Hancurnya mahkota calon istriku - 1

0 comments

Temukan kami di Facebook
Venny gadis cantik, berkulit putih putih. Tubuhnya langsing, dengan betis yang ramping. Dada Venny tak terlalu besar, tapi sesuai dengan bentuk tubuhnya yang ramping. Dengan rambut sebahu yang selalu di biarkan terurai lurus.

Bulan depan kami akan menikah, umur Venny 23 tahun dan Aku 25 tahun, yah kita memenag masih muda, tapi papa Venny sudah mau cepat punya cucu.

Ketika aku tiba di rumah Venny, rumahnya sepi. Karena papa dan mamanya sedang ke bogor, dan si embok pun di bawa, buat membersihkan Villanya di bogor. Itulah sebabnya aku harus datang ke sini, lebih cepat, dan aku berencana untuk menginap. Aku sudah beberapa kali menginap di rumah Venny. Tentu saja tidak tidur sekamar.

Rumah Venny cukup besar, ada beberapa kamar kosong. yah Venny adalah anak tunggal. Jadi ada banyak kamar kosong. Rencananya pun, papa Venny memintaku untuk tinggal di sini, setelah Aku menikah nanti. Dia takut tambah kesepian kalau Venny ku bawa pergi nanti.

Setelah bertemu tunanganKu itu, aku memeluknya, dan mencium keningnya Mesra "kamu lama amat sih, aku kan takut sendirian.." kata Venny manja.Aku tersenyum lalu duduk di sofa kulit yang mewah, di ruang tengah. Aku mencium bibir Venny dan berkata "takut apa sih, banyak satpam di depan... mana mungkin ada perampok berani ke sini!".

Tetapi sungguh nasib jelek, ketika saya baru saja menyelesaikan perkataan saya, tiba tiba masuklah 5 pemuda berwajah sangar ,ke rumah Venny secara mendadak. Dua orang di antaranya mendekati saya. "wah, ada Sancai dan Taumingse lagi pacaran.. "kata seorang yang berperut buncit. Temannya yang gondrong, tertawa "ha..ha..haa.. Sancainya sexy sekali!.".

"Hei mau apa kalian! "kataKu. "RAMPOK..RAMPOKKK!" aku menjerit keras keras..Tapi mereka segera mengeroyokKu. Dengan lingis mereka memukulku. Dan ketika kena satu pukulan keras, di pelipisKu aku terjungkal tak berdaya. Dengan kepalaku yang kunang kunang, lalu mereka mengikatku dan menyumpal mulutku pakai lap meja.

Satu orang yang botak dari mereka memeluk Venny dari belakang, memegang tangan Venny dan membekap mulutnya. Botak berkata "eh, si Sancai ini boleh juga, gimana kalau kita entot dulu!". Dia mengoyang pantatnya di belakang pantat Venny yang memakai rok mini.

Aku meronta berusaha melepaskan ikatan tanganKu, tapi apa daya, Aku hanya bisa melihat calon istriku di lecehkan.

Lalu gendut berkata "yah..boleh juga, Sancai ini nafsuin banget yah..".
Tangannya meraba paha mulus Venny, dan mengangkat rok mininya hingga celana dalamnya, terlihat. Venny meronta, tapi si botak menjambak rambut Venny.

Air mata Venny mulai berderai.

Yang lain tertawa tawa. dan bersorak "yah, mainkan..mainkan!".

"Ufffhhhh! enggg!ehuufff!" terdengar erangan Venny, yang mulutnya di bekap Botak. Lalu Gendut, melepas tangan Botak, dari mulut Venny. Nafas Venny tersengal sengal. "tolong.. jangan.. perkosa saya..ambil semuanya harta saya.. tapi jangan perkosa saya..tolong!" mohon Venny.

Gendut tertawa "ha.. ha! ha.. gua pasti ambil semua harta eloe, tapi gua juga mau memek eloe..mau tau gak eloe, gua paling doyan memek amoy-amoy..kayak eloe!".

Venny merinding mendengar kata kata gendut. "Ampun Bang.. jangan.. kasihan saya..". Lalu gendut mengeluarkan celuritnya, di dekatkan ke lehernya.

"elo pilih di entot atau di bunuh.." kata gendut. Venny pucat pasi. Wajah putihnya makin menjadi putih.

"jangan..jangan bunuh saya..tolong Bang ampun!" kata Venny. Gendut tertawa, dan yang lain pun ikut tertawa. "baiklah, eloe gua gak bunuh, tapi eloe turutin guah aja..eleo gua entot.." kata gendut. Venny menangis tersedu sedu.

Si Gendut lalu jongkok, dan mengangkat rok mini Venny. Lalu dia menciumi selangkangan celana dalam Venny. Venny meronta, tapi Gondrong segera memempelkan belatinya ke leher Venny. Belati mengkilap itu terasa sangat dingin di leher Venny, menyebarkan rasa takut di diri Venny, yang tanpa sadar membuat Venny pipis karena ketakutan. Air pipisnya yang kekuningan merembes keluar melalui celana dalam putihnya.

"wah belom di apa apain udah keluar nih amoy.. bikin peler gua mengkeret.." kata Gendut. Yang lain pun tertawa. Tanpa merasa jijik dengan pipis Venny, Gendut segera menciumi selangkangan celana dalam Venny yang basah oleh pipisnya. Lidah gendut juga terlihat menyapu selangkanan celana dalam Venny.

Teman temannya melihatnya, dengan sorot mata yang sangat bernafsu. Lalu Gendut berdiri lagi. "eh Botak lepasin dia, sana elo duduk di sofa, gua mau entot elo di sofa.."

Begitu Botak melepaskannya, Venny lalu berusaha lari, ke arah pintu. Tapi seorang yang bertampang Ambon, langsung mencegatnya, dan menapar pipinya.

Venny terjengkang jatuh. Si Ambon langsung menariknya dan mendudukan di sofa.

"eh..siapa suruh elo lari.." bentak si Ambon. dan "Plak.." sebuah tamparan di terima Venny lagi

"Ammpunn.. jangan pukul..jangan!" jerit Venny sambil memegang pipi mulusnya.

Sementara Botak, berdiri di belakang sofa, menjaga Venny supaya tak macam macam. Dan Si Ambon menyusul berdiri di belakang.

Gendut tertawa "ha.. ha.. ha.. makanya elo jangan nakal..moy.. ". Dan Gendut membuka paksa t-shirtnya. Venny diam pasrah. Lalu dengan karas melepas Bh yang di gunakan Venny. Venny segera menutup buah dadanya dengan tangannya.

Tapi kembali Gendut, menjambak rambutnya dan menarikanya "siapa suruh eleo tutupin tete eloe.." bentaknya. Venny mengeram sakit, dan mau tak mau, pasrah melepas tangannya dan mempertontonkan buah dadanya itu. "wah, bagus sekali tete elo, pentilnya juga kecil!" lalu Gendut itu dengan nafsu melalap buah dada Venny.

Seperti seorang bayi kelaparan, Gendut menyedot putingnya keras keras. Tubuh Venny mengejang. Dari mulutnya merintih kesakitan "ahhhhgg!..aghhhh!!".

Sebelaha tangan gendut juga meremas remas buah dada Venny dengan nafsu dan kasar. Menambah rasa sakit di tubuh Venny. Sementara binatang binatang yang lain menontonnya dengan nafsu. sambil mengelus ngelus selangkannya masing masing.

Setelah si gendut puas memainakan buah dada Venny, Dia melepas Rok Venny. dan juga menarik paksa celana dalamnya. Lalu mencium celana dalamnya yang

basah oleh pipisnya tadi. "Ohh.. wangi sekali..eh elo masih perawan engak..", tanyanya. Venny tak menjawab. dia membuang muka.

Gendut lalu menatap memek Venny. Memek yang kecil, dengan bulu bulu yang sedikit dan halus. Lalu dengan jarinya di kuakan memeknya. Lalu gendut menjilati Vagina perawan Venny.

Tubuh Venny mengejang lagi. "ahh..jangann. bang.. ampun!". Gendut terus menjilati vagina Venny, dan juga menyedot nyedot klitorisnya. Venny makin menjerit. dia merasa sakit di klitorisnya karena di sedot begitu keras.

Lalu Gendut berkata, "eh..seret cowoknya kemari, biar dia lihat waktu gua entot pacarnya..". Dan Aku di seret mendekat ke sofa itu, tanpa bisa melawan sedikit pun. Dan gendut pun mulai melepas pakaiannya.

Si Botak protes "eh koq abang dulu sih.. saya dulu dong..kan ide saya " kata botak.
Gendut tertawa "eh ,kan biasa urutannya, kontol gua paling kecil, jadi gua dulu, terus di gondrong, baru eloe, si Tatto ,dan terakhir si Ambon!".

Aku geram sekali, tapi tak berdaya, Aku harus menyaksikan calon istriku di gilir lima binatang binatang ini.

Penis Gendut mendekati wajah Venny. Venny membuang muka. Tapi si botak dari belakang memutar kepala Venny ,dan menahannya. "ayo buka mulut elo sayang!" perintah Gendut. Venny Diam saja. Lalu penisnya di sodok sodok di mulut Venny.

Dan mau tak mau bibir Venny terbuka paksa, lalu Penis itu masuk kemulutnya. Dan si gendut mulai mengoyang penisnya di mulut Venny. Venny memejamkan mata. Dia pasrah. Dan gendut terus mengocok penisnya.

"eh..payah elo, ngak bisa ngisep..jagoan cewek kali jodo.." katanya. Lalu dia mencabut penisnya dari mulut Venny. Dan Venny pun meludah berkali kali. Gendut tertawa." ha..ha..ha.. kenapa kontolgua bau yah!".

Bersambung . . . . .




Komentar

0 Komentar untuk "Hancurnya mahkota calon istriku - 1"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald