At the party - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Aku dan Della menempati kamar di lantai 2 di sebelah kamar Dino dan Vivi, ketiga wanita lain menempati 1 kamar di lantai 2 dan sisa cowok menempati 2 kamar di bawah. Kamarku tidak terlalu besar, berpenghangat ruangan, ada kamar mandi di dalam lengkap dengan air panas.

Setelah menurunkan barang dan istirahat sebentar, aku keluar dengan pakaian santai, demikian pula dengan yang lainnya. Makanan sudah disediakan dan kami makan bersama. Jam 11 Vivi mempersilakan kami semua untuk menuju ruang musik, suatu ruangan berukuran 8x8, lengkap dengan berbagai sound system, sebuah layar putih di atas perangkat sound system dengan proyektor tergantung di tengah ruangan yang kedap suara, sebuah bar di pojok ruangan penuh dengan berbagai botol minuman keras dan wine.

Kami mulai menyetel lagu-lagu karaoke yang disorotkan pada layar putih itu, minuman keras pun masuk ke dalam perut kami sambil bercanda tawa bersama-sama. Tampak 5 pria yang tanpa pasangan berebutan menarik perhatian para wanita, tak ketinggalan Della pun digodanya. Della tak kalah hot, disambutnya godaan pada pria tersebut dengan balik menggodanya, badannya diliuk-liukan di badan cowok demi cowok yang digilirnya, kadang-kadang dielusnya penis para cowok itu.

Mendekati jam 12, aku berbisik pada Della yang sudah typsy..

"Dell, striptease buat Dino ya?" ujarku.
"Gua ganti baju dulu ya" bisiknya.

Lalu Della mengajak Vivi keluar ruangan dan kembali beberapa saat kemudian, mengenakan rok mini lebar hanya sampai selangkangan dan potongan pinggul, jadi rok tersebut hanya sekitar 13 cm. Atasannya memakai jacket dari bahan kaus dengan ritz dari atas sampai perut. Apa pun yang dilakukan Della, berdiri atau pun duduk, bulatan pantat bagian bawahnya jelas terlihat yang dibalut G-String tipisnya. Sedangkan Vivi masih dengan pakaian yang tadi.

Vivi meredupkan lampu ruangan, mematikan video tapi proyektor dibiarkan menyala sehingga lampu warna biru menyorot pada layar, mengganti lagu dengan house musik, dan Della mulai bangkit dari sofa sambil menari-nari di tempat, meliuk-liukkan tubuhnya membuat gerakan-gerakan erotis sambil mendekati Dino.

"Gua mau striptease buat hadiah ulang tahun lu, sekalian memenuhi janji gua waktu itu" kata Della. Dino tidak menjawab, malah bengong.

Della maju dan berada di depan layar sehingga lampu proyektor menyinari tubuhnya. Para pria bengong semua, menghentikan kegiatan dan duduk menonton sedangkan para wanita juga menutup mulutnya tidak menyangka kalau Della akan seberani itu. Tapi itu belum seberapa. Della membuka ritz jacketnya perlahan-lahan dan dengan gerakan yang sangat erotis dibukanya jacket itu hingga serta merta terlihatlah apa yang dipakai Della di badannya. Selembar kain sangat tipis transparan yang menyilang dari kedua bahunya menggantung di buah dada, membelit dan terikat di punggung. Tampak jelas bentuk buah dada dengan putingnya yang menonjol.

Tangannya dengan berat merayap dan meremas-remas buah dadanya, lalu diturunkan menjalar ke arah roknya. Dengan satu jentikan, roknya terlepas ke lantai, tinggal menyisakan G-Stringnya. Aku bangkit mengambil setengah segelas XO murni dan memberikan ke Della, diambilnya minuman dari tanganku sambil tangan satunya lagi meremas penisku. Diminumnya setengah gelas sekaligus dan sebagian meleleh dari bibir menyiram dadanya hingga menyebabkan dengan kain tipis yang basah begitu, buah dadanya tercetak dengan jelas.

Aku peluk dan cium Della dan aku buka ikatan kain di punggungnya dan kutarik hingga lepas buah dada Della yang kini tanpa penutup dan terlihat bergoyang mengikuti gerakan tubuhnya. Della berusaha membuka celanaku, tapi aku keburu mundur kembali ke sofa. Della sudah terbakar oleh minuman dan nafsu birahi yang timbul dari dalam dirinya dan aku tahu persis bahwa harus ada lelaki yang menjadi sasarannya, yaitu Dino.

Della meneruskan tariannya dan menarik tepi pengikat G-Stringnya yang berbentuk pita di samping pinggulnya, Della sudah telanjang bulat. Pinggulnya diputar-putar mirip gerakan bersetubuh. Lalu didekatinya Dino.

"Itu hadiah ulang tahun buat Lu, mau bonus?" kata Della.

Tanpa menunggu jawaban Dino, Della berjongkok di hadapan Dino yang sedang meremas-remas Vivi di sebelahnya. Vivi tahu maksud Della, lalu Vivi membantu Della membuka celana Dino dan langsung terlihat penis Dino yang sudah tegang.

Di sisi lain, rupanya para wanita yang semula malu-malu mulai terbakar pula, mereka sedang berpelukan dan berciuman dengan para lelaki, bahkan Maya dengan Olan dan Tito sekaligus sedangkan Ira dijepit oleh oleh Alvin dan Hengky. Di pojok terlihat Ike dekat dengan Steve, tapi tampaknya mereka masih ingin melihat yang akan diperbuat Della selanjutnya.

Della telah mengulum penis Dino, tidak besar, tidak ada kesulitan buat Della untuk memasukkan seluruhnya ke dalam mulutnya, kaki Dino mulai diangkat dan Della mulai menjilati dan menusuk-nusuk anus Dino dengan lidahnya sedangkan Vivi sesekali menjilat penis Dino yang sering dicegah oleh Della karena saat itu merupakan bagiannya, kata Della.

Della memanjat tubuh Dino dan duduk di pangkuannya tapi penis Dino tidak dimasukkan ke dalam vaginanya, melainkan terjepit di antara perut Della dan Dino, tangannya memeluk leher Dino dan bibirnya menjelajahi seluruh wajah Dino, diciumnya bibir Dino dengan panasnya, turun ke leher dan dijilatinya bagian-bagian sensitif dari leher Dino. Pinggulnya yang tetap digoyang-goyangkan membuat gerakan persetubuhan dalam posisi duduk membuat semua orang di dalam ruangan itu terbakar nafsunya

Penisku pun sudah tegang rasanya. Kuraih Vivi ke pelukanku dari belakang yang lalu menyandarkan punggungnya ke dadaku. Kucium bawah telinganya dan kumasukan tanganku meraih buah dadanya. Kubuka BH Vivi hingga terlepas. Tanganku merasakan langsung buah dada Vivi yang besar dan kenyal. Vivi menolak ketika akan kubuka kausnya. Kurasakan ada tangan menjalar ke penisku, kulihat tangan Maya berada di sampingku di atas pangkuan Tito sedang berciuman. Vivi juga mengulurkan tangannya ke belakang memasuki celanaku dan mulai meremas penisku yang mulai menegang.

Sekitar 10 menit Della mengoral Dino, lalu Della mengambil sepotong kue ulang tahun dan duduk di meja, membuka kakinya. Kue ultah tersebut diletakkan di permukaan buah dadanya dan memanggil Dino untuk memakannya. Awalnya Dino menolak, namun Vivi membisikkan dan memegang pundak Dino serta sedikit mendorong, akhirnya Dino menundukkan kepalanya mulai menjilati buah dada Della. Della menarik kepala Dino agar menekan buah dadanya. Dino merasa sudah kepalang tanggung lalu terlihat Dino mulai mengulum buah dada Della dan menghisap putingnya. Della mendesah-desah sambil memutar pinggulnya di atas meja hingga menambah pemandangan erotisnya.

Setelah buah dadanya bersih, Della mengambil sepotong lagi dan diletakkan di permukaan vaginanya sampai vaginanya belepotan.

"Siapa yang mau makan sekalian bersihin ya, tapi jangan Virano, gua mau lidah yang lain.."

Dino yang sudah terbakar, segera berlutut di lantai dan mulai menjulurkan mulutnya mengambil kue ultahnya dan memakannya, lalu lidahnya dikeluarkan menjilati permukaan vagina Della sampai bersih, Della dengan santainya menggunakan kedua tangannya membuka liang vaginanya dan meminta Dino membersihkan yang ada di dalam. Akhirnya Dino memasukkan lidahnya ke dalam vagina Della. Selama 3 menit mereka bermain di sana hingga Della mengerang keenakan. Penis Dino terlihat sudah tegang sejak awal.

Della bangkit dari meja dan melihat Maya yang masih di pangkuan Tito. Didekatinya Maya dan ditariknya untuk menari bersamanya di samping kursi. Maya yang masih berpakaian lengkap tidak dapat menolak. Mereka menari sambil berpelukan dan terlihat Della mulai menelanjangi Maya yang semula menolaknya namun akhirnya menyerah. Tito dipanggilnya. Maya yang terus bergoyang melihat Della mulai membuka celana tito sampai terlepas, tampak penis Tito mulai mengeras tapi belum full.

"May.. Kasian Tito.. Ngacengnya nanggung.. Isep tuh.." kata Della sambil memegang penis Tito.

Maya yang semula menolak akhirnya menggantikan Della memegang penis Tito setelah tangannya ditarik oleh Della dan tangan Tito sudah hinggap di buah dada Maya, lalu mereka duduk dan melanjutkan percumbuannya, terlihat Maya yang sudah terbakar gairahnya langsung berciuman dengan Tito dan tak berapa lama kepala Tito sudah berada di selangkangan Maya.

Terlihat Vivi sedang mengoral Dino dengan semangatnya, sementara Della mendatangi para cowok satu persatu dan ditelanjanginya mereka, penisnya diremas-remas sampai berdiri tegak dan naik nafsunya, Alvin dan Steve malah sampai hampir orgasme, mereka sudah mengerang dan berteriak serta menggoyangkan pinggulnya membuat penisnya terkocok di tangan Della. Tapi Della segera meninggalkan mereka dan tinggallah pada lelaki blingsatan dengan orgasme yang batal dan akhirnya mengerubuti Maya, Ira dan Ike.

Suasana makin panas, Ira dan Ike sudah tidak malu-malu lagi, mereka pun sudah telanjang, Della mengumpulkan dan berbisik-bisik pada ketiga cewek itu sambil tertawa-tawa. Apa lagi rencana Della? Mereka berempat mendatangi Dino yang sedang dioral oleh Vivi. Maya berbisik pada Vivi yang lalu melepaskan penis Dino dari mulutnya.

"Dino.. Ini tambahan hadiah ulang tahun dari kami" kata Maya.

Maya mendekatkan mulutnya ke penis Dino dan mulai mengulum serta mengocoknya. Lidahnya bermain-main di ujungnya. Dino melihat dan membelalakkan matanya tidak menyangka bahwa malam ini ada 5 cewek yang mengoral dia. Selama 2-3 menit Maya mengoral Dino dan digantikan oleh Ira, selama itu juga lalu Ike yang dengan semangatnya mengoral sampai-sampai Dino hampir orgasme kalau tidak dihentikan oleh Della.

Lalu ketiga cewek itu kembali ke arena meninggalkan Dino yang terbengong-bengong. Aku dan Della hanya berdiri memperhatikan Dino. Della masih telanjang sedangkan aku adalah satu-satunya di ruangan itu yang masih berpakaian. Aku dan Della berdansa slow sambil berciuman lalu duduk tanpa memperhatikan mereka lagi.

Begitulah kelakuan Della dengan caranya sendiri menghangatkan suasana dan menelanjangi semua lelaki. Bagi Della memegang atau bahkan mengoral penis lelaki adalah suatu seni dan kenikmatan tersendiri dan merupakan hal yang biasa seperti halnya berciuman, tapi hanya sampai penis lelaki itu berdiri dan mengeras. Della dapat mengetahui kapan saatnya akan orgasme dan penis itu akan ditinggalkannya, namun tidak akan mudah bagi lelaki lain untuk dapat merasakan vagina Della.

"Ada cowo yang tadi siang orgasme tapi spermanya masih di dalam dan sampai sekarang masih kuat ya" bisik Vivi di telingaku sambil tangannya menyusup ke penisku. Rupanya Vivi sudah selesai mengoral Dino, tercium aroma sperma dari mulutnya
"Buat besok" jawabku singkat.
"Gua pengen sekarang, sperma Dino tanggung, dia udah mabok berat sih" kata Vivi.
"Vi, kalau kontol Virano bisa masuk semua ke mulut lu sekarang, spermanya dikasih hari ini, kalau nggak, besok aja" kata Della sambil tersenyum.
"Gua nggak janji ya, tapi gua mau nyoba" kata Vivi sambil tetap meremas-remas penisku yang mulai mengeras lagi.

Vivi membuka celanaku dan duduk di kursi, penisku tepat berhadapan dengan wajahnya. Penisku ditarik sedikit dan mulai dimasukkan ke dalam mulutnya. Vivi membuka mulutnya lebar-lebar. Setengah sudah masuk, masih belum terasa mentok, kudorong sedikit, Vivi merapatkan mulutnya menjepit penisku, semakin masuk, tinggal 3 cm di luar, mulai terasa ujung tenggorokan Vivi. Kudorong lagi hingga Vivi tersedak. Vivi mencoba lagi 3 kali, tetap tersedak, akhirnya Vivi menyerah dan meneruskan mengocok penisku dengan mulutnya semampu dia.

Della duduk di sebelahku memperhatikan penisku yang keluar masuk mulut Vivi yang sedang berusaha untuk menyelesaikan perjuangannya menaklukkan aku. Vivi menjilati seluruh batang penisku sampai ke bawah kantung zakarku, kugeser pantatku ke depan sambil kutekan sedikit kepala Vivi sehingga jilatannya mengenai ujung anusku sambil tetap tangannya mengocok penisku.

Kembali penisku dimasukkan ke mulutnya dan dikocoknya sambil lidahnya bermain di ujung kepala penisku. Della mengulurkan tangannya dan memasukkan jarinya ke dalam anusku. Kocokan Vivi makin cepat saat mendengar desahanku yang mulai kencang. Akhirnya aku menyemburkan spermaku di dalam mulut Vivi dan ditelannya sampai habis. Tampak wajah Vivi yang puas karena telah berhasil menaklukan aku.

"Nggak bisa masuk semua ke dalam mulut lu kan? Ada tekniknya, emang tadi sore lu belum diajarin Virano di S?" tanya Della.
"Jahat lu, Della diajarin, kok gua nggak" kata Vivi sambil meremas dan mengocok penisku dengan tangannya.
"Tadi mana sempat, takut ada orang lewat dong.." jawabku.
"Emang kalian main dimana tadi sore?" tanya Della.
"Sauna sama jacuzzi" jawab Vivi.

Akhirnya aku naik masuk kamar meninggalkan Della dan Vivi di bawah sementara Dino sudah tergeletak tidur karena mabuk, tidak tahu apa yang terjadi di ruangan sana dengan jumlah yang seimbang antara cowok dan cewek. Aku tertidur sebentar.

Bersambung . . . .




Komentar

0 Komentar untuk "At the party - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald