Pesta Asoy - 1

0 comments

Temukan kami di Facebook
Aku dan kedua temanku, Joe dan Dani makan siang di Citraland Mall sambil ngobrol-ngobrol karena memang cukup lama kami tidak bertemu, tepatnya setelah Dani menikah lima bulan yang lalu. Saat kuliah dulu, kami berlima bersama istri Joe dan istriku adalah sahabat kental yang selalu bersama-sama.
Setelah ngobrol tidak menentu cukup lama, tiba-tiba saja Joe bertanya pada Dani, "Dan, gimana istri loe? Asyik ngga?"
Ditanya begitu, Dani malah menjawab, "Ya lumayan deh. Tapi ngga seseksi Ami, sih!"
Aku dan Joe tertawa saja.

Dulu Ami, istri Joe memang jadi idola kami bertiga. Maklum saja karena Ami memang cantik sekali, seksi, dan energik. Tapi akhirnya Joe lah yang berhasil mendapatkannya. Sahabat kami yang lainnya, Fay, akhirnya menjadi istriku.

"Hahaha.. masih ada hati ama Ami loe, ya!" aku menimpali.
"Yeeh.. loe juga ngebet ama dia kan?" balas Dani.
Aku hanya nyengir saja mendengarnya, lalu membalas, "Dulu sih iya.., tapi kalo sekarang gue pilih Fay deh.."
Tiba-tiba Joe memotong, "Eh, denger omongan loe tadi, gue punya ide nih.""Ide apaan? Pasti ide gila nih.. dari dulu ide loe ngga pernah bener!" komentarku bercanda."Bisa dibilang gitu sih.." jawab Joe.Aku dan Dani heran mendengar jawabannya. Kami berdua hanya terbengong tanpa merespon.

Joe langsung menjelaskan, "Gini.., Senin depan libur kan? Nah, loe berdua mau ngga nginep di rumah gue..?"
"Hah? Istri gue gimana..?" potong Dani heran.
"Bilang aja ama dia kalo loe mau nginep di rumah gue. Kan udah lama ngga ketemu!" timpal Joe, sedikit kesal.
"Nanti disana, kita pesta 'assoy'."
"Pesta seks? Gila loe! Jangan macem-macem deh!" sungut Dani.
Aku sendiri sebenarnya tertarik dengan ide Joe itu.

"Kenapa ngga? Pasti asik deh.." pancing Joe.
"Gue sih mau aja," jawabku. "Tapi si Dani mau ngga?"
Dani terlihat berpikir. Tidak lama dia bicara, "Loe udah rencanain mateng Joe? Terus, si Ami gimana?"
"Hahaha.. pokoknya beres deh! Everything is under control. Ceweknya dijamin yahuud dan bebas penyakit!" balas Joe.
Akhirnya Dani setuju. Maka rencana gila Joe itu akhirnya diterima secara bulat.

Di rumah, aku bicara pada Fay kalau aku mau menginap di rumah Joe Senin depan.
Mulanya dia diam saja, tapi kemudian dia tanya, "Ivan ngapain disana?"
"Ya.. kan udah lama ngga ketemu. Boleh dong nginep sekali-sekali.." jawabku.
Fay diam sebentar.. mikir dia, "Disana mau macem-macem ya?"
"Macem-macem gimana?"
"Main cewek misalnya.."
"Nggaak.."
"Bo'ong nih!"
"Bo'ong juga ngga ketauan koq!" jawabku asal.
Fay hanya mencibir, lalu balik badan membelakangiku, dan langsung tidur.

Sebagai info, Fay ini badannya mungil. Tidak sampai sepundakku tingginya. Jelas dia cakep, walaupun kalah dari Ami. Bodinya cukup bagus, pinggangnya ramping, kulitnya bersih dan mulus karena dia rajin merawat badan. Kami menikah baru sekitar setahun yang lalu.

Pada hari yang ditentukan, aku menuju rumah Joe. Fay kutinggal di rumah bersama pembantuku, si bibik. Sampai di rumah Joe, ternyata Dani sudah ada disana. Kami dijamu makan siang, oleh Joe dan Ami. Hmm.. si Ami ini masih tetap cantik dan seksi sekali bodinya. Sayang kulitnya kalah bagus dibanding Fay. Setelah makan, kami ngobrol dan istirahat. Lalu sorenya kami bermain badminton di halaman rumah Joe yang luas. Dan pada saat itulah tiba-tiba datang dua orang cewek yang lumayan menarik. Ternyata mereka teman Ami.

Setelah keduanya masuk ke dalam untuk bertemu Ami, Joe mendekati kami dan berbisik, "Gimana menurut loe berdua cewek-cewek itu?""Boleh juga," jawabku, "Tapi Fay lebih oke!"
"Yee.. loe ini..," Joe sebal. "Makan tuh si Fay..!"
"Cakep koq.." komentar Dani.
"Naah.. itu dia hidangan pesta nanti malem.." Joe menjelaskan sambil nyengir mesum.
"Hah? Gila loe! Mereka kan temennya Ami?"
"Justru Ami ngundang mereka ke sini buat 'begitu'!"
"Yang bener loe?" timpal Dani takjub. "Si Ami ikut juga pesta nanti malem?"
"Liat nanti aja deh," jawab Joe membuat aku dan Dani penasaran bercampur nafsu.
Jelas saja, kalau Ami ikut pasti benar-benar 'assoy'.

Malamnya, selesai makan dan sikat gigi serta tidak lupa meminum obat kuat, Joe mengajak kami berkumpul di ruang tengah. Disana aku melihat Ami bersama dua orang temannya memakai baju yang benar-benar seksi. Wah, lihat saja si Dani! Sampai melotot matanya.

Ami memperkenalkan kedua temannya pada kami. Yang satu namanya Lia. Wajahnya oke juga. Tubuhnya cukup seksi, apalagi jika memakai baju seperti itu, dengan hanya mengenakan celana dalam serta kaos yang bawahnya buntung tepat di dada, sehingga memperlihatkan sekitar 25% buah dadanya, bagian bawah. Bahkan aku dapat melihat sedikit bagian lingkar putingnya. Nilai 7,5 buat cewek yang ini. Sedangkan yang seorang lagi, lebih cantik dari Lia, Rinda namanya. Bodinya juga lumayan oke, walaupun tidak sebagus Lia. Bajunya itu lho.. tepatnya bukan baju, tapi semacam kain yang melintang hanya menutupi tengah buah dada dan puting, ditambah celana super pendek. Seksinya.., nilai 7,5 juga buat dia.

Sedangkan Ami sendiri hanya mengenakan semacam bikini yang bagian atasnya terlalu ketat, sehingga 'buah-buahan' miliknya yang memang montok itu seperti akan keluar. Ooh.. inginnya aku meremas buah itu. Jelas dia pantas dapat nilai 9. Joe lalu menyetel musik disco dan mengajak kami berjoget. Joget yang hot! Aku berpasangan dengan Lia, Dani berpasangan dengan Rinda. Gerakan joget ketiga cewek itu memang sangat merangsang. Apalagi dengan baju seperti itu, membuat buah dada mereka berguncang-guncang secara liar, sehingga batang milikku menjadi tegang. Tanganku beberapa kali menyentuh bagian bawah buah dada Lia yang terbuka. Bahkan terkadang Lia dengan santainya mendekap tanganku ke dadanya, membuat darahku berdesir merasakan kekenyalan payudara tersebut.

Ditengah keasyikan tersebut, tiba-tiba bel berdering, sehingga kami menghentikan kegiatan. Aku, Dani dan Joe keluar untuk melihat siapa yang datang. Ternyata salah seorang teman kami semasa kuliah dulu, Feby. Seingatku dia cukup akrab dengan Fay dan Ami. Kami heran, ada urusan apa dia datang?
Dan kami sangat terkejut ketika dia bertanya, "Loe semua lagi pesta kan? Gue diundang Ami kesini."
"Oh.. ya udah, masuk aja deh.." Joe mempersilakan.
Dalam hati aku bersorak. Tambah lagi cewek yang ikut. Bisa puas berat nih.

Sampai di dalam, Ami sendiri kaget melihat Feby.
Feby hanya tersenyum, "Lagi pesta apa nih? Koq bajunya pada minim begitu?"
"Eh.. eng.. ngga koq.." Jawab Ami grogi. "Loe.. ada apa ke sini Feb?"
Kami kaget juga, karena ternyata Feby bukan diundang oleh Ami. Bisa gawat ini urusannya.
"Kebetulan aja.. tapi gue rasa loe semua mau pesta seks ya? Gue boleh ikut ngga?"
Ha? Mana mungkin kami menolak? Perduli amat dia kebetulan datang atau tidak.

Hehehe.. Feby lumayan oke, wajahnya manis dan tinggi langsing. Tanpa basa-basi Feby langsung melepaskan bajunya, sehingga dia tinggal mengenakan pakaian dalamnya yang semi transparan. Joe kembali menyalakan musik. Bahkan kali ini Joe menyalakan televisi besar yang ada di ruangan tersebut, dan menyetel film biru yang menambah panas suasana.

"Hai, para cowok buka bajunya doong! Masa kalah sama gue sih?" tiba-tiba Feby menantang sambil melepas bra dan melemparkannya ke arahku, lalu kembali berjoget dengan hot.
Aksi Feby tersebut diikuti oleh Ami, Lia, dan Rinda. Tentu saja kami tidak mau ketinggalan. Kami bertiga melepas seluruh baju kami, menyisakan celana dalam saja. Jadilah kami bertujuh hanya tinggal mengenakan celana dalam sambil berjoget.

Rinda mendekati Dani, dan kemudian tangannya melepaskan celana dalam Dani sehingga batang kejantanannya yang sudah keras itu mengacung tanpa tertutup. Rinda turut melepas celana dalamnya, dan merapatkan tubuhnya pada tubuh Dani. Kemudian mereka berdua saling menggesekkan alat kelamin mereka secara berirama. Rinda sampai mendesah-desah keenakan. Aku sendiri langsung mendekap tubuh Lia dari belakang, dan meraih kedua buah dadanya yang terbuka. Payudara yang lembut dan kenyal itu kuremas-remas, putingnya kucubit perlahan dan kupuntir membuat pemiliknya merem-melek keenakan.

Kemudian tangan kananku menyusup ke balik celana dalamnya, dan menjelajahi daerah kewanitaanya. Aku merasakan bulu-bulu keriting halus disana. Lia merintih perlahan saat aku menggesek-gesekkan jariku pada gundukan daging yang ada disana. Sementara itu Feby melepas celana dalamku, dan tangannya yang halus terasa nikmat menyentuh batang milikku, menggosok-gosok dan membelai batangku.

Tidak lama kemudian aku merasa hangat dan basah pada batangku, dan ternyata Feby telah mengulumnya. Mataku sampai terpejam saat Feby mulai menyedot maju mundur sambil memainkan "telur"-ku dengan jari-jarinya. Ah.. nikmat sekali. Remasanku pada buah dada Lia menjadi semakin kuat, dan jariku kumasukkan untuk mengorek liang vaginanya, sehingga Lia mengeluarkan suara, "Ouhh.. ahh.."

Ami yang saat itu sudah telanjang bulat, mendekat dan menjilati vagina Feby yang saat itu tengah berjongkok mengulum kemaluanku. Tangan Ami menggerayangi kedua payudara Feby. Sementara Joe menggunakan kesempatan ini dengan menusuk kemaluan istrinya yang terbuka lebar, karena Ami mengangkang. Joe menyodok dengan dahsyat, sehingga tubuh Ami berguncang keras dan kedua gumpalan daging di dadanya bergerak seiring. Aku akhirnya tidak tahan untuk tidak mencicipi buah dada Lia. Kubalikkan tubuh Lia menghadapku. Kedua buah dadanya yang montok kusedot, kucubit dan kuremas bergantian, membuat Lia mengeluarkan teriakan tertahan.

Sementara kulihat Dani sudah memasukkan batangnya ke dalam vagina Rinda dari arah belakang. Posisi Rinda yang menungging membuat kedua payudaranya berjuntai liar. Lia meminta Feby untuk menghentikan kulumannya di kemaluanku.
"Feb, gue udah ngga tahan nih.. loe udahan yach?"
Feby pun melepaskan mulutnya dari kemaluanku. Lia mendorongku hingga posisiku telentang, kemudian dia menggenggam batang kemaluanku dan diarahkan ke liang sanggamanya.

"Siap ya, Van. Kita mulai.." kata Lia sambil duduk di atas kemaluanku dan kemaluanku amblas ditelan oleh vaginanya.
Lia mendesah sesaat ketika seluruh batangku berada dalam kehangatan vaginanya, dan kemudian mulai bergerak naik turun. Amboi.. alat kelaminku terasa disedot oleh vaginanya yang hangat, basah dan legit. Gesekan yang terjadi antara dinding vaginanya dengan kemaluanku membuatku seperti melayang-layang keenakan. Apalagi dengan posisi seperti ini aku dapat melihat jelas ekspresi kenikmatan di wajahnya serta buah dadanya yang membulat kencang.

Tiba-tiba Ami datang dan menyodorkan buah dadanya yang montok itu ke wajahku seraya berkata, "Van, nyusu dulu ya?"
Aku segera meraih buah dadanya yang indah itu dan mengulum putingnya.
"Ahh.. isep yang kuat, Van..!" pinta Ami.
Aku menggigit putingnya dan memainkan lidahku pada ujung putingnya. Kukulum puting itu dengan bernafsu, sementara kulihat Dani mengarahkan batangnya yang berkilat-kilat ke arah selangkangan Ami, dan.. "Aaahh.." Ami mendesah panjang saat batang kejantanan Dani memasuki rahimnya, dan Dani langsung beraksi menyodok-nyodok.

Di lain pihak, Rinda sedang melumat kemaluan Joe dengan mulutnya, sedangkan Joe sendiri tengah asyik menyusu pada Feby. Rintihan dan erangan kenikmatan bercampur baur saat itu diiringi dengan musik, membuat gairah kami semakin memuncak. Lia semakin mempercepat gerakan naik turunnya, menambah dahsyat kenikmatan yang kurasakan dari gesekan dengan dinding kemaluannya. Kedua tangannya meraih tanganku dan membimbing ke arah payudaranya yang bebas. Lalu dia meremas kedua payudaranya sendiri dengan kuat menggunakan tanganku.

"Aaahh.. Ssh.. e.. nak banget, Van.. ahss.." Lia mendesis.
Aku pun merasa sangat nikmat dengan daging payudara wanita di kedua tanganku serta di mulutku. Lia semakin cepat naik turun sampai akhirnya dia mengejang karena orgasmenya dengan melepas sebuah teriakan kenikmatan. Lia terkulai di atas tubuhku. Aku melepaskan hisapanku dari puting susu Ami dan memeluk Lia. Sayangnya aku belum puas, pasti karena aku minum obat kuat. Lia bangkit dan kemudian duduk di sofa, untuk beristirahat. Namun Joe menghampirinya, dan membuka kaki Lia ke kanan dan kekiri sehingga mengangkang, kemudian siap menusukkan batangnya pada liang kenikmatan Lia.

"Aduhh.. Joe, nanti dulu dong, gue masih lemes nih.." pinta Lia memelas.
Tapi Joe tidak memperdulikannya dan menghunjamkan batangnya. Kasihan juga si Lia. Aku melihat berkeliling. Sebenarnya aku ingin mencicipi lubang milik Ami. Saat itu kulihat Ami baru saja selesai orgasme, sementara Dani masih kelihatan bernafsu. Aku pun menghampiri Ami dan tanpa basa basi kukatakan ingin menyetubuhinya.
"Mi, gue mau ama loe nih. Gue masukin punya gue ya?" Ami mengangguk pelan.

Bersambung . . . . .




Komentar

0 Komentar untuk "Pesta Asoy - 1"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald