Anugerah terindah - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya. Setelah 10 menit, sayapun tidak tahan tahan lagi, langsung saya naik ke atas tubuh Reni dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Reni dan aroma kemaluan Reni di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Reni, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Reni menekan pantatku dari belakang.
"Ohh mass.. suk.. hh.. masukin.. ohh.. hh.. ehemm.."
Perlahan kemaluanku mulai menyeruak masuk ke liang kemaluannya, dan Reni semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku terasa tertahan sesuatu yang kenyal.

Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Reni memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Sayapun menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar. Lalu saya diam tak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Reni terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya. Sebentar kemudian kernyit di dahi Reni menghilang, dan sayapun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Reni mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau,
"Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.."
Saya merangkulkan kedua lenganku ke punggung Reni, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Reni sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak kemaluanku menancap hingga pangkal kemaluannya. Tanpa perlu diajari, Reni segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kamipun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Reni makin menggila dan iapun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan.
Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku. Setelah tubuh Reni melemas, saya mendorong ia terlentang, dan sambil menindihnya, saya mengejar puncakku sendiri. Ketika saya mencapai klimaks, Reni tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan iapun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua. Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
"Aduh.. enak banget." katanya
Saya cuma tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Saya pikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Reni yang masih amat kencang. Saya segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang pagi sampai sore kami melakukan hubungan sex terus sampai mencapai empat kali lagi orgasme, dan Reni.. entah berapa kali.

*****

Jam 6 sore saya pergi makan, karena sudah lapar sekali, akibat dari pertempuran sengit dari semalam. Sesampai di restaurant, kita makan sambil bercakap-cakap.
"Ren.. saya mau kasih tau kamu sesuatu"
"Apa?"
"Saya sudah punya istri, saya tau mungkin kamu kecewa dalam hal ini"
Reni hanya diam, sambil menundukan kepala
"Saya tahu, saya telah bersalah.. mengambil keperawanan kamu"
Reni masih diam membisu.. setelah sekian lama dia kembali mendongakkan kepalanya.
"Sayapun tidak mau merusak rumah tanggamu, tapi saya juga sudah bukan perawan lagi" sambil berlinang air mata, terus dia melanjutkan kata-katanya setelah dia menghapus air matanya.
"Saya rela dijadikan istri ke 2, atau istri peliharaan, asalkan kita tidak berpisah"
Saya malah diam sekarang mendengar kata-katanya, saya bingung mau jawab bagaimana.
"Saya berkata jujur, saya mencinatimu, oleh karena itu saya rela memberikan perawan saya" sambung Reni
"Saya juga merasa bertanggung jawab, tapi saya tidak bisa mengambil keputusan sekarang" jawabku.

Setelah makan saya mengantarkan Reni ke tempat kostnya. Saya memberi sejumlah uang, tapi Reni menolaknya, dengan alasan, dia melakukan itu karena dia mencintai saya, walaupun kita baru kenal. Tapi saya bujuk dia untuk menerima uang tsb, dengan alasan, untuk keperluan membeli kebutuhan dia sehari-hari, kuliah, dll. Akhirnya diapun menyetujuinya.
"Kapan kita bertemu lagi?" katanya sebelum dia turun dari mobil.
"Nanti saya akan menghubungi" jawabku
Setelah Reni keluar dari mobil, saya langsung pulang. Sesampainya saya dirumah, saya masih bingung dengan persitiwa yang saya alami. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh bunyi handphone. Ternyata dari calon pembeli rumah yang saya akan jual didaerah Jakarta Pusat. Dan kita janjian akan ketemu dirumah tsb jam 2 siang esok hari.

Seperti yang sudah dijanjikan, kitapun bertemu dirumah yang saya akan jual itu. Pembelinya ternyata seorang wanita yang cukup cantik dan sexy, bernama Lisa. Dia berprofesi sebagai model salah satu iklan pasta gigi dan masih single. Sayapun mengajak dia untuk melihat-lihat ruangan, sesampainya diruangan bekas kamar tidurku, saya ajak dia untuk melihat kamar mandinya. Tiba-tiba dia tersandung sesuatu dan jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Karena saya kaget dan tidak siap untuk menopangnya, saya ikut terjatuh. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku!
Bau badannya membuatku terangsang dan seperti kesurupan. Sayapun mulai menciumi lehernya.

Lisa sepertinya juga tidak menolak dengan ciuman-ciumanku, hanya saja dia mungkin agak malu, jadi dia hanya sedikit meronta-ronta. Itupun tidak berlangsung lama, Lisa mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tangankupun mulai meremas kedua buah-dadanya. Kamipun langsung berciuman dengan nafsunya. Kemudian kami berbaring ditempat tidur dan mulai melepaskan satu demi satu seluruh busana kami.. sampai tidak tersisa sehelai benangpun! Saya menyentuh dan merasakan hampir seluruh bagian tubuhnya. Lalu sya menciumi vaginanya, pada tahap ini saya berharap untuk membuat Lisa berhasil mendapatkan orgasme ejakulasi, karena saya baru mengenalnya, dan belum tahu seberapa kuat daya tahan sexnya. Lisa menikmati apa yang saya lakukan, dan reaksinya jelas memperlihatkan kalu dia merasakan kenikmatan.

Dia memeluk lebih erat dan dikedalaman vaginanya kelihatan menjadi lebih lembut dan lebih basah. Dan kemudian dia memeluk lebih dekat lagi seiring otot-otot didalam vaginanya mengembang.. Desakan gairah pada diri Lisa semakin besar dan besar.
Dan selain sekedar merintih, dia mulai berteriak. Kemudian yang mengagetkan, seorang yang manis dan bicaranya lemah lembut ini, mulai berteriak sangat kuat.
"Akhh! Akh! Ohh.. Akhh!"
"Oh tidak! Ya! Oh, tidak! Ya!"
"Ya atau tidak?" desak saya.
"Ya atau tidak?"

Vaginanya benar-benar mulai terendam. Lidah saya dipenuhi oleh suatu cairan yang tidak kental, sewaktu dia mulai berteriak, "YA! YA! YA"
Dalam beberapa detik seluruh pinggulnya mengejang keluar dan kedalam, sewaktu cairan panas melayang keluar. Ini berlanjut dalam beberapa menit dan keluar lagi berkali-kali.. sampai pada akhirnya.. dia memohon untuk menghentikan kenakalan lidah saya..
"Sudah pak.. sudah.. saya bisa pingsan kalau masih diteruskan..
Saya sudah lemas sekali" pintanya.

Kemudian saya mengeluarkan menyudahinya dan saya memeluknya. Lalu saya segera membuka pakaian saya dan memasukkan penis saya ke liang vaginanya. Amblas sudah penis saya ke dalam vaginanya. Lubang vaginanya masih tergolong sempit bagi wanita yang sudah tidak perawan lagi. Saya mulai memaju mundurkan penis saya.
"Ennaak.. terus masukin", teriak Lisa.
Setelah 10 menit kemudian tubuh Lisa mengejang dan "Aahh.. aahh.. aahh..", nampaknya Lisa sudah orgasme.
"Tunggu sebentar lagi, saya sedikit lagi juga mau keluar", sahut saya.
Saya percepat laju penis saya sambil meremas-remas payudaranya yang kenyal.
Akhirnya "Aahh.. aakhh", sperma saya muncrat di dalam vaginanya.
Lalu saya segera tarik penis saya dan meminta Lisa untuk membersihkannya.
Ia pun segera menjilatinya sampai bersih.
"Kamu sudah punya pacar?" tanyaku
"Sudah, malah kami sudah tunangan" jawabnya
"Rencananya kami membeli rumah ini untuk ditempatkan setelah nikah" sambungnya
"Ooo.. begitu, kamu sering melakukan sex sama pacarmu?"
"Jarang.. paling 1 bulan 1X, karena pacar gue dokter sekarang tugas di rumah sakit Surabaya, tahun depan dia pindah tugas ke Jakarta"

Setelah bercakap-cakap, kitapun langsung mandi bersama. Setelah mandi birahiku bangkit kembali, lalu saya menjatuhkan diri bersamanya ke ranjang, kutarik tangannya sehingga dia ikut rebah bersamaku. Posisinya sekarang berada di atasku berhadap-hadapan, bibirku langsung menempel di bibirnya yang tipis itu. Aku segera berguling sehingga sekarang dia berada di bawahku.
Dengan nafsu membara kuciumi terus dia, kujilat-jilat bibir bawahnya. kupeluk dia kuat-kuat, kutambah rangsangan dengan meremas-remas buah dadanya dan mengesek-gesekkan kejantananku ke bagian kemaluannya, lidahku masuk dan mulai bermain di dalam, lidah kami saling berpilin dan menyedot, enak sekali rasanya, kami sudah mulai hanyut dalam nafsu. Kupencet-pencet puting susunya sambil terus berciuman.

Sekarang mulutku berpindah ke leher jenjangnya, kujilat lehernya dan tanganku makin ganas di dadanya. Lisa membalik tubuhnya dan berada di atasku, lalu dia mengambil posisi 69, tanpa basa basi dijilatinya barangku mulai dari buah pelir ke kepalanya, kemudian dimasukkan ke mulutnya. Saya langsung menjilati klitorisnya yang sudah basah itu dan dibalasnya dengan sedotan-sedotannya yang nikmat, dia membiarkan batang kemaluanku dalam mulutnya dan dimain-mainkan dengan lidahnya sambil dihisap, sementara aku mengigit pelan bibir kemaluannya.

Setelah 10 menit, karena saya tidak mau cepat-cepat orgasme kusuruh Lisa berhenti. Kali ini Lisa tidur telentang, saya menindihnya dan kumasukkan batang kemaluan ke dalam liang kewanitaannya. Saya mulai memompanya. Kugerakkan pantatku naik turun dan dia pun mengikuti gerakan tubuhku. Dia mulai ribut merintih sambil mengigiti jarinya, menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kakinya sudah melingkari pinggangku, sesekali dia juga mencium bibirku.
"Ohh.. terus.. bagus.. ohh.. lebih dalam!"
Makin lama makin kupercepat gerakanku, kami semakin liar di ranjang, 30 menit kami berada dalam posisi ini, tubuh kami sudah mandi keringat. Akhirnya kurasakan dia mulai mengejang, kedua kakinya semakin kencang menjepit pinggangku, tangannya memelukku erat-erat bahkan kurasakan kukunya mulai menggores punggungku, tapi tak kuhiraukan.
"Sedikit lagi.. akhh.. Gua sudah sampai.. tahan dikit lagi.."
Akhirnya cairan hangat kurasakan membasahi batang kemaluanku disertai lolongan panjangnya.

Tapi saya masih belum orgasme, kuteruskan menggenjotnya sampai 5 menit kemudian giliranku yang menyemburkan maniku di dalam liang kewanitaannya. Tubuhku mulai melemas, kami saling cium sambil berguling-guling sampai akhirnya berbaring dengan nafas terengah-engah.
"Lu kuat banget!" kata Lisa sambil menyeka keringat di dahiku.
Saya hanya tersenyum kecil mendengar pujian itu. Mendadak dia menciumku turun ke leher, dada, perut, akhirnya batang kemaluanku. Dikulumnya batang kemaluanku yang masih berlumur sperma dan cairan liang kewanitaannya itu dengan rakus.
Batang kemaluanku yang tadinya mulai loyo kembali menegang di mulutnya.

Saya mengubah posisiku bersandar di ujung ranjang sehingga saya bisa memijat-mijat payudaranya yang berukuran sexsy itu.
Setelah membersihkan batang kemaluanku, dia duduk di pangkuanku dengan posisi berlutut. Sambil kuelus-elus pantatnya dia perlahan-lahan menurunkan badannya sampai batang kemaluanku tertanam di liang senggamanya. Tanpa kuperintah, Lisa langsung menggerakkan tubuhnya turun naik seperti naik kuda. Payudaranya yang tepat di depan wajahku ikut bergoyang-goyang naik turun seirama gerakan badannya. Kuhisap payudara kirinya sementara yang kanan kupijat-pijat dengan lembut sesekali kuputar & kutarik puting merah muda yang sudah keras itu.

Sebelum klimaks kedua kalinya kusuruh dia berganti posisi. Kali ini dia menungging di depanku, ingin main belakang rupanya sekarang. Kumasukkan batang kemaluanku dan tanganku meremas-remas payudaranya yang menggantung itu. Genjotanku membuatnya mengerang-erang nikmat sambil terus memacu tubuhnya mengimbangi gerakanku. Butir-butir keringatnya berjatuhan di ranjang.
Setelah 15 menit bermain doggy style, kita orgasme bareng, spermaku menyemprot 2X kedalam rahimnya. Setelah itu kita mandi bersama lagi, dan melanjutkan pembicaraan mengenai harga rumah.

*****

Diantara semua wanita yang pernah bersetubuh denganku, hanya istrikulah yang terbaik, dia merupakan anugerah terindah yang kumiliki dan tidak ada satupun yang dapat menggantikannya.

TAMAT




Komentar

0 Komentar untuk "Anugerah terindah - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald