Not Enough - 4

0 comments

Temukan kami di Facebook
Peristiwa Ketiga, Dengan Sang Boss

3 minggu berlalu semenjak peristiwa di hotel. Dalam 3 minggu ini, Wilsen menelepon lebih dari 5 kali, membujukku untuk mengulangi kejadian itu, akan tetapi komitmen tetap komitmen, sekali untuk satu orang.

Dalam 3 minggu ini, kita bercinta biasa-biasa aja, tidak melibatkan pihak ketiga.. namun sebelum memulai, kami sering mengulangi cerita kejadian di hotel dengan Wilsen, untuk membangkitkan gairah. Rupanya pembaca, waktu di hotel, tanpa sepengetahuan saya, ketika saya tidur pulas setelah pertempuran itu, Wilsen masih sempat-sempatnya "Menghajar" Yanti dikamar mandi sekali lagi, ketika Yanti sedang mandi.. Yahh.. walau tidak dalam keadaan penis yang sempurna..:)

Ketika malamnya, Wilsen akan pulang meninggalkan kami berdua, Wilsen masih tidak rela melepaskan Yantiku yang cantik ini, dia memohon-mohon ke Yanti dan ke gue untuk dioralkan oleh Yanti.. Yah.. terpaksa mulut Yanti berlepotan oleh sperma Wilsen untuk yang terakhir kalinya.

Pengalaman kali ini, saya tidak ikut serta, karena sewaktu kejadian ini terjadi, saya kebetulan sedang tugas ke luar kota.. berikut adalah yang diceritakan Yanti kepadaku setelah aku pulang ke kota M.

Yanti bekerja diperusahaan biro perjalanan (Travel Agency) yang cukup terkenal di kota M, sudah lama memang Yanti memberitahu aku bahwa, Bos nya Pak Wono sepertinya menaruh perhatian kepadanya yang agak berlebihan, kadang-kadang memberi bonus gaji yang jumlahnya mencapai 3x lipat gajinya, namun selalu dikembalikan oleh Yanti. Yantiku ini bukan orang yang sembarangan, bukan cewe murahan, dia hanya mau bercinta dengan aku pacarnya, atau dengan orang lain, namun dengan sepengetahuanku.

Pak Wono sering dengan terus terang mengajak Yanti untuk check in di hotel, walau penyampaiannya dengan gurauan, namun Yanti tau jelas, memang itu maunya.. Soalnya hampir semua cewe di travel itu pernah di"Pakai" oleh Pak Wono, hanya Yanti yang termasuk cantik yang masih belum dapat dinikmati oleh bandot tua ini. Bandot tua ini, berperawakan tinggi besar, gemuk, perut besar, yahh tampang Boss lah. Tetapi menurut teman Yanti yang pernah bercinta dengan Pak Wono ini, penis Pak Wono termasuk besar, walau jarang bisa keras 100%, namun ukuran panjang dan diameternya tergolong besar.

Singkatnya, suatu hari, aku sedang keluar kota selama 1 minggu, Yanti tetap bekerja seperti biasanya, tiba-tiba Yanti dipanggil ke dalam kantor Pak Wono,

"Yan, laporan keuangan bulan lalu, kok nggak diserahkan sama saya.." tanya Pak Wono
"Iya Pak, belum selesai, sedang dikerjakan oleh Jenny.. ntar saya suruh dia cepat.." ucap Yanti cepat.
Yanti gugup karena saat bertanya mata Pak Wono terus bersarang ke arah dada Yanti yang memang memakai baju agak turun dada kali ini, sehingga belahannya walau sedikit, tetap kelihatan.
"Oh ya.. beberapa hari ini, saya lihat, kamu pulang sendirian, mana pacar kamu?"
"Pacar saya lagi keluar kota Pak, lusa udah balik kok.." jawab Yanti
"Wahh.. tar malam, kamu sendiri donk?ini malam minggu khan? Apa kamu mau..?"
"Nggak deh Pak, saya ada janji mah teman ntar malam!" Yanti memotong ucapan Pak Wono.

Yanti segera keluar dari kantor Pak Wono, dengan wajah yang masam.. Waktu berlalu sampai saatnya pulang kerja.
Yanti berdiri di trotoar menunggu taxi.. tiba-tiba..
"Yan, naik.. saya antar kamu pulang.. diujung jalan macet, nggak ada taxy yang lewat, mana udah mulai hujan nih" tiba-tiba Pak Wono muncul tepat didepan Yanti, mengajak Yanti ikut.
"Ngg nggak deh Pak, saya dijemput kok.. lagian.." Belum selesai Yanti berkata, tiba-tiba Dhuaarr.. Hujan turun dengan derasnya.. tidak tanggung-tanggung..
"Cepat naik.. basah ntarr.." desak Pak Wono.

Mau tidak mau, Yanti terpaksa naik ke mobil Pak Wono.. Pak Wono cuma senyum-senyum, senyum kemenangan kali! Sepanjang jalan, mereka cuma diam.. diam.. dan diam..
"Yan.. kamu.." tiba-tiba Pak Wono membuka pembicaraan.
"Kamu kenapa sih, selalu ketus sama saya? Kamu tahu tidak, saya sudah sejak lama terobsesi sama kamu.." ucap Pak Wono terus terang.
"Bapak ini gimana sih.. saya ini kan seumur anak Bapak, lagian saya sudah punya pacar, terobsesi gimana? terobsesi punya anak seperti saya?" Sahut Yanti ringan..
Namun Yanti sendiri tahu dia sudah salah bicara, jelas ini suatu jawaban untuk semakin memberi bandot tua ini kesempatan.

"Ahh.. kamu ini, bukan gitu.. terus terang aja yah.. Yanti.. Bapak pengen bercinta sama kamu.. dan cuma kita berdua yang tahu.. Bapak janji deh.. trus Bapak tahu Yanti bukan tipe cewe yang bisa dibayar, jadi Bapak cuma minta kemurahan hati kamu.. melayani Bapak, mewujudkan obsesi Bapak.."
"Terus terang Yan, Bapak kalau lagi bercinta sama perempuan lain, selalu membayangkan kamu.. jadi tolong Bapak deh, sekali ini saja.." Mohon Pak Wono, yang terus terang saja.. perkataan Pak Wono cukup membakar gairah Yanti..
"Sialan nih bandot, kata-katanya buat gue tersanjung.. gue jadi bergairah.. jangan-jangan vagina gue dah basah neh.. tapi nggak ah.. biar gimana pun nggak boleh selingkuh.." Pikir Yanti dalam hati.
"Nggak deh Pak, nggak bisa.. bener nggak bisa.." jawab Yanti.
"Kenapa.. kan cuma kita yang tahu.." desak Pak Wono.
"Nggak Pak.. nggak bisa.. pokoknya nggak bisa..!" Tegas Yanti.
"OK deh.. kalau gitu Bapak minta dikasih lihat dada Yanti aja deh.. Dada kamu sangat bagus.." desak Pak Wono lagi.
"Tidak Pak.. tidak bisa.. saya bukan perempuan seperti itu.. OK deh.. Bapak turunkan saya sekarang.." ucap Yanti yang tidak menyadari Pak Wono sudah membawa mobilnya ke suatu lokasi perumahan yang sedang dibangun, dan sangat sunyi.

Tiba-tiba Pak Wono berhenti, dan Clik.. central Lock.. Yanti terperangkap didalam mobil! Suasana sangat sunyi.. Yanti terdiam, Pak Wono diam, langit sudah gelap.. jalanan sangat sepi.. ditambah hujan sangat deras..
"Bapak.. mau apa?" ucap Yanti agak gemetar..
"Kamu mau turun kan? Coba aja kamu turun sendiri.." ejek Pak Wono yang tahu pasti Yanti tidak berani turun.

Tiba-tiba dengan sangat tenang.. Pak Wono memundurkan Jok Kursinya ke belakang.. dengan sangat tenang, Pak Wono membuka sedikit kaca mobil, mengambil rokoknya sebatang, menyalakannya, dan menghisapnya dalam.. Yanti kebingungan dibuatnya.. Tiba-tiba.. Pak Wono membuka ritslueting celananya, tanpa basa basi langsung mengeluarkan penisnya! Penisnya yang masih lemas, terbaring lemas diluar celananya.. Pak Wono membuang rokoknya..
"Pak.. kamu jangan macam-macam.. saya nggak mau.." ucap Yanti gemetar.
"Tenang aja.. Bapak nggak maksa kamu kok.." jawab Pak Wono enteng.

Ternyata Pak Wono, secara tidak terduga.. mulai mengelus-elus batang kemaluannya sendiri.. Yanti terkejut melihatnya.. sekilas jelas terlihat oleh Yanti batang Pak Wono yang masih lemas, namum memang berukuran jumbo..
"Glekk.. belum tegang aja udah segitu.. gimana kalo tegang ya.." ucap Yanti dalam hati.. yang mulai terbawa suasana..

Sementara itu Pak Wono seperti tidak memperdulikan Yanti yang disampingnya, Pak Wono sibuk mengelus, meremas, dan mengocok kemaluannya sendiri, dan mendesah-desah sendirian.. Suasana dalam mobil mulai panas, Yanti sebenarnya sudah terangsang oleh keadaan ini, dia merasakan vaginanya mulai mengeluarkan cairan.. tapi Yanti tetap menjaga imagenya dengan bersikap tenang.. seolah tidak terpengaruh dengan apa yang sedang dikerjakan Pak Wono. Pak Wono semakin liar, suaranya semakin keras, Yanti melirik ke arah Pak Wono.. yang dengan cepat mengocok penisnya..

"Shiitt.. gilaa.. gede amat.. udah tegang tuh.." ucap Yanti dalam hati, yang sekarang bener-bener ikut terangsang.
Yanti menyadari andai Pak Wono sedikit saja memaksanya sekarang, dia pasti melayani Pak Wono.. Yanti berkali-kali melirik kearah kemaluan Pak Wono yang sudah membengkak, urat-uratnya jelas terlihat, kepala penisnya yang merah dan besar.. Yanti terangsang..

"Agghh Yan.. tolong saya Yan.. Saya sudah hampir.. Yann" erang Pak Wono..
Sedetik kemudian dengan gerakan yang sangat cepat.. Pak Wono menarik tangan Yanti.. dengan cepat sekarang entah bagaimana, Yanti sedang menggenggam kemaluan Pak Wono yang hampir meledak. Jelas terasa kedutan-kedutan, denyutan yang cepat..
"Plzz.. Yann.. bantu saya.. saya pengen keluar ditangan kamu.. plzz.. aahh" erang Pak Wono..

Yanti yang sudah terbakar nafsunya.. dan memang sudah pengen.. mulai menggerakkan tangannya perlahan mulai mengocok kemaluan Pak Wono..
"Aduuhh.. Yan.. thx.. saya sudah duga kamu mau.. kocok Yan.. cepatt.. Yann.. Bapak sudah mau keluar.." Kembali Pak Wono mengerang.

Yanti tidak dapat lagi membendung arus nafsunya.. dia sudah sangat terangsang sekarang, begitu tangannya merasakan denyutan kemaluan Pak Wono, nafsunya sudah tidak terbendung lagi.. tanpa diperintah.. Yanti dengan cepat dan tidak terduga, membungkuk, dan memasukkan penis Pak Wono ke mulutnya.. Yanti mengoral Pak Wono!
"Agghh.. apa yang kamu lakukan.. kamu menghisap kontolku.. aarrhh iya.. teruss.. Yan.. aarrhh" jerit Pak Wono yang shock dengan apa yang dilakukan Yanti.
"Hmm.. hmm" Terdengar gumam Yanti yang sedang menghisap-hisap kemaluan Pak Wono.

Yanti tidak tahu kenapa dia senekat ini, namun membayangkan seorang pengagumnya berejakulasi gara-gara dirinya.. gairah Yanti meledak-ledak. Dengan ganas Yanti menyedot kemaluan Pak Wono yang sampai sekarang belum percaya pada apa yang dialaminya.. Yanti menjilati seluruh batang kemaluan Pak Wono, Yanti baru kali ini menemukan batang kemaluan yang begini besarnya.. memang harus diakui, batang kemaluan Pak Wono besar, namun tidak terlalu keras, Yanti tanpa sadar sedang mengocok batang Pak Wono, sementara mulutnya menjilat dan mengulum buah pelir Pak Wono..

"Yaann.. saya.. aahh sudah.. aahh stop Yan.. saya sudah mau keluar.. stop.. saya tidak mau berakhir.." erang Pak Wono..
Yanti tiba-tiba juga merasa, tidak mau berakhir secepat ini, dia masih ingin mempermainkan Pak Wono yang memiliki batang gede, Yanti masih mau membuat Pak Wono merasakan kenikmatan bersamanya, membuat Pak Wono tidak bisa melupakan kenikmatan berejakulasi yang dibantu oleh Yanti..
"Pak Wono.. enak..? Mau yang lebih enak..? Gue buat Pak Wono enak mau nggak.." ceracau Yanti disela-sela kesibukannya menjilat testis Pak Wono, dimana kocokannya diperlambat, untuk mencegah Pak Wono ejakulasi..
"Aahh.. mau Yan.. plzz.. puasin saya.."
"Baiklah.. tapi ini cuma sekali seumur hidup ya.. Bapak cuman merasakan yang seperti sekarang ini dengan saya, hanya sekali.. itu komitmen.. dan saya mau 10 juta.. bersedia..?" ucap Yanti tiba-tiba sambil mengocok cepat batang Pak Wono..
"Lonte kamu.. ahh.. pelacurr.. kamu mau dibayarr.. aahrr" Pak Wono belum sempat menyelesaikan perkataannya, karena Yanti dengan kuatnya menyedot kepala kemaluan Pak Wono..
"Mau enak nggaak.. mau yang lebih enak nggak..? Mau muncrat di dalam vagina gue nggak?" jerit Yanti di tengah kesibukannya..

Pak Wono, sudah pasrah.. dia cuma mengangguk-angguk.. Yanti langsung mengocok kuat dan cepat batang kemaluan Pak Wono yang sudah mememerah.. terasa dengan cepat sangat denyutan-denyutan dan kedutan di sepanjang batang Pak Wono, Yanti mengetahui sebentar lagi Pak Wono akan ejakulasi.. Tepat.. sedetik setelah cairan pertama keluar dari ujung kemaluan Pak Wono.. Yanti tidak menghentikan kocokannya..
"STooPP.. aarrhh Bapak keluaarr" Teriak Pak Wono..

Saat itu, dengan sigapnya.. Yanti menghentikan kocokannya.. dan segera menekan keras tepat di pangkal batang kemaluan Pak Wono, diatas anus.. ditekan kuat oleh Yanti..
"ARRHH.. aahh.. apa yang kamu lakukaann.." jerit Pak Wono, yang sedang mengalami orgasme.. namun tidak berejakulasi.. tidak menyemprotkan maninya..
"Gilaa.. gila kamuu.." desah Pak Wono yang menikmati orgasmenya yang aneh.. Yanti cuma tersenyum saja.. melihat Pak Wono kebingungan.., "Kemana maniku..?", pikir Pak Wono..
"Tenang Pak.. Bapak masih bisa kok.. ini trik multi orgasme namanya.. orgasme tanpa muncrat.. jadi Bapak masih bisa merasakan jepitan vaginaku sekarang.. masih mau Pak?" tanya Yanti.

Segera mereka pindah ke Jok belakang.. Yanti melepas CD nya, dan menarik roknya ke atas.. terpampanglah vagina Yanti, Pak Wono terbeliak melihat pemandangan itu. Yanti langsung menduduki kemaluan Pak Wono yang masih agak lemas akibat orgasme, tapi berkat trik yang dilakukan Yanti, walau sudah orgasme, Pak Wono belum kehilangan gairahnya..

Yanti terus menggesek batang kemaluan Pak Wono di bibir vaginanya.. sementara itu Pak Wono sedang berusaha untuk membuka baju Yanti, dan bra Yanti.. tidak lama usahanya berhasil, sangat kontras.. tangan Pak Wono yang besar itu, sekarang berada diatas dada Yanti yang putih, mulus, Pak Wono meremas-remas dengan bernafsu.. Yanti dengan sabar tetap menggesek batang kemaluan Pak Wono yang belum juga siap tempur..
"Aagghh bergesek begini saja sudah enak Yan.. apalagi masuk.." erang Pak Wono..
"Huh.. ini belum seberapa.. kalau Bapak punya kamampuan.. cepat selipkan batang Bapak di vagina saya.. cepat.." Pancing Yanti.. untuk membakar semangat Pak Wono.

Benar saja.. tidak seberapa lama kemudian, Yanti merasa perubahan di kemaluan yang sedang didudukinya itu.. mulai mengeras.. dan dengan perlahan.. perlahan.. mulai menyeruak masuk di liang vagina Yanti..
"Aahh.. masuk Pak.. masuk kepalanya .. enakk.. gede.. padat.. uugg" giliran Yanti yang mengerang nikmat..
"Itu belum seberapa Yan.. NIHH.." Belum selesai perkataan 'NIHH' itu, Pak Wono sudah menghunjam batang kemaluannya keatas.. dan akibatnya.. seluruh batang kemaluan Pak Wono tertelan masuk di dalam vagina Yanti.. JLEEBB..
"Aarrhh anjing looee.. anjing loo.. bandott.. aahh" Maki Yanti.
"Hugghh kesatt.. pelacurr.. vagina loe kesat bangett.." Balas Pak Wono.. mereka sudah melupakan bahwa mereka adalah atasan dan bawahan.. saling maki, saling jambak, saling pukul.. saling meraih kenikmatan..

Yanti belum terbiasa oleh kemaluan Pak Wono yang besar.. tidak bisa bergerak dengan leluasa, terasa sangat padat memenuhi vaginanya.. Pak Wono yang sudah berpengalaman mengambil alih permainan.. dengan menghunjam dalam dalam kemaluannya.. dalam ritme yang perlahan.. namun dalam.. ini membuat Yanti seperti orang kesurupan..
"Kocok cepatt.. bandott tuaa.. cepatt.." desak Yanti.
"Hugghh.. hhuugghh.." hanya itu yang terdengar dari mulut Pak Wono, yang tetap mempertahankan kecepatannya..

Yanti tidak bisa lagi.. tidak tahan.. Yanti memegang pundak Pak Wono.. segera mengenjot Pak Wono.. menaik turunkan pantatnya dengan cepat.. sebentar dangkal.. sebentar dalam..
"Yann.. aahh.. jangan begitu Yan.. mau keluaarrhh.. aahh" jerit Pak Wono yang tidak tahan diperlakukan seperti itu.
Spermanya sudah mulai berdesak-desak mau keluar.. Yanti sampai dapat merasakan kedutan denyutan penis Pak Wono di dalam vaginanya..
"Anjing gila.. bandot nggak tau untung.. enak loe.. ngentotin dan muda seperti gue.. huuhh.. bini loe bisa buat gini nggak.." desah Yanti sambil mempercepat goyangannya.. tanpa memperdulikan Pak Wono yang sudah mau ejakulasi..
"AArrhh.. nggak .. nggak.. belum pernah merasakan yang seperti ini.. kesatt.. saya.. saya.. sudah.. aarrhh"
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Pak Wono.. menumpahkan begitu banyaknya sperma yang sudah tertahan sedari tadi.. berkali-kali.. bertubi-tubi.. muncrat didalam vagina Yanti.. yang tersentak-sentak setiap merasakan sperma Pak Wono menyemprot..

Kedua manusia yang beda umur dan generasi itu berpelukan.. dengan nafas yang masih menderu-deru.. kemaluan Pak Wono masih terbenam di vagina Yanti.. terlihat.. dari sela-sela kemaluan Yanti.. terlihat.. sperma Pak Wono yang begitu banyak dan kental.. keluar.. mengalir keluar.. membasahi jok mobil.. terus turun ke lantai..

E N D




Komentar

0 Komentar untuk "Not Enough - 4"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald