Budak pemuasku - 3

0 comments

Temukan kami di Facebook
Tangannya satu persatu dengan lembut membuka kancing blouse saya. Kelihatannya dia sangat menyukai badan saya yang mulus dan wangi, terlihat penisnya mulai berdiri dan menganguk angguk kesenangan. Setelah saya telanjang bulat dan semua pakaian saya tergantung dengan rapi di lemari, saya menyuruh dia untuk nungging di atas ranjang dengan kaki terbuka dan tangan ke belakang. Kemudian saya kenakan lagi borgol besi ke tangannya di belakang punggungnya, lalu saya sendiri tiduran setengah duduk di sampingnya sambil memegang megang badannya yang dalam posisi pasrah itu. Penisnya saya tarik tarik, betot betot dan kocok kocok, seakan seperti memerah sapi.

"Eh budak, saya mau lidah kamu jilatin seluruh badan saya, mulai dari pundak sampai ke ujung kaki saya. Jangan sampai ada se centi pun yang ketinggalan pokoknya semuanya saya minta di jilat sampai kering, oh yah ampir lupa nih saya pakeiin rantai kamu dulu". Saya pasang rantai anjing di lehernya.
"Ayo mulai jilat jilat kaya anjing, kalo rantai ini saya tarik sekali berarti kamu pindah jilatin ke tempat lain, tapi kalo saya diem aja berarti kamu terus jilatin tempat yang lagi kamu jilatin..,.. Ngerti..?".
"Ngerti Bu.." jawabnya.

Nikmat sekali rasanya dijilati oleh budak saya yang satu ini, sekujur badan saya dijilati dengan telaten, kalo saya udah bosen di jilatin di satu tempat saya hentakan rantainya, baru dia pindah ke tempat lain. Yang membuat saya horny juga meliha dia kesusahan waktu menjilati saya karena tangannya terikat ke belakang, jadi terkadang kepalanya nempel di badan saya karena pegal di otot perutnya menahan bebannya sendiri, biasanya kalo dia kecapeaan saya pukul pantatnya pake penggaris kayu yang ada di samping saya.

Dengan senak enaknya saya mengulet ngulet di atas tempat tidur sementara budak saya terus berusaha menjilati badan saya, sekali kali saya menaikan kaki saya ke atas badannya dan membuat dia semakin menderita karena berat yang di timbulkan.

Pada saat dia menjilati telapak kaki, jari jari di telapak kaki saya yang satunya aktif membelai belai mukanya dan juga menjambak jambak rambutnya. Sensasi di jari kaki saya waktu di jilati dan di hisap satu persatu sungguh luar biasa dengan rajin budak saya mengulum dan menjilati jari kaki saya sampai saya hentakan rantai baru dia pindah ke jari yang berikutnya.

Saya menikmati service budak saya ini sambil menikmati rokok dan menonton TV, kalau saya haus saya suruh dia berhenti dan mengambil minuman kaleng di mini bar (tentunya dengan tangan masih terikat) sehingga dia kesusahan mengambil minuman untuk saya, dengan geli saya tersenyum melihat kesulitan yang dia hadapi. Rasanya enak sekali selama hampir 2 jam saya seperti ratu di manja dan di buat geli oleh lidahnya yang nikmat.

Setelah puas di manja oleh lidahnya, sekujur badan saya menjadi sangat sensitif dan ditambah oleh rasa puas saya, saya ingin sekali climax. Lalu saya bentangkan kaki saya dan membuka lebar anus saya dengan mengunakan kedua tangan saya, kemudian saya menyuruh budak saya untuk menjilati dan memasukan lidahnya ke dalam anus saya, ohh rasanya nikmat luar biasa, lidahnya berputar putar di dalam anus saya dan sekelilingnya.

Setelah itu saya menghentakan rantai anjingnya, bertanda saya ingin dia pindah tempat, sepertinya dia sudah mengerti kalau clitoris saya sudah mengeras dan ingin dijilati. Saya buka bibir vagina saya dan saya benamkan kepala budak saya ke situ dengan posisi lidahnya tepat di clitoris saya.

Tidak lama kemudian saya mencapai climax, rambutnya saya jambak dengan keras selama beberapa menit sementara saya masih menikmati kegelian yang masih ada, lalu saya tendang dia ke lantai dan saya suruh dia menghisap hisap jempol kaki saya sementara saya mengatur napas dan menikmati sisa sisa climax saya itu.

Tanpa terasa selama kurang lebih 20 menit saya terlelap tidur nikmat, dan terbangun oleh rasa ingin kencing dan kuluman lidah budak saya yang masih dengan setia menghisapi jempol kaki saya. Lalu saya duduk dan membuka ikatan borgol di tangan budak saya itu.

"Kamu pintar sekali muasin saya.. Pasti kamu sekarang haus yah..?"
"Terima kasih Bu..,. Iya Bu.. Saya haus"
"OK.. Kalo gitu ayo ikut saya, kamu saya kasih hadiah.."

Saya tuntun dia ke kamar mandi dan menyuruh dia rebahan telentang di dalam bath tub.

"Buka mulut kamu yang lebar, yah.. Sayang!"

Kemudian saya jongkok di atas mukanya dan mulai mengencingi mukanya sambil mengarahkan arus air kencing saya ke mulutnya.

"Ayo.. Di minum semuanya.. Buka mulutnya yang lebih lebar lagi yahh.. Ayoh dongakin kepalanya biar enggak tumpah tumpah.. Sayang.."

Dengan patuh budakku meminum air kencing saya dengan lahap, terlihat jankunnya bergerak naik turun meneguk air kencingku yang masuk ke mulutnya yang terbuka dengan lebar.

Setelah selesai saya menyuruh dia untuk membersihkan vagina saya dengan mulutnya, karena air kencingku tercecer ke mana mana saya berdiri dan menyalakan pancuran shower sementara budak saya masih tiduran di dalam bath tub, saya membersihkan badan saya di pancuran shower yang terletak di atas bathtub sambil satu kaki saya, saya letakan di atas muka slaveku yang masih tiduran di bawah. Setelah selesai saya keluar dari bath tub dan mengeringkan badan dan kaki saya dengan handuk kemudian saya taruh handuk itu di lantai dan saya menyuruh budak saya untuk bersih bersih dan mengeringkan badannya dengan handuk tersebut.

"Ayo bersih bersih.. Jangan lupa pakai sabun yah, biar enggak bau.. Saya tunggu kamu di kamar.. Kalau lama dan enggak bersih nanti kamu saya hukum loh.." ujarku dengan manja.

Selang beberapa menit budak saya selesai bersih bersih, sementara saya duduk di atas kursi di belakang sebuah meja belajar.

Diatas meja saya persiapkan sebuah lilin yang sudah saya nyalakan, gelas kosong, sepasang sarung tangan karet dan KY Jelly.

"Ayo merangkak ke sini sayang.. Saya belum selesai sama kamu.."

Dengan patuh dia merangkak menuju ke arah saya. Sesampainya dia di samping saya, rambut kepalanya saya elus elus, dan sesekali jari tangan saya memainkan bibirnya yang kemudian dia jilati seperti seekor anjing yang patuh.

Saya menyuruh dia untuk naik ke atas meja belajar di depan saya dengan posisi nungging dan kaki terbuka sehingga lubang anus dan penisnya terlihat jelas.

Sambil duduk di belakang meja saya memakai sarung tangan karet dan melumasi KY Jelly dipermukaan sarung tangan. Saya juga memberikan Jelly itu ke sekitar selangkangan, penis dan terutama didalam lubang anusnya. Dengan perlahan saya memasukan jari tengah saya ke dalam anusnya dia yang sudah terlumuri dengan banyak KY jelly, sementara tangan saya yang satu lagi meremas remas dan mengurut urut dengan lembut alat kelaminnya yang sudah licin oleh KY jelly.

Remasan dan urutan saya itu membuat penisnya menjadi sangat keras dan tegang, bila ini terjadi saya menyodok nyodok lubang anusnya dengan kasar sehingga dia menjadi kesakitan dan lemas lagi. Setelah lemas saya urut urut lagi dengan lembut sampai tegang kembali dan seterusnya sampai berulang ulang kali.

Dia sangat menyukai perlakuan ini, hanya mungkin sedikit frustasi karena saya terus goda goda hingga tidak mencapai climax. Penisnya dan area antara lubang anus dan kantung biji saya urut urut dan penisnya saya kocok kocok lembut dengan irama yang perlahan dan menggoda. Sampai suatu saat hampir dia ejakulasi namun saya tekan pangkal penisnya dan saya tetesi dengan lilin panas di sekujur punggung dan lubang pantatnya yang sensitif.

Dia menjerit kesakitan dan minta ampun pada saat saya tetesi lilin, setelah itu mengerang ngerang keenakan bila saya stimulasi alat kelaminnya. Setelah saya pikir dia sudah cukup menderita akhirnya saya urut penisnya dengan tempo yang lambat dan mantap dan makin lama makin cepat, sambil berkata..

"Kamu enggak boleh keluar dulu yah.. Awas loh.. Kalo kamu mau keluar kamu harus minta ijin dulu sama ibu."
"Ibuu saya minta ijin mau keluar.. Ampunn udah enggak tahan lagi..", rintihnya tak lama kemudian.
"Ok.. Ayo keluarin budakku sayang" jawab saya seraya mengambil gelas kosong yang ada di atas meja.

Saya mengarahkan muka gelas itu ke lubang penis di tempat spermanya akan keluar. Selang beberapa detik penisnya menggelembung dan memuntahkan cairan sperma yang sangat banyak. Saya terus mengenggam dan mengurut ngurut penisnya sampai tetes sperma terakhir tertampung di dalam gelas. Terlihat kepuasan di muka slave saya dan sekujur badannya gemetar keenakan, kepalanya lunglai dengan dahi bersender di atas meja.

Lalu saya mengambil sebuah sendok kecil yang biasanya di sediakan di tempat pembuatan kopi/teh di dalam kamar. Lalu saya mengaduk ngaduk gelas yang berisi spermanya itu dan menyuapinya sendok demi sendok sampai habis bersih.

"Enak sayang..?" tanyaku.
"Iya Bu.. Enak sekalii.. Terima kasih Ibu.."
"Pinterr deh slave saya.. Ayo dijilatin sendoknya sampai bersih..!"

*****

Demikianlah para pembaca, sebagian dari cerita permainan saya dengan slave saya Anwar. Permainan ini selalu kami lakukan kira kira 1 minggu sekali tentunya dengan variasi yang berbeda beda. Setelah permainan selesai kami kembali ke dunia nyata kami masing masing.

Biasanya setelah permainan usai sekitar jam 7 malam kami ngobrol ngobrol sambil makan dari orderan room service, kami tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi dan bahan pembicaraan kami bisa membahas apa saja seperti teman lama karib yang sudah lama tidak bertemu.

Kami mempunyai komitmen perjanjian untuk tidak saling jatuh cinta karena dia sudah mempunyai keluarga dan saya juga tidak mau mencari masalah, yang penting fantasi saya ini dapat tersalurkan tanpa komplikasi komplikasi yang mungkin dapat terjadi.

Bahkan sebagai bukti penyerahan dirinya kepada saya dan juga sebagai bukti dari kami bahwa kami tidak akan saling jatuh cinta, kami merencanakan untuk meminjamkan badan budak saya kepada wanita lain yang mungkin berminat untuk memakai dia sebagai budaknya untuk sementara.

Apakah di antara pembaca ada yang berminat?

Tamat




Komentar

0 Komentar untuk "Budak pemuasku - 3"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald