Anugerah terindah - 1

0 comments

Temukan kami di Facebook
Sore itu saya mengantarkan istri ke bandara, dia mau ke luar negeri untuk bertemu dengan kakaknya, Jack. Pukul 20.00 saya sudah kembali ke rumah, langsung menuju kamar tidur untuk membuka website saham di laptopku, belum berapa lama saya ngecek fluktuasi saham, tiba-tiba handphoneku berbunyi, ternyata dari instruktur fitnessku, Susi.

"Hi Ndii pha kabar?" sapanya
"Baik" balasku
"Ndi, bini lu pergi yach"
"Lhoo lu koq tau, tau dari mana?"
"Tadi sore gue call ke rumah, kata pembokat, lu lagi nganterin ibu ke bandara"
"Iya bener"
"Kasihan dech lu, sendirian doong, nggak ada yang nemenin tidur"
"Bisa aja lu yach"
"Gue boleh tidak main ke rumah lu?"
"Boleh.. jam berapa?"
"Sekarang gue langsung kerumah lu dech"
"Emang lu ada dimana sekarang?"
"Gue masih di Gym nich"
"Ok dech, gue tunggu"
"Ok byee"
Setelah pembicaraan, gue ngelanjutin ngecek nilai-nilai saham, setelah selesai, sayapun langsung mandi, untuk persiapan.

1 jam kemudian, pembantuku memberitahu, bahwa ada temanku datang. Saya langsung menyuruh pembantu mengantarkan Susi ke kamarku, karena saya baru selesai mandi. Ketika Susi masuk kekamarku, saya sedang memakai T shirt
"Lu naik apa kesini?" tanyaku
"Naik taxi" jawabnya
"Lu habis mandi Ndi?" tanyanya lanjut
"Iya" jawabku
"Gua numpang mandi yach"
"Emang lu tidak mandi di Gym?"
"Tidak sempat tadi, setelah call lu, gue langsung cabut ke sini"
"Yach sudah, lu mandi aja dulu" sambil saya menunjukan kamar mandi yang berada di kamar tidurku.
"OK" jawab Susi

Diapun berlalu memasuki kamar mandi, setelah 1 jam di kamar mandi, Susi membuka pintu kamar mandi dan merangkulku dari belakang sehingga T shirtku basah. Setelah saya membalik badan, saya kaget melihatnya, ternyata Susi dalam keadaan telanjang, Susi mulai mencium tengkukku penuh nafsu, lalu dia mendorong saya ke ranjang, setelah itu dia menindihku dan menekan dengan badannya yang sexy, dia mulai menciumku, tangannya mulai membuka resleting jeansku. Saya mulai menikmati dan terangsang karena ulahnya.

"Ndii, sudah lama aku ingin berduaan dengan lu, tapi selalu ada bini lu" katanya berterus terang.
Hatiku tersentak juga, padahal selama ini aku tak berprasangka apapun pada Susi. Saya menganggap Susi selama ini hanya sebagai instructor fitness, walaupun dia sangat sexy dan atletis, mungkin karena saya selalu berlatih dengan istriku, jadi saya tidak berpikiran macam-macam. Kemudian ia mulai membuka T shirt, celana jeansku dan CDku, sampai saya telanjang bulat.
Lalu Susi mulai mengambil posisi 69, dia memasukkan penisku ke mulutnya, sayapun langsung menjilati vaginanya, tanganku pun mempermainkan puting susunya.

Susi terus saja mengulum dan menjilati dari kepala, batang, dan buah peler ke batangnya lagi begitu seterusnya. Dalam hati saya senang juga, tak menyangka kalo main sama Susi ternyata enak juga. Setelah 1/2 jam, tara berhenti mnyedot penisku, tangan kanannya meraih penis saya dan langsung di arah kan ke liang vaginanya, begitu masuk terasa sekali kalau penis saya langsung menyentuh dinding rahimnya sehingga ia berteriak keras sekali, begitu pun saya, saya langsung memompa menaikturunkan penis saya, terasa nikmat sekali vaginanya, setiap kali saya tusuk penis saya ia mengangkat pantatnya sambil berteriak, dan akhir nya dia mendesah lirih, saya hanya melenguh sampai saya juga merasakan sesuatu di ujung penis saya.
"Are you gonna cum?" tanya Susi
"Yes" jawabku
"Me too.."

Dan akhirnya kami keluar bersamaan, saya tumpahkan sperma saya ke dalam vaginanya, ooh nikmat sekali, Susi terus mengerang sambil mengangkat pantatnya tinggi sekali, saya juga terus menekan penis saya, akhirnya kami berdua kelelahan, saya biarkan penis saya di dalam vaginanya. Lama saya diamkan penis saya di dalam vaginanya, begitu saya ingin cabut penis saya.
"Keep it there" kata Susi lirih
"I want to feel it again later, beside that your cock so big for me, I feel really good "

Selama 1/2 jam kami ngobrol, penis saya masih berada didalam vaginanya. Akhirnya penis saya kembali tegang, saya gerakkan pantat saya dalam posisi miring itu, dia pun kembali terangsang, dan akhirnya kami senggama lagi. Kami sangat menikmati permainan dan gesekan kontol saya dengan memeknya yang sangat luar biasa itu. Akhirnya kami berdua terkapar kelelahan.
Setelah 1/2 jam, kitapun ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Saya pun mengantarkan Susi pulang, dia tidak bisa nginap, karena dia seorang janda yang mempunyai 1 orang anak. Anaknya masih SD, jadi kasihan kalo ditinggal sendirian, menurutnya.

Setelahnya saya mengantarkan susi ke apartemennya di daerah Jakarta Selatan. Di perjalanan pulang saya berpikir, kalo langsung pulang kerumah mau ngapain, sedangkan istri lagi keluar negeri. Lalu saya berpikir untuk pergi ke café, langsung saja saya arahkan mobil saya ke tempat itu. Setelah saya sampai ke café itu, saya langsung pergi ke bar, duduk dan memesan minuman, sambil melihat pertunjukan live music yang sedang berlangsung. Tiba-tiba ada seorang wanita muda menghampiriku.
"Sendirian aja nih.. Omm.." sapanya dengan senyuman menggoda.
"Eh, iya.." sahutku agak tergagap.
"Perlu teman nggak..?" dia langsung menawarkan diri.
"Boleh" jawabku

Lalu dia memperkenalkan diri bernama Reni, umur 19 tahun asal dari Dili, dia mahasiswi dari universitas swasta terkenal jurusan sekretaris.
"Kamu mau minum apa?" tanyaku
"Bloody marry" jawabnya
Lalu saya memesan kepada bartender.
"Ren, wajah kamu tidak mirip Dili?" tanyaku
"Kakek saya orang Portugis, jadi saya masih campuan Portu" jawabnya
Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja, bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka, dan atasanya memakai kaos yang sexy, sehingga buah dadanya bagian atas nimbul keluar membentuk huruf V.

Menjelang jam 2 pagi, dia mengajakku keluar meninggalkan café, aku menurut saja. Dia cukup kaget sewaktu melihat mobil yang saya bawa, karena merk dan model mobil tsb, jarang dipakai orang. (P****E). Dan kitapun berputar-putar mengelilingi kota Jakarta, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini keVilla ku didaerah cibubur, Renipun tidak menolak
Ketika sampai, kita langsung kekamar tidur, dan sayapun mulai iseng. Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman yang membangkitkan gairah. Saya mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan.

Saya tahu kalau Reni sudah dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara. Perlahan saya membaringkan tubuhnya diatas ranjang, dan satu persatu saya melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali. Tubuh Reni sangat sexy padat berisi, kulitnya coklat muda seperti orang amerika latin. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu, sudah cukup untuk membuat Reni menggerinjing dan semakin bergairah. Saya segera menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu kearah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebangganku ini, tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan vaginanya yang berwarna merah muda itu.

"Jangan, Omm.." desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.
"Kenapa?" tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.
"Aku.. hmm, aku.." Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya.
Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya.
Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga dikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit-demi sedikit terkuak, dan saya kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga saya bisa puas-puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.
Matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah.

Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Saya tidak kehilangan akal, saya langsung memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya.
Saat itu juga saya menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi, dan berhasil. Begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, saya langsung menghentakan pinggulku kedepan sehingga batang penisku melesak kedalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya dibahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya.

Saat itu saya juga sangat tersentak kaget, saya merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu didalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat saya mengambil kegadisan dari istriku. Saya hampir tidak percaya bahwa malam ini saya juga mengambil keperawan dari gadis yang baru saya jumpai ini. Dan saya seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan. Saya bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Saya benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi, dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

Saya mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main didalam lubang vagina Reni yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak diwajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi. Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, dan saya sendiri merasa menyesal karena saya tidak mungkin mengembalikan keperawanannya.

Saya memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.
"Maafkan saya, Ren.. saya tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula.." kataku mencoba menghibur.
Reni hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai kekamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai didalam kamar mandi. Sedangkan saya masih duduk diranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan. Saya menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Saya terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk didalam dada. Bagaimanapun saya sudah merenggut kegadisannya, dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali.

Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain. Saya memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidk menolak ketika saya membawanya kembali berbaring diatas ranjang.
Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang, pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi disekitar vaginanya. Dan secepat kilat saya kembali menghujani tubunya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.
"Pelan-pelan, Omm. Perih.." rintih Reni tertahan, saat saya mulai kembali mendobrak benteng vaginanya untuk yang kedua kalinya.

Reni menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat saya sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur. Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku.
Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai dipembaringan, dan saya merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuat saya hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya saya merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan didalam liang vagina Reni. Saya pun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.

*****

Jam 10 siang saya terbangun, dan melihat Reni masih tertidur dalam keadaan telanjang bulat. Gejolak nafsuku mulai bangkit kembali, melihat pemandangan yg indah itu. Dan sayapun mulai menciumi lehernya. Rini terbangun dan mendongakkan kepala sambil tersenyum, dan tangankupun kemudian mulai meremas kedua buah-dadanya. Nafas Reni makin terengah, dan tangankupun masuk ke antara dua pahanya.
"Uuuhh.. mmhh.." Reni menggelinjang.
Saya segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Reni mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuat Saya semakin bergairah.
Sayapun segera ganti posisi kebawah dan membenamkan kepalaku ke tengah ke dua pahanya.

"Ehh.. aahh.." Tangan Reni meremas bantal dan pinggulnya menggeletar.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
"Ooohh.. aduuhh.." Reni mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap diantara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku membelai kelentitnya dan tubuh Reni terlonjak, nafasnya seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras. Ketika saya berhenti menjilat dan mengulum, Reni tergeletak terengah-engah, matanya terpejam.
Setelah Reni mulai normal nafasnya, saya minta dia untuk mengulum penis, ketika Reni membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
"Mmmhh.. mmhh.. oohhmm.." iapun mulai menyedot.

Bersambung...




Komentar

0 Komentar untuk "Anugerah terindah - 1"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald