Hal selanjutnya, kami bercerita tentang pengalaman kami. Ternyata Lina adalah seorang wanita panggilan khusus tamu penting hotel.
Tarifnya lumayan tinggi meski masa itu belum jaman likuidasi. Bercerai di usia 22 dengan satu anak laki-laki berusia tiga tahun. Keturunan china campur manado.
Malam itu kebetulan tidak ada "tamu penting" katanya. Lalu Lina bercerita tentang riwayatnya mencari nafkah over night seperti ini.
Untuk mengimbanginya, aku mengarang cerita tentang seorang gigolo muda yang belajar memulai profesinya di Bali, yaitu aku sendiri.
Kuceritakan saat itu aku baru berlibur ke ambon sekalian ke rumah teman lama.
Maksudku baek. Setahuku, Lina mengajak bertukar cerita karena telah diberitahu alex kalo aku seorang perek lanang.
"Nov, aku nunggu pagi di sini ya ?!"
"Tenang aja lin.....anggap aku pacarmu.."
Lina mecibir.
"Kalau cape tiduran aja lin..."
"Kamu aja nov, tanggung udah jam tiga, jam lima aku pulang koq.."
Aku tersenyum, sekarang aku melangkah ke arah tempat tidur, "ya udah, aku aja yang selonjorin kaki, sory ya aku duduk di tempat tidur"
Lina tersenyum terus menunduk. Kulihat pipinya memerah.
Kugeser dudukku. Kami saling berpandang sejenak, lalu kuberi isyarat dengan mata agar Lina duduk disebelahku. Dengan pelan Lina beranjak ke arahku.
Mukanya tambah memerah, menambah debaran di hatiku.
Tiba-tiba dengan tak kuduga Lina melepaskan bajunya..
"takut kusut kalo pulang nov...."
Kututupi mata takjubku akan keindahan tubuh bagian atasnya yang kini hanya mengenakan BH hitam tipis.
Tampak dua belahan itu tak tertampung dengan sempurna dan sedikit menyembul di sana-sini.
Lina masih menunduk saat sisi pantatnya menyenggol pinggangku.
"Ada yang lain lagi yang kaupikirkan..?" tanyaku agak bergetar.
Lina menggeleng lembut.
"Apakah pikiran kita sama?"
Kali ini Lina mengangkat wajahnya mencoba menatapku.
matanya..... akh... indah sekali....
Kudekatkan mukaku perlahan, mataku tak pernah lepas dari matanya. Lina hanya memiringkan sedikit kepalanya. Bibir kami saling menyentuh. Melebur dengan lembut, lalu menghangat...
Kuraih tangan Lina, kurangkulkan ke leherku, bibir Lina semakin hangat..
Kuraih pinggang Lina, kutarik sedikit kebawah hingga rebah tanpa melepaskan pagutan kami..
Kini bibir Lina semakin aktif ...
Kulepaskan pagutan, Lina terkejut menatapku, lalu kusambut lagi dengan ciuman yang lebih menggelora, lidah kami bergelut dan menari di dalam...
Saat panas mulai hinggap, kutarik tubuhnya dengan pelan hingga Lina duduk di pangkuanku..
Kini Lina yang melepaskan ciumannya terlebih dahulu, matanya terbalik memutih lalu kepalanya mendongak penuh, dengan cepat kusambut leher jenjangnya... putih dan harum..
Kujilati dengan napas agak memburu...
Lina melenguh...
Badannya menngelinjang..
Jari-jari tanganku dipunggungnya mulai mencari tali pengikat BH nya, dan berhasil...
Kini permainan benar-benar dimulai....
Sambil mengatur nafas jilatanku menurun ke arah dadanya, lidahku berputar-putar disekitar putingnya yang pink kehitaman...
Tubuh Lina bagai menari dipangkuanku, pantatnya mulai bergoyang dengan liar...
Sampai akhirnya, pertahanannya bobol saat lidahku berekreasi di putingnya...
Menekan, memutar, menghisap.... menarik-narik kecil.....
Tiba-tiba dengan cepat Lina mendorong dadaku dengan kuat...
Aku sampai terkejut, posisiku terlentang kini Lina di atasku...
Sekarang matanya tak sendu lagi, dengan agak kasar Lina menarik kaos ku ke atas, setelah terlepas, lidahnya langsung memburu puting susuku yang mungil...
Menjilati dadaku yang agak kerempeng..
Menjilat-jilat seputar pusarku...
Tanganku tak bisa kugerakkan dengan leluasa, kedua tangan Lina mencengkeramnya, bagai sedang memperkosa..
"Ssst... jangan bergerak dulu..." begitu bisiknya.
Lalu Lina berdiri di tempat tidur, dengan agak terburu dia loloskan celana jeans ketatnya...
Sengaja mataku agak kusipitkan agar tak terlihat terlalu terpesona akan keindahan tubuhnya, dan yang tak kalah indah adalah momen saat celana dalam hitamnya diturunkan...
Striptease dimanapun akan kalah dengan apa yang kulihat barusan....
Lina jongkok. Kini dengan pelan, layaknya memang telah berjam terbang tinggi, Lina menarik resleutingku dengan pelan, namun sigap sekali saat menarik lepas blue jeansku..
Nampak sekilas kilatan matanya yang cerah saat melihat apa yang ada di balik GTman ku...
Dilepaskannya cd-ku sebatas paha, diarahkannya ke arah mulut untuk gerakan wajib BF (sepong)...
Bagaikan mengulum pindy pop ukuran jumbo, Lina membuat mataku kini yang terbalik memutih... (kalo kerasa melek cuman ga liat apa-apa berarti kan itemnya ga keliatan...)
Lina mengurut-urut kepala kontholku dengan bibirnya (yang aku heran, bibirnya tipis, tapi rasanya tebal bukan main...)
Belum puas memperlakukan jagoanku bagai ice cream, kini Lina menyedotnya, tak sekedar menghisap lagi...
Sampai akhirnya mulutnya penuh dengan pejuhku. Lina menelannya, lalu membersihkan mulutnya.
Kini giliranku, tanpa skenario, Lina telah merebahkan tubuhnya.
Kuraba pahanya, kujilati dengkulnya, kubalik tubuhnya.
Kutarik sedikit pinggangnya hingga menungging lalu kuciumi pantatnya, Lina terus menggelinjang.
lenguhannya menambah semangat juangku...
Kedua jempolku membuka belahan pantatnya..
Kuciumi urut dari paha ke atas ke arah pantatnya, lalu sampai ke duburnya...
Kujilati duburnya...
Lina mengerang beberapa kali...
Kualihkan tanganku ke vaginanya...
Kuelus-elus sambil menjilati lubang anusnya yang sangat bersih...
Lina membalikkan tubuhnya, rambutku dijambak ditarik ke arah vaginanya...
Geliatnya berhenti sejenak saat mulut mulai menciumi paha bagian dalamnya.
Kepalaku dibenamkan ke arah mekinya, aku bertahan..
Kujilati sekitar memeknya...
Baru disitu aku mengamati itilnya..
maybe, it's the biggest clito i've ever seen....so far... ya,
Kelentitnya berwarna merah daging mentah, besar sekali, benar-benar menyembul jelas untuk ukuran itil yang biasanya....
Sementara napas Lina sudah tak karuan...
Kasihan....
Kini lidahku kujulurkan, mengarah kelentitnya yang luar biasa besar, sata kujilat pertama kali, Lina menjerit tertahan...
Tubuhnya sangat tegang lalu mengendur...
Tiap kujilat tubuhnya mengeras, dengan gemas kukulum kelentitnya, setelah amblas dimulut kumainkan dengan lidah...
Kepalaku dicengkram dengan kuat, sesekali kusedot-sedot lalu jilat, ambil napas, dan Lina semakin menggelepar.
Bodo amat dengan berapa kali dia orgasme...
Saat itu Lina telah membanting-banting kepala dan pantatnya ke kasur, tangannya mencengkram kencang kepalaku, sementara keringat telah membasahi tubuh kami berdua beberapa saat kemudian, kontholku yang telah gemas terasa berdenyut-denyut meminta bagian.
Kali kesekian Lina mengerang kutarik tangannya agar melepaskan kepalaku..
Akupun sudah tak kuat menahannya...
Tatapan Lina bak macan saat melihat kontholku siaga satu di depan lobang surgawinya..
Tangannya memegang erat tempat tidur, perlahan dengan napas tersengal-sengal kakinya diangkat ditariknya sebuah bantal, ia taruh di bawah pantatnya.
Tampak jelas kini lubangnya telah menganga.. menahan rindu.... kutekan sedikit pahanya kearah dadanya. Kusorongkan kontholku dengan pelan dan jantan baru menyentuh bibir luar, Lina sudah mengerang dan tubuhnya menegang...
Namun pantatnya tetap tabah menyangga lobang senggamanya...
Saat setengah masuk, Lina berhenti bergerak, matanya jadi sendu kembali. Tatapannya jauh masuk ke alam mayaku.
Dengan sedikit hentakan, aku masuk, mata Lina mendelik, mulutnya terbuka tapi tak bisa berteriak, perlahan kuputar, kuaduk, kukocok dengan pelan....
Lambat laun Lina mulai mengikuti irama...
Saat irama telah sama, bagian bawah tubuh kami seperti senyawa lalu tenggelam bergoyang semakin cepat semakin cepat, lalu pelan lagi...
Kami tak mengganti posisi...
Dengan satu posisipun kami telah melanglang berbagai buana pagi itu.
Setelah klimax kami tetap berpelukan, penisku masih dalam pelukan vaginanya yang penuh cairan...
Terasa punggungku sedikit perih...
Nampaknya kuku lina menggoreskan kenangan disitu...
Ada beberapa menit kami melebur dalam nafsu yang mulai terasa hangat dihati..
Kami berpelukan lama dalam posisi ini...
Kubiarkan Lina menikmati buaian sisa orgamesnya sampai kemudian kubalik posisi agar dada Lina agak lega, kubelai rambut Lina yang basah oleh keringat, wajahnya sayu dengan sisa-sisa kepuasan.
"Jam lima kurang lima lin...."
Lina tersenyum dan kami bangkit dari tempat tidur...
Di bath-up kami berendam berpelukan, Lina kudekap didepanku, kami tak banyak bercakap lagi sesudah itu...
Pukul lima seperempat kami keluar dari kamar mandi...
Setelah memakai pakainnya Lina memelukku erat seakan tak ingin dilepaskannya.
Persis setengah enam, Lina melangkah ke arah pintu setelah sebelumnya memagut bibirku cukup dalam dan lama...
Dengan anggukan halus kulepas tatapan mata Lina saat keluar dari pintu kamarku..
Di tangan kirinya Lina menjijing tas plastik berisi Joger.
Aku tersadar ketika dering telepon memecah lamunanku, terdengar suara captain Frank disana,
"Kamu ikut pulang nggak?"
"Lima menit lagi capt", kataku kosong.
Setelah berpakaian lengkap, aku turun ke lobby, ternyata mereka berempat telah menungguku check out.
Di perjalanan menuju bandara, Captain Frank berbisik "lembur ya?" (lembur = lempengin burung), aku tersenyum kaget, rupanya yang semalam meneleponku adalah si Captain.
Tamat
Komentar
0 Komentar untuk "Semalam bersama Lina - 2"
Posting Komentar
Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.