Sari, rekan kerjaku

0 comments

Temukan kami di Facebook
Namaku Dody (samaran) umurku 25 tahun karyawan salah satu perusahaan swasta yang berada di Bandung. Karyawan pada perusahaan tempatku bekerja tidak terlalu banyak, karena aku ditempatkan di kantor pemasarannya yang tidak ada kegiatan produksinya. Aku ditempatkan pada bagian yang cukup strategis yaitu asisten manager dan sekaligus tangan kanan manager, posisi yang lumayan bagi mahasiswa yang baru lulus beberapa bulan sepertiku ini.

Kantorku dihuni oleh 10 orang termasuk manager dan aku, dari 10 orang ini hanya empat orang yang paling banyak di kantor, yaitu sekretaris, office boy, aku, dan satu lagi orang yang ditugaskan membantu pekerjaanku, selebihnya kerjanya di lapangan, termasuk manajerku yang selalu banyak keluar kota. Sementara aku ditugaskan untuk meng-handle pekerjaan di kantor dan melayani konsumen yang datang langsung ke kantor. Kerjaanku di sini tidak begitu sibuk, waktu luangku kugunakan untuk membaca cerita-cerita XX dan lihat-lihat situs-situs XX, walau aku kelihatannya sedikit alim tetapi aku termasuk cowok yang tegangan tinggi juga. Walau sampai saat itu aku ciuman aja belum pernah, nafsu birahiku kusalurkan dengan melakukan onani, kadang sebelum tidur, kadang sehabis tidur, atau sebelum mandi. Aku pun sering melakukan hal yang sama apabila sedang di kantor apabila aku sedang terangsang, kebanyakan aku melakukannya di kamar madi atau kalau sedang sepi aku onani kering di sofa.

Pertama kali aku melakukan hubungan seks berawal pada suatu hari kantorku dalam keadaan sepi, seperti biasa teman-temanku sedang pada di lapangan, sementara managerku sedang keluar kota, office boy tidak bisa masuk lantaran sakit, sementara orang yang diperbantukan di ruanganku izin untuk menghadiri pernikahan sepupunya. Jadilah di kantorku tinggal berdua dengan sekretaris, sebut saja namanya Sari umurnya sekitar 23 tahunan, hubunganku dengan Sari sebenarnya biasa-biasa saja. Sari sebenarnya orangnya lumayan menarik tetapi aku sebelumnya tidak menaruh perhatian apa-apa, karena dia tidak termasuk cewek tipeku, walau aku tahu dia kelihatan mempunyai perhatian khusus terhadapku. Pada siang itu karena pekerjaanku sudah kulalap habis dari pagi, sebab aku bukan tipe karyawan yang menunda-menunda pekerjaan, waktuku kuhabiskan dengan membaca cerita XX di situs favoritku Rumah Seks.

Sedang asyik-asyiknya aku membaca dan menghayati cerita-cerita tersebut, dan pikiranku pun sudah mulai tegang dan aku sudah terangsang berat, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang kerjaku,
"Tuk.. tuk.. tuk.. permisi..!"
Aku bilang, "Silakan masuk! tidak dikunci."
Ternyata yang masuk adalah Sari, dia bilang,
"Mas saya mau ngambil file yang Mas pinjem kemarin untuk laporan bulanan."
Aku bilang, "Silakan ambil aja sendiri Sar! Itu aku simpan di kotak lemariku yang paling bawah."

Dia langsung masuk dan mencari-cari file yang dia inginkan, semenara aku masih terangsang sekali, agaknya dia belum menemukan file yang dia inginkan, aku langsung menghampirinya dan mencoba membantu mencarikan file itu, dan dia dalam posisi jongkok dan aku dengan tidak sengaja melihat belahan payudaranya yang aduhai, dan warna CD-nya, warnanya crem, dan entah setan apa yang datang pada pikiranku, otakku jadi gelap, aku langsung saja memeluk dia, dan kukulum bibirnya yang merah merekah itu dan langsung kutindih dia, pertamanya dia berontak, tapi bibirnya terus kukulum dan kuberikan rangsangan-rangsangan seperti yang banyak kubaca dalam situs Rumah Seks, dari mulai kujilati leher dan kupingnya, kuremas payudaranya kiri kanan bergantian. Akhirnya dia pun mulai terangsang, itu dibuktikan dengan nafasnya yang semakin ngos-ngosan terengah-engah dan bibirnya pun mulai memberikan perlawanan yang cukup agresif juga, kami saling menjulurkan lidah dengan agresifnya, cukup lama aku dan dia melakukan kegiatan seperti itu.

Akhirnya dia kuangkat ke atas sofa dan aku mulai melucuti pakaiannya satu persatu sampai dia telanjang bulat alias bugil, waw indah sekali tubuh Sari ini, pikirku. Kulitnya putih bersih tubuhnya padat berisi dihiasi dengan bulu-bulu halus disekitar kulitnya yang membuatku tambah terangsang. Sekarang aku menjilati payudaranya yang ternyata masih kencang, aku tidak tahu ukuran bra-nya berapa, soalnya aku tidak tahu soal gituan, pokoknya kencang dan montok! Aku terus memberikan rangsangan, kali ini aku memberikan rangsangan pada kemaluannya, cukup harum juga, rupanya dia termasuk cewek yang selalu memperhatikan kebersihan kemaluannya ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak begitu lebat dan sungguh merangsang birahiku, dan dilihat dari gelagatnya sepertinya dia masih perawan. Aku langsung saja menjilati kemaluannya dia pun menggelinjang dengan hebatnya, rupanya dia tipe perempuan yang sensitif juga.

Aku terus menjilatinya, lidahku kusapukan dari atas sampai ke bawah dan kukeluar-masukan pada lubang goa miliknya, dia semakin menggelinjang dan mengeluarkan suara-suara lenguhan yang luar biasa, "Aduh.. oh.. oh.. Mas enak.. terus.. Mas!" tak lama kemudian ada cairan yang agak asin rasanya, rupanya dia sudah orgasme, dan dia menggelinjang lebih hebat lagi, dengan lenguhan-lenguhan yang semakin merangsang, "Ooh.. uh.. Mas enak Mas! ayo masukin aja Mas! Sari tidak tahan Mas!" Sementara aku menghentikan kegiatan itu dulu, dan aku membuka pakaianku sampai bugil. Senjataku sudah kokoh dan siap tempur, ukurannya sebenarnya biasa saja panjang 15 cm dan diameter 3 cm lebih. Aku tidak langsung menghantamnya, senjataku kugosok-gosokkan di permukaan lubangnya, dia semakin hebat menggelinjang, dan memintaku supaya aku cepat memasukkan senjataku ke lubangnya. Setelah beberapa saat, aku coba sodokkan senjataku perlahan-lahan karena aku takut membuatnya sakit, dan ternyata lubangnya cukup seret, dan memang sepertinya dia masih perawan, aku coba memasukan senjataku 1/4-nya, aku lihat reaksinya dia agak meringgis kesakitan, aku diamkan sesaat.

Setelah keliatan tenang, kudorong lagi 1/4-nya, dan terus kuulangi sampai senjataku masuk semuanya, setelah itu aku langsung menggenjotnya maju-mundur dengan irama yang cukup beraturan dan dia semakin melenguh-lenguh keenakan, kalau saja ada orang lain dikantorku pasti akan mendengarnya, dia pun mengimbangiku dengan cara memutar-mutar pantatnya, dan ala mak.. rasanya enak sekali! Senjataku bagaikan dipelintir dan diremas-remas, ternyata ukuran lubangnya sangat sempit, dan itu yang membuatku semakin melayang-layang. Beberapa saat kemudian dia mengejang dan mengeluarkan lenguhan dengan hebatnya, rupanya dia orgasme lagi, kali ini kelihatannya dia mengeluarkannya sangat banyak dan sepintas kulihat waktu senjataku kucabut sesaat, cairan putih mengalir dari lubangnya campur bercak merah menandakan keperawanan dia baru saja kurenggut, dan aku belum apa-apa, aku langsung menggenjot lagi dengan berbagai posisi: konvensional, doggy style, gaya duduk dan gaya lain yang pernah kubaca dalam di situs-situs XX.

Dia sudah dua kali orgasme, dan aku belum apa-apa, aku langsung menggenjotnya lagi, dan beberapa saat kemudian sepertinya aku sudah tak tahan, di kepala senjataku seakan ada yang mau keluar, aku bilang sama Sari, "Sar! aku sudah mau keluar nih! keluarin di luar atau di dalam?" dia bilang, "Sebentar dulu Mas! aku juga sudah mau keluar lagi kita keluarin bareng di dalam aja Mas!" Aku terus menggenjot dia, dan akhirnya keluar juga lahar panas dari senjataku menyemprot sampai ada lima kalinya di dalam lubangnya, yang rupanya diikuti dengan orgasmenya Sari untuk ketiga kalinya, aku merasakan sangat nikmat dan enak, jauh lebih nikmat dari orgasmeku yang kualami dengan cara onani. Tak terasa rupanya kami melakukannya hampir dua jam dari jam 2:00 siang sampai jam 4:00 sore, dan aku pun terkulai lemas Sari pun mengalami kondisi yang sama.

Kupeluk dia dengan senjataku masih di lubangnya, Sari meneteskan air mata sambil berkata,
"Mas! Sari sudah tidak perawan lagi, gimana kalau Sari hamil? dan gimana kalau pacar Sari tahu?"
Aku langsung jawab, "Sar! jangan takut kalau kamu hamil, aku sanggup mempertanggungjawabkannya, dan aku siap menikahi kamu."
Dia pun berhenti menangis dan langsung memelukku, sambil berkata,
"Mas! sebenarnya aku mencintaimu!"
Aku pun peluk dia dan aku lumat lagi bibirnya, aku dan Sari sempat mengulanginya satu ronde lagi sampai tiba waktu pulang yaitu setengah lima. Kami pun pulang sama-sama setelah kupastikan pintu terkunci semuanya, dan aku menawarkannya untuk kuantar pulang tetapi dia menolak, dia memilih untuk naik angkutan umum saja, katanya.

Sejak kejadian itu aku sempat mengulanginya beberapa kali dengannya setiap ada kesempatan, aku lakukan di kamar mandi di ruang kerja, dan di gudang dengan berbagai variasi, hampir satu minggu 3 kali dalam waktu kurang lebih 3 bulan aku melakukannya, dan sampai pada suatu hari dia mengajukkan pengunduran dirinya dari perusahaan tempatku bekerja, dengan alasan dia akan pindah rumah dengan orangtuanya keluar kota, dan bekerja pada bank swasta di kota yang sama. Tak lupa dia pun pamit kepadaku dan sebagai perpisahan dia mengajakku nonton di bioskop yang cukup terkenal di kotaku, dan di dalam bioskop aku dan dia bukannya nonton film, tetapi melakukannya lagi di WC bioskop sampai film bubaran, dan sejak itu aku tidak melakukannya lagi.

Kebetulan penggantinya Sari, cewek yang sudah lumayan berumur walau belum berkeluarga, dan penampilannya pun dua tingkat di bawah Sari, tapi ada kisah menarik dengannya yang akan kuceritakan kemudian.

TAMAT




Komentar

0 Komentar untuk "Sari, rekan kerjaku"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald