Sang cewek idola - 2

0 comments

Temukan kami di Facebook
Oh, Venny.. apakah yang akan terjadi dengan dirimu yang cantik ini? Saya sudah benar-benar tidak tahan lagi untuk segera melihat keindahan tubuh Venny, sang cewek idola sekolahku yang begitu cantik (mirip salah satu penyanyi Bening), putih bersih, hidung mancung, bibir basah dan menawan, dan belum lagi sifatnya yang sangat supel, baik, dan juga pintar. Ooohh.., apakah ini suatu kenyataan? Sekarang, Venny, cewek yang didamba-dambakan hampir semua cowok di sekolah saya, baik SMP maupun SMA, sekarang ada di tempat tidur saya, tertidur tidak sadarkan diri!
"Deg.., deg.., deg.., " begitulah jantung saya berdetak kencang, karena kejahatan pertama yang sudah terkuasai nafsu tidak terbilang akan terjadi.

Saya langsung saja pasang handycam saya dalam keadaan 'on', lalu menaruh pada sudut yang tepat, agar terekam semua kebiadaban ini. Saya langsung mulai buka celana saya, dan juga celana dalam saya, dan penis saya pun yang sudah tegang dari tadi langsung keluar. Langsung saya elus-elus sebentar. Mmhh.., melihat Venny yang terbaring di ranjang saya dengan mulut basahnya yang sedikit terbuka benar-benar terlihat seperti orang yang tidak berdaya. Langsung saja saya lompat ke atas ranjang, dan saya benar-benar kaget atas apa yang akan saya lakukan ini. Dan mungkin hanya untuk hari ini, karena saya tahu tidak akan ada kesempatan lain lagi (apalagi setelah orangtua saya dan orangtuanya nanti pulang), tapi saya sudah tidak perduli lagi. Akan saya puaskan nafsu saya yang sudah tidak terkontrol ini.

Wajah saya dan Venny sekarang sudah berhadapan dekat sekali, yang saya yakin sayalah cowok pertama yang benar-benar sedekat ini, dengan cara biadab ini. Venny yang tidak tersentuh sekarang akan disentuh oleh saya. Saya dengan gemetar mengambil tangan kirinya yang putih mulus itu, lalu menaruhnya di penis saya, aah.. nikmat sekali, dan saya langsung gerakkan tangannya untuk mengocok penis saya. Penis saya disentuh sang cewek idola ini, siapa yang tidak senang, mmhh.., saya sangat terangsang sekali. Langsung saya kulum mulutnya, saya kulum dengan penuh nafsu, saya jilat rongga mulutnya, saya hisap lagi bibirnya yang menawan sambil saya terus goyangkan tangannya yang tidak berdaya itu untuk memuaskan penis saya.

Setelah sekitar 2 menitan dengan kenikmatan mengulum, saya berhenti melihat wajahnya lagi, aah.. cantik sekali. Rambutnya yang hitam panjang terurai di ranjang saya, saya ciumi harum rambutnya yang semerbak. Mata saya sekarang mulai saya alihkan ke bawah rok seragam SMP-nya yang biru sangat menggoda. Saya langsung mulai angkat perlahan demi perlahan.., perlahaan, ooh.. Venny.., perlahan pahanya yang putih sudah terlihat. Paha yang dari dulu ingin saya lihat, tapi tidak pernah ada kesempatan sebagus ini. Paha putihnya, yang kalau di sekolah selalu ditutup rapat dengan posisi duduk yang benar, membuat setiap cowok hanya dapat membayangkannya saja dan memohon supaya posisi duduknya dapat terbuka agar terlihat pahanya, tapi permohonan itu tidak pernah terkabulkan, hanya saya saja yang hari ini berhasil melihatnya.

Aaah.., Venny yang cantik.., mmh.., tangannya yang sudah lemas saya gerakkan lagi mengocok penis saya, biadab memang. Begitulah saya terus angkat sedikit demi sedikit roknya, sedikit mulai terlihat atas pahanya, oohh.. selangkangannya, dan kocokan saya makin cepat karena terangsang berat. Dan sampailah pada puncak rangsangan, yakni celana dalamnya yang berwarna putih berenda akan saya kerjai.
"Aaahh.. ooh.. Venny, maafkan saya, saya sudah sejauh ini berbuat yang tak senonoh.." kata saya dalam hati.
Keringat saya mulai keluar sedikit demi sedikit, saya melihat sebentar handycam saya, masih 'on', hahaha.. bagus.., semua adegan ini berarti sudah terekam.

Saya terus pandangi celana dalamnya dan juga pahanya selama 2 menit. Ohh.. Vennyy.., melihatnya saja sudah membuat saya mengocok agak cepat. Hampir saja keluar, apalagi dikocok dengan tangannya yang putih mulus.., tapi saya tahan, karena permainan ini masih panjang. Sekarang posisi roknya sudah melintang diagonal ke atas, dengan terlihat sedikit celana dalamnya yang menawan. Jantung saya berdebar kencang sekali. Adegan selanjutnya, saya mulai dengan gemetar menggerakkan jari-jari setan saya ke arah baju seragamnya yang putih. Lalu, saya buka kancing atasnya (kancing kerah), aah.. kulit putih lehernya sudah terlihat! Aah.., saya berhenti lagi sebentar, saya usap dikit keringat saya, lalu saya lihat lagi wajahnya yang cantik dan membawa rangsangan penis saya.

Saya kulum lagi bibirnya yang basah tidak berdaya itu, perlahan saya mulai gerakkan lagi tangannya untuk mengocok penis saya, nikmaat sekali, saya sampai hanya dapat mendesah dan mengerang sebentar-sebentar kenikmatan. Saya mulai beranjak membuka kancing kedua, langsung sambung kancing ketiga, dan oohh.., terlihatlah sedikit bagian atas BH-nya yang putih berenda itu. Langsung saja saya teruskan membuka kancing seragamnya, sampai akhirnya semua kancing terbuka, sehingga saya dapat melihat Venny sekarang dari atas leher sampai perutnya yang putih.

Saya benar-benar tidak tahan sekali, langsung saya remas-remas kedua belahan dadanya dengan kedua tangan saya (tangannya saya lepaskan), sambil saya kulum dan hisap lagi mulutnya. Aaah.. Vennyy.. kau.. milikku. Dadanya masih ber-BH, langsung tangan kanan saya mulai menggerayangi belakang tubuhnya, dan dia masih berseragam, tapi dengan kancing terbuka sekarang (Dapat membayangkan kan? Memang saya suka sekali melihat cewek yang masih berseragam sedikit, merangsang sekali, daripada telanjang bulat langsung.).

Posisi saya sekarang naik sedikit agak membentuk busur, dan saya makin dahsyat menghisap dan mengulum mulutnya, tarik, sedot.. mmhh.. sambil mata saya terus melihat wajahnya yang tidak berdaya. Tangan kanan saya akhirnya berhasil menggerayangi punggungnya yang putih bersih, lalu tali BH itu terlepas sudah.
"Aaah, Venny.., kau benar-benar cantik, tercantik..!" begitu pikiran jorokku.
Saya langsung pindahkan lagi kedua tangan saya sekarang di atas bulatan dadanya lagi, hati saya berdegup kencang. Saya dengan perlahan dan penuh penghayatan, membuka BH-nya, sedikit demi sedikit. Melihat BH-nya saja saya sudah sangat terangsang.

Saya benar-benar tidak tahan lagi, apalagi setelah melihat putingnya sedikit, putingnya yang berwarna merah muda yang begitu menawan, puting sang cewek idola, aah.. nikmat! Saya langsung usap keringat saya, dan saya bimbing penis saya, dan saya gosok-gosokkan sekarang di antara kedua belahan dadanya yang sangat menawan. Saya tekan kedua dadanya Venny dengan lembut sehingga menyentuh samping-samping penis saya, lalu saya mulai naik-turunkan. Setiap kali naik-turun, saya selalu mendesah, benar-benar kenikmatan yang tidak terbayangkan. Beda sekali dengan mengocok sendiri (masturbasi).

Saya naik-turunkan lagi kedua buah dadanya, aah.. turun, ooh.. Venny, naik.., dan saya akhirnya merasa ada sesuatu yang hampir keluar, suatu air kenikmatan. Langsung saja saya cium dan hisap lagi bibirnya, dan kali ini penis saya arahkan ke salah satu putingnya yang masih tertutup sedikit pinggir BH-nya. Saya naik-turunkan dengan cepat penis saya di putingnya Venny, dan ciuman saya pun makin cepat.
"Aaahh, croott.. Vennyy.. croot.., croott..!" keluar banyak sekali air kenikmatan saya, yang sudah lama saya mimpi-mimpikan.

Dan itu belum selesai, kali ini saya lihat lagi wajahnya yang cantik sekali. Langsung tangan saya mengocok lagi penis saya dengan cepat, lalu saya melihat tubuhnya yang putih bersih sudah hampir telanjang dengan BH-nya yang putih berenda sudah hampir terbuka, langsung, "Croot.. croot..!" keluarlah lagi, dan nikmat sekali. Keluarlah semua air sperma saya, yang saya yakin baru kali ini keluar sangat banyak! Ya terang saja, habis tepat di depan saya ada sang cewek idola, yang tiap malam saya biasa hanya dapat masturbasi memikirkan dia. Sekarang sudah saya sentuh-sentuh, jamah-jamah, mmh.. nikmat.

Apakah permainan sudah selesai? Ooo.., tentu saja belum, belum Venny, hahaha..! Sayang sekali Venny masih tidak sadarkan diri, kalau tidak, mmh.. pasti lebih nikmat. Pokoknya hanya ada hari ini, tidak akan ada lagi kesempatan lain, harus kumanfaatkan semaksimal mungkin. Sejenak saya ambil tissue untuk membersihkan sperma-sperma saya di atas tubuhnya yang putih, lalu selama 4-5 menit saya kembali melihat wajahnya yang sangat putih bersih dengan rambutnya yang hitam kelam. Saya ambil sedikit rambutnya, saya cium-ciumi terus, dan alhasil, penis saya tegang lagi, lalu permainan kembali saya lanjutkan.

Sambil terus mengocok penis saya sendiri dan sambil melihat kulit badan depannya yang putih, juga sedikit puting dan BH-nya, saya menjadi sangat terangsang lagi, nafsu saya mulai bergejolak, apalagi dengan cewek idola seperti ini, cewek yang selalu diinginkan cowok-cowok sekolah saya. Saya langsung beralih ke roknya yang masih berposisi diagonal agak kusut, gara-gara goncangan saya ketika menaik-mundurkan penis saya di dadanya. Dan inilah kenikmatan kedua, saya mulai balikkan tubuh Venny yang tidak berdaya. Sebelumnya saya kulum dan hisap lagi mulutnya yang lemas menganga dan basah.

Lalu setelah tubuhnya terbalik, saya mulai angkat roknya lagi, dan kali ini roknya benar-benar terangkat sampai ke punggung, sehingga sekarang celana dalamnya terlihat jelas. Langsung saya mulai turunkan celana dalam putihnya, sedikit demi sedikit. Kedua belah pantatnya Venny yang putih bersih, terlihat sudah. Aah.. aahh.., kocokan saya makin saya percepat, makin cepat, aah.., erangan semakin kencang, dan peluh keringat juga semakin keluar bercucuran. Saya terangsang sekali. Maka tanpa banyak berpikir lagi, saya langsung sentuhkan penis saya tepat di antara kedua pantatnya, dengan celana dalam putih rendanya yang sekarang ada di bawah pantatnya sedikit.

Mmmhh.. aah.., posisi ini sudah sama seperti posisi bersenggama. Saya sempat tidak percaya, aah.. nikmat sekali pantatmu Venny! Saya gerakkan penis saya naik-turun di pantatnya yang menggemaskan itu, sambil memegangi celana dalam dan menghayatinya, dan satu tangan lagi menggerayangi dadanya (BH-nya yang menggemaskan itu masih melekat di badannya Venny, tapi hanya sedikit) begitulah penis saya terus naik-turun dengan urat-uratnya di antara kedua belah pantat Venny.

"Venny.. ohh.. tahukah kau, sudah lama saya ingin ngentotin kamu! Vennyy.. aah.. mmh.. dan sekarang ini saatnya.. Veen.. kamuu canttiikk.. pantatmu.. putih.. aah.. kulitmu putih mulus.. kau cantik.. aah.. pintar.. aah.. segala.. ah.. nyaa" saya ngomong sendiri, dan kejadian naik-turun ini berlangsung sekitar 8 menit.
Dan akhirnya, "Croott.. croott.. Veennyy.. aah.. nikkmaatt sekali.." keluarlah air sperma saya ronde kedua membasahi pantatnya yang menggemaskan dan seksi itu.

Saya naik-turunkan lagi penis saya dengan tempo tercepat, croott.. keluar lagi sisa-sisanya. Aaahh.. Vennyy..! Maka saya dengan lemas ambil lagi tissue di pinggir ranjang, langsung saya bersihkan sedikit pantatnya karena sisa-sisa sperma saya. Saya melihat jam dinding, wah 'permainan' biadab ini sudah berlangsung sekitar 40 menit.
"Aaah.. bentar lagi pengaruh obat bisa hilang.." begitu pikir saya.
Saya langsung berpikir saya akan coba menggunakan 30 menit lagi untuk memuaskan diri saya ini. 30 menit, saya lalu turunkan sedikit celana dalamnya ke bawah, lalu saya dengan cepat ambil handycam saya di sudut tembok, lalu kembali ke ranjang.

Saya mulai telusuri Venny dengan posisi 'zoom', dari ujung kaki, paha dengan celana dalam putihnya, berhenti sebentar, tangan kanan saya mengocok lagi penis saya karena saya benar-benar bisa gila melihat tubuh seksinya yang putih bersih. Aaah.., saya teruskan lagi ke kedua pantatnya, lalu naik ke punggungnya yang putih, saya miringkan sedikit handycam saya ke arah baju seragam dan roknya yang terurai. Kocokan saya pun semakin cepat, lalu sekarang ke bagian belakang kepalanya dengan rambut hitam semerbak. Saya dekatkan lagi wajah saya ke rambutnya, saya ciumi lagi rambutnya yang harum, rambut sang cewek idola! Aah.. penis saya langsung mulai tegang lagi.

Bersambung...




Komentar

0 Komentar untuk "Sang cewek idola - 2"

Posting Komentar

Boleh pasang iklan, link atau website, tapi dilarang menampilkan Nomer HP, Pin BB serta Email.

 

Rumah Seks Indonesia. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Church by Brian Gardner Converted into Blogger by Bloganol dot com Modified by Axl Torvald