Panasnya nafsu birahi - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Setelah mencapai orgasmenya yang pertama, Ivan beristirahat sejenak memulihkan tenaganya. Kemudian dia berdiri sambil menarik tangan Mbak Heny untuk berdiri. Dalam keadaan berdiri sejajar, Ivan memeluk tubuh Mbak Heny erat-erat. Mulutnya langsung melumat mulut Mbak Heny. Sementara tangannya meremas-remas pantat Mbak Heny yang padat. Mbak Heny membalas lumatan Ivan dengan pagutan yang tak kalah serunya, sambil tangannya menggenggam batang kemaluan Ivan yang masih layu.

Tangan lembut Mbak Heny dengan jari-jari yang lentik mengurut-urut kemaluan Ivan, membuat batang kemaluan itu perlahan-lahan bangkit lagi. Sementra Ivan dengan buasnya mengecup dan menyedot dari leher terus merambat turun ke buah dada Mbak Heny yang ranum.

"Oohh.. Van.. akhh.." desah Mbak Heny sambil menggeliat saat Ivan menyedot-nyedot puting buah dadanya.

Mata Mbak Heny merem melek dan kepalanya mendongak kelangit-langit kamar mandi meresapi kenikmatan yang dirasakannya. Tanpa melepaskan lumatannya pada mulut Mbak Heny, Ivan mengangkat tubuh Mbak Heny dan mendudukkannya diatas bak kamar mandi, dan membuka kedua kaki wanita itu lebar-lebar. Kemudian Ivan berlutut dihadapan istri Mas Indra itu.

Ivan mendekatkan wajahnya ke bagian perut Mbak Heny. Dengan penuh nafsu, Ivan menyosorkan mulutnya, menjilati dan mengecupi permukaan kulit perut Mbak Heny yang ramping. Mbak Heny menggelinjang hebat. Jilatan Ivan terus merambat turun kebibir vagina Mbak Heny. Kini mulut Ivan melumat bibir vagina Mbak Heny, yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Sesaat kemudian lidah Ivan menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Mbak Heny, membuat wanita itu menjerit histeris.

Mbak Heny merasakan dirinya seolah-olah terbang melayang kesorga kenikmatan, saat organ-organ vaginanya yang lembut dan peka tersentuh lidah Ivan yang kasar. Mbak Heny melupakan sejenak bayangan suaminya yang sedang terbaring menahan sakit didalam kamar. Jeritan dan desahan dari mulut Mbak Heny membuat Ivan semakin agresif mencucuk-cucukkan lidahnya pada lubang vagina wanita itu. Mbak Heny menjambak rambut Ivan dan membenamkan kepala pemuda itu keselangkangannya.

"Van.. sudah.. masukin punyamu.. akuu.. nggak.. tahan," pinta Mbak Heny dengan nafas yang memburu.

Ivan memenuhi permintaan Mbak Heny yang sudah nggak tahan menunggu batang kemaluan Ivan yang sudah tegang dan mengeras untuk segera menusuk lubang vaginanya. Sesaat kemudian Ivan berdiri. Kini selangkangannya berada pas di depan selangkangan Mbak Heny. Ivan memegang batang kemaluannya, mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya ke lubang vagina Mbak Heny. Dan Ivan mulai mendorong maju pantatnya.

Setelah beberapa kali gagal menembusi lubang vagina Mbak Heny yang sempit, akhirnya pada pada tusukkan yang kesekian kalinya. Dengan diiringi desisan dan disusul jeritan nikmat, batang kemaluan Ivan yang besar dan panjang itu, dengan sukses menembus lubang vagina Mbak Heny.

Tanpa membuang-buang waktu, Ivan langsung menggerakkan pantatnya maju mundur. Dengan penuh nafsu Mbak heny mengamati setiap gerakkan kemaluan Ivan yang keluar masuk dari lubang vaginanya. Desisan-desisan yang disertai kata-kata kotor keluar dari mulut Mbak Heny. Tangan Mbak Heny mencengkeram keras punggung Ivan, kedua kakinya mengapit pinggang Ivan. Seolah-olah tak mau kalah, Mbak Heny mengimbangi gerakkan pantat Ivan dengan mendorong-dorong pantatnya maju mundur.

Sambil terus menghujam-hujamkan kemaluannya pada lubang vagina Mbak Heny, Ivan menikmati setiap racauan dan jeritan histeris wanita itu. Sesekali Ivan menggerakkan pantatnya memutar. Membuat Mbak Heny merasakan lubang vaginanya seperti diubek-ubek. Nikmatnya luar biasa. Nikmat yang belum pernah dia rasakan selama berhubungan badan dengan Mas Indra, suaminya.

Sekitar tiga puluh menit berlalu, Mbak Heny merasakan akan segera mencapai orgamenya. Remasan tangannya kepunggung Ivan semakin keras. Seolah-olah hendak menjemput kemaluan Ivan agar menusuk lebih dalam lagi ke lubang vaginanya, Mbak Heny mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Mbak Heny menggelinjang hebat.

Wajah Mbak Heny berubah ganas, matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu benar-benar datang. Ivan tahu kalau Mbak Heny akan segera orgasme, dia semakin cepat menghujamkan kemaluannya ke lubang vagina Mbak Heny. Sampai akhirnya puncak kenikmatan Mbak Heny datang. Mbak Heny mendekap erat tubuh Ivan. Vaginanya berkedut-kedut, menjepit batang kemaluan Ivan. Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya. Orgasme yang beruntun telah dicapai Mbak Heny.

Untuk beberapa saat, Ivan membiarkan Mbak Heny menikmati orgasmenya. Kemudian Ivan yang belum mencapai puncak kenikmatan, menyuruh Mbak Heny turun dari bak mandi. Saat Mbak Heny sudah berdiri, Ivan mendorong tubuh wanita itu ke dinding. Ivan kemudian berlutut dibelakang Mbak Heny. Perlahan tangan Ivan membelai dan mengelus-elus paha Mbak Heny.

"Akkhh.. oohh.. sst," Mbak Heny mulai mendesah, saat lidah Ivan mulai menjilati pahanya yang putih mulus. Tangan-tangan nakal Ivan meremas-remas bibir kemaluannya dari belakang. Membuat nafsu birahi Mbak Heny bangkit lagi.

Kini jilatan Ivan terus merambat naik keselangkangan Mbak Heny. Lidah dan mulut Ivan melumat-lumat selangkangan Mbak Heny beberapa saat untuk kemudian berpindah ke lubang vaginanya. Lidah Ivan mencucuk-cucuk lubang vagina Mbak Heny membuat Mbak Heny kelabakan dan kewalahan menahan rasa nikmat.

Setelah puas memainkan lidah dan mulutnya dilubang vagina Mbak Heny, Ivan kemudian mendekatkan wajahnya kebelahan pantat Mbak Heny yang padat dan kenyal. Dicium dan dikecupnya pantat wanita itu beberapa kali. Kemudian Ivan menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati lubang anus Mbak Heny, membuat Mbak Heny tersentak kaget. Karena baru kali inilah pantatnya diciumi dan lubang anusnya dijilati.

Ivan semakin kesetanan, dia meremas-remas pantat Mbak Heny sambil mencucuk-cucuk dan menyedot-nyedot lubang anus wanita itu. Mbak Heny yang sudah bertekad memberikan segalanya pada Ivan membiarkan saja apa yang dilakukan pemuda berkulit hitam itu. Sekitar sepuluh menit Ivan memainkan mulut dan lidahnya pada pantat Mbak Heny, dia kemudian berdiri smbil menarik pantat Mbak Heny kebelakang. Membuat posisi Mbak Heny jadi menungging. Tak lama berselang Ivan membuka belahan pantat Mbak Heny dengan tangannya lalu mengarahkan kemaluannya ke lubang anus Mbak Heny.

Rasa sakit yang hebat dirasakan Mbak Heny, saat kepala kemaluan Ivan menerobos masuk ke lubang anusnya yang masih perawan. Dan rasa sakit itu semakin hebat ketika sedikit demi sedikit batang kemaluan Ivan masuk ke lubang anusnya. Dengan sekuat tenaga Mbak Heny berusaha menahan rasa sakit itu. Sampai akhirnya seluruh batang kemaluan Ivan tertelan lubang anusnya.

Ivan mendiamkan kemaluannya disana beberapa saat, untuk beradaptasi. Ivan hanya mengelus buah dada Mbak Heny dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meremas-remas lubang vaginanya. Setelah dirasa cukup, Ivan mulai menghujamkan kemaluannya ke lubang anus Mbak Heny. Setelah beberapa kali sodokkan, Mbak Heny merasakan sakit pada lubang anusnya perlahan-lahan mulai mereda dan berganti dengan rasa nikmat.

Kini dia mengimbangi dengan goyangan saat kemaluan Ivan menusuk-nusuk pantatnya. Sungguh pemandangan yang sangat kontras. Seorang putri cantik berkulit putih mulus sedang menungging, menghadap kedinding sambil memutar-mutar pantatnya, sedang disodok-sodok lubang anusnya dari belakang oleh seorang pemuda berkulit hitam legam.

Dan ketika Ivan merasakan kenikmatan yang sedang mencapai puncaknya. Ivan bergerak seperti kuda jantan yang sangat liar. Dia semakin cepat menyodok-nyodokkan pantatnya, sambil tangannya semakin cepat mencucuk-cucuk lubang vagina Mbak Heny. Sementara Mbak Heny tak mau kalah dia semakin cepat memutar-mutar pantatnya. Sampai akhirnya orgasme mereka datang menjemput.

Dan diiringi lolongan panjang yang hampir bersamaan. Ivan menyemprotkan spermanya dilubang anus Mbak Heny. Sedetik kemudian Mbak Heny menyusul. Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya, membasahi tangan Ivan. Ivan menarik tangannya dari lubang vagina Mbak Heny lalu mendekatkannya kemulut Mbak Heny. Tanpa ragu, Mbak Heny menjilati sisa-sisa spermanya sendiri yang menempel ditangan Ivan.

Sesaat kemudian Mbak Heny membalikkan tubuhnya. Sambil tersenyum dia memandangi wajah Ivan. Senyum penuh kepuasan, kepuasan yang belum pernah dirasakannya. Ivan membalas senyuman istri Mas Indra itu, senyuman bangga karena telah berhasil menyetubuhi wanita secantik Mbak Heny. Wanita yang tak mengeluh sedikitpun meski Ivan telah memerawani lubang anusnya.

Setelah membersihkan badan masing-masing, Ivan dan Mbak Heny keluar dari kamar mandi. Dengan mengendap-endap mereka berjalan menuju kamar. Sampai di kamar, mereka melihat Arif, sahabat Ivan dan Mas Indra, suami Mbak Heny yang masih tertidur pulas. Setelah dirasa aman, Ivan dan Mbak Heny kemudian tidur terpisah ditempat masing-masing, agar tidak mencurigakan. Mas Indra yang sedang tertidur lelap, sama sekali tidak tahu kalau istrinya telah berselingkuh dengan Ivan, penunggu pasien disebelahnya.

Dan malam-malam berikutnya, mereka melakukan lagi, bersama-sama mereguk kenikmatan. Tentu saja harus menunggu Arif dan Mas Indra tidur terlebih dahulu. Dan setiap menjelang tengah malam Mbak Heny yang sudah lama kesepian, membangunkan Ivan untuk memberinya kepuasan lagi. Ivan yang sudah merasakan buas dan ganasnya Mbak Heny saat bersetubuh, tentu saja menyambut hangat ajakan wanita itu. Sampai akhirnya Mas Indra dinyatakan sembuh dan dokter memperbolehkannya pulang. Otomatis Mbak Heny sebagai istrinya ikut pulang.

Tapi sebelum pulang Mbak Heny masih sempat memberikan alamat dan nomor telponnya pada Ivan. Mbak Heny mengundang Ivan untuk main-main ke rumahnya. Tentu saja kalau suaminya tidak ada dirumah. Apalagi kalau bukan untuk melanjutkan persetubuhan mereka yang untuk sementara tertunda.

Bersambung . . . . .




Komentar

0 Komentar untuk "Panasnya nafsu birahi - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald