Budak pemuasku - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Setelah semua formalitas tersebut dibicarakan dan di sepakati, akhirnya tibalah saatnya untuk saya menikmati budak sex baru yang saya recruit. Kami berjanji untuk bertemu di sebuah hotel di Jakarta di waktu jam kerja, setelah makan siang sampai sore hari. Saya menuliskan instruksi instruksi untuk persiapan apa saja yang harus disediakan pada saat pertemuan tersebut melalui SMS dan email.

Saya menginstruksikan dia untuk menyediakan sebuah rantai anjing yang mengunakan kulit pada pegangan penuntunya, jepitan baju, lilin putih yang besar, sebatang pengaris kayu, dasi dasi tua yang banyak, borgol besi 1 pasang, sarung tangan latex dan KY Jelly. Pada saat saya menulis itu, jantung saya berdebar debar dan muka saya terasa panas karena sudah membayangkan hal apa saja yang akan saya lakukan ke dia. Imajinasi saya berlari ke mana mana dan gambaran gambaran akan siksaan siksaan yang akan saya lakukan membuat saya menjadi sangat horny.

Pada hari yang sudah di sepakati, pagi pagi hari sekali saya menelpon kantor untuk meminta ijin untuk tidak masuk hari itu, dan saya sudah sengaja untuk mengalihkan semua appointment yang ada di hari itu untuk direschedule ke esokan harinya. Asisten pribadi saya juga sudah saya beritahu bahwa hari ini saya ada keperluan mendesak yang harus diselesaikan di luar kantor, sehingga semua urusan yang ada saya delegasikan ke asisten saya.

4 jam sebelum waktu yang di sepakati saya menulis SMS ke Anwar untuk detail persiapan yang harus dia lakukan, sehingga pada waktu saya datang di kamar hotel yang sudah di siapkan olehnya dia sudah siap untuk melayani saya. Saya meminta dia untuk mandi yang bersih (kalau perlu luluran), dan berdiri menunggu saya di depan pintu dalam kamar hotel dalam keadaan telanjang bulat dan mengenakan rantai anjing di lehernya dengan mata yang di tutup erat oleh sebuah dasi berwarna hitam. Saya juga meminta rantai anjing tersebut dililitkan di sekeliling lehernya dan dengan kulit penuntunnya digigit di mulutnya.

Kurang lebih jam 12 siang saya mendapat SMS dari Anwar yang berbunyi, "Saya sudah siap dan sedang menunggu di kamar 1811 untuk digunakan oleh kamu" melihat kata kata di SMS itu darah saya terkesiap dan bulu di tengkuk saya merinding membayangkan kenikmatan yang akan saya peroleh.

Saya bergegas mengenakan sepasang pakaian dalam lace saya yang berwarna hitam dan di baluti oleh sebuah blouse putih yang tipis serta satu stel blaser dan rok berwarna abu abu tua, saya juga sengaja menyemprotkan winyak wangi sekujur tubuh saya sehingga menjadi sangat semerbak wangi menggoda bila saya berjalan. Setelah berdandan saya dengan tergesa gesa mengambil kunci mobil saya dan mulai menyetir ke arah hotel tempat kita berjanji yang di tempuh kurang lebih hanya 15 menit.


The Game is Beginning

Tibalah saya di depan pintu kamar hotel, saya memencet bel yang berada di depan pintu kamar. Seketika pintu di buka, ini menandakan budak saya sudah dengan tepat mengikuti instruksi dari saya. Segera saya masuk dan menutup pintu dan mengunci rantai pintu dalam. Saya melihat di depan saya seorang pria budak pemuas saya sedang berdiri tegap dengan posisi tangan silang ke belakang punggung dan kaki sedikit terbuka lebar, kelihatannya dia sangat menghayati perannya sebagai budak saya, terlihat penisnya sudah setengah ereksi mungkin karena sangat berantisipasi menunggu kedatangan saya, saya tersenyum melihat pemandangan di depan saya, selama kurang lebih 2 menit saya mempelajari badan yang akan diberikan kepada saya dalam 4-5 jam ke depan.

Para pembaca, saya sengaja menginstruksikan Anwar untuk mengenakan penutup mata, sehingga dia tidak dapat melihat ekspresi muka saya yang mungkin sedikit grogi atau tersenyum geli melihat dia yang sedang menggunakan rantai anjing dan mengigit kulit penuntun rantai anjing yang berwarna merah itu. Saya tidak mau wibawa saya hilang karenanya, jadi lebih baik matanya tertutup, dan saya pikir harusnya untuk dia sensasinya lebih besar juga bila dia pasrah dan tidak bisa melihat siapa yang datang dan mengunakan badannya.

Pelan Pelan saya ambil kulit penuntun rantai anjing yang di gigit di mulutnya dan melepaskan beberapa lilitan rantai besi yang berada di lehernya, kemudian saya menuntun dia ke tengah ruangan kamar di depan tempat tidur. Dengan posisinya berdiri yang sama dan dengan kepalanya menunduk. Saya berjalan perlahan mengelilingi dia sambil memeriksa dan menginspeksi badannya yang putih kecoklatan dan bersih itu.

Sekali kali saya membelai belai badannya untuk merasakan apakah dia sudah luluran dan mandi dengan bersih. Dengan lembut dan perlahan saya juga meremas remas penis dan kantung dimana dua buah bolanya berada untuk merasakan kejantanannya, dan menciumi dadanya dengan lembut untuk merasakan bau aroma badannya yang sebentar lagi akan saya pakai dengan seenak enaknya.

Anwar budak saya itu pasrah dan diam saja, saya bisa merasakan bahwa dia sangat excited sekali dengan perlakuan saya itu, sekali kali dia melenguh keenakan pada saat saya menyentuh bagian bagian sensitif di badannya. Setelah kurang lebih 10 menit saya melakukan inspeksi badannya dan puas dengan hasil inspeksi saya duduk di depannya di pinggiran ranjang.

Saya berkata, "Sekarang kamu berlutut..!". Dengan patuh dia menjatuhkan lututnya untuk berlutut di atas karpet, dengan mata masih tertutup dan kepala yang menunduk.

Kemudian dengan lembut dan tegas saya berkata di depan mukanya..

"Mulai detik ini, kamu adalah budak saya, badan dan jiwa kamu menjadi milik saya sampai sesi ini selesai, kamu enggak berhak lagi atas badan kamu, penis kamu, lidah kamu, muka kamu, tangan kamu, kaki kamu semuanya gunanya untuk memuaskan saya, kamu ngerti..?"
"Saya mengerti, silakan Ibu memakai badan saya untuk kesenangan dan kepuasan Ibu dengan seenak enaknya dan seegois egoisnya tanpa memikirkan saya sama sekali, semoga saya dapat memberikan kenikmatan buat Ibu, bila tidak silakan saya di hukum dan di siksa..", jawabnya dengan gemetar.
"Oke.. Bagus.." jawab saya.
"Mulut kamu juga tidak boleh bicara tanpa ijin, kecuali bila saya beri pertanyaan, kalau enggak badan kamu nanti saya siksa", lanjutku. Dia menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

Saya beranjak berdiri sambil melepas blazer untuk menjadi lebih nyaman. Saya mengacuhkan keadaan slave saya yang masih berlutut telanjang di kamar hotel, seakan akan dia hanyalah sebuah benda yang bernafas dan berfungsi untuk saya nikmati bila saya inginkan. Saya berjalan jalan di kamar, melihat lihat pemandangan di jendela kamar hotel, menyalakan TV dan memilih milih channel yang bagus sambil tidur-tiduran. Kemudian perhatian saya tertumpu kepada sebuah tas gym yang berwarna hitam yang terongok di sudut kamar.

Satu persatu saya keluarkan barang barang yang ada di dalam tas itu dan saya susun di atas ranjang. Salah satu benda yang ada adalah sebuah borgol besi, saya ambil dan saya kenakan borgol itu ke dua tangannya dibelakang punggung budakku yang sedang berlutut. Sambil mengenakan borgol, saya berkata,

"Saya suka melihat melihat budak kesayangan saya menderita kesakitan dan enggak berdaya, jadi sekarang kamu akan saya siksa walaupun kamu enggak ngelakuin kesalahan apa apa, tapi penderitaan kamu bikin saya jadi terangsang, kamu senang kan di gituiin..?".
"Silakan Bu, saya senang sekali"

Saya ambil beberapa penjepit pakaian, kemudian saya cubit puting dadanya dan saya jepit masing masing satu penjepit di setiap puting. Belum puas melihat ringgisan di mukanya saya ambil lagi beberapa jepitan dan saya jepitkan di kantung dimana tempat dua biji penisnya berada, reaksinya sungguh luar biasa, setiap saya menjepitkan satu jepitan, dia melenguh kesakitan dan bergerak gerak kakinya, sehingga ada beberapa jepitan yang jatuh dan berbunyi, "Snnapp..".

Saya jambak rambut dia dan saya bilang, "Jangan gerak gerak! Atau nanti penis kamu saya jepit juga..".

Dengan patuh dia berusaha untuk diam dan menahan sakit. Terlihat dia mulai mengigit bibir bawahnya dan badannya gemetar menahan sakit, peluh mulai membasahi badannya yang sexy.

Saya duduk di depannya tersenyum menikmati hasil kreasi yang saya ciptakan, terlihat jepitan baju yang berwarna warni memenuhi areal sekitar penisnya dan sepasang jepitan di nipplenya. Kemudian saya memerintahkan dia untuk melakukan jongkok berdiri selama 20 kali dengan badan yang tegap lurus, dan saya suruh dia menghitung jumlah jongkok berdiri itu dengan keras.

"Satu.. Dua.. Tiga.." dan seterusnya.

Nafasnya mulai terengah engah dan keringat mulai membanjiri badannya sehingga menimbulkan efek mengkilat pada otot otot dibadannya yang sexy itu. Sesekali karena gerakan jongkok berdiri itu beberapa jepitan lepas, dan setiap jepitan lepas budak saya menggumam menahan rasa sakit. Oh rasanya nikmat sekali melihatnya seperti itu, dan saya mulai horny dan basah karenanya. Setelah selesai saya suruh dia berdiri, dan saya berjalan mengitarinya sambil membelai belai badannya yang basah oleh keringat, sesekali saya menyuruh dia untuk menjilati jari jari saya yang basah karena memegang megang keringat di badannya.

Saya mengambil handuk kecil di kamar mandi, dan melepaskan borgol dan ikatan matanya, kemudian saya memberikan handuk itu sambil berkata,

"Bersihin keringet di badan kamu.. Sekarang kamu harus puasin saya yah.. Ayo kalo udah selesai keringin keringet kamu, buka baju saya satu persatu dan gantung baju saya yang rapi jangan sampai ada yang lecek."

Dengan patuh dia mulai melap badannya yang berkeringat, kemudian dengan kepala menunduk dia menghampiri saya.

"Ayo sekarang buka bajuku.."
"Baik Bu.., maaf, permisi Bu.."

Bersambung . . . . ..




Komentar

0 Komentar untuk "Budak pemuasku - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald