Pak Iwan kaget melihat reaksiku yang tiba-tiba menerima dirinya. Pak Iwan yang sekarang di depanku semakin kaget ketika tanganku menjamah batang kemaluannya yang masih tersembunyi di balik celananya kuelus dengan lembut. Aku yang makin terangsang segera jongkok di depannya dan kuturunkan celananya sehingga batang kemaluan Pak Iwan yang sudah mulai mengeras terpampang jelas di hadapanku dan mulai kumainkan lidahku dengan menjilati batang kemaluan itu yang kira-kira panjangnya 20 cm, bentuk dan ukurannya tidak jauh berbeda dari milik kepala sekolahku dulu tapi kulitnya agak keriput mungkin karena usianya yang jauh berbeda. Pak Iwan kuperkirakan berusia 60 tahun.
Seranganku bukan hanya lidah saja, mulai kucoba kumasuki ke dalam mulutku batang Pak Iwan yang membuat dirinya makin mengelinjang, matanya pun merem-melek dan tangannya mulai mengusap-usap kepalaku. Hal itu kulakukan kira-kira 15 menit dan kusudahi ketika batang itu mulai basah oleh ludahku dan vaginaku juga sudah mulai merasa kembang kempis ingin ditusuk sesuatu. Aku lalu berbaring di tempat tidurku sementara Pak Iwan sedang melepaskan baju dan celananya hingga dia bugil, kulihat dia berjalan ke arahku yang terbujur bugil di tempat tidur, kakiku kulebarkan sehingga bau harum vaginaku menyerbak ke ruang tidurku.
"Nov, Bau apa nih wangi sekali.."
"Bau dari vagina Nov, Pak Iwan mau khan?"
"Woow, mau sekali."
Pak Iwan (ayah budeku) kini telah berdiri di samping tempat tidur, batang kemaluannya yang sudah mulai keriput menggantung dengan tegang di hadapanku, dimana tadi sudah basah oleh ludahku. Tapi Pak Iwan malah berjongkok dekat pahaku. Tangannya yang juga sudah keriput mulai mengusap sekitar pahaku yang putih dan mulus lalu kepalanya yang agak botak didekatkan ke vaginaku. Hidungnya mengendus-endus membaui vaginaku.
"Nov, wangi sekali yach, pasti rasanya enak deh, boleh Bapak coba sekarang?"
"Silakan Pak, pokoknya yang enak aja deh buat Bapak, mau diapain juga boleh."
"Terima kasih ya, Nov."
Lidah Pak Iwan mulai menyapu sekitar bibir vaginaku lalu ditusukkan lidahnya ke dalam liang vaginaku dan disedot-sedot liang vaginaku yang membuat diriku melintir keenakan, maklumlah sudah 2 bulan tubuhku tidak disentuh oleh laki-laki.
"Aahh.. aahh.. Pak.. enak.. sekali lidah Bapak.. vagina.. Nov.. rasanya ditarik-tarik arghh.. terus.. terus Pak.. arghh.."
"Vaginamu enak sekali.. Nov.. seumur hidup.. baru.. kali ini.. saya nemu.. vagina.. begini enak.. slurpp.."
Vaginaku disedot-sedot berkali-kali hingga aku menggelinjang ke kiri dan ke kanan membantingkan kepalaku. Rasa nikmat yang sangat barulah aku dapatkan sekarang dari Pak Iwan, sedangkan dari pria sebelumnya aku belum pernah senikmat ini. Vaginaku disedot selama 15 menit, dimana cairan putih dan kental mulai membasahi vaginaku tapi dengan cekatan Pak Iwan melahapnya sampai habis.
Setelah puas dengan vaginaku, Pak Iwan lalu berdiri tepat di sisi tempat tidur, tubuhku diputar hingga kakiku menjuntai ke bawah, lalu batangnya diarahkan tepat pada vaginaku yang sudah basah oleh cairan putih dan kental. Batang kemaluan Pak Iwan sudah menempel tepat di liang vaginaku dan mulai dihentakkan keluar-masuk vaginaku yang agak basah. Batang yang besar dan panjang dihentakkan berkali-kali ke dalam vaginaku, baru yang ke-10 kali hentakan, masuklah batang itu ke dalam vaginaku. Batang kemaluan Pak Iwan rasanya seperti punya ayahku, baik panjang maupun besarnya, bedanya hanya pada kulitnya yang agak keriput yang membuatku agak kegelian atas gesekan di dalam vaginaku.
"Ahh.. ehh Pak.. batang Bapak membuat saya geli-geli enak deh.. habis agak keriput, maka gesekannya membuat saya kelojotan keenakan."
"Oh.. iya, vaginamu juga rasanya enak sekali, punya saya kayak dijepit dan dipelintir, aahh.. aahh.."
Vaginaku disodok-sodok sama batang Pak Iwan sampai kira-kira satu jam lamanya yang membuat tubuhku kejang di saat aku mencapai titik orgasme dimana cairan putih kental keluar dengan derasnya dari vaginaku yang masih tertusuk batang kemaluan Pak Iwan yang masih saja tegang dengan kerasnya. "Ohh.. ohh.. aarghh.. arghh.. aahh.. aahh.. sshh.. aahh.. se.. sedap.. deh.. Pak.." Lemaslah tubuhku hingga berasa sampai tulangku, tapi Pak Iwan masih saja bertenaga untuk melanjutkan permainan seks denganku dimana tanganku lalu ditarik dan digendongnya tubuhku oleh tubuhnya yang lebih kecil dari tubuhku tapi tenaganya luar biasa, lalu gantian sekarang Pak Iwan yang berbaring dan tubuhku terbaring lemas di atasnya. Selama dia melakukan tukar posisi, batangnya masih ada di dalam vaginaku.
Hentakan batangnya pada vaginaku berlanjut hingga aku makin tidak bertenaga karena tenaga Pak Iwan yang sungguh luar biasa, hampir 1 jam lamanya vaginaku diserang oleh batang Pak Iwan bertubi-tubi, payudaraku yang putih, ranum dan menantang pun sudah menjadi bulan-bulanan dari mulut Pak Iwan, payudaraku sudah diisap, dikenyot dan ditarik-tarik puting coklatku oleh giginya yang mulai ompong. Vaginaku akhirnya mengeluarkan kembali cairan putih, kental dan harum untuk kedua kalinya sedangkan Pak Iwan belum berasa apa-apa. "Argh.. argh.. aagghh.. oohh.. oohh.. Pak.. saya.. keluar.. lagi.. nich.. aagghh aghh.. aghh.." Lemaslah tubuhku di atas tubuh Pak Iwan, untuk kedua kalinya. Sementara Pak Iwan yang masih bertenaga mencoba posisi baru lagi yaitu dimana batang kemaluan Pak Iwan yang masih menancap di vaginaku dia memutarkan badanku hingga sekarang posisinya berubah menjadi aku di bawah seakan aku menungging dan disodok oleh batang kemaluannya yang masih saja keras. Posisi dimana aku menungging dan disodok oleh Pak Iwan dilakukannya selama kurang lebih satu jam lagi yang mana aku tidak merasakan apa-apa karena saking lemasnya tubuhku.
Pak Iwan akhirnya mencapai puncak kenikmatan yang pertama kalinya dimana sebelumnya aku juga mencapai puncak kenikmatan untuk ketiga kalinya.
"Aghh.. aghh.. Pak aku.. keluar lagi nich.. aghh sshh.. oohh.. oohh.. nikmat.. sekali.. Pak.."
"Aghh.. aawww.. oohh.. Nov.. aku.. juga.. keluar.. nih.. vaginamu.. luar biasa sekali.. deh.. aahh.. tapi aku.. masih belum terlalu puas.. nih.. tapi.. lumayanlah.. vaginamu.. nikmat, juga.."
Cairanku membasahi paha dan vaginaku dengan banyak sekali. Sementara cairan Pak Iwan yang hangat dan kental membasahi punggungku karena pada saat dia akan mengeluarkan cairan, batang kemaluannya sudah dilepaskan dari vaginaku. Lalu ambruklah tubuh Pak Iwan di atas tubuhku yang sudah lebih dulu ambruk.
Setengah delapan malam aku terbangun dari tidur sehabis 3 jam aku melayani nafsu lelaki Pak Iwan dan Pak Iwan sudah tidak berada dalam kamarku. Setelah aku membersihkan bekas cairan di vaginaku di kamar mandi, aku keluar kamarku untuk makan malam dimana aku hanya menggunakan daster untuk menutupi tubuhku sementara BH dan celana dalam kutanggalkan di kamar. Ketika aku sampai di ruang makan, kulihat Pak Iwan baru saja selesai makan dan akan meninggalkan ruang makan kulihat dia hanya tersenyum kepadaku yang kubalas dengan senyuman. Selesai makan sebenarnya aku mencari Pak Iwan tapi di ruang keluarga tidak kutemukan, aku lalu berpikir mungkin dia sudah ada di kamarnya. Jam 11.30 malam setelah nonton TV, aku beranjak menuju kamar tidurku untuk istirahat setelah tadi siang aku mengeluarkan banyak tenaga melawan permainan nafsu dari Pak Iwan, aku sedang berbaring di tempat tidurku tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan Pak Iwan berdiri di depan pintu dengan menggunakan piyama model baju handuk.
"Eh.. Pak Iwan, ada apa Pak?"
"Maaf, yach.. Nov.. boleh aku masuk.."
"Silakan Pak.."
Pak Iwan lalu masuk ke kamar tidurku dan langsung duduk di sampingku di tempat tidur, otomatis aku lalu merubah posisiku duduk di samping Pak Iwan.
"Nov, maaf yach tadi siang, saya berbuat salah."
"Eh, nggak apa-apa kok Pak, Nov senang kok, Nov benar-benar puas tadi siang, bagaimana dengan Bapak.. puas nggak?"
"Ah yang benar Nov, kamu nggak apa-apa nih, tapi memang saya belum puas tadi siang, bisa nggak kamu muasin saya malam ini, soalnya saya lagi coba pakai tangkur buaya.."
"Ah, masa sih Pak, tadi siang belum puas, tapi kalau malam ini Bapak mau puas juga boleh, tapi badan saya agak capai gara-gara tadi siang."
"Nggak, apa-apa kok Nov, kalau kamu capai kamu diam saja biar saya yang berpacu.. OK!"
"OK.. lah terserah Bapak."
Pak Iwan lalu langsung melepaskan baju piyama yang dikenakan setelah aku setuju untuk memuaskannya malan ini, batangnya yang menggantung keras menantang ke arahku. Baju dasterku langsung diloloskan dari tubuhku oleh bantuan tangannya dan kami pun melakukan hubungan layaknya suami istri. Malam itu aku dibikin pingsan sampai 3 kali, tenaga Pak Iwan benar-benar luar biasa, permainan kami berlangsung dari jam 12.00 malam dan berakhir kira-kira jam 05.00 pagi, ketika terdengar ayam berkokok. Hebatnya Pak Iwan selama 5 jam permainan, dia hanya 1 kali mencapai puncak orgasme yaitu pada saat akhir permainan, sedangkan aku 5 kali orgasme dan 3 kali pingsan. Dan yang lebih hebatnya batang Pak Iwan selama permainan berlangsung tetap tertancap dalam vaginaku dan bermacam posisi serta tetap keras dan tegang selama 5 jam.
Hubungan permainanku dengan Pak Iwan (bapaknya budeku) tidak hanya terjadi di rumah Pakde dan Bude di Surabaya, kami pun melakukannya di Malang, Banyuwangi (rumahnya Pak Iwan sendiri) dan di Bali. Selama 4 bulan hubungan kami, dua bulan aku berada di Banyuwangi dan sisanya kami lakukan di Bali, Malang dan Surabaya. Sesudah 4 bulan hubunganku dengan Pak Iwan akhirnya terbongkar juga oleh anaknya Pak Iwan (Budeku sendiri) dimana disaat aku sedang telanjang di atas Pak Iwan yang juga bugil, kami tidak tahu kalau Bude dan Pakde pulang dari luar negeri pada hari itu, kami kepergok ketika kamar tidurku dibuka oleh Bude, dia pun langsung pingsang melihat ayahnya sedang berbuat mesum dengan keponakannya.
Hari itu juga aku diusir dari Surabaya, sementara Pak Iwan pulang ke Banyuwangi. Dengan uang yang kupunya hasil pemberian Pak Iwan selama kami berhubungan aku kembali ke Jakarta. Aku ke Jakarta untuk pulang tapi aku tidak pulang ke rumah melainkan ke bengkel ayahku, karena ayah dan ibu sejak kejadian yang gara-gara aku, mereka berpisah rumah, ibu tinggal di rumah, ayah tinggal di bengkel yang di atasnya ada 2 ruang untuk tidur.
"Yaah.. Nov pulang Yah.."
"Hah.. Nov, kamu.. kabarnya gimana..?"
Ayah memelukku setelah hampir 6 bulan kami tidak bertemu, setelah kuceritakan nasibku pada ayahku, ayah bersedia menerimaku untuk tinggal bersamanya di bengkel. Sejak saat itu hingga kini, 2 bulan aku tinggal bersama ayahku, dan nostalgia kami pun muncul yaitu melakukan hubungan layaknya suami istri.
Sekarang aku hidup bersama ayahku, aku seperti istri bagi ayahku sendiri, aku melayani hidup ayahku, dan aku berkomitmen untuk tidak melanjutkan kuliah, dan pikiranku kepada para lelaki korban godaanku pun kubuang jauh-jauh yaitu terhadap kepala sekolahku, pamanku dan Pak Iwan, saat ini pikiranku hanya melayani ayahku dan membantunya di bengkel.
Inilah kisahku sebagai wanita penggoda, semoga para pembaca tidak ada yang nasibnya seperti diriku.
TAMAT
Komentar
0 Komentar untuk "Aku wanita penggoda - 5"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.