai.
Tapi aku memberanikan diri mendekai Ririn. Kupeluk dia dari belakang. Dia kaget.
"Bang..?dia bilang pelan tapi tidak coba menepis pelukanku.
"Aku tahu apa yang kamu lakukan sama Dedi,?bisikku mengancam "jadi jangan menolak.?Lanjutku. Dia diam saja.
Aku melepaskan tangannya dari sabun cuci dan mencucinya di keran sambil memeluknya dari belakang. Tengkuknya pelan-pelan kuciumi, dia tak berani menolak dan menurut apa yang kulakukan. Kubalikkan badannya dan langsung bibirnya kusergap, kuhisap-hisap, dia malah mulai membalas dan sepertinya menikmati ciumanku. Tanganku mulai bergerilya di payudaranya yang masih terbungkus baju kaos putih. Lalu menyusup pelam dari arah pusar dan menyentuh payudaranya yang terbalut bra. Ciumanku beralih ke leher dan sekitarnya, kujilati dan kugigit pelan. Dia menggelinjang.
Aku semakin suka dengan gelinjangannya. Pelan aku melepas cumbuan dan menatap wajahnay yang malu menatapku. Aku melepas kaos yang dipakainya pelan. Dia menaikkan tangannya membantuku melepas bajunya. Kulihat gundukan putih yang masih terbalut bra dihadapanku, seolah menantang. Aku menyentuhnya pelan, lalu kukecup bagian yang tidak tertutup bra di bawah leher, lalu kecupanku naik ke leher, pelan tururn lagi sambil tanganku mencoba membuka kait branya di punggung. Setelah lepas, pelan aku lepaskan dari tubuhnya, dia masih menunduk.
Kini payudaranya terlihat tanpa sehelai benangpun dihadapanku. Kusentuh pelan dengan tangannku. Putingnya mengeras dan kupelintir pelan, dia menggelinjang dan mendesah dengan mata tertutup. Aku menunduk dan mengecup puting perempuan untuk pertama kali. Lalu kujilat putingnya dan kukulum. Dia semakin menggelinjang dan meremas rambutku. Tanganku yang satu lagi meremas pantatnya. Dari puting kanan lalu pindah ke puting kiri, tangan kananku mengangkat rok yang dipakainya dan meraba-raba sekitar selangakangannya pelan. Jari-jari tengah kumainkan di vaginanya yang terbalut CD, dia mendesah pelan.
Kulepaskan cumbuan bibirku di payudara dan tanganku dari vaginanya. Kutatap dia yang masih merem. Lalu kucumbu perutnya pelan, kujilati pusarnya pelan, menjilat-jilt sekitarnya dan sesekali meninggalkan gigitan, terus turun ke bawah mendekati pinggangnya. Tanganku sambil terus kucumbu perutnya?membuka kait rok dibelakangnya. Lalu melepas pelan. Roknya jatuh ke lantai. Ririn melepaskan roknya dengan mengangkat kakinya sendiri.
Dihadapanku dia cuma memakai CD membuatku semakin gila. Pelan kuciumi vagiannya yang masih terbalut CD namun sudah basah di bagian klirotisnya. Tanganku memegang pinggul dan meremas pantatnya. Dia mundur sedikit menuju meja makan dan tangannya menumpu disana. Lalu kakinya dikangkangkan hingga aku bisa leluasa melihat selangkangannya. Kucumbu sekitar paha dalam dekat vaginanya, dia terus mendesah dan menggelinjang hebat. Lidahku menjilat-jilat dan terus mendekati vaginanya. Kugigit pelan vaginanya dari luar CD, dia menjerit tertahan.
Kulirik dia diatas kepalaku, lalu aku menarik CD putihnya pelan. Dia pasrah dan membantu aku melepaskan dengan manaikkan kakinya. Kuletakkan CD di lantai dan langsung meraba vaginanya yang kini merekah dihapanku dengan bulu-bulu lumayan lebat. Kusibakkan bulu-bulunya dan kujentikkan klirotisnya dengan satu jariku. Lalu kedua tanganku menarik kesamping masing-masing vaginanya dan aku mendekatkan wajahku ke vaginanya dengan lidah menjulur. Dian menggelinjang dan mendesah keras seperti waktu dientot Dedi. Aku semakin liar dan menjulurkan semakin dalam lidahku ke vaginanya, menjilat-jilat dan menyedot. Tubuhnya menggelinjang tak karuan, lidahku terus menjilat dan mengulum sambil tangan kananku meraih payudara dan meremasnya.
"Bangg? bangg?hh. hh. h..h. ngg.." dia mengerang dan tubuhnya meneang dan aku rasakan cairan keluar dari vaginanya. Dia sudah orgasme sebelum aku sempat buka baju.
Bersambung...
Komentar
0 Komentar untuk "Perselingkuhan ibuku - 3"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.