Pagar makan tanaman - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Setelah aku tunggu cukup lama sekitar 20 menit, Henny keluar dari balik pintu kamarnya dengan "daster tipis tembus pandang" warna pink.Daster yang menurut aku hanya layak digunakan di kamar tidur bersama suami tercinta. Apalagi dasternya model tali kecil di pundak, dengan potongan di dadanya sangat rendah, sehingga jelas nampak olehku dadanya yang putih mulus dengan belahan bukit kembarnya yang aduhai.. seperti buah sedang ranum-ranumnya. Gila benar Henny ini, pikirku. Karena sinar lampu kamarnya yang sangat terang sedangkan diruang tamu cukup redup, maka di balik dasternya terlihat belahan pahanya yang mulus sampai ke pangkalnya. Di balik daster tipisnya, terlihat BH dan CD mininya berwarna "merah anggur", kombinasi warna yang sangat serasi dan nampaknya Henny ini sukanya warna-warna pastel dan pintar mengkombinasikan warna. Pikirku, di ranjangpun pasti suaminya puas, pasti Henny juga pintar mengkombinasikan gerakan-gerakan ataupun variasi sex yang bikin pria melayang-layang bagaikan di langit ke tujuh.

"Robby sayang.., koq ngelamun terus to, ngga rela yaa dinner disini? Atau ada janji ama WIL mu? he.. he.., bercanda lho Rob..", sapanya bikin aku tersadar dari lamunan sambil dia mendekat padaku.
"Ngawur aja WIL, emangnya aku ada tampang nge-WIL apa? Ngapain mikirin WIL yang jauh, wong ada bidadari disini..", sahutku.
Aku pikir pertanyaan tentang WIl itu pasti cuman pancingan aja dari Henny dan sudah kepalang basah aku buat Henny makin tersanjung aja dengan panggilan bidadari. Aku ingin tahu reaksi selanjutnya.
"Kamu anggap aku bidadari Rob? Ngga salah tuh? Apa pantas sih Rob?", pancingnya lagi makin mendekat, dekat sekali sampai tercium wanginya.
Aku pikir, kena tuh pancinganku. Aku paham benar hati seorang istri/ceweq, kalau udah dimanjain gitu pasti langsung terkapar klepek-klepek, seperti ayam baru disembelih.
"Iya bidadariku.., aku tadi bukan ngelamun tapi kagum ama penampilanmu Hen. Aku bayangkan betapa bahagianya suamimu punya istri seanggun gini. siapa ngga akan kerasan di rumah terus? Seandainya aku punya istri kayak Henny, wah.. aku betah dirumah..", aku sanjung lagi dia.
"Itu menurut kamu.., tapi Har dingin banget koq ama aku. Lagian, apa hanya suami aja yang harus dibahagiakan istrinya? Apa istri juga ngga patut dibahagiakan Rob..?", protesnya dengan manja padaku.
Wah.. mati aku, makin terbuka aja nampaknya nikh. Kena juga pancinganku.
"Wouw, salah besar kalau suami harus dibahagiakan "tanpa" istrinya ikut bahagia. Itu pandangan jaman Siti Nurbaya Hen..!", sanggahku.
"Terus, gimana pendapatmu tentang posisi seorang istri Rob?", tanyanya.
"Aku sangat tidak setuju dengan type cowoq begitu. Di mataku, ceweq itu ciptaan Tuhan yang sempurna, patut untuk disayangi, dihargai, dimanjakan dan untuk itu kita nikah khan karena saling menyayangi, Hen..!".
"Apa suamimu dingin toh Hen..? Kasihan dong kamu Hen..?", tambahku.

Di luar dugaanku, dia tidak menjawab pertanyaanku tapi malah merebahkan kepalanya di pundakku, dan bajuku tahu-tahu sudah basah oleh airmatanya.
"Rob, hanya kamu pria satu-satunya di luar suamiku yang tahu hal ini. Aku percaya kamu, aku tahu kamu baik dan bisa menyenangkan hatiku, makanya aku berani buka penderitaan bathinku selama ini", sahutnya pelan.
"Ak.. ak.. aku lama memendam derita ini Rob! Istri mana yang kuat dengan situasi, Rob..!", tambahnya sambil mulai sesenggukkan.
"Aku pingiin banget cerita ama kamu, aku tahu kamu penyabar dan pasti mau dengerin keluh kesahku.. dan aku harap kamu pria yang bisa membahagiakanku, mau kamu Rob..?", terus aja dia nyerocos tiada henti dan nampaknya bagi Henny malam inilah puncak pemberontakan hatinya.
"Jangan gitu Hen, apalah aku, aku siap koq bantu kasih masukan ke suamimu bila perlu", jawabku sebisanya karena hatiku sudah terbuai aroma birahi.
"Jangan.. jangan Rob, percuma. Dia sudah sangat dingin dan ngga akan berubah dan aku.. aku.. udah ngga respek lagi ama suamiku", jawabnya sambil tangannya menarik tanganku, didekapnya tangan kananku dan pelan-pelan ditaruh di dadanya sambil ditahan oleh kedua tangannya (posisi dia ada di sebelah kiriku).

Perlahan-lahan aku tarik dia dan aku ajak duduk disofa panjang, aku tenangkan dia dan dia kududukkan dikiriku tanpa aku lepas tanganku didadanya, kapan lagi pikiranku yang sudah mulai ngeres. Aku belaian rambutnya yang harum dengan penuh kasih sayang dan kukecup keningnya tanpa permisi lagi. Dia diam saja bahkan matanya dipejamkan sambil wajahnya dipalingkan kearahku, seperti menanti ciuman berikutnya ditempat yang lebih nikmat, benar-benar siap menanti kulumanku.
"Hen.. berapa lama kamu udah menderita, bidadariku..?", rayuku sambil tangan kananku mulai aku turunkan perlahan-lahan.
"Bukan pertanyaan itu yang aku butuhkan Robbyku..", sambil reflek bibirnya menyerangku.
Dikulumnya bibirku, diciumnya dengan nafsu sampai ke hidungku segala, demikian birahinya Henny malam itu.

Tanpa memikirkan bahwa itu adalah istri temanku sendiri dan memang "nafsuku akan sangat cepat meningkat" bila melihat kemanjaan wanita seperti di hadapanku saat ini. Ditambah gaunnya yang menerawang, aroma parfumnya yang pasti harganya jutaan, ketiaknya yang putih bersih tanpa bulu, mata hatiku sudah gelap.. gelap sekali. Aku balas ciuman bibirnya, aku mulai buka mulutkan, aku mainkan lidahnya, aku kulum bibir luarnya yang tipis dan sensual, aku jelajahi rongga mulutnya dengan jilatan lidahku sambil tanganku mulai berani makin turun. aku remas-remas halus, halus sekali buah dadanya. Henny mulai mendesah panjang, ahh.. ohh.. hhm.. hmm..! Tanganku kubawa ke belakang, ingin aku buka ikatan tali BH nya, ehh.. malah dia membusungkan dadanya seolah menginginkan agar segera tali BH itu dibuka.

Sekali tekan, lepaslah tali itu dan.. Henny makin buas menyedot-nyedot lidahku, sampai ketarik dalam sekali dan mau muntah nikmat rasanya. Tangan kananku mulai kedepan kembali, kusentuh pinggir putingnya tanpa aku mau menyentuh putingnya dulu dan tangan kiriku membelai rambutnya. Dia memajukan dadanya, menggerak-gerakkan seolah minta segera disentuh putingnya, dan.. sengaja makin aku jauhi puting itu, makin dia penasaran dan makin desahannya tidak karuan (itu memang teknik aku memancing birahi wanita yang sudah puncak, aku biarkan birahinya tersiksa, dengan teknik ini wanita akan mampu orgasme berkali-kali. Pengalamanku dengan istriku, hanya foreplay dengan sentuhan dan kuluman bibirku di bibirnya di variasi di puting, di telinga dan terakhir di bibir vagina sampai masuk kena klitorisnya, dia bisa orgasme 2-3 kali. Baru setelah itu, aku tembakkan senjataku yang teramat tegang dengan kocokan lembutnya dengan berbagai variasi selama sekitar 10-15 menit, akan membuat minimal orgasme sekali dengan gelora birahi paling puncak dan biasanya aku mencapai klimaksnya dengan memuntahkan spermaku).

"Robby sayang, sentuh.. sentuh putingku Rob, kulum.. cepet kulum Rob.. aku butuh kenikmatan darimu Rob.., ayo.. jang.. jangan mainkan birahiku Rob, aku tersiksa bertahun-tahun, puaskan aku.. puaskan aku, please..!", pintanya sambil berontak dan gaun itu sudah tidak karuan lagi posisinya dan aku terkejut, bibirku digigitnya.
Aku kecup lehernya yang jenjang dan aku kasih kecupan membekas merah anggur, karena aku tahu suaminya masih lama datangnya. Di tengah gelora nafsuku, otakku masih bisa berpikir normal, peduli amat, kalau suaminya mau datang masih nampak merah, aku kerokin aja lehernya, suruh Henny bilang kalau masuk angin, khan beres ngga akan curiga suaminya.

Ciumanku mulai turun ke dadanya, aku lama bermain di sekitar itu sambil jari kananku mulai sentuh putingnya lembut sekali. Puting itu demikian tegangnya, entah berapa lama ketegangan itu terjadi. Dia menggelepar menerima sentuhan lembut pertamaku di putingnya. Aku pilin pelan-pelan dan tangan kiriku mengangkat ketiaknya. Aku angkat dia biar berdiri dengan maksud aku ingin membuka dasternya. Dia paham banget dan membantu menaikkan dasternya keatas dengan cepat dan penuh nafsu, dilemparkannya daster itu jauh sekali sambil menyerbu bibirku kembali.

Tinggallah dua bukit indah dan kenyal di hadapanku dan dibawahnya masih menempel CD merah anggurnya. Demikian buas dan binalnya Henny bila birahinya memuncak, padahal Henny yang kukenal sangat kalem dan lemah lembut. Itulah wanita, sangat berbeda bumi langit antara penampilan luarnya dengan saat di ranjang (kalau mengerti merangsangnya lho yach). Dengan bertelanjang dada dan dengan nafsunya, aku ditarik keras sampai terjatuh di sofa panjangnya. Mungkin ini sudah diharapkan oleh Henny. Tertindihlah tubuh Henny olehku, dengan perlahan tanpa mau melepaskan bibirnya dari bibirku, dia merebahkan diri sambil tangan kirinya menekan kuat aku ketubuhnya, dia ngga mau tubuh kami terpisah, terasa olehku kekenyalan bukit kembarnya.

Tanpa melewatkan kesempatan yang indah di depanku dan situasi birahi Henny yang sudah demikian meletup-letup, maka perlahan tapi pasti ciuman bibirku mulai mengarah ke payudaranya yang kanan, sementara tangan kananku masih melanjutkan memilin-milin puting kirinya. Desahan birahi dan geleparan badannya sudah tidak teratur. Tercium olehku aroma birahi wanita dari nafasnya. Jika pria kurang perhatian, pasti mereka tidak mengetahui perubahan aroma nafas seorang wanita yang birahinya memuncak. Lidahku aku mainkan menggelitik puting kirinya, sebentar aku lepas sesat kemudian aku kulum lagi. Nampak rasa kecewa Henny saat bibirku lepas dari putingnya, tapi matanya terpejam kembali sambil melenguh panjang bila bibirku menyentuh putingnya kembali. Permainan ini sengaja aku ciptakan, biar Henny merasakan ketagihan yang luar biasa, disitu biasanya orgasme wanita hampir tiba.

Tangan kananku mulai lepas dari puting kirinya, perlahan dengan lembut sekali hampir tidak menempel di kulitnya, aku rabakan tangan kananku menurun ke perut dan sekitar pusarnya. Pantatnya sedikit terangkat sambil rambutku dijambak-jambaknya, pertanda meminta sentuhan yang lebih jauh dan lebih nikmat. Dipaksanya kepalaku turun ke bawah, tapi sengaja seolah aku kurang paham, aku terus permainkan puting kanannya, lidahku berputar-putar bagaikan baling-baling helikopter, menerjang keras dan kadang lembut, sambil tangan kananku berputar-putar di antara bawah pusar dan di atas rambut kemaluannya. (Pria yang paham akan hal ini, akan mempermainkan jari-jarinya cukup 1-2 menit di daerah ini, karena daerah ini mempunyai sensitifitas yang tinggi bagi wanita, aliran darah akan memusat di sekitar daerah tersebut, hingga menimbulkan rangsangan yang puncak untuk siap menyemprotkan cairannya. Aku permainkan jariku di situ tidak lama hingga timbul reaksi yang di luar dugaanku sama sekali.

Bersambung ...




Komentar

0 Komentar untuk "Pagar makan tanaman - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald