Rudy si perkasa - 1

0 comments

Temukan kami di Facebook
Siang itu di kantor, Rudy nampak kelihatan sibuk menyelesaikan pekerjaannya, Sejuknya udara yang dihembuskan AC Split diruangannya tak mampu menghilangkan butir-butir keringat di dahinya.

Sebagai seorang manajer pemasaran, Memang hari-hari Rudy tak pernah santai, Namun demikian bukan berarti Rudy tidak ingat sex, Justru semakin dia sibuk semakin menjadi-jadi gairah seksnya, Dengan satu orang istri resmi dan 3 orang istri simpanan, masih saja Rudy merasa kurang dengan semuanya itu, Padahal keempat istrinya masih sangat muda dan gairah seksualnya sangat tinggi, namun mereka semua tidak mampu meladeni keperkasaan dan kepiawaian Rudy di ranjang, sehingga jika Rudy minta nikah lagipun istri-istrinya akan tetap menyetujuinya, karena mereka sadar Rudy punya kelebihan dalam materi dan seks.

Sebenarnya apakah kelebihan Rudy?

Sejak SD kelas 6, tepatnya menginjak masa puber, Rudy mencoba berbagai macam cara untuk memperbesar senjatanya, dari pergaulan dengan teman-temannya akhirnya Rudy memilih menggunakan teh basi, Setiap pagi dan malam menjelang tidur, Rudy mengurut kontolnya dengan teh basi, setiap kali mengurut Rudy selalu membayangkan hal-hal nikmat sambil membaca stensilan Nick Carter, hingga senjatanya ereksi, Rudy menyetopnya, Yah memang menurut teman-temannya tidak boleh sampai keluar air mani.

Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, senjatanya mulai menunjukan perkembangan yang luar biasa, Hingga saat mulai memasuki SMA senjata Rudy sudah mencapai ukuran 25 cm dengan diameter 6 cm, Luar biasa, Tidak ada seorang temannya pun mempunyai ukuran sepertinya! Kadang namanya remaja sering ngadu pegede-gede senjata dengan teman-temannya di WC, dan semua teman lelakinya berdecak kagum dan iri dengan panjang dan besarnya senjata Rudy, Bahkan banyak teman-temannya yang mencoba mengikuti jejak Rudy, namun tidak ada yang berhasil, karena mereka sudah telat!, masa pertumbuhan penis memang hanya sampai umur 15 tahunan, Lewat umur segitu agak susah untuk merubahnya.

Besar dan panjangnya senjata Rudy memang jadi fenomena, teman-temannya yang sudah pernah melihatnya tidak sadar sering membicarakannya dengan yang lain, hingga bisa dikatakan hampir satu sekolah sudah tahu ukuran senjata Rudy yang super, Malah ada teman Rudy yang sangat minder melihatnya! Kenapa? Karena dalam keadaan ereksi (sekitar 13 cm) senjatanya masih kalah besar dan panjang dengan senjata Rudy yang masih tidur (14 cm x 4,5 cm).

Cewek-cewek teman sekolah Rudy yang rata-rata masih dalam keadaan puberpun berebutan membicarakannya, dan saat olahraga dengan celana pendek, hampir semua teman-teman Rudy yang cewek mencuri pandang tonjolan di depan celana Rudy!, fantastic!

Namun karena Rudy agak taat dengan agama, sampai saat itu, dia masih perjaka tulen, Paling top Rudy hanya memperketat celana panjangnya agar cewek-cewek memandangnya nafsu, Apalagi saat guru biologi Bu Evie yang sangat cantik sedang mengajar, Pasti dengan cara apapun Rudy berusaha memancingnya, Namun waktu itu ada satu hal yang mengganjal di hati Rudy, Dia lihat di film-film bf, membaca liberatur, artikel dan sejenisnya ternyata rata-rata Pria di sunat dan sangat bagus untuk kesehatan senjata, Maka tanpa pikir panjang lagi, pas liburan sekolah naik-naikkan ke kelas 3 SMA (Saat itu usianya 16,5 thn) Rudy pergi ke dokter untuk menyunat senjatanya.

Ternyata disinilah pengalaman pertama Rudy ngeseks, kebetulan sekali dokter yang menyunatnya ternyata cewek, Meskipun tidak terlalu cantik, tapi Rudy yang belum pernah sekalipun bercumbu dengan cewek agak grogi, apalagi saat dokter wanita itu memegang senjatanya untuk digunting, tanpa disuruh senjatanya langsung ereksi, dan dokter wanita itu yang sejak tadi kagum dengan ukuran senjata Rudy semakin tercengang saat senjata Rudy ereksi, 2 kali lipat suaminya pikirnya, Makanya tangannya pun jadi gemetar memegang senjata Rudy yang sedang ereksi penuh, namun untunglah berkat pengalaman dan profesionalnya, dokter itu berhasil mengeksekusi kulup Rudy bahkan sisa kulitnya dijahit diagonal hingga menyerupai gerigi menghiasi kontolnya. Dengan alasan mengontrol kesembuhannya dokter wanita itu meminta nomor telepon rumah Rudy..

*****

Seminggu berlalu, jahitan di senjata Rudy sudah kering, Namun agak sedikit kaget Rudy saat melihat senjatanya dihiasi dengan gerigi gerigi di seputar kepala kontolnya, tepat saat itu dokter wanita (Namanya Rani) itu ngebel menanyakan kesembuhannya/
"Bu dokter, kenapa jadi ada geriginya di titit saya?" Tanya Rudy
"Oh.. Itu memang disengaja, biar suatu saat kalau kamu sudah dewasa kamu jadi idaman wanita"
"Maksudnya apa, Bu?"
Panjang lebar dokter Rani pun menjelaskannya, bahwa dengan gerigi seperti itu, wanita yang bersetubuh dengan Rudy nanti akan mengalami 2 kali kenikmatan, Sambil menjelaskan dokter Rani yang terbayang dengan senjata Rudy tak tahan sendiri, dokter Rani membayangkan senjata segede itu memasukki liang kewanitaannya, "Ah, betapa nikmatnya"

"Hallo!, hallo!, Bu dokter masih ada!" panggil Rudy di telepon.
"Ya, ya" dokter Rani gelagapan mendengar teriakan Rudy di gagang telepon yang sedang digenggamnya.
"Rudy, kalau bisa kamu kesini, ibu mau periksa lagi jahitannya!" tanpa sadar dokter Rani mencetuskan keinginannya yang dari tadi terpendam.
"Baik, Bu dokter, 10 menit lagi saya sampai di tempat Bu dokter!"
Rudy mematikan telepon dan memacu motornya ke tempat dokter Rani, Sementara dokter Rani sampai bingung tak percaya dengan apa yang ia ucapkan tadi, "Kenapa saya nyuruh Rudy kesini?" batinnya. "Apa saya ingin main dengan bocah seperti dia?"
"Ah, masa bodoh lah!"
Dokter Rani kembali duduk di meja kerjanya, Hatinya berdebar-debar membayangkan kedatangan Rudy nanti, Memang selain kontolnya besar panjang, Rudy pun tampan, Dia keturunan Chinese dan belanda, dengan kulit putih bersih.

Dan tidak sampai 10 menit Rudy sudah sampai di tempat dokter Rani, karena tidak ada pasien, Dokter Rani langsung menyuruh Rudy rebahan di tempat tidur pasien, Dengan jantung berdebar dokter Rani menyuruh Rudy membuka celananya, Dan belalai gajah itupun tersembul dari celana Rudy, dokter Rani semakin gemetar, berpura-pura meriksa, dokter Rani menggenggam senjata Rudy, terasa hangat ditangannya, lalu dokter Rani mengocoknya perlahan..
"Bu, kok di kocok?, saya nggak tahan, Bu!"
"Nggak apa-apa, ibu Cuma mau lihat jahitannya saat ereksi" jawab dokter Rani parau

Dasar anak muda, tak lebih dari 5 detik senjata Rudy sudah membengkak besar, panjang dan keras, Dokter Rani menelan ludah menyaksikannya, dan dokter ranipun lupa akan kode etik kedokteran, nafsu sudah menguasai seluruh tubuhnya,
"Sebentar ya, Rud!" Dokter Rani beranjak ke pintu dan pesan kepada asistennya agar jangan terima pasien dulu, karena Rudy akan diterapi memakan waktu 2 jam!
Asistennya pun Cuma mengangguk, Dokter Rani secepatnya balik dan meneruskan terapinya, Rudy yang polos hanya pasrah saat dokter Rani mengocok senjatanya agak keras dan cepat.
"Sakit, jahitannya Rud?" Tanya dokter Rani, sementara nafasnya semakin memburu dikuasai nafsu.
"Enak, Bu dokter" jawab Rudy polos.
"Nanti ibu tes dengan cara lain, kalau sakit bilang ya?"

Dokter Rani langsung melepas pakaian bawahnya tanpa sepengetahuan Rudy, Kini mereka berdua sama-sama telanjang dibagian bawahnya. Dokter Rani mengambil kain putih dan menutup mata Rudy,
"Kenapa mata saya ditutup, Bu?"
"Kalau tidak ditutup konsentrasi kamu terbagi-bagi, Kalau ditutupkan konsentrasi kamu bisa terfokus hanya pada rasa sakit atau tidak di titit kamu!" terang Bu Rani yang suaranya terdengar semakin parau.
Rudy hanya diam saja meskipun bingung, Dalam keadaan mata tertutp, Rudy merasa senjatanya terasa hangat dan basah, Rudy keenakan, Rudy tak tahu bahwa dokter Rani sedang berusaha mengemot senjatanya dengan mulutnya yang mungil,

"Bu dokter, geli!, tapi enak, Bu!" Rudy merasa nikmat.
Sementara dokter Rani semakin semangat, vaginanya terasa berdenyut-denyut menahan gelora nafsunya sendiri, Akhirnya setelah dirasa senjata Rudy sudah cukup basah dengan ludahnya bercampur dengan cairan semennya, dokter Rani berjongkok diantara paha Rudy, dokter Rani sangat berhati-hati, dia tak ingin ada sentuhan dipaha Rudy, dokter Rani menggenggam senjata Rudy dan memasukkan ke vaginanya yang sudah basah, Meskipun sulit senti demi senti senjata Rudy memasuki liang yang hangat, Rudy mengerang lirih merasakan kenikmatan.

"Bu, saya diapain, Enak sekali!" Tanya Rudy
"Kamu tenang saja Rud!, kalau sakit bilang sakit, kalau enak bilang enak ya?" dokter Rani mencoba mewibawakan suaranya yang terdengar sudah terputus-putus.
Sementara dokter Rani semakin menurunkan pinggulnya ke bawah hingga bulu kemaluannya yang lebat beradu dengan bulu senjata Rudy yang masih jarang, dokter Rani terdiam rasa nikmat di vaginanya, apalagi gerigi-gerigi disenjata Rudy terasa menggesek lembut dinding vaginanya, hingga perlahan dia menggerakkan pinggulnya, Rudy yang dalam keadaan mata tertutup semakin penasaran dengan rasa nikmat disenjatanya, Hingga diam-diam Rudy membuka sedikit kain penutup matanya.

Hampir saja jantung Rudy copot, melihat dokter Rani berada diatas tubuhnya dengan vagina tertancap di senjatanya, Rudy kembali menutup kainnya, berpura-pura tidak tahu, dan Rudy pun menikmati goyangan pinggul dokter Rani, tapi tidak ada 5 menit, Rudy merasakan senjatanya semakin hangat, ternyata dokter Rani sudah orgasme, Seluruh tubuhnya bergetar hebat, kelopak matanya hanya tinggal putihnya saja, tapi dokter Rani mencoba tidak bersuara, sunyi sesaat, dokter Rani berfikir "Kenapa aku begitu cepat keluar? Apa karena gede? Atau karena geriginya?", pikir Rudy.
Dokter Rani kembali ingat tugasnya.
"Gimana Rud, Sakit atau tidak?" Tanya dokter Rani berpura-pura
Rudy yang sudah tahu hanya tersenyum dalam hati,
"Enak, Bu!, Lagi dong, yang agak lamaan juga nggak apa-apa, Bu!"

Dokter Rani tercengang, tanpa sadar dia kembali menggoyangkan pinggulnya, pahanya bersentuhan dengan paha Rudy, dia sudah lupa dengan permainannya sendiri, nafsunya terlalu mengikatnya, kepala senjata Rudy terasa menyentuh rahimnya, Sampai orgasme 5 x barulah dokter Rani merasa puas, sementara Rudy yang mengalami denyutan-denyutan hangat selama satu jam lebih mencoba mempertahankan spermanya yang mau muncrat, dia ingin keluar sebagai pemenang, apalagi posisi Rudy dibawah jelas Rudy lebih mudah mengatur orgasmenya, Namun dokter Rani bukan gadis bau kencur.

Menyadari Rudy belum keluar dia semakin cepat menggoyangkan pinggulnya, Olah nafas perut dikeluarkannya, hingga Rudy merasakan di senjatanya bagai diurut-urut nikmat, Apalagi saat dokter Rani sambil bergoyang mengelus-ngelus dadanya, kadang putingnya ditarik, akhirnya bobollah pertahanan Rudy, Rudy melepaskan orgasme perjakanya dengan nikmat ada 10 kali kedutan terasa di vagina dokter Rani, hingga dokter Rani pun kembali meraih orgasme yang ke-6.

5 menit kemudian barulah dokter Rani sadar dari segalanya, dia kembali berpakaian rapi dan mencuci senjata Rudy yang masih tegang, dokter Rani masih saja berpura-pura.
"Rud, sepertinya kamu sudah sembuh total!"
"Baiklah, Bu dokter, kalau perlu di cek lagi saya bersedia, Bu!" kata Rudy tersenyum sambil meninggalkan dokter Rani yang bengong.
Sejak saat itu, Rudy merasa sudah dewasa, karena merasa pernah melakukan hal yang sepantasnya dilakukan orang dewasa, juga Rudy semakin sadar bahwa memang senjatanya punya kelebihan yang membuat wanita bertekuk lutut.

Tiba-tiba handphone di sakunya bergetar, Rudy kaget, lamunan panjang tentang masa lalunya pun berakhir.ak
"Hallo! Pak Rudy, Jangan lupa malam ini di hotel X kamar xx"
"Ya, pasti!, ok sampai ketemu nanti"
Rudy tersenyum, ya malam ini memang dia ada janji dengan Nafa Urbach yang dikenalnya tanpa sengaja waktu sedang shooting di Cibubur. Dengan beribu cara Rudy akhirnya berhasil mendekatinya, dan dasar memang Nafa nafsu seksnya tinggi, apalagi Primus kekasihnya tidak bisa memberikan kepuasan kepadanya, maka dengan cara halus akhirnya Nafa pun berhasil menggiring Rudy ke pangkuannya, meskipun sudah beberapa kali melakukannya dengan Rudy namun nafa tidak pernah puas, bahkan skrng malah nafa yang mengundang Rudy.

Selepas kerja Rudy memacu Terranonya ke hotel yang dijanjikan Nafa, terbayang sudah kenikmatan yang bakal didapatnya nanti dengan nafa yang begitu seksi dan liar, berfikir seperti itu tanpa sadar senjata Rudy ereksi hingga keluar dari celana panjangnya melewati pusar. Buru-buru Rudy memasukkan laptopnya kedalam meja kerjanya, hingga ceritanyapun habis sampai disini! Salam Rumah Seks

Bersambung . . ..




Komentar

0 Komentar untuk "Rudy si perkasa - 1"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald