Nikmatnya berejakulasi di wajah Lily

0 comments

Temukan kami di Facebook
Namaku Rudi, umurku 30 tahun, aku seorang 'cumshots' maniak yang sangat terangsang jika melihat wanita minum sperma ataupun memuncratkan cairan spermaku di wajah seorang wanita. Dan hobi lainku adalah mengumpulkan pakaian dalam wanita yang menurutku cantik, terutama bra dan korset. Sudah banyak sekali bra dan korset yang kukoleksi, terutama dari para wanita yang kukenal.

Pakaian dalam mereka kuambil entah dari kamar mandi maupun kamar mereka atau dimana pun. Salah satunya adalah Lily, seorang wanita karir berumur 35 tahun dan ibu dari dua orang anak. Payudaranya cukup montok dengan ukuran bra 34B dan korset berukuran M. Postur tubuhnya cukup bagus dengan berat badan kurang lebih 58 kg. Aku kenal baik dengan adiknya, Tantra. Sering sekali aku main ke rumahnya, dan sering kali pula aku mengambil bra dan korset-nya Lily. Sudah puluhan bra Lily yang kukoleksi di rumahku, mulai dari yang warna hitam, merah jambu, coklat muda sampai warna putih, pokoknya lengkap.

Lily suka sekali dengan bra berwarna putih dan berenda, karena kebanyakan bra yang kuambil 90% berwarna putih. Bra tersebut kugunakan untuk onani, sambil membayangkan Lily diperkosa oleh banyak lelaki sambil dipaksa meminum air mani mereka. Hingga akhirnya aku berejakulasi begitu banyak, dan spermaku kutampung di cup BH Lily. Lama kelamaan aku bosan juga dengan hanya beronani menggunakan bra-nya saja, maka aku mengajak teman-temanku sesama 'cumshots' maniak untuk menculik Lily dan memperkosanya beramai-ramai. Teman-temanku begitu bersemangat, dan terwujudlah rencana itu.

Namun tiga hari sebelum menculik Lily, kami beronani beramai-ramai sekitar 30 orang. Satu hari rata-rata dari kami beronani sampai tiga kali, jadi bisa dibayangkan berapa banyak sperma yang kami kumpulkan dalam waktu tiga hari tersebut. Kurang lebih 4 gelas penuh sperma yang kami kumpulkan dan menampung air mani kami di sebuah gelas dan menyimpannya di dalam kulkas. Dan aku rasa para pembaca sudah tahu untuk apa air mani tersebut.

Hari itu seharian penuh kami membuntuti Lily kemanapun ia pergi, dan menunggu sampai datangnya kesempatan untuk menculiknya. Malam itu Lily pulang dari kantornya sekitar jam delapan malam, dan naik taksi dari halte yang ada di depan kantornya. Aku dan beberapa orang temanku menguntit dari belakang dengan minibus temanku.

Ketika taksi berhenti di lampu merah yang sepi, dua orang temanku langsung naik ke dalam taksi dan menyeret Lily keluar dan langsung menaikkannya ke dalam mobil yang kutumpangi, dan temanku langsung tancap gas dalam-dalam. Lily langsung kami bawa ke sebuah rumah temanku, dan langsung diseret masuk ke dalam. Di dalam sana sudah menunggu 25 orang temanku lagi. Tanpa basa-basi lagi, Lily mulai kami kerjain.

Kami memberi kesempatan pada Lily untuk beristirahat sebentar dan memaksanya duduk di sofa. Teman-temanku sudah tidak sabaran dan mulai menggerayangi tubuh Lily yang montok itu. Bergantian mereka menciumi wajah dan bibir Lily, hingga akhirnya mulailah aku dan teman-temanku melucuti satu persatu pakaian Lily.

Kami mulai bergantian memasukkan tangan ke balik rok Lily yang panjangnya semata kaki sambil meremas-remas paha, selangkangan dan pantat Lily. Tidak puas sampai di situ, Heru mengambil gunting dan mulai membelah rok Lily dari bawah hingga hampir ke selangkangan, dan rok tersebut digunting hingga menjadi rok mini yang pangjangnya 20 senti di atas lutut. Paha Lily kami bentangkan lebar-lebar hingga selangkangannya yang masih dibalut korset putih itu terlihat dengan jelas, dan dengan leluasa kami berebutan mengobok-ngobok selangkangan Lily, sedangkan yang lainnya mulai berusaha membuka blaser dan blous putih Lily hingga akhirnya blaser dan blous tersebut dilepaskan dari tubuh Lily.

Rok mini Lily pun akhirnya dilepas dari pinggangnya, hingga Lily hanya memakai BH putih berenda dan korset putih serta sepatu hak tinggi putih. Sebelum menyetubuhi Lily bergantian, aku dan Dedi mengambil 4 gelas air mani serta pudding coklat yang kami simpan di kulkas kemarin. Di depan wajah Lily kami menyiram pudding coklat tersebut dengan setengah gelas sperma dingin, dan bergantian kami memaksa Lily menelan pudding sperma tersebut. Aku dan beberapa temanku menyuapi Lily puding tersebut dengan sendok makan hingga puding beserta 'kuahnya' tersebut habis tandas.

Sementara Lily tersedak-sedak ingin muntah karena begitu mual sekali, namun kami tidak perduli dan acara tetap dilanjutkan. Salah seorang temanku mengambil suntikan plastik tanpa jarum, dan ia menyedot sperma dari dalam gelas dengan suntikan tersebut, dan memaksa Lily membuka mulutnya, dan ia langsung menyemprotkan air mani lewat suntikan tersebut, dan memaksa Lily menelan air mani tersebut. Bergantian kami menyuntikkan air mani ke mulut Lily hingga habis 2 gelas.

Satu persatu dari kami mulai melepaskan celana dalamnya, dan kami bergantian menempelkan penis kami yang sudah ereksi amat keras di wajah dan payudara Lily sambil meremas-remas payudara Lily yang masih dibalut bra dengan gemas. Secara bergantian Lily kami paksa mengulum-ngulum penis kami sambil sesekali bergantian memukul-mukulkannya di wajah Lily dengan penuh nafsu.

Aku mengambil gelas yang berisi sisa sperma tadi, dan mulailah kami mengoleskan sperma tersebut ataupun mencelupkan batang kejantanan kami ke dalam gelas tersebut, dan memaksa Lily mengulum penis yang sudah berlumuran sperma tersebut, hingga akhirnya sperma tersebut habis, dan gelas tersebut terlihat bening tak bersisa sperma setetespun. Bahkan beberapa orang di antara kami bergantian menyumpalkan celana dalamnya dengan gemas ke dalam mulut Lily. Aku pun ikut menyumpalkan celana dalamku ke dalam mulut Lily.

Dalam keadaan mulut disumpal celana dalam, Lily kami paksa menjepit penis kami bergantian di selangkangannya, baik dari depan maupun dari belakang dalam posisi berdiri di atas sepatu hak tingginya. Sementara temanku yang lain memaksanya mengocok penis dengan tangannya, kiri dan kanan. Aku mengambil gunting dan menggunting celana korset Lily di bagian selangkangannya, hingga kami akhirnya dengan leluasa bergantian memasukkan batang kejantanan kami ke dalam liang vagina Lily.

Aku dengan cepat menggerakkan batang kejantananku keluar masuk vagina Lily, sementara itu Dodi dan Soni memaksa Lily mengulum-ngulum penis mereka. Yang lainnya berusaha memukul-mukulkan batang kejantanan mereka di wajah dan payudara Lily. Sementara itu yang belum dapat bagian hanya dapat menonton sambil mengocok-ngocok batang kejantanan mereka.

Feri memaksa Lily duduk di atas selangkangannya hingga secara otomatis batang kejantanan Feri langsung masuk ke dalam vagina Lily, dan Lily dipaksa bergerak turun naik, dan terkocok-kocoklah batang kejantanan Feri keluar masuk vagina Lily, sementara dua orang temanku berdiri di depan Lily dan memaksa Lily mengocok-ngocok penis mereka dengan kedua tangannya. Cup bra Lily dibetot ke bawah hingga payudara Lily menyembul keluar dan ikut bergoyang-goyang turun naik ketika ia bergerak. Dan hal itu membuat kami jadi lebih terangsang berat. Kami bergantian mengerjai Lily dengan gaya tersebut, hingga akhirnya kami mengakhirinya dengan pesta sperma di wajah Liliy.

Aku dan teman-temanku bergantian menekan-nekan wajah Lily ke selangkangan sambil menggosok-gosokan batang kejantanan kami di wajahnya. Tidak puas sampai di situ, aku mengambil sebuah cincin karet dengan garis tengah 6 cm dan tebal 2 cm, lalu kusumpalkan di mulut Lily hingga mulutnya tidak dapat dikatupkan lagi, dan dengan leluasa aku mengocok batang kejantananku keluar masuk mulut Lily yang menganga lebar itu, dan teman-temanku bergantian melakukan hal tersebut. Akhirnya satu persatu dari kami sudah tidak sanggup lagi menahan spermanya, dan mulailah kami satu persatu berejakulasi di wajah Lily.

Lily kami paksa duduk di sofa dengan rileks, lalu empat orang temanku mengocok-ngocok penisnya dengan cepat dan mengarahkan lubang penis mereka ke arah wajah Lily, dan memuncratkan air maninya hampir bersamaan secara bertubi-tubi di wajah Lily, dan membuat beberapa garis lurus putih air mani dari dahi hingga mulut Lily. Dua orang lainnya memuntahkan air maninya di ubun-ubun Lily hingga bertetesan ke dahi dan wajahnya.

Sepuluh orang temanku termasuk aku memaksa Lily membuka mulutnya lebar-lebar, dan bergantian mencipratkan air mani kami ke dalam mulut Lily dan memaksa Lily menelan air mani tersebut hingga habis. Empat orang bergantian memukul-mukulkan serta menekan-nekan wajah Lily di selangkangan mereka hingga akhirnya cairan sperma mereka muncrat dan berantakan di wajah Lily hingga bertetesan ke payudara Lily.

Sepuluh orang lagi bergantian mencipratkan cairan maninya di dada dan wajah Lily. Wajah dan rambut Lily blepotan sperma yang tak terkira, dan aku mengambil sendok kecil, dan menyendoki sperma yang bertetesan di wajah Lily dan memaksanya menelan cairan putih kental tersebut hingga bersih. Lily kami mandikan hingga bersih dan kami memakaikan kembali bra dan korset bersih yang aku sudah persiapkan.

Setelah beristirahat satu jam, kami kembali ngerjain Lily beramai-ramai. Kali ini Lily hanya kami paksa mengocok dan mengulum batang kejantanan kami. Hasil ejakulasi kami ditampung di sebuah gelas berkaki hingga penuh hampir tumpah. Aku mengambil kembali suntikan plastik, lalu kami bergantian menyedot cairan sprema tersebut dan bergantian menyemprotkannya ke wajah dan payudara Lily, hingga Lily sekali lagi kami bermandikan air mani hingga hampir tidak ada tempat yang kering di wajahnya.

Puas memperkosa Lily, kami membawanya naik mobil dan menurunkannya di dekat rumahnya dengan hanya memakai bra dan celana dalam serta sepatu hak tingginya.

Tamat




Komentar

0 Komentar untuk "Nikmatnya berejakulasi di wajah Lily"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald