Not Enough - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Semenjak peristiwa itu, Jimmy pernah menelepon gue dan ngajak main bareng lagi, tapi kami tolak dengan tegas, kami punya komitmen, sekali untuk seorang, tidak boleh berulang dengan orang yang sama. Bukan tidak percaya pada Yanti, hanya saja untuk mencegah orang lain memiliki perasaan kepada Yanti, karena Yanti ini sangat dahsyat dalam bercinta, siapa yang pernah merasakan tubuh Yanti, pasti akan kecanduan, percaya deh pembaca.. atau diantara pembaca ada yang berminat dikeluarin spermanya oleh Yanti? He he he

2 minggu sejak peristiwa itu, kami mulai memikirkan mangsa baru lagi, kali ini Yanti yang agak heboh, pengen merasakan ML bareng yang sebenarnya, soalnya waktu itu, dia nggak bener2 menikmatinya. Tapi kami masih bingung, lelaki mana yang akan beruntung kali ini?kami belum menemukan orang yang tepat. Praktis sejak peristiwa malam itu, kami tidak melakukan hubungan badan, soalnya pengen rame-rame seh.

Gue punya seorang teman yang akrab, namanya Wilsen. Wilsen ini orangnya agak-agak loser, walau otaknya encer, tapi loser deh. Orangnya baik, tidak ganteng, agak pendek, dan banyak bulu. 2 tahun lalu Wilsen ini melepas perjakanya dengan seorang pelacur seharga 80ribu!Semenjak itu, selalu mengumbar nafsunya sama para pelacur, tetapi tetap menyimpan keinginan yang begitu besar untuk bercinta dengan cewe baik-baik, dan tidak pernah kesampaian tentu saja. Orangnya jelek amat seh.

Sudah sejak lama temanku ini menyimpan obsesi yang begitu besar kepada Yanti. Sebagai teman, walau dia tidak pernah mengatakannya secara langsung kepadaku, tapi jelas gue tau obsesinya, baik dari saat dia bercanda atau saat dia memandang Yanti.

Suatu hari, sabtu siang, gue bersama Yanti sedang menikmati weekend disebuah hotel berbintang dikota kami. Rencana kami sebenarnya gila. Saking tidak ada cowo yang tepat untuk diajak main bareng, kita berencana untuk menggoda room boy hotel untuk ML mah Yanti. Tetapi kami masih sangsi untuk melakukannya. Perjanjian tetap perjanjian, kami tidak boleh ML berdua saja, harus bertiga. Sekarang kami lagi bingung memilih, cowo yang tepat untuk weekend ini.

Dikamar hotel, Yanti hanya memakai baju tidur dan tidak memakai pelindung didalam sama sekali.
"Dy.. mana upeti mu? udah 2 minggu nih.. udahlah, kita nggak usah sama cowo lain.." rengek Yanti.
"Sabar dong.. masih siang neh.. ntar malam kita ke disco deh, nyariin yang tepat buat lu"
"Nggak deh.. nggak bakal ketemu, tampang kita baek baek, mana ada yang ketarik.. sekarang aja deh, room boy juga nggak pa pa" ucap Yanti sambil meremas penisku yang masih kecil.

Tiba-tiba muncul ide gila gue.. diem-diem gue SMS ke Wilsen"Sen.. datang ke hotel xx kamar 703, gue ada kejutan buat loe, dalam 30 min harus nyampe loe".
Gue nggak gitu yakin ide ini bagus, Yanti emang senang tiap kali gue bilang Wilsen syur mah dia, dan sering onani bayangin dia. Gue juga nggak tau apa Yanti mau mah Wilsen, tapi gue cuek aja, ada sensasi sih, lihatin cewe gue di fuck mah teman gue yang udah kebelet amat mah Yanti. He he he Jahil emang.

Membayangkan beauty and the beast bakal bercinta, penis gue tiba-tiba bereaksi, walau belum keras penuh, langsung gue tindih tubuh Yanti, tanpa basa basi, gue singkap daster bawah Yanti, dan segera gue masukkan batang kemaluan gue.
"Agghh Gila loe ya.. sakit tau.. jangan ahh" jerit Yanti
"Diem aja loe.. gua nggak tahan lagi.." ucapku sambil menarik keluar penisku dan menghunjamkannya lagi.

Vag Yanti emang dahsyat, baru begitu saja udah langsung ready to fuck, cairannya sudah keluar, gue dengan bernafsu membayangkan sebentar lagi Yanti akan merasakan penis yang ketiga dalam hidupnya. Yanti menjerit-jerit nikmat, pada saat itu gue nggak sadar lagi, berbareng rasa cemburu dan sensasi yang begitu dahsyat, gue kocok dengan dahsyatnya dengan kasar dan liar, tiba-tiba gue tampar wajah Yanti..
"Anjing lu.. pelacur.. elo pengen kontol..? huh? pengen berapa kontol? murahan!" maki ku sambil menampar wajahnya lagi..

Yanti hendak membalas menampar wajahku, dengan sigap gue tangkap kedua tangannya, dan tetap menghajar kasar vag nya, gue nggak peduli dia adalah orang yang kucintai, saat ini gue cuman menganggap dia pelacur! Yanti tidak berdaya dibawah gue, matanya liar menatapku, tangannya kucengkeram kuat, tiba-tiba gue pencet mulutnya sampe terbuka, phuii.. gue ludahin mulutnya.. gue teteskan ludah gue ke dalam mulutnya.. Perlakuan kasar gue ini rupanya membuat Yanti seperti orang kesurupan, dia dengan ganas menggoyang pinggulnya dan mencakar punggungku. Kami bercinta seperti orang gila.

Tiba-tiba.."Ding.. Dong..", bel berbunyi.. kami terdiam.. gue tau itu Wilsen yang datang, Yanti masih bingung.. antara kesal karena nafsunya yang lagi tanggung dan heran, siang-siang gini siapa yang datang?
"Elo tenang aja, baring aja.. jangan tutup vag loe.. gue liat bentar siapa yang datang.. ingat jangan tutup vag loe.. biarkan terbuka.. pelacur murahan.." canda ku.. Yanti cuman meringis..
Begitu pintu terbuka, gue bisikkan ke Wilsen"Sen, Yanti lagi terbaring, nafsunya lagi tinggi.. gue kasi kesempatan sekali seumur hidup buat loe.."
"Heh? anjing loe? yang bener? gue bole.." ucap Wilsen yang masih bingung.
"Nggak mau loe? ini cuman sekali seumur hidup loe.. tapi ingat.. ini cuman sex, dan cuman diantara kita aja, ini cuman sekali saja!"

Wilsen tidak dapat menyembunyikan rasa gugupnya.. dia gemetar seperti orang kedinginan. Gue tutup pintu kamar, terdengar suara Yanti"Siapa sayy? cepat kemari dong.. vag gue dah terbuka lebar neh.."
Wilsen hampir pingsan mendengar itu.. dia nggak berani bersuara.. tangannya yang satu menopang ke dinding, takut jatuh kali dia. Tidak lama kemudian, gue mah Wilsen dah muncul didepan Yanti..

Senyap.. sunyi.. kita bertiga terdiam.. saling memandang.. kemudian dengan kecepatan 1/1000 detik, Yanti menyambar selimut menutupi badannya..
"Dy.. GILA LOE YAA" jerit Yanti agak histeris.
Wilsen langsung pucat wajahnya.. jakunnya turun naik..
"Eh.. gue cabut dulu deh.." masih dalam keadaan gemetar yang amat sangat.
"Huahahaha.. jangan dong Sen.., Yan.. ini Wilsen udah lama pengen nyobain loe.. loe kasi dia pengalaman sekali seumur hidup deh.." ucapku enteng sambil melangkah duduk di sofa. Wilsen masih tetap di posisinya, sangat teguh, seolah kakinya terpatri dilantai.
Nafasnya ngos-ngosan.. menderu-deru bak angin topan.. nafsunya sudah di ubun-ubun..

Gue tarik Yanti keluar dari selimut.. Yanti masih tetap menutup wajahnya dengan kedua tangannya..
Perlahan gue bisikkan ke Yanti"Tenang aja say.. apa loe nggak merasa sensasi yang dahsyat, loe fuck mah orang yang dah lama jadi pengagum loe, yang tiap hari onani dengan ngebayangin loe? elo bakal membuat dia merasakan peristiwa terhebat dalam hidupnya.. mani nya bakal muncrat di tubuh loe.. waktu itu, dia seolah nggak percaya.."
Berhasil! Yanti cukup terangsang dengan kata-kata mautku tadi.. perlahan dia melepaskan tangannya.. dan memandang Wilsen yang masih gemetar.. tiba-tiba Yanti ketawa..
"Ha ha ha.. Sen kok gemetar gitu? oke deh.. relax aja.." ucap Yanti, namun gemetarnya Wilsen tetap nggak berkurang.

Gue ambil inisiatif untuk mencairkan suasana. Gue lepaskan handuk yang membungkus penis gue, penis gue yang lemes segera menggantung keluar.. gue tarik Yanti untuk duduk di pinggir tempat tidur, gue arahkan penis gue yang masih lemes ke mulutnya.. agak ragu.. Yanti membuka mulutnya, dan menerima penisku masuk ke mulutnya.. dihisapnya perlahan.. disedot-sedotnya.. hmm nikmat sekali.. sesekali gue lihat Yanti sambil menghisap penis gue, sambil melirik ke arah Wilsen.. gue tau ini saatnya..

Gue cabut penis gue dari mulut Yanti.. gue tarik Wilsen ke posisi gue.. wajah Yanti tepat di depat kemaluan Wilsen yang masih terbungkus rapi. Mereka secara bergantian menatap wajah gue yang senyum-senyum aja.
"Yan.. elo tau nggak.. gue tuh dah lama menghayalkan ada peristiwa seperti ini.." ucap Wilsen sambil gemetaran.
Yanti masih tetap diam, hanya memandang lurus ke arah kemaluan Wilsen yang terbungkus jeansnya. Wilsen berdiri tepat didepan Yanti yang duduk di pinggir tempat tidur.
"Emang loe.. sering hayalin apa ttg gue?" jawab Yanti tiba-tiba.
"Andy sering cerita kemampuan loe yang dahsyat dalam bercinta, hisapan mulut loe, gue pengen coba.."
"Ok deh.. gue wujudkan hayalan loe sekarang.. tapi ada syaratnya.. elo nggak bole menyentuh gue sebelom gue suruh.. elo diam aja.. nikmatin aja.. setuju?"
"Hah? kok.. ok deh.." ucap Wilsen bingung..

Gue duduk di tempat tidur menyaksikan pemandangan yang spektakuler.. Yanti duduk dipinggir tempat tidur.. dengan wajah yang berjarak 15cm dari kemaluan Wilsen yang masih terbungkus.. Wilsen berdiri dihadapan Yanti. Gue sangat terangsang melihat posisi awal ini.. dimana sebentar lagi.. Yanti pacarku, akan memberikan kenikmatan yang dahsyat kepada laki-laki lain. Perlahan terlihat tangan kanan Yanti terangkat, menyentuh kemaluan Wilsen dari luar celananya..
"Dah keras ya? cepat amat?" sindir Yanti..
Wilsen cuma diam aja.. dan tetap gemetar.

Yanti mengelus-elus lembut kemaluan Wilsen dari luar.. meremasnya perlahan.. wajah Wilsen merah padam, sementara Yanti sudah dapat mengontrol dirinya.. Yanti sangat relax.. nafasnya agak memburu, merasakan sensasi yang hebat, mungkin dia menyadari sebentar lagi dia akan memuaskan penggemarnya. Dengan perlahan.. sangat perlahan Yanti menurunkan ritslueting jeans Wilsen.. membuka kancing jeansnya.. dan dengan gerakan sangat perlahan, jeans Wilsen jatuh ke lantai. Suasana sangat senyap, yang terdengar hanya deru nafas Wilsen.. Yanti memainkan telunjuknya di kemaluan Wilsen yang masih terbungkus CD..

"Sudah sangat keras.. Sen.. elo mau muncrat di mulut gue ato di vag gue..?" ucap Yanti dengan suara yang serak namun seksi, terasa suara Yanti yang berat, tandanya dia juga nggak kuat menahan sensasi.. Yanti tetap mengelus-elus kemaluan Wilsen sambil menatap sexy mata Wilsen.. Wilsen cuma diam.. seolah tidak berani bernafas.. dia tidak menjawab pertanyaan Yanti..
"Elo mau nggak.. kontol lu ini.. gue masukkin di mulut gue? hmm?" goda Yanti.. sambil tetap menatap Wilsen.. dan tangannya tetap mengelus-elus kemaluan Wilsen.
"Mau nggak.. gue hisap? gue sedot-sedot didalam mulut gue?" goda Yanti dengan nakalnya.

Terlihat Wilsen sangat gemetar mendengar kata-kata Yanti.. Gue jadi yakin bener.. spermanya tuan Wilsen ini sudah mau muncrat akibat sensasi ini. Tiba-tiba.. Yanti mendekatkan wajahnya dikemaluan Wilsen.. walau masih terbungkus Cd, hembusan nafas Yanti mengelitik kemaluannya.. Yanti menjulurkan lidahnya.. menyentuh kepala penis Wilsen.. secara tidak diduga.. Yanti dengan agak ganas.. melumat-lumat batang kemaluan Wilsen dari luar.. Wilsen mengerang hebat.

Yanti menghentikan kegiatannya.. memandang lurus hasil perbuatannya.. Penis Wilsen terbayang jelas, tercetak jelas dari luar CD nya yang telah basah kuyup oleh ludah Yanti.. hmm tidak terlalu besar.. kepunyaan ku lebih besar. Gue yakin pada saat itu, Yanti juga berpikiran sama..
"Gimana Sen? enak nggak? mau rasakan langsung kontol loe ini masuk dimulut gue? merasakan hisapan gue.. hangatnya berada didalam mulut gue?" goda Yanti lagi.
Wilsen cuman mengangguk.. seperti memohon dengan sangat..

Yanti, menurunkan CD Wilsen.. wow.. sekarang Wilsen terbuka polos dibagian bawah.. gila.. kemaluannya tegak keatas, keras.. walau tidak besar, namun urat-uratnya menonjol semua.. rambut kemaluannya lebat.. sangat lebat.. menimbulkan aroma yang khas.. aroma kejantanan pria. Yanti, untuk pertama kalinya merasakan aroma kemaluan pria selain kepunyaan ku, menimbulkan sensasi yang meledak didadanya..

Wilsen belum sunat, walau sudah tegang penuh, masih ada sedikit kulit yang menutupi kepala penisnya.. Yanti mengambil inisiatif, dengan tangan kanannya.. Yanti menyentuh ujung kemaluan Wilsen yang langsung gemetar hebat.. Perlahan-lahan.. Yanti menarik turun kulit yang menyelimuti kepala penis Wilsen.. Yanti tersenyum nakal, melirik ke arah gue yang juga sedang menahan nafas menyaksikan ini semua..

Bersambung . . . . .




Komentar

0 Komentar untuk "Not Enough - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald