The lost boy - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Aku kegelian dan tidak tahan ingin melepaskannya, saat tony menjilati ujung penisku yang sedang mengeras, tapi rasa nikmatnya lebih hebat dan aku pasrah kenikmatan. Aku berkata terputus-putus karena bicara dalam kenikmatan, ton..ton. ka..kak su..dah mau lepas neghh.. seperti biasa anak ini sangat cuek bila sedang menikmati, dan crot..crot..crot.. spermaku menembak ke dinding tenggorokan tony, dia selalu menelannya dan kini adalah giliranku menikmati semburan sperma tony yang sudah berumur 14 tahun, ya dia baru merayakan ulang tahunya yang ke-14 tadi sore bersama teman-teman sekolahnya di sebuah café di Jakarta, tony adalah anak indo papanya dari Australia dan mamanya adalah Chinese. Anaknya periang dan bersahabat, tubuhnya putih bersih dan wajahnya cakep sekali bulu matanya lebat, ada belahan di dagunya dan lesung pipinya bila tersenyum sangat menggoda.

Aku berpikir enak sekali menikmati sperma anak kecil yang cakep ini dan aku mulai menghisap penis tony yang sudah mekar dari tadi tak kusisakan sedikitpun bagian penis tony aku kulum semua rasanya nikmat, tony bergerak memutar badannya dan sekarang posisinya diatas kepalaku, dia menggoyang goyangkan pantanya dan menarik maju mundur penisnya yang besar, tapi "oeekk.." ujung penisnya menyentuh kerongkonganku sampai terlalu dalam aku tidak tahan aku ingin muntah, buru buru aku bangun melepaskan kulumanku dan menyambar ember yang kebetulan masih ada di samping tempat tidur dan ueekk.. aku memuntahkan air yang banyak dari mulutku dan ada sedikit lendir yang keluar, mungkin itu precum tony. Dengan mata yang berair sambil mengenakan handuk karena masih bugil aku menuju kamar mandi kemudian kumur-kumur dan cuci muka.

Setelah kembali ke kamar tony segera menyodorkan segelas sirup orange kesukaannya dan aku meneggaknya setengah lebih dan sisanya di habiskan tony, kemudian aku ingin melanjutkannya untuk mengulum penis tony tapi dia sudah bercelana pendek biru (celana SMP) dan berkata "sudahlah Kak raffel kita lakukan besok lagi, nanti kakak sakit, maaf ya.. kak, tadi tony terlalu kencang jadi kakak muntah", aku menjawabnya dengan tertawa dan tawaku memancing tony ikut tertawa, akhirnya kami tertawa terbahak bahak.

Selama kami berhubungan homoseks itulah salah satu kenanganku dengan tony pada saat dia berulang tahun ke 14, dan aku hanya sekali saja muntah karena mengulum penis tony, sungguh manis dan geli kenangan itu, hayalanku buyar ketika aku mendengar sangat jelas dari suara speaker di ruang tunggu terminal kedatangan soekarno-hatta yang menyampaikan informasi pesawat dari merlbourne yang telah mendarat. Saat ini aku sedang menjemput ayah tony Mr Dave, aku sudah beberapa kali bertemu beliau, orangnya sangat ramah dan baik, kami beberapa kali makan bersama dengan keluarganya di café Jakarta. Sudah dua bulan aku berpisah dengan tony walau begitu tony setiap malam pasti meneleponku, saat ini Mr Dave kemari ingin membereskan urusan rumahnya, dan tony meneleponku untuk menjemputnya.

Ketika tampak sosok Mr Dave, aku buru buru menghampirinya, aku langsung memeluknya dan dia juga memelukku sambil menepuk-nepuk punggungku, aku merasakan kehilangan tony dan kerinduanku terlalu dalam, aku ingin melampiaskan rinduku pada ayah tony karena aku sudah dipesan tony supaya memeluk ayahnya pada saat bertemu pertama dengan ayahnya, karena tonypun sudah memeluk ayahnya pada saat mereka mengantar keberangkatannya, sepertinya Mr Dave mengerti perasaan kami dan sambil tersenyum dia berkata "tony baik baik saja dia anak yang pintar karena dia punya kakak di Jakarta yang menyayanginya" dan aku tersenyum bangga mendengar pujiannya, kemudian beliau menyodorkan sebuah surat dari tony yang diambil dari sakunya aku langsung menyambarnya dan mencium amplopnya dan kemudian aku simpan baik baik dalam kantongku.

Ketika malam yang kutunggu aku mengambil surat itu aku mencium amplopnya lagi aku ingin membukanya tapi aku ingin menangis lagi dan benar aku tidak tahan lagi air mataku mengalir dan aku membuka dan membaca surat itu dua lembar isinya dan kata-katanya yang paling membuat aku merasa tenang demikian "kak rafel, tony berjanji kepada kakak, tony akan hidup menjadi seorang pria sejati karena kenangan tony dengan kakak sangat indah, teramat indah tidak ada sesuatupun yang dapat mengalahkannya, tony tidak ingin mencintai siapapun lebih dari kakak dan apa yang kakak katakan pada malam itu akan tony lakukan, tony akan membawa seorang kekasih wanita yang cantik dan memperkenalkannya pada kakak kelak"

Aku memejamkan mata dan terasa ada desakan dari dalam kelopak mataku, air-mataku mengalir aku tak kuasa lagi membayangkan kenangan lamaku bersama tony, aku terbaring lemas di atas tempat tidurku, dan tiba tiba ada sentuhan kain halus yang menghapus air-mataku semua khayalanku menghilang ternyata tony sedang menyeka air-mataku dengan saputangannya, tony yang sudah besar masuk ke kamarku tanpa aku ketahui, tony sungguh gagah sekali, ya tony telah menjadi pria muda yang tampan berbeda dengan tiga tahun lalu yang masih kolokan kepadaku. Lingkungan hidup di Aussie dan di sekolah telah merubahnya, dengan pakaiannya kemeja putih ketat ada kombinasi di lengannya, tony duduk di samping tempatku berbaring, air-mataku masih terus mengalir tak kuasa menahan kesedihan selama ini, sungguh lama sekali aku berpisah dengan tony. Tony dengan gagahnya dia memeluk leherku dan menaruh kepalaku di atas kaki kanannya yang dilipat bersila, sekarang kepalaku berbantalkan kakinya, tony membelai rambutku dan membungkukkan badannya mencium pipiku, aku merasakan ciuman yang memberikan rasa kasih sayang yang dalam.

Setelah terdiam sejenak akhirnya tony berucap "kak raffel.., tony sudah lakukan semua perintah kakak, awalnya tony seperti mau mati berpisah jauh dari kakak, tetapi kasih sayang kakak membuat tony bersemangat dan tony berusaha dan akhirnya tony berhasil karena Tuhan menghendakinya" (hatiku bergetar dan aku berpikir anak ini pintar sekali bahkan sudah melibatkan Tuhan). "Kak raffel saat ini apa yang hendak kakak minta dari tony?" hah.. sungguh pertanyaan ini membuat aku memutar otak, apa yang harus kukatakan?, minta apa dari tony sekarang? apa aku hendak katakan aku ingin mengulum penisnya lagi yang mungkin sudah jauh lebih besar atau aku harus katakan tony harus jadi orang yang berhasil kelak atau ntahlah.. banyak sekali pikiranku saat ini tapi mulut ku tak kurang yakin aku berkata "kakak ingin tidur di atas pangkuanmu untuk lepaskan rasa rindu selama ini, tidak ada jawaban dari bibirnya yang merah tapi tangannya mulai memelukku erat membelai pipiku dan rambutku, seperti seorang ayah memanjakan anaknya, oh aku sungguh puas sekali dimanjakan tony yang gagah ini, sungguh tidak kalah rasa nikmatnya dibanding waktu kami saling mengulum penis beberapa tahun lalu. Tony kakak ingin tidur lama dan lama sekali dalam pangkuanmu..

Tony hanya punya waktu seminggu di Jakarta, jadi tak ku sia-siakan dengan mengajaknya berkeliling kota mengenang masa lalu kami, kami sempat ke peak café, bermain Daytona dan makan di tempat-tempat yang dulu aku sering mengajaknya, aku terpaksa membolos kerja tetapi bosku tidak permasalahkan karena perusahaan itu sangat membutuhkan tenagaku. Selama seminggu aku tidur bersama dengan tony sedangkan pacarnya tidur di kamar sebelah, dan bila di hotel kami terpaksa sewa dua kamar satu untuk aku dan tony sedangkan pacarnya kamar sendiri. Ternyata sherly baik sekali orangnya, sherly tahu tentangku karena telah banyak di ceritakan tony tetapi dia tidak tahu "hubungan special" masa lalu kami, menurutku dia sangat cocok untuk tony dan aku sangat merestuinya, sherly juga sangat menghormatiku, ketika kami makan bersama sherly yang mengambil makanan pertama untukku, kemudian tony baru kami semua makan bersama.

Pada saat malam menjelang tidur tony mengenakan celana pendek dan kaos oblong dan aku sendiri sudah berada di tempat tidur sambil pura-pura memejamkan mata, sekali-kali aku mengintip memandang tubuh tony yang sangat berbeda dengan dulu tapi setiap kali memandangnya aku merasakan ketakutan yang dalam dan akhirnya aku memaksakan untuk memejamkan mataku. Aku merasakan ada sentuhan jari telunjuk kekeningku dan menuliskan tanda seperti huruf "t" dan terasa ada minyak di keningku, rupanya tony mengoleskan entah minyak apa kekeningku dan dia katakan "kak raffle, tony ingin berdoa untuk kakak supaya hidup kakak kelak bahagia dan selalu bersama tony." Aku kurang paham maksud tindakannya yang selalu dilakukannya pada saat akan tidur selama seminggu, tapi aku tahu tony sangat peduli padaku dan dia masih sayang padaku. Akhirnya kami tidur bersama, aku mencium keningnya seperti yang aku lakukan padanya dulu tapi kali ini aku telah merasakan kebahagiaan yang lebih karena tony telah berubah menjadi laki laki sejati.

Tak terasa waktu seminggupun telah tiba, tony akan kembali lagi ke Australia, dia akan memulai kuliahnya disana, airmataku menetes kembali tetapi perasaanku sudah berbeda dengan perpisahan dulu, sekarang ini ada rasa bahagia karena perubahan tony, aku tidak terlalu mengkhwatirkannya lagi. 'kak raffel tony akan mengunjungi kakak lagi paling sedikit setahun sekali' aku tersenyum bahagia mendengar ucapannya "ng..ya.. kakak juga mungkin akan ke tempatmu bila ada waktu yang tepat" jawabku dengan puas. Aku mencium kening tony dan kening sherly sambil berpesan kepadanya "jagalah tony dengan baik untukku shel" dan sherly mengangguk pelan. Akhirnya aku harus melepaskan keberangkatannya di terminal soekarno-hatta diringi airmata kami berdua dan sempat aku melihat sherly juga ikut menangis.

Ada perasaan kagum kepada tony, ada perasaan kehilangan tony kecil, ada perasaan rindu pada tony, semua perasaan itu kusimpan selamanya dalam hidupku, itulah kenangan manisku bersama tony, hingga saat ini tony sudah mengunjungiku tiga kali tapi aku sendiri belum pernah ketempatnya, mungkin bulan depan mungkin tahun depan aku akan datang kepadamu sayang..pasti.. pasti.. aku janji, aku akan selalu merindukanmu..

Tamat





Komentar

0 Komentar untuk "The lost boy - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald