Pengalaman pertama Anita - 3

0 comments

Temukan kami di Facebook
Anto pun semakin tak kuat menahan sesuatu yang ingin segera meledak dari dalam kontolnya tetapi ia belum ingin mengakhiri permainan itu Anita terus meracau tak jelas, menjepit kontol Anto dengan sekuat tenaga. Di paksanya agar tak segera mencapai orgasme, sampai akhirnya ia tak kuat lagi menahan sesuatu untuk segera meledak dari dalam liang kewanitaannya. Anita pun berteriak..

"Thhoo.. Akhuu uudhhaahh mauhh nihh.. Ahh.. Ahh.. Ahh.. Terusshh sayang.. Ggghhaahh.." teriak Anita gila-gilaan sambil menciumi leher Mbak Yuyun dan menyedot kuat-kuat puting Mbak Yuyun. Melihat temannya yang makin menggila, Mbak Yuyun segera mengambil inisiatif untuk mambalas ciuman Anita pada wajah, bibir, leher dan payudara serta puting Anita agar temannya itu segera memperoleh kepuasan tiada tara.

"Aaahh mhbbaakk.. Akkuu ghahhkk kkuuatthh.. Laghiihh.." racau Anita.

Melihat hal itu, Anto makin mempergencar goyangannya sambil mengimbangi goyangan Anita. Diremasnya bokong Anita sambil ia terus menjilati vagina Mbak Yuyun. Terus mengayun, berharap agar ia pun mendapatkan orgasmenya bersama-sama dengan Anita.

"MbBHaakk.. Akkuu jjuuggaa maauhh keluarr nihh, ghimanahh dhonghh?" tanya Anto.
"Ooohh yahh terushh sayang.. Kita keluarkhhann barenghh.. Keluarr khhaann sajjaa dii dallamm memekk kkuuhh.., chepatthh thhoo!! Hhhaammillii ahkkuuhh ssayyangnghh.. Aaahh" racau Anita mempersetankan semuanya sambil tiba-tiba mengejang, menggila dan tak lama kemudian..

Chhrrotss..

Keluarlah lendir kenikmatan dari vagina Anita yang semakin memperlicin keluar masuknya kontol Anto di dalamnya, ia langsung menekan lebih dalam, agar kontol anto makin mentok masuk ke dalam memeknya. Begitu pun anto, merasakan sesuatu yang panas keluar dari dalam vagina Anita, ia menikmati sensasi itu, sampai akhirnya..

Chhrroott..

Sampailah ia pada orgasmenya. Lima kali kontolnya mengeluarkan lahar panas yang kental ke dalam vagina Anita, sampai-sampai cairan-cairan itu membeludak keluar dari vagina Anita. Anto dan Anita pun terkulai lemas. Dengan tetap berada pada posisi mereka masing-masing. Anita begitu menikmati sensasi saat Anto mengeluarkan maninya di dalam memeknya. Begitu panasnya. Ia pun merasakan denyut dari kontol anto dan memeknya yang saling menekan. Dan tiba-tiba untuk kedua kalinya Anita merasa memeknya kembali mengejang dan berdenyut keras lagi.

"Ggghhaahh.."teriak Anita

Crotthh..

Rupanya untuk kedua kalinya, keluarlah lendir kenikmatan dari dalam vagina Anita. Ia mendapatkan multy orgasme, hal yang balum pernah ia rasakan saat ia bercinta dengan kedua suaminya. Dan ia amat menikmati hal ini sampai-sampai tubuhnya yang masih menyatu raga bagian bawahnya itu, melenting, matanya terbelalak hingga bola matanya nyaris berputar. Anto pun menikmati sensasi ini, ia menyadari rupanya Anita termasuk wanita yang nafsunya besar sekali.

"Wahh An, aku jadi ngiri nih.." ujar Yuyun sambil bangun dari posisinya menjongkoki wajah Anto.

Kemudian ia bergegas menciumi kontol Anto dan vagina Anita yang masih saling menyatu itu. Dijilatinya lendir yang menggenang itu, direguknya, dikumur-kumurkannya, lalu ia bangun, menahan leher Anita yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya, lalu Yuyun pun mencium Anita sambil meludahkan lendir yang dikulumnya.

Glekkhh.. Lendir yang disuapkan oleh Yuyun itu langsung ditelan habis oleh Anita, dengan sebagian yang masih meleleh mengalir keluar dari bibirnya. Pemandangan itu membuat Anto kembali dilecut nafsu. Ia pun bangun, kemudian menciumi bibir Anita, meminta bagian dari lendir kenikmatan yang telah meraka ciptakan itu. Kemudian dengan berhati-hati ia pun mencabut kontolnya yang sedari tadi masih dibiarkan menancap dalam vagina Anita sambil diikuti erangan halus dari mulut Anita.

"Ahh Thoo.."

Rupanya kontol Anto masih tegak menantang ingin dipuaskan lebih jauh. Anto pun berdiri sambil menarik tubuh Yuyun, Mereka pun berhadapan kemudian Anto mengangkat tubuh Yuyun yang memang lebih kecil darinya. Ditahannya kaki Yuyun dengan tangannya sampai mengangkang begitu lebarnya. Kemudian.. Bless..

"ahh.. Hhheebbatthh kkammuhh sayanghh.."

Melesaklah kontol Anto ke dalam vagina Yuyun, diikuti erangan manis dari mulut yuyun.

"Terusshh Shhayaanghh.." Anto langsung mengayunkan tubuh Yuyun yang mungil itu sampai wanita itu berteriak-teriak dan memukuli punggung Anto. Begitu bahagianya wanita itu karena mendapatkan apa yang sedari tadi ia dambakan. Decak-decak becek yang dihasilkan dari vagina Yuyun dan kontol Anto yang terus saling merenggut itu kembali memenuhi seluruh ruangan kerja Anita.

Sementara itu Anita masih menikmati sisa-sisa orgasmenya tadi, dan hanya tidur mengangkang, tak henti-hentinya memainkan 4 jari tangan kanannya keluar masuk memeknya, sambil menonton kedua temannya itu bercumbu. Yuyun makin meracau tak jelas, begitu pun Anto. Ia terus menunjukkan kejantanannya pada wanita itu. teriakan Yuyun pun tak kalah dengan teriakan Anita tadi, ia juga mempersetankan segalanya.

"Terushh thoo.. Hhhaammiillii akkuuhh sayanghh.. Ohh yahh," teriak Yuyun sambil terus mendekap tubuh anto yang tengah sibuk mengayun-ayunkan tubuh mungilnya itu. Sesekali mereka saling memagut, melumat satu sama lain bibir pasangannya.

Setelah melakukan posisi itu beberapa menit, Anto menggeser posisinya dengan tak melepas tubuh Yuyun yang masih menyatu dengannya. Ia mengarah ke meja kerja Anita. Disana ia menidurkan Yuyun diatas meja, kemudian tanpa melepaskan kontolnya, ia mengatur kaki Yuyun dengan menyilangkannya. Dengan posisi ini tentunya jepitan yang dihasilkan oleh vagina Yuyun makin menjepit. Sehingga membuat Yuyun makin merasa terbang keawang-awang, oleh ayunan Anto.

Crott, crott, croott.. Blesshh..

Ayunan demi ayunan di lakukan oleh Anto sambil meremas-remas payudara Yuyun yang juga ikut terayun-ayun itu. Begitu pun Yuyun, sambil terlentang diatas meja ia meremasi sendiri payudaranya, memilin-milin putingnya sendiri. Sambil terus meracau tak tentu.

Setelah puas dengan posisi itu, Yuyun memutar tubuhnya menghadap tengkurap diatas meja dengan kaki kiri menjejak di lantai dan kaki kananya naik di atas meja. Gaya ini disukai Anto karena seperti gaya doggie style, ia dapat mengerjai vagina Yuyun dengan kontolnya dan menusuk-nusuk lubang anus Yuyun dengan jarinya. Dan hal ini makin membuat Yuyun tak sadarkan diri dan menggila.

"Auffhh.. Auffhh.. Oohh.. Terusshh Thoo, puasskkaann dirimuhh.. Thoo!" teriak Yuyun.
"Ah, Mbak suka gaya ini?? ahh shh.." balas Anto.
"Ahh ssebbenntarr laggihh Thoo!" racau Yuyun yang kelihatannya tak lama lagi akan mendapatkan orgasmenya.
"Akuhh jugahh mBHakkhh.." timpal Anto.

Mendengar kedua temannya akan segera meledak, Anita bangkit dari posisinya, kemudian mengarah ke arah pantat Anto. Lalu diciuminya lubang anus Anto, dimainkannya lidahnya keluar masuk lubang pembuangan itu. Kemudian ia berpindah ke sebelah Yuyun, dan mengambil posisi duduk mengangkang diatas mejanya dengan wajah yuyun tepat menghadap di depan vagina Anita, lalu dijambaknya rambut Yuyun agar mulutnya segera beraksi menjilati memeknya.

Blesshh.. Melesaklah wajah Yuyun diantara selangkangan Anita. Dengan berpegangan pada pinggiran meja, Anita menikmati kenakalan bibir Yuyun yang sibuk menjilati memeknya.

"Aaahh.. Aaahh.. MBHakkhh.." teriak Anita.
"Kau sukkaahh iinniihh haahh??" tanya Yuyun pada Anita.
"Iyyaahh mBHakkhh.. Terusshh mbakhh.." Pinta Anita.

Melihat hal itu, Anto makin tak kuat menahan ledakan ronde keduanya, di percepat goyangannya pada vagina Yuyun, sehingga Yuyun menyadari bahwa Anto sudah akan mencapai puncaknya. Sambil menjilati vagina Anita, dan berpegangan pada pinggiran meja, ia mempercepat goyangannya sambil memperkuat jepitan memeknya.

"Aahh yahh terushh Thoo.. Keluarr khann di dalamm aja sayaangg..!" teriak Yuyun.
"Iyaah mbaak.. Sbentarr lagihh, ahh"

Crott, crott meledaklah air mani putih kental dari dalam kontol Anto. Menyembur panasnya. Muncrat terus sampai 4 kali banyaknya.

Merasakan sensasi luar biasa memenuhi relung-relung memeknya, Yuyun pun tak kuasa menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya, dan ia pun menekankan selangkangannya pada kontol Anto yang langsung disambut dengan kontol Anto yang juga menghujamkan dalam-dalam ke dalam vagina Yuyun, sampai kemudian..

Bless crrott croott..

5 kali lendir kenikmatan menyembur dari dalam vagina Yuyun diikuti teriakan liar Yuyun sambil menghujamkan dalam-dalam wajahnya di antara selangkangan Anita.

Blesshh..

"Aaahh.. Ahh.. Ahh.. Ghhiila kauu Thoo!!" teriak Yuyun menggila tanpa melepaskan memeknya dari kontol Anto.

Begitu juga Anita, melihat Yuyun menggila seperti itu, ia langsung memanfaatkannya dengan menekankan wajah Yuyun lebih melesak ke dalam selangkangan Anita.

"Ooohh.. Ssshh" lirih Anita.

Setelah puas, Anto mencabut kontolnya dari dalam vagina Yuyun, dan langsung menjambak rambut kedua wanita itu dengan kedua tangannya, kemudian didekatkannya kedua wajah itu agar saling berciuman dan saling menjilati wajah masing-masing yang dilumuri lendir kenikmatan. Kemudian ditariknya wajah Anita dan Yuyun mendekatinya dan diciuminya keduanya bergantian. Sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya.

"Makasih ya sayang.. Kau benar-benar hebat!" ujar Anita pada Anto.
"Mbak juga!" balas anto sambil kemudian langsung melumat dalam-dalam bibir Anita.

Melihat temannya puas, Yuyun tersenyum lega lalu berkata pada Anita, "Kamu kapan-kapan bisa call Anto kok kalau ingin! Pokoke aku sudah ngenalin ha.. ha.. ha.."
"Waah, aku benar-benar puas Mbak.. Aku bakal rajin lembur nih! Or ngelemburkan diri! Ha.." balas Anita sambil mengerlingkan matanya.
"Satu hal lagi sayang, mulai sekarang jangan panggil aku Mbak, panggil aja namaku or sayang, ok?" pinta Yuyun sambil mengecup lembut bibir Anita.
"Ok Sayang.. Anyhing for you!" jawab Anita sambil membalas bibir Yuyun dengan lumatan lembut.
"Mbak, aku pulang dulu ya, soalnya sudah janjian mau ketempat cewekku," sambung Anto.
"Wah, kamu masih kurang To?" goda Anita.
"Apa jangan-jangan Mbak Anita yang masih kurang nih? Aku masih kuat begitu kok, mau berapa ronde lagi sih?" tantang Anto.
"Wah.. Benernya aku masih ingin banget tapi, kayaknya sudah malem banget deh, ntar Mas-ku curiga," ujar Anita sambil melirik ke arah jam dinding.

"Ah, tapi persetan lah!" Rupanya Anita masih sedikit ingin dipuaskan lagi. Ia langsung mengambil posisi nungging, sambil meminta Anto untuk melakukan sex anal kepadanya.
"Mmmhh, kamu mau khan, sex anal To? Aku belum pernah nih! Suamiku nggak pernah mau" pinta Anita.
"Ya ampun, kamu belum puas ya An?" tanya Yuyun, yang baru saja hendak mengenakan lagi celana dalamnya.
"Iya nih Mbak.." Jawab Anita.
"Ok Sayang!" jawab Anto sambil memegangi kontolnya yang masih tegak menantang, padahal baru saja mencapai orgasme. Dipeganginya pinggul Anita sambil menekan-nekankan kontolnya pada lubang anus Anita.

Kemudian.. Blleesshh..

Lubang itu memang terasa sangat seret, karena memang belum pernah dimasuki kontol.

"Naikkan sedikit pantatmu Mbak.." pinta Anto, "Aaahh.. Iiyyaahh begituhh.."

Anita mulai merem melek kembali, menikmati setiap rojokan dalam lubang anusnya itu.

"Nikkmmaathh Sayanghh.."

Melihat hal ini Yuyun kembali melepas celana dalamnya yang baru ia pakai sampai lutut, kemudian mengangkan di hadapan wajah Anita, menyodorkan memeknya yang masih tercium aroma lendir kenikmatannya. Anita langsung menciumi dan menjilati vagina itu sehingga Yuyun langsung merem melek lagi dibuatnya.

Permainan Anto di dalam anus Anto kira-kira 10 menit lamanya, dan Anita amat menikmati permainan barunya ini. Sensasi yang dirasakannya jauh dari yang dibayangkannya selama ini. Begitu nikmatnya. Bukan hanya anusnya saja yang merasakan nikmat, tetapi otot-otot di dalam memeknya kembali berdenyut-denyut nikmat.

Anto memainkan tempo yang lambat, karena kuatir pada Anita yang baru kali ini melakukan hal ini. Ia tak ingin melukai dinding anus lawan mainnya itu. Tetapi ia merasa begitru nikmat, karena dinding anus Anita masih sangat seret sehingga begitu menjepit kontolnya.

"Terusshh Thoo.. Akkuuhh mauuhh keluarr niihh.." racau Anita.

Rupanya di ronde kedua ini ia tak kuat menahan lama permainannya karena ia begitu menikmati sensasi yang dirasakannya dari hal baru ini. Tak lama kemudian Anita mulai mempercepat goyangan pinggulnya dan semakin liar bermain menjilati dan menggigiti vagina Mbak Yuyun. Sampai akhirnya..

"Aaahh.." Anita berteriak, karena otot-otot dalam memeknya berkontraksi mengejang dan melemas. Ia mendapatkan orgasme lagi. Melihat Anita makin menggila, Anto agak mempercepat tempo goyangannya, agaknya ia menjadi tak peduli lawan mainnya bisa kesakitan, tetapi yang keluar dari mulut Anita justru kebalikannya.

"Terusshh Thhoo.. Puaskhann dirimuuhh.. Siksaa akuu Sayaanghh.." teriak Anita, tak mempedulikan rasa nikmat diselangkangannya yang mulai berubah menjadi sedikit rasa pedih pada anusnya. Hingga tak lama kemudian, terasa olehnya Anto mulai sedikit mengejang dan..

Croott.. Croottss..

Dua kali lendir panas dari kontol Anto meledak di dalam raganya.

"Aaahh MBHaakk.." teriak Anto langsung terkulai lemas memeluk Anita dari belakang yang masih berada dalam posisi itu.

Anto menikmati orgasmenya sambil menciumi tengkuk, rambut dan punggung Anita yang putih mulus dan wangi itu. Tangannya memeluk ke arah dada Anita, sambil kemudian meremas-remas lembut, menikmati sensasi yang baru saja di rasakannya. Anita pun terpejam menikmati hal ini. Yuyun tersenyum puas melihat kedua temannya itu telah mencapai puncaknya. Kemudian ia bangun dan langsung memeluk kedua temannya itu, ikut merasakan kehangatan dan kenikmatan yang mereka ciptakan bertiga.

"Ya ampun, sekarang sudah jam 21:45!!" teriak Anita
"Wah aku bilang apa nih ke orang rumah?" ujarnya sambil beranjak mencomoti celana dalam, bra dan stelan blazernya yang tergeletak tak beraturan dilantai dan sofa.

Ketiganya segera sibuk mengenakan kembali pakaian mereka. Kemudian mereka pulang bersama-sama setelah saling berjanji untuk mengulangi kegilaan itu dalam waktu dekat.

Tamat




Komentar

0 Komentar untuk "Pengalaman pertama Anita - 3"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald