Pecinta ABG - 1

0 comments

Temukan kami di Facebook
Ini adalah pengalamanku ketika di SMU pertama kali waktu kelas 2 tahun 2000 kemarin, bercinta dengan teman-teman bahkan adik kelasku merupakan pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Hal itu benar benar luar biasa, bahkan hingga sekarang aku sudah kuliah di perguruan tinggi pun masih terbayang-bayang.

Di sini akan kuceritakan salah satu pengalaman bersama teman-teman dan adik kelasku waktu SMU dulu yang mungkin akan membuat anda pembaca pernah merasakan juga atau yang menyukai cowok yang cute, manis, dan baik. Bercinta dengan teman SMU dan adik kelas awalnya adalah hal yang dulu tidak kupikirkan sama sekali karena aku saat ini pun masih mempunyai seorang kekasih yang kusayangi atau dengan kata lain aku sebenarnya masih menyukai wanita.

Bercinta dengan cowok masih kulakukan juga tetapi sebagai just for fun saja mengingat kenikmatan yang dulu kualami juga. Hanya saja sekarang aku memang lebih menyukai yang masih duduk di bangku SMP ataupun di SMU saja jadi tidak mencari sembarangan (safety minded) karena dalam bercinta dengan mereka aku dapat lebih enjoy melihat kepolosan dan tampannya mereka dengan lebih menyenangkan. Selamat membaca!

*****

Tahun 2000 lalu Aku, Ery (samaran) merupakan siswa kelas 2 salah satu SMUN di Jakarta, berpenampilan menarik dan suka bergaul. Tentunya banyak juga teman cewek yang menyukaiku tapi aku lebih berkonsentrasi pada pelajaran walau ada juga teman wanita yang mencuri hatiku. Aku berteman akrab dengan teman sejak SMP yang masuk ke SMU yang sama yaitu Dimas dan Andrew sedang Dani kami kenal di SMU dan jadi akrab karena waktu awal masuk SMU kami yang harus dikerjai dulu oleh kakak kelas pernah dibantu Dani untuk meminjamkan handphonenya yang waktu itu tidak boleh dibawa, tapi dia nekat diam-diam dan kita pakai HP-nya untuk menelepon ke rumah Andrew karena ada tugasnya yang ketinggalan walau waktunya mepet.

Dimas orangnya rame, berkulit lumayan putih berbadan sedang dan memakai kacamata. Walau memakai kacamata dia termasuk cowok yang tampan. Andrew orangnya riang, tinggi kurus tapi tidak kurus sekali dan punya dada yang bidang, dia indo karena kakeknya berasal dari Inggris dan dia tampan, putih, kalau bibirnya yang merah itu basah pasti kelihatan cute sekali ditambah dengan mode rambutnya yang dipotong pendek mirip salah satu penyanyi boy band Blue. Karena dia indo maka putih kulitnya tidak seperti orang barat pada umumnya yang putih sekali, dia berkulit putih yang manis. Yang terakhir adalah Dani, dia juga cowok cute dan agak pendiam tetapi kalau sudah rame pasti dia bisa ikut rame juga. Di antara kami memang Andrew yang paling cute tapi kami berempat bisa dikatakan cowok-cowok yang lumayan top di sekolah karena termasuk cowok-cowok yang cute dan keren apalagi Andrew yang aktif di basket. Aku sendiri orangnya keren, berkulit sawo dan putih sedang.

Kami sudah kelas 2 SMU dan suatu siang yang panas, pulang sekolah, aku pulang bersama Dani dan mampir ke rumahnya di kawasan Jakarta. Sudah biasa aku main ke rumahnya tapi kali ini dia tiba-tiba menanyakan hal yang agak lain kepadaku di kamarnya di atas setelah kami ngobrol-ngobrol dan memutar CD audio.
"Eh, kebayang nggak lo ngentot sama Rina".
Aku tersenyum saja, "Kenapa, lo naksir sama dia?"
"Gue sempat ngeliatin dia tadi di kelas, orangnya manis juga".
Kemudian Dani mengeluarkan VCD porno dari lacinya dan dipasang di komputer. Kami jadinya malah nonton bareng. Aku dan Dani menonton berdua. Pada saat itu rumahnya tidak ada orang hanya ada 2 orang pembantu yang ada di lantai bawah. Pada adegan yang semakin panas tiba tiba Dani berkata, "Gesek-gesek yuk..!". Aku terdiam kaget karena hal itu yang juga pernah kubayangkan waktu nonton VCD porno di rumahku bersama yang lain tapi niatnya sekadar merangsang bareng dan tidak terlalu jauh.

Aku segera menyadari bahwa ia ingin kami saling menggesekan kelamin dan aku juga saat itu memang sudah terangsang. Aku mengiyakan saja dan kemudian aku dan dia berdiri ke kasurnya. Lalu kami berhadapan dan Dani mengangkat tanganku dan memelukku sambil menggesek kelaminnya di depan celanaku dan saling beradu kelamin tapi tidak sampai membuka celana. Ia pun tidak membuka celananya, kami masih memakai seragam SMU yang basah dan berkeringat. Sambil mendesah desah pelan, Dani lalu mencium badanku dan lidahnya menjilat seragamku yang berkeringat. Aku memang kalau sekolah tidak pernah memakai kaus dalam, begitu juga teman-temanku itu.
"Ry, gue suka sama cowok, lo jangan marah ya.."
Akhirnya aku sadar, memang benar kalau Dani suka sama cowok tetapi baru sekarang dia mengaku.
"Gue suka liat badan anak sekolah yang nggak pakai kaos dalem, seksi, ahh aahh aahh".
Aku juga terangsang mendengarnya. Badanku semakin berkeringat, begitu juga Dani yang tidak memakai kaos dalam. Dia menciumi ketiakku di seragam yang basah, kami akhirnya pindah ke kasur dan dia mulai membuka celana hingga celana dalamnya.

Aku melihat kelaminnya yang sudah memanjang sekitar 15 cm tapi tidak begitu besar, hanya panjang dengan bulu-bulu yang tidak terlalu banyak. Dia memintaku juga untuk membuka semua celana hingga celana dalamku, tapi aku hanya mau celana saja. Dia tidak menghiraukanku yang tidak membuka CD. Kami saling berpelukan lagi dan aku juga semakin terangsang melihat dia yang ternyata mempunyai wajah yang manis, bibir tipis dan kulit bersih hingga akhirnya dia kucium dan kukulum lidahnya, begitu juga dia membalasnya. Kubuka celana dalamku juga dan kelaminku pun sudah memanjang besar, dia semakin terangsang dan mulutnya yang manis menuju kelaminku dan menghisapnya dengan penuh nafsu. Aku semakin bernafsu juga dan awalnya aku tidak mau memasukkan kemaluan Dani ke mulutku, tapi aku menjadi lupa, setelah 5 menit dia mengulum kelaminku ganti aku yang mengulum batang kelamin dan buah kelaminnya dengan nafsu.

Bau khas kelamin remaja belasan tahun yang puber ternyata menambah nafsuku juga yang entah mengapa semakin tidak terkontrol. Dani mendesah kenikmatan. Pantatnya yang keras kuremas-remas hingga dia semakin mendesah. Waktu aku ingin membuka kemeja seragam Dani, ia menolak dan menyuruhku juga tetap memakainya. Aku mencium mulut Dani lagi sampai terasa olehku akan keluar air mani. Aku mendesah sambil melakukan masturbasi dengan anganku, lalu Dani berjongkok dan melepas tanganku yang sedang mengocok lalu ia masukkan lagi kelaminku ke dalam mulutnya hingga muncratlah seluruh air maniku di dalam mulutnya. Kulihat ia memainkan air maniku yang belepotan dengan mengeluarkan lagi dari mulutnya lalu dijilatinya di kemaluanku.

Aku lemas, tapi Dani belum keluar, ia memintaku untuk memasturbasinya sambil telentang di kasur, akupun menurutinya dan mengocok, ia mendesah kenikmatan, kupegang kemaluannya yang tidak besar tapi panjang dan sedikit sekali bulu-bulunya, ia semakin mendesah dan akhirnya muncrat hingga aku tak bisa menghindar sampai seragamku akhirnya kena dan basah oleh air mani Dani. Dani telentang di kasur, kelelahan juga. Setelah itu aku bergegas ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Dani untuk membersihkan air mani yang menempel di seragam sekolahku. Setelah keluar, Dani masih telentang dan melihat ke arahku sambil tersenyum kelelahan. Aku memakai lagi celana dalam dan celana abu-abu sekolahku.

Untuk sesaat aku terdiam lalu Dani berkata dengan kondisi kemaluannya yang sudah lemas dan basah oleh air mani di kasurnya sambil duduk.
"Ry, gue sebetulnya pernah beginian juga sama Andrew dan Dimas, lo aja yang tidak pernah kita ajakin soalnya gue takut Andrew dan Dimas marah sama gue, mereka bilang tidak usah ajak Ery. Awalnya juga karena gue, Andrew dan Dimas pernah nonton VCD porno di rumah gue tapi tanpa lo, dan akhirnya kita jadi sering begini habis nonton.."
Aku diam dan hampir tidak percaya ternyata Andrew dan Dimas sering beginian dan ternyata memang Dani yang pertama mengajak mereka dan akhirnya keterusan.
"Dani, lo itu memang suka sama kita-kita ya?"
"Iya, cuma gue tidak bisa bilang ke lo langsung, gue nggak mau lo pada marah sama gue.."
Dani mulai terlihat sedih.
"Gue juga suka liat anak cowok pakai seragam sekolah tapi nggak pakai kaos dalam, dari sejak gue SMP, nggak tau kenapa Ry.., kayaknya gue ini ada kelainan karena sejak SMP suka sama cowok, Andrew dan Dimas karena awalnya iseng ngikutin ajakan gue jadinya keterusan beginian, mereka suka ngelus-ngelus dan membelai gue, juga di sekolah terutama di toilet, mereka berdua yang buat diri gue serasa nyaman karena kalo lagi beginian pasti gue yang dipeluk-pelukin sama mereka dan gue suka digituin.., i feel my fantasy.. Ry..".

Aku diam dan teringat setelah kupikir pikir Andrew dan Dimas juga tidak pernah memakai kaos dalam.
"Gue suka liat lo nggak pakai kaos dalam Ry, seksi dan gue suka bau keringat..".
Terselip perasaan simpati kepada Dani, dan lalu aku menghampiri dan memeluknya lagi dengan hangat dari belakang tubuhnya. Mukanya yang cute dan bibirnya yang tipis memerah. Kulitnya yang putih dan dadanya yang juga bidang terlihat seksi di balik seragam sekolahnya. Setelah itu aku juga membelai rambutnya dan menenangkannya. Setelah ngobrol lagi, aku pulang ke rumahku dengan taksi, di perjalanan aku berpikir ternyata melihat badan cowok yang lagi memakai seragam putih yang ukurannya pas/kecil (mode tahun 2000-an hingga kini) seksi juga. Dan aku jadi mulai tertarik untuk melihat badanku sendiri pakai seragam SMU tapi tanpa kaos dalam. Hari berlanjut, pikiranku yang tadinya hanya konsentrasi untuk UMPTN jadi bercabang, antara ada perasaan yang kutahan agar tidak muncul yaitu suka sama cowok tapi di satu sisi ada keinginan untuk melakukan lagi pengalaman nikmat itu.

Pada hari Sabtu aku bertemu dengan adik kelasku bernama Heru. Anak Kelas 1 SMU, Dia anak cowok yang manis (saat ini dia kelas 3 SMU) seperti teman-temanku, berbadan kurus atletis, putih, berbibir seksi dan juga selalu memakai seragam sekolah yang seksi, polos ketat dan tanpa kaos dalam. Selama bertemu dengannya tidak pernah ada perasaan suka padanya, tapi bagiku keadaan berubah. Waktu itu hari Selasa, dia sedang main basket di lapangan dan tidak memakai baju olahraga, seragamnya yang seksi basah oleh keringat dan dengan sepatu Nike terbaru dia tampak benar-benar cute dan rambutnya yang mirip Harry Potter semakin membuatnya keren, hingga aku teringat lagi pengalamanku bersama Dani waktu itu.

Aku memanggilnya.
"Heru, ntar pulang sekolah main ke rumah gue, ada Andrew, Dimas juga Dani, kita mau ada rencana untuk Pentas Seni, lo anak kelas satu jadi bantu-bantu kita.."
"Wah, gue kayaknya nggak bisa, ada les tapi okelah gue usahain.."
"OK Her, kalo gitu ntar lo bareng sama kita.."
"OK Ry!"

Waktu berjalan, pada hari Selasa sepulang sekolah itu, aku yang mengajak mereka bertiga dan Heru adik kelasku ke rumahku yang lagi kosong, hari itu di kelas aku merasa merindukan pengalaman bersama Dani lagi. Kupikir waktunya tepat jadi kuajak teman-temanku ke rumah. Andrew, Dimas dan Dani. Hingga saat itu aku semakin merasakan suka dengan teman cowok dan ingin menyalurkan dan bercinta dengan teman-temanku. Dan ada lagi anak baru yang cute, adik kelasku yang terbayang juga belakangan ini. Aku berani karena aku sudah tahu kalau Andrew, Dimas dan Dani sering bercinta bersama yang mana kadang-kadang dari cerita Dani, mereka saling berganti posisi dan saling bercumbu mesra. Walaupun sudah mulai bermain anal, saling memasukkan jari ke anus antar mereka, saling membelai dan dibelai tetapi kata Dani mereka masih normal dan tidak jadi seperti Dani yang memang sudah ada kelainan karena hanya suka sama cowok.

Sampai di rumah, kami langsung masuk ke kamarku di lantai atas, kami berlima dalam keadaan berkeringat. Aku langsung menyalakan komputer dan kupasang VCD porno yang kuperoleh dari Dani, kami tertawa tawa menontonnya, tapi aku sudah tahu kalau kami semua sebenarnya sudah terangsang. Dimas dan Andrew semakin terlihat bernafsu. Begitu juga adik kelasku Heru yang ternyata sering juga menonton VCD porno di rumahnya tersenyum. Tiba tiba Andrew mengelus-elus badan Dimas, dan Dimas membalas memeluknya. Aku, Dani dan adik kelasku melihat mereka dengan tersenyum. Andrew memeluk Dimas dari belakang dan Dimas semakin terangsang, akupun menghampiri Dani dan Dani langsung mengerti, aku mengulurkan lidah ke mulutnya. Dia membalas dan kami saling berciuman. Adik kelasku Heru menjadi bingung. Aku lalu melepas pelukanku pada Dani dan mengarah kepadanya dan mengajak begituan juga tapi tidak memaksanya, dia bingung dan menolaknya. Aku terus mengajaknya dan Dani tersenyum padanya.

Bersambung . . . . .




Komentar

0 Komentar untuk "Pecinta ABG - 1"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald