Ternyata suamiku mandul

0 comments

Temukan kami di Facebook
Perceraian yang terjadi di antara dua pasangan suami-istri memiliki alasan bermacam-macam. Ada yang karena salah satunya ketahuan selingkuh, ketakcocokan paham dan prinsip, adanya pihak orang tua yang terlalu ikut campur urusan rumah tangga dan lainnya.

Begitu juga aku yang kini bertugas sebagai istri kedua dari seorang pengusaha. Aku terpaksa memilih cerai dengan suami pertamaku karena kami beda prinsip. Suami pertamaku, sebut saja namanya Yudi, beranggapan bahwa suami boleh memiliki lebih dari satu istri.

Karena itulah dia berkeinginan menikah lagi. Sementara aku, tak ingin dimadu.

Keinginan suami untuk menikah lagi diungkapkan langsung kepadaku. Dia berterus terang ingin menikah karena aku dianggap tidak bisa membeikan keturunan. Maklum, sudah tujuh tahun kami menikah tapi belum dikaruniai seorang anak pun.

Dia juga mengatakan, meski telah menikah lagi, dia berjanji tidak akan mengurangi perhatiannya kepadaku. Bahkan dia berkata, “Siapa tahu dengan begitu akan menjadi jalan bagi kamu untuk bisa memiliki anak.”

Kontan saja aku kaget dengan ungkapan itu. Aku langsung menolak. “Kalau kamu mau menikah lagi, silakan saja. Tapi ceraikan aku dulu,” kataku.

Suamiku semula tak ingin menceraikan aku. “Aku tak mau menceraikan kamu. Bagaimana pun, kamu adalah cinta pertamaku. Aku masih mencintaimu. Tapi, aku juga ingin memiliki keturunan,” begitu katanya.

Namun, ungkapan cintanya tak bisa membuatku menerima alasannya untuk menikah lagi. “Kalau kamu benar-benar mencintaiku, tentu saja kamu tidak akan menikah lagi walaupun kita tidak dikaruniai anak. Kalau memang kamu menikah lagi, berarti kamu tidak mencitaiku.

Kamu menikahiku hanya karena ingin punya keturunan saja,” kataku saat itu.

Dia terdiam. Sejak saat itulah rumah tangga kami goyah. Percekcokan sering terjadi. Hingga akhirnya, dia berkeinginan menceraikan aku.

Singkat Cerita, kami pun cerai. Saat sudah menjadi janda, aku baru tersadar, mengapa kami tidak berobat ke dokter untuk mengetahui siapa sebenarnya yang mandul, aku atau suamiku? Tapi semuanya sudah terjadi.

Kabarnya, mantan suamiku itu menikah lagi dengan seorang gadis muda. Aku pun begitu, menikah lagi dengan seorang duda beranak satu. Namanya Herman (nama samaran).

Setahun menikah dengan Herman, aku ternyata hamil. Sementara istri dari Yudi tak juga hamil. Dari situlah aku berkesimpulan, ternyata yang mandul bukanlah aku, tapi justru suamiku sendiri.

Pernah suatu saat Yudi terkejut melihatku tengah mengandung. Dia terlihat begitu malu. Namun aku mencoba memberikan harapan kepadanya dengan cara agar dia berobat ke dokter.

Ya, meski kami telah cerai, tapi hubungan kami tetap baik. Yudi pun telah menganggapku sebagai adik. Kini, aku belum tahu apakah Yudi telah memeriksakan diri ke dokter atau belum. Aku bersyukur kepada Tuhan karena ternyata bukan aku yang mandul, Itu saja!

Tamat




Komentar

0 Komentar untuk "Ternyata suamiku mandul"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald